Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INTERVENSI PSIKOLOGI

INTERVENSI PSIKOANALITIK

Kelompok 1 :
Nurfatimah [1930306033] Putri Nasrion [1930306036] Sherly Novita
[1930306048] Sri Hanisa [1930306053] Yuka Fahrur Rozi [1930306062]
Yulia Agusti [1930306063]

Dosen Pengampu;

NANDIE HAYATI, M.Psi, Psikolog

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat sehat dan
karunianya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyusun makalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Teori Kepribadian ini dapat selesai sesuai yang diharapkan. Salawat beserta salam
selalu tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Semoga selalu berpegang teguh pada
sunahnya amin.
Kami selaku pemakalah menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak/ibuk selaku dosen
pembimbing mata kuliah Intervensi Psikologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan
tentang pembuatan makalah ini, serta kepada teman-teman yang telah memberi dukungan demi
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah di masa akan datang.

Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan sesuatu kemanfaatan bagi
kami penyusun dan pembaca semuanya, amin.

Batusangkar, 09 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN ..............................................................................................................

A. Intervensi Psikoanalitik.......................................................................................................2
B. Konsep-Konsep Utama........................................................................................................3
C. Teknik-Teknik dan Prosedur dalam Terapi Psikoanalitik...................................................7
BAB III : PENUTUP ......................................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Intervensi merupakan upaya untuk mengubah perilaku, pikiran atau perasaan
seseorang yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk mengubah keadaan
seseorang menjadi lebih baik. Intervensi yang dilakukan berdasarkan assesmen terlebih
dahulu. Intervensi dilakukan sebagai tindakan pencegahan (preventif), penyelesaian
(kuratif), dan tindak lanjut (.rehabilitatif).
Bentuk intervensi terdiri dari intervensi individual dan intervensi kelompok. Secara
garis besar intervensi dapat dikelompokkan berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu
intervensi klinis dan intervensi nn klinis. Dalam melakukan intervensi dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai pendekatan psikologi, salah satunya intervensi dalam
pendekatan psikoanalisa (psikoanilitik).
Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa tingkah laku abnormal di sebabkan
oleh faktor-faktor intropsikis (konflik tidak sadar, represi, kecemasan) yang menggangu
penyesuaian diri. Menurut Freud, esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ia
tampilkan secara sadar, melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya.
Intervensi dalam pendekatan psikonalisa lebih banyak diterapkan dalam masalah klinis
seperti psikoterapi. Namun dalam masalah non klinis pendekatan psikoanalisa juga dapat
diterapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Intervensi Psikoanalitik tersebut?
2. Apa-apa saja Konsep-konsep Utama dalam Psikoanalitik?
3. Apa-apa saja Teknik-teknik dan Prosedur dalam Terapi Psikoanalitik?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Intervensi Psikoanalitik tersebut
2. Untuk mengetahui Konsep-konsep Utama dalam Psikoanalitik
3. Untuk memahami apa itu Teknik-teknik dan Prosedur dalam Terapi Psikoanalitik

1
BAB II PEMBAHASAN
A. INTERVENSI PSIKOANALITIK
Istilah intervensi dalam psikologi berasal dari kata intervening yang dapat diartikan
sebagai campur tangan di antara sesuatu. Intervensi dalam Psikologi adalah usaha untuk
mengubah kehidupan yang sedang berjalan dengan cara tertentu.
Intervensi merupakan upaya untuk mengubah perilaku, pikiran atau perasaan
seseorang yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk mengubah keadaan
seseorang menjadi lebih baik. Intervensi yang dilakukan berdasarkan assesmen terlebih
dahulu. Intervensi dilakukan sebagai tindakan pencegahan (preventif), Penyelesaian
(Kuratif), dan tindak lanjut (rehabilitatif). Intervensi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya konseling dan psikoterapi. Psikoterapi sebagai proses intervensi yang lebih
mendalam dapat diartikan secara sempit sebagai “Perawatan terhadap aspek kejiwaan” yang
bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress/ pada seseorang
karena adanya ketidakmampuan atau malfungsi pada fungsi kognitif, afektif, maupun
perilaku. Intervensi dalam psikoanalisa lebih banyak diterapkan dalam masalah klinis seperti
psikoterapi, namun dalam masalah non klinis pendekatan psikoanalisa juga dapat diterapkan.
Salah satu pendekatan psikoterapi adalah terapi psikoanalisis yang dapat dilakukan
pada individu untuk melepaskan impuls secara sehat, melakukan re-edukasi dan memperkuat
fungsi ego berdasarkan realitas, termasuk untuk memperluas persepsi ego agar lebih
menyetujui id sehingga tidak mepersepsikan bahwa semua kebutuhannya harus dipenuhi.
Psikoanalisis juga dapat dilakukan untuk mengubah isi super ego standar moralnya tidak
korektif. Biasanya pendekatan ini di terapkan pada keluhan seperti histeria, kecemasan,
gangguan emosi, gangguan kepribadian bordeline, dan orang dengan kepribadian narsistik.
Proses dalam terapi psikoanalisis diawali dengan pembukaan dan rapport, inisiasi,
dan diakhiri dengan terminasi. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengaplikasikan proses
terapeutik psikoanalisis, yaitu asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi, analisis resistensi,
analisis transferensi, hinopsis dan katarsis.
Dalam pendekatan psikoanalisis, terapis memegang peran vital, misalnya dalam
membangun hubungan kerja, mendengarkan dan menafsirkan. Terapis berperan dalam
membantu klien mencapai kesadaran diri dan mengembalikan klien pada realita sehingga
dapat mengendalikan tingkah laku impulsif dan irasional. Melalui terapis, klien akan belajar

