Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Terapi-Terapi Komplementer Dalam Keperawatan

Fasilitator : Hapsah, S.Kep., Ns., M.Kep

MIND BODY SPIRIT THERAPY


ART THERAPY

OLEH :

SELVIANI ICE RERUNG


R012182006

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA atas Rahmat dan
kasihnya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Mind Body Spirit Therapy: Art
Therapy” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Terapi
Komplementer Dalam Keperawatan. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam
pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis. Sehingga
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis selalu mendapatkan bimbingan, dorongan,
serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada para dosen mata kuliah ini yang telah membagi ilmu serta
meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing Penulis dalam penulisan
makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Makassar, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1


B. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 3

1. Sejarah Massage........................................................................
2. Defenisi Massage...................................................................... 3
3. Mekanisme Kerja Massage.......................................................
4. Jenis-jenis Massage................................................................... 4
5. Tekhnik Massage...................................................................... 5
6. Pengukuran Hasil Massage....................................................... 7
7. Penggunaan dan Kontraindikasi Massage................................. 8
8. Manfaat massage....................................................................... 8

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 13

A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Saran ……………........................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Art Theraphy


Menurut The American Art Therapy Association (Malchiodi, 2003) Art Therapy
adalah sebuah proses yang dilakukan dengan membuat sebuah karya seni yang kreatif,
dimana proses ini membantu dalam mengatasi gangguan emosi, menyelesaikan konflik,
menambah wawasan, mengurangi perilaku bermasalah, meningkatkan kebahagiaan hidup
yang berguna dalam meningkatkan kualitas kehidupan.
Art Therapy adalah suatu bentuk terapi yang bersifat ekspresif dengan
mengunakan materi seni, seperti lukisan, kapur, spidol, dan lainnya. Art therapy
menggunakan media seni dan proses kreatif untuk membantu mengekspresikan diri,
meningkatkan keterampilan coping individu, mengelola stress, dan memperkuat rasa
percaya diri. Art therapy juga dapat diartikan sebagai kegiatan membuat sebuah karya
seni untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional pada individu, baik pada
individu yang memiliki kemampuan dalam seni ataupun yang tidak memiliki kemampuan
dalam seni. Melalui art therapy individu dapat mengungkapkan perasaan yang dialami
dengan menggunakan seluruh area atau fungsi dalam diri mereka (Malchiodi, 2013).
Art Therapy merupakan terapi untuk mengarahkan individu untuk menvisualisasikan emosi
dan pikiran yang tidak dapat diungkapkan sehingga diungkapkan melalui karya seni dan selanjutnya
ditinjau untuk diinterpretasikan oleh individu (Setyoadi & Kushariadi, 2011).

B. Jenis-Jenis Art Therapy


Art therapy merupakan salah satu intervensi psikologis yang semakin berkembang dalam kurun
waktu terakhir. Art therapy telah banyak digunakan dalam berbagai kasus medis baik pada anak
maupun dewasa (Malchiodi, 2003). Jenis-jenis Art Therapy adalah sebagai berikut:
1. Terapi seni dalam melukis atau menggambar.
Melukis sebagai terapi, berkaitan dengan aspek kontemplatif atau sublimasi.
Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu cara atau proses yang bersifat
menyalurkan atau mengeluarkan segala sesuatu yang bersifat kejiwaan, seperti
perasaan, memori pada saat kegiatan berkarya seni berlangsung. Aspek ini
merupakan salah satu fungsi seni yang dimanfaatkan secara optimal pada setiap sesi
terapi. Kontemplatif dalam arti berbagai endapan batin yang ditumpuk, baik itu
berupa memori, perasaan, dan berbagai gangguan persepsi visual dan auditorial
diusahakan untuk dikeluarkan atau disampaikan. Dengan demikian pasien tidak
terjebak pada suatu situasi dimana hanya diri sendiri terjebak pada realitas imajiner
yang diciptakan oleh diri sendiri.
Aspek kontemplatif atau sublimasi inilah yang kemudian dikenal dengan istilah
katarsis dalam dunia psikoanalisa. Hal tersebut, juga sekaligus dapat menjadi media
untuk mencari pemicu atau akar permasalahan melalui berbagai visualisasi atau
simbol-simbol yang muncul selama terapi berlangsung. Berdasar visualisasi yang
tercurah selama terapi berlangsung, seringkali tampak gambar beberapa image yang
merupakan simbolisasi dari ekspresi bawah sadar dari pasien. Kemudian bagi terapis,
beragam visualisasi inilah yang menjadi perangkat untuk menentukan diagnosa
sampai sejauh apakah kerusakan kondisi kejiwaan pasien, dan pengobatan jenis
apakah yang sesuai bagi pasien.
Malchiodi, (2012) dan Bolton, (2008) menyatakan media yang digunakan
dalam proses art therapy sangat bervariasi. Namun hanya terdapat empat media kasar
yang digunakan sudah lebih dari 60 tahun, yaitu Painting, Clay, Collage, dan
Drawing. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat
dilakukan oleh siapapun sekalipun individu tersebut tidak dapat menggambar.
Melalui media gambar, individu akan memahami persepsi dan perasaan yang terjadi
pada dirinya dan membantu individu untuk menggali cara menyelesaikan masalah
serta menemukan harapan untuk membantu hidup menjadi lebih baik (Adriani &
Satiadarma, 2011).

