Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

Hubungan Bimbingan Konseling, Psikoterapi, dan Religio Psikoterapi

Dosen Pengampu:

Biiznillah, MA

Disusun Oleh Kelompok 13 :

Nadia Arta Mevia NIM. 1911210034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO

(UINFAS) BENGKULU

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..


Dengan ini kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan
rahamat dan karunia-Nya kepada saya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan
konseling pendidikan Islam semester 6 Program studi Pendidikan Agama Islam.
Dalam pembuatan makalah ini sudah kami usahakan semaksimal mungkin. Semoga
makalah ini dapat diambil manfaatnya dan dapat memberikan inspirasi serta
menambah wawasan terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari dosen
pengampu sangat kami perlukan untuk memperbaiki makalah ini agar nantinya bisa
menjadi lebih baik lagi.

Bengkulu, Juli 2022

Kelompok 13

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Bimbingan dan Konseling, Psikoterapi dan Religio Psikoterapi …...…...3
B. Hubungan Bimbingan dan Konseling, Psikoterapi, Religio Psikoterapi.. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cabang ilmu psikologi yang mengkaji masalah atau problem terkait
tentang masalah kejiwaan adalah psikoterapi. Psikoterapi (phsycoterapy) adalah
pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis. Psikoterapi tidak bisa terlepaskan
dari bimbingan konseling, karena pada dasarnya manusia tidak bisa luput dari
permasalahan, baik permasalahan itu kecil dan sederhana. Bimbingan dan
Konseling ini merupakan usaha untuk membantu individu dalam mengatasi
masalah-masalahnya.
Pada pengertian tersebut, psikoterapi selain digunakan untuk penyembuhan
penyakit mental, juga digunakan untuk membantu, mempertahankan dan
mengembangkan integritas jiwa agar tumbuh secara sehat dan memiliki
kemampuan penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkungannya. Salah satu
jenis atau macam-macam dari psikoterapi adalah religius psikoterapi. Baik
psikoterapi maupun religio psikoterapi memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu
fungsi kuratif (penyembuhan), preventif (pencegahan) dan konstruktif
(pemeliharaan dan pengembangan) jiwa yang sehat.
Bimbingan dan konseling, psikoterapi, dan religio psikoterapi sama-sama
penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini
penulis akan sedikit membahas mengenai hubungan antara bimbingan dan
konseling, psikoterapi, dan religio psikoterapi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep bimbingan dan konseling, psikoterapi dan religio
psikoterapi?
2. Bagaiamanakah hubungan bimbingan dan konseling, psikoterapi dan religio
psikoterapi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep bimbingan dan konseling, psikoterapi dan religio
psikoterapi
2. Untuk mengetahui hubungan bimbingan dan konseling, psikoterapi dan
religio psikoterapi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Bimbingan dan Konseling, Psikoterapi dan Religio Psikoterapi


1. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan suatu proses bantuan yang diberikan kepada
seseorang agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki,
mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat
menemukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggungjawab.
Konseling menurut Ruslan dalam Dara Rahma diartikan sebagai upaya
yang dilakukan dengan tatap muka antara konselor dengan klien (cuonselee)
yang berisi usaha yang manusiawi, dalam suasana keahlian dengan
didasarkan atas norma-norma yang berlaku, supaya klien memperoleh konsep
diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya.1
Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu  serangkaian kegiatan berupa
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap
muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan
pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh
konseli, dengan cara terus menerus dan sitematis.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan
peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua
perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni
proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang
sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung
jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun

1
Ruslan A. Gani, Bimbingan Karir (Bandug: Angkasa, 1987), 1.

6
interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan
individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.2

2. Psikoterapi
Psikoterapi (psychotherapy) berasal dari dua suku kata yaitu psycho
dan therapy. Psycho berarti jiwa, dan therapy berarti penyembuhan. Dengan
demikian, psikoterapi (psychotheapy) adalah penyembuhan jiwa.3 Psikoterapi
juga dapat diartikan sebagai pengobatan, yaitu pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis.
Kata terapi (therapy) dalam bahasa Inggris memiliki arti pengobatan
dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata terapi sepadan dengan
al-istisyfâ’ yang berasal dari syafâ-yasyfi-syifâ’ yang artinya
menyembuhkan. Istilah ini telah digunakan oleh Muhammad ‘Abd al-‘Azîz
al-Khâlidî.4
Kata-kata syifâ’ banyak dijumpai dalam al-Qur’an, di antaranya pada
surah Yûnus/10: 57 dan al-Isrâ’/17: 82, yaitu:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orangorang yang beriman (Q.S. Yûnus/10: 57).

Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orangorang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian (Q.S. al-Isrâ’/17: 82).

2
Asniti Karni, Konseling Dan Psikoterapi Profesional, jurnal Syi’ar Vol. 14 No. 1 Februari 2014 hal 41
3
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: AMZAH, 2010), h. 186
4
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer (Malang: UIN Malang Press,
2009), h. 191.