2
mengartikan proses yang telah ia jalani untuk memahami masalahnya dan mengetahui solusi
yang akan dilakukan dan paling memungkinkan untuk dilakukan, agar mencapai hasil terapi
yang maksimal, klien harus jujur dalam mengeksplorasi dirinya pada terapis. Klien juga
harus memiliki kesadaran untuk menjalani proses hubungan dalam terapi demi mencapai
pemahaman atas dirinya sehingga dapat mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah.
Tujuan dari terapi psikoanalisa adalah untuk mengungkapkan konflik-konflik yang
dianggap mendasari munculnya kecemasan berupa ketakutan-ketakutan yang ekstreem dan
reaksi menghindar yang menjadi karakteristik gangguan phobia. Beberapa kombinasi teknik
dapat digunakan, misalnya asosiasi bebas dan analisis mimpi.

B. KONSEP-KONSEP UTAMA
1. Struktur Kepribadian
Menurut pandangan psikoanalitik Sigmund Freud, struktur kepribadian terdiri dari
3 sistem, yaitu: id, ego dan super ego. Id merupakan sistem kepribadian yang muncul
sejak lahir yang berisikan insting,impuls dan drive beroperasi di daerah unconscious
yaitu di alam bawah sadar atau alam tak sadar. Biasanya bekerja berdasarkan prinsip
kenikmatan (pleasure principle) yaitu berusaha mendapatkan kenikmatan dan
menghindari rasa sakit.
Ego berurusan dengan realita atau kenyataan yang berusaha memenuhi keinginan
id dengan cara yang dapat di terima secara sosial.Misalnya denbgan menunda kepuasan
dan membantu menghilangkan ketegangan yang dirasakan id jika keinginan tidak segera
di penuhi.
Super ego merupakan aspek moral dari suatu kepribadian yang di dapat dari
normanorma atau nilai-nilai di dalam masyarakat dan di dasarkan pada moral dan
penilaian tentang benar dan salah.Super ego berkaitan dengan imbalan-
imbalan .Imbalan-imbalan nya adalah perasaan-perasaan bangga dan mencintai
diri,sedangkan hukuman-hukuman nya adalah perasaan-perasaan berdosa dan rendah
diri.

3
2. Pandangan Tentang Sifat Manusia
Manusia di pandang sebagai sistem-sistem energi. Menurut pandangan Freudian
yang ortodoks, dinamika kepribadian terdiri dari cara-cara energi psikis dibagikan
kepada id, ego dan superego.

3. Kesadaran Dan Ketaksadaran


Bagi Freud, kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa seperti
gunung es yang mengapung yang bagian terbesarnya berada di bawah permukaan air,
bagian terbesar berada dibawah permukaan kesadaran. Ketaksadaran itu mrnyimpan
pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan, dan bahan-bahan yang direpresi. Kebutuhan
dan motivasi yang tak bisa di capai yakni terletak di luar kesadaran juga berada diluar
daerah kendali.

4. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat
sesuatu. Fungsinya adalah mempringatkan adanya ancaman bahaya, yakni sinyal bagi
ego yang akan terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasu
ancaman bahaya itu tidak diambil.

5. Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Ego


Beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego;
a. Penyangkalan adalah pertahanan melawan kecemasan dengan menutup mata
terhadap kenyataan keadaan yang mengancam
b. Proyeksi ini juga tanpa sadar sering dilakukan seseorang sebagai mekanisme
pertahanan egonya. Strategi ini berusaha melibatkan perasaan atau pemikiran kita
sendiri atau perasaan terhadap orang lalin
c. Fiksasi ,menurut Freud yaitu keterikatan permanen dari kebutuhan dasar manusia
pada tahap perkemabangan saat dewasa.Fiksasi ini juga merupakan fokus yang
terusmenerus dari pencarian kesenangan id pada tahap awal perkembangan
psikoseksual.

4
d. Rekresi adalah melangkah mundur kefase perkembangan yang lebih awal. Misalnya
seorang anak yang takut kesekolah memperlihatkan tingkah laku infantil seperti
menangis, menghisap ibu jari, bersembunyi, dan menggantungkan diri pada guru
atau ketika adiknya lahir seorang anak kembali menunjukkan bentuk-bentuk tingkah
laku yang kurang matang.
e. Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan dengan menjelaskan perilaku atau
perasaan yang tidak dapat diterima secara rasional untuk menghindari alasan
sebenarnya untuk perilaku tersebut rasionalisasi ini juga menciptakan alasan-alasan
yang “baik” guna menghindarkan ego dari cedera.
f. Sublimasi orang yang menerapkan mekanisme memilih melampiaskan emosi atau
perasaannya pada objek yang labih aman dan juga menggunakan jalan keluar yang
lebih tinggi atau secara sosial dapat diterima bagi dorongannya
g. Displacemen yaitu pelampiasan kepada orang yang dirasa tidak mengancam dengan
demikian raksi tetap tersampaikan namun tidak ada konsekuensi yang mengikutinya
h. Represi adalah mekanisme yang dilakukan untuk meredakan kecemasan dengan
jalan menekan dorongan-dorongan keinginan-keinginan yang menjadi penyebab
terjadi kecemasan kedalam tak sadar.
i. Formasi Reaksi adalah melakukan tindakan dengan asrat tak sadar, maka
menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan yang
menimbulkan ancaman.

6. Perkembangan kepribadian
a. Pentingnya perkembangan awal
Sumbangan yang berarti dari modrl psikoanalitik adalah pelukisan
tahaptahap perkembangan psikososial dan psikoseksual individu dari lahir hungga
dewasa. Kepada konselir ia menyuguhkan perangkat-perangkat konseptual bagi
oemahaman kecenderungan dalam perkembangan, karakteristik tugas-tugas
perkembangan utama dari berbagai taraf pertumbuha, fungsi personal dan sosial
yang normal dan abnormal.

5
b. Tahun pertama kehidupan: fase oral
Dari lahir sampai akhir usia satu tahun seorang bayi menjalani fase oral.
Mengusap buah dada ibu memuaskan kebutuhannya akan makanan dan akan kesenangan.
Karena mulut dan bibir meripakan zona erogen yang peka selama fase iral ini. Bayi mengalami
kenikmatan erotik dari tindakan menghisap. Tugas utama perkembangan fase oral adalah
memeproleh rasa percaya, yakni percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan kepada diri
sendiri.
c. Usia satu sampai tiga tahun: fase anal
Bermula dari tahun kedua dan berlanjut hingga rahun ketiga, fase anal
memiliki arti penting bagi oembentukan kepribadian. Anak terus menerus
dihadapkan dengan tuntutan orangtua, menjadi frustasi jika gagal dalam
menangani objek-objek dan lingkungannyadan diharapkan mampu mengendalikan
buang air. Hal yang juga penting pada fase ini adalah, anak memperoleh rasa
memiliki kekuatan, kemandirian, dan otonomi.
d. Usia tiga sampai lima tahun: fase falik
Dengan meningkatnya perkembangan kemampuan motorik dan perseptual,
maka kecakapan-kecakapan interpersonal anak pun mengalami perkembangan.
Kemajuan anak dari periode penguasaan pasif dan reseptif kepada periode
penguasaan aktif, menyusun tahapan bagi perkembangan psikoseksuap
berikutnya. Selama fase falik anak perlu belajar menerima persaan-perasaan
seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tuguhnya sendiri
secara sehat.