2. Terapi seni dalam dance atau menari


Terapi tari dan gerak merupakan psikoterapeutik dengan menggunakan tarian
dan gerakan dimana setiap orang dapat ikut serta secara kreatif dalam proses untuk
memajukan integritas emosional, kognitif, fisik, dan social. Terapi tari dan gerak
diberikan untuk individu dan kelompok terapi dalam konteks untuk kesehatan,
pendidikan, social, dan dalam latihan pribadi. Terapi tari dan gerak tidak hanya
mengajarkan kemampuan menari atau latihan tari, terapi tari dan gerak mempuanyai
dua asumsi pokok yaitu bagaimana klien dapat mengontrol diri dan mengeskpresikan
perasaan serta merupakan pendekatan holistik yang penting bagi tubuh, peoses
berfikir, dan bekerja mengacu pada integrasi diri. Individu selalu mengungkapkan
diri dalam gerak dan tari, mengungkapkan rasa terimakasih.
Perilaku individu yang dikenal dengan baik ini dapat dilihat dari kerangka teori
yang digunakan untuk mendeskripsikan proses dan hasil akhir terapi tari dan gerak.
Terapi tari dan gerak berpusat pada klien, nonverbal dan bottom-up (body-mind)
therapy. Gerak merupakan pengalaman secara langsung dan menyertakan
komunikasi nonverbal yang didasarkan pada tubuh. Gerak memberikan pelepasan
fisik terhadap emosi yang dapat dialami sebagai sebuah aliran seperti proses kreatif
dalam interaksi dengan penerimaan orang lain.
Tari Terapi ditawarkan sebagai layanan promosi Kesehatan bagi orang sehat,
dan sebagai metode pelengkap untuk mengurangi stres pengasuh dan orang-orang
dengan kanker dan penyakit kronis lainnya. Secara fisik, terapi dansa dapat
memberikan latihan, meningkatkan mobilitas dan koordinasi otot, dan mengurangi
ketegangan otot. emosional, tari terapi dilaporkan untuk meningkatkan kesadaran
diri, self-c. Terapi Tari didirikan pada premis bahwatubuh dan pikiran adalah
kontinum saling terkait bahwa keadaan tubuh dapat mempengaruhi kesejahteraan
mental dan emosional dengan cara bermacam-macam. Berbeda dengan tarian artistik,
yang biasanya berkaitan dengan penampilan estetika gerakan, terapi dansa
mengeksplorasi sifat semua gerakan. Melalui mengamati dan mengubah gerakan
kinestetik dari klien, terapis gerakan tari mendiagnosa dan membantu memecahkan
masalah psikologis. Keyakinan, dan interaksi interpersonal, dan merupakan outlet
untuk berkomunikasi melalui perasaan. Studi yang dilakukan oleh (Gregor, S.,
Vaughan-Graham, J., Wallace, A., Walsh, H., & Patterson, K. K, 2020), menjelaskan
penerapan untuk rehabilitasi dance adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
fisik, psikososial, dan fungsi kognitif untuk orang-orang pasca-stroke ringan dan juga
mempromosikan hubungan sosial yang bermakna dalam masyarakat. 
3. Terapi seni dalam memainkan alat musik, atau menyanyi
Gagasan musik sebagai terapi didasarkan pada kepercayaan lintas-budaya
kuno bahwa musik dapat memiliki efek "penyembuhan" pada pikiran dan tubuh
(Thaut, M. H, 2015). Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan
mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Terapi musik adalah terapi yang
universal. Music memiliki kekuatan untuk meningkatkan, memulihkan dan
memelihara kesehatan fisik, mental, emosional dan spiritual. Hal ini disebabkan
musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman,
menyenangkan, mempu membuat rileks, berstruktur, dan universal. Terdapat dua
macam terapi music (Lindquist, Tracy & Synder,2018), yaitu :
a) Terapi musik aktif
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar memainkan alat
musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata
lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik.
b) Terapi musik pasif
Terapi musik pasif yaitu pasien mendengarkan dan menghayati suatu
alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. Hal
terpenting dalam terapi musik pasif yaitu pemilihan jenis musik harus
tepat dengan kebutuhan pasien.

