Anda di halaman 1dari 11

KONSELING DAN PSIKOTERAPI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan mental

Disusun Oleh :
Meriantika (2215044)
Nabela Pujiduwanti (2215065)

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam dunia psikologi, dikenal istilah "konseling" dan "psikoterapi" sebagai bentuk
aktifitas pemberian bantuan psikologis kepada seorang individu yang
memerlukannya. Dalam prakteknya, istilah "konseling" sendiri tidak bisa dilepaskan
dengan istilah "psikoterapi". Jika dilihat eksistensinya, konseling merupakan salah
satu bantuan profesional yang sejajar dengan, misalnya, psikiatris, psikoterapi,
kedokteran, dan penyuluhan sosial.
Terdapat banyak persamaan dan perbedaan antara konseling dan psikoterapi.
Sehingga, konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas. Konselor
sering kali mempraktikan sesuatu yang dipandang sebagai psikoterapi oleh
psikoterapis. Demikian juga, psikoterapis sering sekali mempraktikan sesuatu yang
dipandang sebagai konseling oleh konselor. Meskipun demikian, kedua bidang ini
tetap berbeda.
Dengan demikian, walaupun pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi tentunya
memiliki karakteristik, intensitas dan teknik yang berbeda dalam menangani problem-
problem individu tetapi antara konseling dan psikoterapi memiliki kesamaan dan
keterkaitan yang sangat erat sebagai bagian dari aktifitas pemberian bantuan
psikologis kepada seorang klien (individu).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konseling dan psikoterapi?
2. Perbedaan apa saja yang terletak pada konseling dan psikoterapi?
3. Bagaimana pendekatan konseling dan psikoterapi?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui konseling dan psikoterapi
2. Untuk mengetahui perbedaan yang terletak pada konseling dan psikoterapi
3. Untuk mengetahui pendekatan konseling dan psikoterapi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling dan Psikotrapi

Konseling dan psikoterapi merupakan layanan profesional yang diberikan


olehPara ahli. Konseling dilakukan oleh konselor, sedangkan
psikoterapidilakukan oleh terapis. Pada hakikatnya konseling dan psikoterapi
sama-sama mempunyai tujuanprinsip umum yang sama yaitu nasabah dapat
mempunyai kehidupan sehari-hari yang produktif. YangYang membedakan kedua
layanan ini adalah konsep spesifik dan objek praktiknya. Nasihat Membantu
pelanggan terkenal yang mengalami kesulitan. Karena itu. Dalam praktik
konsultasi, penargetan adalah mengidentifikasi kekuatan klien permasalahan
tersebut dapat diatasi. Berikutnya adalah objek praktik khusus psikoterapi adalah
orang dengan gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa yang serius ini berhubungan
dengan ketidak sadaran pelanggan. Dalam pelaksanaannya, dilakukan upaya
psikoterapi membedah psikologi pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
penyebab dan kondisi klien. Terapis memberikan pengobatan kepada klien
berdasarkan penyebab masalah dan kondisinya klien.Konseling dan psikoterapi
disebut hubungan tolong-menolong profesional karena Pelayanan adalah
hubungan yang saling membantu. Konseling dan psikoterapi memberikan
(memberi) bantuan. Artinya selama konseling dan psikoterapi, klien tidak
melakukan hal tersebut menerima intervensi hanya dari konselor atau terapis. 1
Brammer dan Shostrom (1982) menjelaskan bahwa membantu hubungan
berarti membantu hubungan. Tip dan Psikoterapi adalah hubungan saling
membantu, bukan uluran tangan. Jikauntuk memberikan dukungan, kunci
suksesnya adalah mentoratau terapis. Namun keberhasilan konseling dan
psikoterapi ditentukan oleh kedua belah pihak.pihak, konsultan atau terapis dan
klien. Smale (2019) menjelaskan dalam nasehatdan dalam psikoterapi, klien tetap
bertanggung jawab atas masalah atau gangguan yang timbulhadapi dia. Keputusan
dan rencana yang akan dilaksanakan tetap menjadi tanggung jawabnyaklien.
Selain itu, hubungan tersebut harus profesional, artinya hanya ada satu orang

1
Ade Herdian Putra and Dina Sukma, ‘Konseling Dan Psikoterapi: Konsep Dan Aplikasinya Sebagai
Professional Helping Relationship’, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial (JIPSI), 1.2 (2022), 164
<http://www.putrapublisher.org/ojs/index.php/jipsi/article/view/27%0Ahttp://www.putrapublisher.org/ojs/
index.php/jipsi/article/download/27/36>.
dalam hubungan tersebut.ahli profesional, khususnya konselor atau terapis.
Konselor dan terapis mematuhi kode etikprofesi dan dasar ilmiah dalam konseling
atau psikoterapi.