C. TEKNIK TEKNIK DAN PROSEDUR DALAM TERAPI PSIKOANALITIK


Terapi psikoanalisa biasa digunakan atau diterapkan untuk orang-orang dengan
masalah yang berkaitan dengan konsep utama dari psikoanalisa seperti adanya alam bawah
sadar pada manusia yang mampu mendorong 3 prinsip dasar dari psikoanalisa sendiri (Id,
Ego, Super Ego), hal kejiwaan yang merupakan bagian kesadaran (consciousness) dan
ketidaksadaran (unconsiousness), serta mengedepankan pengaruh pengalaman-pengalaman

6
dimasa lalu. Contoh beberapa masalah yang dihadapi antara lain: masalah dalam menjalin
hubungan dengan orang lain, masalah yang berhubungan dengan akademik, depresi,
kecemasan, trauma, dan masalah dimasa lalu yang mengganggu fungsi seseorang melakukan
aktifitasnya sehari-hari.
Dalam melakukan terapi psikoanalisa ini ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
yaitu sebagai berikut;
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas sebagai teknik utama dalam psikoanalisis. Salah satu pasien Freud,
menyebut metode free association sebagai “penyembuhan dengan bicara”. Maksudnya
suatu metode terapi yang dirancang untuk memberikan kebebasan secara total kepada
pasien dalam mengungkapkan segala apa yang terlintas dibenaknya, termasuk
mimpimimpi, berbagai fantasi, dan hal-hal konflik dalam dirinya tanpa diagenda,
dikomentari, ataupun banyak dipotong, apalagi disensor.
Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali
pengalamanpengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan
dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengankatarsis. Asosiasi
merupakan salah satu dari peralatan dasar sebagai pembuka pintu keinginan, khayalan,
konflik, serta motivasi yang tidak disadari. Dalam tehnik ini Freud menggunakan
Hipnotis untuk mendapatkan data-data dari klien mengenai hal-hal yang dia pikirkan
dialam bawah sadarnya, dengan tehnik ini klien dapat mengutarakan apapun yang dia
rasakan tanpa ada yang disembunyikan sehingga psikoterapis dapat menganalisis
masalah apa yang sebenarnya terjadi pada klien.
Penerapan metode ini dilakukan dengan posisi klien berbaring diatas dipan/sofa
sementara terapis duduk dibelakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien
pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas. Dalam hal ini terapis fokus bertugas
untuk mendengarkan, mencatat, menganalisis bahan yang direpres, memberitahu/
membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang mendasari perilaku yang tidak
disadari).

2. Interpretasi atau Penafsiran

7
Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas,
analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Caranya adalah dengan
tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan, dan mengajarkan klien
makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas,
resistensi, dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan
ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang
tersembunyi atau proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran
yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya
alam bawah sadar pada diri klien.
Analis harus benar-benar menyadari mekanisme-mekanisme dan berbagai
dorongan untuk mempertahankan dirinya sebab kalau tidak dia akan jatuh ke dalam
perangkap penafsiran terhadap berbagai perasaan dan pikiran dinamik pasien menurut
sederet pengalaman dan masalah hidup analis sendiri. Penafsiran oleh analis harus
memperhatikan waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang
baik dan tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien.

3. Analisis Mimpi
Studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan pandangan-pandangan
kritisnya tentang hal ini. Baginya mimpi merupakan perwujudan dari materi atau isi
yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar dan bersifat
halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa ditekan. Mimpi memiliki dua taraf,
yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan,
tersembunyi, simbolik, dan tidak disadari.
Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual
dan perilaku agresif tak sadar ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat
diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Bagian teori
tentang mimpi yang paling hakiki dan vital bagi Freud adalah adanya kaitan antara
distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam ketidakjujuran batiniah.
Oleh karena itu Freud mencetuskan teknik analisis mimpi. Analisis mimpi merupakan
prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien
untuk memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.

8
Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang
direpres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang
bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui
mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat
diungkapkan. Pada teknik ini biasanya para psikoterapis memfokuskan mimpi-mimpi
yang bersifat berulang, menakutkan dan sudah pada taraf mengganggu. Tugas terapis
adalah mengungkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol
yang terdapat dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta
klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk
mengungkap makna-makna yang terselubung.

4. Analisis dan interpretasi resistensi


Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien
mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi,
klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan
pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika
tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak
bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau
perasaan yang direpres tersebut. Analisis dan penafsiran resistensi, ditujukan untuk
membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi sehingga dia
bisa menanganinya, terapis meminta klien menafsirkan resistensi.Tujuannya adalah
mencegah material-material mengancam yang akan memasuki kesadaran klien, dengan
cara mencegah klien mengungkapkan hal-hal yang tidak disadarinya.