4. Poetry Therapy
Puisi adalah salah satu cara di mana banyak orang, termasuk pasien dan
profesional perawatan paliatif, dapat mencari makna dari dan memahami penyakit
serius dan kehilangan menjelang akhir kehidupan. Ini mungkin memiliki potensi
yang belum dimanfaatkan untuk mengembangkan organisasi yang berpusat pada
orang, melatih profesional kesehatan, mendukung pasien dan untuk
mempromosikan keterlibatan publik dalam perawatan paliatif (Davies, E. A,
2018).
Puisi adalah salah satu cara di mana banyak orang, termasuk pasien dan profesional
perawatan paliatif, dapat mencari makna dari dan memahami penyakit serius dan
kehilangan menjelang akhir kehidupan. Ini mungkin memiliki potensi yang belum
dimanfaatkan untuk mengembangkan organisasi yang berpusat pada orang, melatih
profesional kesehatan, mendukung pasien dan untuk mempromosikan keterlibatan publik
dalam perawatan paliatif.
5. Hg
6.

C. Rubin (2010) menyatakan bahwa tujuan dalam pemberian teknik art therapy adalah untuk
membantu individu menggapai tujuan, seperti mengungkapkan apa yang dirasakan, katarsis,
atau meningkatkan self esteem pada individu. Stephenson (2006) menambahkan bahwa proses
terapeutik dalam art therapy salah satunya menekankan pada proses kognitif dengan harapan
dapat membangkitkan emosi positif dan meningkatkan kemampuan memori pada individu.
Melalui art therapy, diharapkan lansia dapat menghadapi perbaikan fisik, emosi, dan pengaruh
lingkungan dengan cara yang baru. khh

Malchiodi, A. (2003). Handbook of Art therapy. New York: Guilford Press

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Gregor, S., Vaughan-Graham, J., Wallace, A., Walsh, H., & Patterson, K. K. (2020). Structuring
community-based adapted dance programs for persons post-stroke: a qualitative study.
Disability and Rehabilitation, 1–11. doi:10.1080/09638288.2019.1708978 

Lindquist, R., & Synder, M. (2018). Complementary & alternative therapies in nursing. New
York: Springer.

Thaut, M. H. (2015). Music as therapy in early history. Music, Neurology, and Neuroscience:


Evolution, the Musical Brain, Medical Conditions, and Therapies, 143–
158. doi:10.1016/bs.pbr.2014.11.025 
Davies, E. A. (2018). Why we need more poetry in palliative care. BMJ Supportive & Palliative
Care, 8(3), 266–270. doi:10.1136/bmjspcare-2017-001477 

Aniek Wirastania. 2016. Penggunaan Clay Therapy Dalam Program Bimbingan Untuk Peserta Didik
Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 1. Chibbaro, JS. & Camacho, H. 2011.
Counseling: Using the Visual Expressive Arts as an Intervention. GSCA Journal. Farozin, Muh, dkk. 2016.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (POP BK
SMK). Jakarta: Dirjen GTK. Fastari, Chandrania. 2016. Art Psychotherapy Gambar.
http://ipekajatim.files.wordpres.com diakses pada 17 September 2017 pukul 1.23 WIB. Furman, R. 2003.
Poetry Therapy and Axistential Practices. The Arts in Psychotherapy, Vol 30, pp 195- 200. Pergamon.
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Jakarta: Erlangga. Indriya, R. Dani dan Indi Guli. 2010. Terapi Musik Bidang Keperawatan. Jakarta: Mitra
Wacana Media. Malchiodi, Cathy, A. 2003. Handbook of Art Therapy. New York: Guilford Press March,
Catherine. 2016. Making Sense Of Arts Therapies. London: Mind.

Anda mungkin juga menyukai