7
Psikoterapi (psychotherapy) yaitu pengobatan jiwa dengan cara
kebatinan atau penerapan teknik khusus (termasuk pendekatan konseling)
pada penyembuhan penyakit mental atau kesulitan-kesulitan penyesuaian diri
setiap hari, atau penyembuhan melalui keyakinan agama dan diskusi dengan
para pakar, baik guru, ustaz maupun konselor. Psikoterapi dapat juga
dikatakan perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap
permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional, di mana seorang ahli
sengaja menciptakan hubungan profesional dengan klien/pasien dengan
tujuan menghilangkan, mengubah, atau menurunkan gejala-gejala yang ada;
memperbaiki tingkah laku yang rusak; serta meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan kepribadian yang positif.5

3. Religio Psikoterapi
Menurut Isep Zaenal Arifin Religio psikoterpi atau Psikoterapi religius
adalah penyembuhan penyakit kejiwaan yang didasari nilai keagamaan.
Segala bentuk usaha penyembuhan dari masalah kejiwaan dengan pendekatan
agama dapat disebut sebagai psikoterapi religius. Bagian dari psikoterapi
religius yang berkembang dalam lingkungan Islam adalah psikoterapi Islam.
Sebagai psikoterapi religius, psikoterapi Islam adalah proses perawatan dan
penyembuhan penyakit kejiwaan melalui interfensi psikis yang didasari nilai
keagamaan sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Dasar nilai keagamaan
tersebut adalah dengan membangkitkan kekuatan kerohanian dan kekuatan
spiritual keimanannya dalam menghadapi penyakit. Sebab kekuatan tersebut
merupakan pootensi universal yang ada pada setiap jiwa manusia dari agama
manapun.6

5
Lahmuddin, Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami Jurnal MIQOT Vol. XXXVI No. 2
Juli-Desember 2012, h 390-391
6
Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi
Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 24.

8
Jadi yang dimaksud psikoterapi religius adalah suatu usaha untu
membantu individu dengan memberi pengobatan, perawatan dan dukungan
terhadap penderita gangguan psikis yang dilakukan secara intensif dan dalam
jangka watu yang panjang berlandaskan nilai-nilai keagamaan atau ajaran
agama.
Sementara itu, menurut Iin Tri Rahayu, objek psikoterapi Islam adalah
adalah manusia secara utuh yaitu yang berkaitan dengan gangguan pada
empat hal berikut. Pertama, mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran,
akal, ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran akal dan ingatan,
seperti mudah lupa, malas berpikir, tidak mampu berkosentrasi, picik, tidak
dapat mengambil suatu keputusan dengan baik dan benar, bahkan tidak
memiliki kemampuan membedakan antara yang halal dan haram, antara yang
bermanfaat dan tidak bermanfaat. Kedua, spiritual, yaitu yang berhubungan
dengan masalah ruh, semangat atau jiwa, religius, yang berhubungan dengan
agama, keimanan, kesalehan dan menyangkut transendental seperti syirik,
nifak, fasik, kufur, lemah keyakinan dan tertutup atau terhijabnya alam ruh,
alam malakut dan alam gaib, semua akibat kedurhakaan dan pengingkaran
kepada Allah. Ketiga, moral (akhlak), yaitu suatu keadaan yang melekat pada
jiwa manusia, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian, sikap mental
atau watak yang terjabarkan dalam bentuk berpikir, berbicara, dan bertingkah
laku. Keempat, fisik (jasmaniyah). Memang dapat diakui bahwa tidak semua
gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi Islam, kecuali atas izin
dan ma‘unah Allah SWT. Dalam perspektif Bimbingan Konseling Islami,
psikoterapi bisa dilakukan secara individual maupun secara kelompok.7

B. Hubungan Bimbingan dan Konseling, Psikoterapi dan Religio Psikoterapi

7
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer (Malang: UIN Malang Press,
2009), h. 210-211

9
Pada dasarnya BK dan psikoterapi mempunyai beberapa perbedaan,
antaralain: pertama istilah BK biasanya digunakan dalam setting pendidikan
(bidang pendidikan) seperti pusat bimbingan dan konseling untuk siswa, sedang
psikoterapi biasanya digunakan dalam setting medis (bidang kesehatan).8 Kedua
BK tidak terfokus untuk membantu individu yang mempunyai masalah dalam
kejiwaan atau psikisnya, tetapi BK membantu individu agar individu tersebut
mampu membuat keputusannya sendiri dalam menyelesaikan masalahnya,
sedangkan psikoterapi terfokus untuk membantu individu yang mempunyai
masalah kejiwaan atau lebih cenderung kepada masalah gangguan psikis pada
masa lalunya.
Meskipun demikian, ketiga hal tersebut di atas juga mempunyai
hubungan antara satu dengan yang lain. Hubungan tersebut diantaranya:
1. BK, psikoterapi, dan psikoterapi religius merupakan usaha untuk membantu
individu dalam mengatasi masalah-masalahnya.
2. BK, psikoterapi dan psikoterapi religius sama-sama membantu individu
mengembangkan segala aspek dalam dirinya guna meningkatkan kualitas
hidup masing-masing.
3. BK, psikoterapi dan psikoterapi religius pada dasarnya mempunyai tujuan
yang sama, yaitu membantu individu untuk: berkembang berbagai aspek
kehidupannya, sehingga individu mampu mengenali dirinya secara baik,
mampu memenuhi hak dan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
makhluk sosial dan makhluk individu.