5. Analisis dan interpretasi transferensi


Transferensi adalah pengalihan sikap, perasaan dan khayalan pasien. Transferensi
muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan
klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah
masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau

9
ayahnya ataupun siapapun. Transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang
terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Dalam
keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme
pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti.
Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk
menyelidiki ketidaksadaran pasien karena alat ini mendorong klien untuk menghidupkan
kembali berbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya.
Teknik analisis transferensi dilakukan agar klien mampu mengembangkan
tranferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialami pada masa
lalunya (masa anak-anak), sehingga terapis punya kesempatan untuk menginterpretasi
tranferen. Dan pada teknik ini terapis menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim,
dan pasif serta tidak memberikan saran. Transferensi pada tahap yang paling kritis
berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada pasien. Efek lain yang mungkin,
ada dua, yaitu positif dan negatif.

a. Positif: saat pasien secara terbuka mentransferkan perasaan-perasaannya


sehingga
menyebabkan kelekatan, ketergantungan, bahkan cinta kepada terapis.
b. Negatif: saat kebencian, ketidaksabaran, dan kadang-kadang perlawanan yang
keras
terhadap terapis. Dan ini dapat berefek fatal terhadap proses terapi.

Terapi psikoanalisa ini dapat dihentikan atau dianggap selesai saat klien mengerti
akan kenyataan yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku
abnormal, dan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan,
lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku itu. Terapi psikoanalisa bertujuan untuk
mengubah kesadaran individu, sehingga segala sumber permasalahan yang ada didalam
diri individu yang semulanya tidak sadar menjadi sadar, mengatasi tahap-tahap
perkembangan tidak terpecahkan, membantu klien menyesuaikan dan mengatasi
masalahnya, rekonstruksi kepribadian serta meningkatkan kontrol ego sehingga dapat
menghadapi kehidupan yang realita, dan mengubah perilaku klien menjadi lebih positif.

10
Terapi psikoanalisa ini lebih efektif digunakan untuk mengetahui masalah pada
diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa
lalu pada diri klien. Apalagi terapi ini memiliki dasar teori yang kuat. Terapi ini bisa
membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya. Namun
terapi ini tetap memiliki kekurangan seperti diperlukan waktu yang panjang dalam
melaksanakan terapi, memakan biaya yang banyak, dan memungkinkan klien menjadi
jenuh saat terapi.

11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Intervensi merupakan upaya untuk mengubah perilaku, pikiran atau perasaan
seseorang yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk mengubah keadaan
seseorang menjadi lebih baik.
Salah satu pendekatan psikoterapi adalah terapi psikoanalisis yang dapat
dilakukan pada individu untuk melepaskan impuls secara sehat, melakukan re-edukasi
dan memperkuat fungsi ego berdasarkan realitas, termasuk untuk memperluas persepsi
ego agar lebih menyetujui id sehingga tidak mepersepsikan bahwa semua kebutuhannya
harus dipenuhi.
Ada beberapa konsep-konsep utama dalam intervensi psikoanalitik, yaitu; struktur
kepribadian, pandangan tentang sifat manusia, kesadaran dan ketaksadaran, kecemasan,
mekanisme-mekanisme pertahanan ego, dan perkembangan kepribadian.
Ada juga beberapa dari bagian teknik-teknik dan prosedur dalam terapi
psikoanalitik, yaitu; asosiasi bebas, interpretasi atau penafsiran, analisis mimpi, analisis
dan interpretasi resistensi, analisis dan interpretasi transferensi.

B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat membantu para pembaca, dalam memahami
apa itu pengertian ataupun penjelasan mengenai hadist tentang motivasi spritual dan
psikis. Serta penulis sangat berharap para pembaca dapat mengevaluasi makalah ini, dan
memberikan komentar agar kami kedepannya dapat memperbaiki apa yang salah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Audhia, S.N. 2019. Konseling Psikoanalisa Untuk Mengurangi Self Injury (Melukai Diri
Sendiri) Pada Seorang Karyawan Di Surabaya. Doctoral Dissertation : UIN Sunan Ampel
Surabaya.

Corey. G. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (ed.2). Bandung. Pt Refika
Aditama

Corey. G. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (ed.5). Bandung. Pt Refika
Aditama

D.Gunarsa, Prof.DR.Singgih. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Gunung Mulia: Jakarta.

Feist, J., & Feist, G. J. 2009. Theories of Personality (7th ed). New York: McGraw-Hill.

Palmer, Stephen. 2011. Konseling Psikoterapi diterjemahkan dari Introduction to Counselling


and Psychotherapy. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Ridwan, R. 2015. Fobia, Ragan dan Penanganannya. At-Ta’lim. 6 (6) hal.74-86

Anda mungkin juga menyukai