Anda di halaman 1dari 3

Draft art therapy materi

Art therapy adalah sebuah teknik terapi dengan menggunakan media seni,proses kreatif, dan
hasil dari seni untuk mengeksplorasi perasaan, konflik emosi, meningkatkan kesadaran diri,
mengontrol perilaku dan adiksi, mengembangkan kemampuan sosial, meningkatkan orientasi
realitas, mengurangi kecemasan dan meningkatkan penghargaan diri (American Art Therapy
Association, 2013). Art therapy merupakan suatu metode psikoterapi yang dapat menangani
individu dengan depresi, mengurangi keparahan simptom depresi secara signifikan (Bar-sela,
Atid, Danos, Gabay, & Epelbaum, 2007; Gussak, 2007)

Art therapy mirip dengan teknik terapi lainnya, mendorong individu untuk masuk dalam proses
pengembangan diri untuk mencapai pengertian atas makna hidup, kesadaran yang lebih tinggi,
perasaan lega dari emosi yang intens atau trauma, menyelesaikan konflik dan masalah,
memperkaya hidup, dan meningkatkan kesejahteraan (Malchiodi dalam Malchiodi, 2012).
Art therapy juga mendukung sebuah pemikiran bahwa setiap individu memiliki kemampuan
untuk berekspresi secara kreatif dan proses lebih dipentingkan daripada hasil, sehingga fokus
para terapis tidak tertuju pada aspek estetika dalam art yang dibuat oleh individu, melainkan
lebih focus terhadap kebutuhan therapeutic dalam berekspresi secara kreatif (Malchiodi, 2012)

Art Therapy banyak digunakan, karena cenderung mudah untuk dilakukan, dan bisa digunakan
untuk berbagai usia, mulai dari anak–anak, remaja, dewasa, bahkan hingga lansia pun bisa
melakukan ini. Selain itu, art therapy juga tidak membutuhkan kemampuan seni yang tinggi.
Anda pun bisa melakukan art therapy dengan hanya mencoret-coret kertas saja. Berikut ini
adalah beberapa contoh art therapy yang sering digunakan dalam psikoterapi:
1. Menggambar dan melukis
2. Melipat kertas
3. Membuat patung atau bentuk dari tanah liat
4. Psikodrama / Terapi menggunakan drama
5. Musik dan menulis lagu
6. dan lain-lain

Art therapy dapat menjadi cara yang tepat untuk mengungkapkan emosi, seperti: perasaan
marah, takut ditolak, cemas, dan rendah diri. Kegiatan yang diperoleh dalam art therapy itu
sendiri salah satunya melalui menggambar. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang
menyenangkan dan dapat dilakukan oleh siapapun sekalipun individu tersebut tidak dapat
menggambar. Melalui media gambar tersebut, dapat membantu memahami persepsi dan
perasaan yang terjadi pada diri individu dan mencoba membantu menggali bagaimana cara
menyelesaikan masalah. Dan harapan untuk dapat membantu untuk hidup lebih baik dan tidak
terjebak dalam masa lalu (Adriani & Satiadarma, 2011).

Malchiodi (2012) dan Bolton (2008) menyatakan media yang digunakan dalam proses art
therapy sangat bervariasi. Namun hanya terdapat empat media kasar yang digunakan sudah
lebih dari 60 tahun, yaitu painting, clay, collage, dan drawing. Kegiatan menggambar
merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat dilakukan oleh siapapun sekalipun individu
tersebut tidak dapat menggambar. Melalui media gambar, individu akan memahami persepsi
dan perasaan yang terjadi pada dirinya dan membantu individu untuk menggali cara
menyelesaikan masalah serta menemukan harapan untuk membantu hidup menjadi lebih baik
(Adriani & Satiadarma, 2011).

teori dan praktik art therapy, sebagai salah satu terapi ang efektif dan inovatif untuk klien dari
segala usia. Salah satu prinsip art therapy yakni, bahwa saat mengerjakan seni dapat
melemahkan pikiran sadar dan mengungkapkan dinamika psikologis yang sebelumnya tidak
disadari, dengan tetap menjaga privasy klien (Gilory, 2006)

Proses Art Therapy

Seorang terapis seni dapat bekerja dengan individu, pasangan, dan kelompok dalam berbagai
pengaturan, termasuk konseling pribadi, rumah sakit, pusat kesehatan, lembaga
pemasyarakatan, pusat senior, dan organisasi masyarakat lainnya. Tidak ada bakat artistik
yang diperlukan agar terapi seni berhasil, karena proses terapeutik bukan tentang nilai artistik
karya, melainkan tentang menemukan hubungan antara pilihan kreatif yang dibuat dan
kehidupan batin klien.

Karya seni tersebut dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk membangkitkan kembali
ingatan dan menceritakan kisah yang dapat mengungkapkan pesan dan keyakinan dari pikiran
bawah sadar.

Seperti halnya bentuk terapi apa pun, sesi pertama akan terdiri dari pembicaraan dengan
terapis (counselor) tentang mengapa ingin mencari bantuan dan mempelajari apa yang
ditawarkan terapis. Bersama-sama, akan membuat rencana perawatan yang melibatkan
pembuatan beberapa bentuk karya seni. Begitu mulai berkreasi, terapis terkadang hanya
mengamati proses saat individu bekerja, tanpa campur tangan atau penilaian.

Ketika telah menyelesaikan sebuah karya seni, dan terkadang saat masih mengerjakannya,
terapis akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana perasaan individu
tersebut tentang proses artistik, apa yang mudah atau sulit dalam menciptakan karya seni, dan
pemikiran apa yang dimiliki. atau kenangan yang mungkin dimiliki saat bekerja. Umumnya,
terapis akan menanyakan pengalaman dan perasaan sebelum memberikan observasi.

https://jurnal.usahidsolo.ac.id/index.php/JTL/article/download/761/583

https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/download/341/282

Anda mungkin juga menyukai