Sehingga dapat dikatakan bahwa antara bimbingan dan konseling,


psikoterapi dan religius psikoterapi memiliki hubungan yang saling berkaitan
yang satu dengan yang lainnya. Ketiganya sama-sama mengkaji dan membahas
masalah terkait dengan kejiwaan manusia. Akan tetapi, khusus pada bimbingan
dan konseling pemecahan masalah tersebut dikembalikan lagi kepada counselee

8
John McLeod, Pengantar Konseling Terj. A.K. Anwar (Jakarta: Kecana, 2006), 9.

10
atau orang yang bermasalah, sehingga kedudukan bimbingan dan konseling
hanya sebatas untuk membimbing dan menyarankan alternatif solusi, dan bukan
solusi. Adapun psikoterapi dan religius psikoterapi berorientasi pada
penyembuhan jiwa yang bermasalah, namun perbedaannya pada religius
psikoterapi aspek yang ditekankan adalah penyembuhan yang dilakukan
berdasarkan atau dilandaskan pada nilai-nilai spiritual atau ajaran agama yang
dianut dan yang diyakini baik oleh pihak penyembuh dan pihak yang
disembuhkan.

Dengan demikian, terapi atau psikoterapi tidak bisa terlepaskan dari


bimbingan konseling, karena pada dasarnya manusia tidak bisa luput dari
permasalahan, baik permasalahan itu kecil dan sederhana di mana seseorang
bisa mengatasinya dengan kekuatan mental dan agama yang ia yakini, maupun
masalah yang besar, sulit dan rumit, di mana seseorang tidak bisa keluar dari
tanpa bantuan, arahan, dan bimbingan orang lain, dalam hal ini termasuk
peranan konselor yang profesional. Diyakini atau tidak, sesungguhnya manusia
tidak pernah luput dari masalah, mulai dari masalah yang paling sederhana
hingga masalah yang rumit dan kompleks, baik masalah itu berkaitan dengan
pribadi, pendidikan, karier, ekonomi, keluarga, agama maupun masalah sosial.
masalah yang paling banyak melanda manusia adalah masalah karir,
pendidikan, pribadi dan sosial.9

BAB III

9
Lahmuddin, Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami Jurnal MIQOT Vol. XXXVI No. 2
Juli-Desember 2012, h 390-391

11
PENUTUP

A. Kesimpulan

            Bimbingan dan konseling adalah serangkaian kegiatan berupa bantuan


yang dilakukan oleh seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap muka, baik
secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan
untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus
menerus dan sitematis. Psikoterapi adalah suatu usaha untuk membantu individu
dengan memberi pengobatan, perawatan dan dukungan  terhadap penderita
gangguan psikis yang dilakukan secara intensif dan dalam jangka watu yang
panjang. Sedangakan psikoterapi religius adalah suatu usaha untu membantu
individu dengan memberi pengobatan, perawatan dan dukungan  terhadap
penderita gangguan psikis yang dilakukan secara intensif dan dalam jangka watu
yang panjang berlandaskan nilai-nilai keagamaan atau ajaran agama.

            Hubungan bimbingan dan konseling, psikoterapi dan religius psikoterapi


adalah sama-sama mengkaji dan membahas masalah terkait dengan kejiwaan
manusia. Akan tetapi, khusus pada bimbingan dan konseling pemecahan masalah
tersebut dikembalikan lagi kepada counselee atau orang yang bermasalah,
sehingga kedudukan bimbingan dan konseling hanya sebatas untuk membimbing
dan menyarankan alternatif solusi, dan bukan solusi. Adapun psikoterapi dan
religius psikoterapi berorientasi pada penyembuhan jiwa yang bermasalah,
namun perbedaannya pada religius psikoterapi aspek yang ditekankan adalah
penyembuhan yang dilakukan berdasarkan atau dilandaskan pada nilai-nilai
spiritual atau ajaran agama yang dianut dan yang diyakini baik oleh pihak
penyembuh dan pihak yang disembuhkan.

B. Saran

12
Demikianlah makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling Pendidikan Islam prodi Pendidkan Agama Islam semester
6. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan penulis meminta
kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada dosen mata kuliah Sejarah
Islam Modern ini untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
makalah ini. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa memberkahi kita semua.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.

           

DAFTAR PUSTAKA

13
Gani, Ruslan A. 1987. Bimbingan Karir (Bandug: Angkasa).
Karni, Asniti. 2014. Konseling Dan Psikoterapi Profesional. Jurnal Syi’ar Vol. 14
No. 1
Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: AMZAH)
Rahayu, Iin Tri. 2009. Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer
(Malang: UIN Malang Press).
Lahmuddin. 2012. Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami. Jurnal
MIQOT Vol. XXXVI No. 2
Arifin, Isep Zaenal. 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah
Melalui Psikoterapi Islam (Jakarta: Rajawali Pers)
McLeod, John. 2006. Pengantar Konseling Terj. A.K. Anwar (Jakarta: Kecana)

14

Anda mungkin juga menyukai