B. Perbedaan Konseling dan Psikotrapi


Mengenai perbedaan antara konseling dan psikoterapi, Galding (1992, 2004)
mengungkapkan 12: Konseling terkait: terutama pada kekhawatiran tentang
kesejahteraan, pengembangan pribadi, karier, dan bahkan penyakit. Dengan kata
lain, menyangkut bidang-bidang yang berkaitan dengan hubungan antar manusia
dan hubungan dengan diri sendiri, menyangkut pencarian makna hidup dan
adaptasi dalam situasi yang berbeda (sekolah, karier, keluarga, dll.). Kedua,
sebanyak 4.444 orang dianggap normal. Ketiga, suatu proses di mana klien
belajar mengambil keputusan dan mengembangkan cara-cara baru dalam
berperilaku, merasakan dan berpikir (melibatkan pilihan dan perubahan).
Psikoterapi berkaitan dengan: Pertama, berkaitan dengan gangguan jiwa yang
lebih serius. Kedua, menekankan masa lalu dibandingkan masa kini. Ketiga,
peran terapis lebih seperti anggota daripada mitra berbagi. Keempat, perubahan
adalah hubungan yang rekonstruktif dan berjangka Panjang. Konseling bersifat
suportif dan edukatif, sementara psikoterapi bersifat rekonstruktif. Proses
pelatihan pada konseling kurang menyeluruh, sementara psikoterapi menyeluruh.
Waktu pelaksanaan konseling lebih singkat dibandingkan psikoterapi. Konseling
menangani permasalahan nonmedis, sedangkan psikoterapis lebih mengarah ke
medis dan lebih mendalam.2

C. Tujuan Konseling dan Psikotrapi


Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan individu dengan beberapa cara
praktis, seperti pembedahan psikis dan pembedahan otak. Sementara tujuan
konseling adalah mengembangkan kekuatan-kekuatan positif individu, sehingga
klien dapat berfungsi secara sempurna. Adapula tujuan psikoterapi islam untuk
mencari cara yang sistimatis untuk mengetahui, dan menganalis dan memahami
secara mendalam gejala tentang kehidupan manusia dalam mencari suatu
kebenaran dan pencerahan jiwa, sebagai tanda keberhasilan seseorang dalam

2
M S DR. Namora Lumongga, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik
(Kencana Prenada Media Group, 2014) <https://books.google.co.id/books?id=XdxDDwAAQBAJ>.
menjalankan ritual agama secara benar dan konsisten. 3 Secara praktis psikoterapi
Islam proses perawatan atau penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan
metode psikologi Islami, atau metode yang sesuai dengan ajaran Islam yang tidak
bertentangan dengan Alqur'an dan Sunnah Rasul saw.
Tujuan Psikoterapi
A. Memperkuat motivasi untuk berbuat hal yang benar
B. Tujuan ini biasanya dicapai melalui terapi yang bersifat direktif (memimpin)
dan suportif (memberikan dukungan dan Roh). Persuasi (undangan) dengan cara
diberikan nasihat sederhana hingga hipnosis (keadaan seperti tidur karena saran
digunakan untuk membantu orang bertindak dengan cara yang benar.
C. Mengurangi stres emosional melalui kesempatan untuk berekspresi perasaan
yang mendalam.
D. Fokusnya di sini adalah katarsis (pemurnian diri yang membawa pembaharuan
spiritual dan pelepasan dari ketegangan).
e. Membantu klien berkembang potensinya.
F. Klien diharapkan mampu. Mengembangkan potensinya. Dia akan bisa
melarikan diri fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu yang berlebihan)
yang berpengalaman. Klien akan menemukannya dia mampu berkembang ke arah
mana yang lebih positif.
G. Ubah kebiasaan.
H. Tugas terapis adalah mempersiapkan situasi
pembelajaran baru yang dapat digunakan untuk ubahlah kebiasaan-kebiasaan itu
kurang adaptif. Saya. Mengubah struktur kognitif individu. Menjelaskan dirinya
sendiri dan dunia di sekitarnya. Masalah muncul biasanya ada celah antar struktur
kognitif individu dengan kenyataan menghadapinya. Jadi, struktur kognisi
( kegiatan atau proses memperolehnya pengetahuan) perlu diubah menjadi
beradaptasi dengan kondisi yang ada.
J. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk membuat keputusan yang tepat.
k. Meningkatkan pengetahuan diri atau wawasan (pencerahan). aku.
Meningkatkan hubungan interpersonal.
M. Terapi kelompok dimungkinkan memberikan peluang bagi individu untuk
meningkatkan hubungan interpersonal Ini.

3
Asniti Karni, ‘Konseling Dan Psikoterapi’, Jurnal Ilmiah Syiar, 14.1 (2014), 225.
N. Mengubah lingkungan sosial seseorang. Terutama terapi yang ditujukan untuk
anak-anak..
Hai. Mengubah proses somatik (fisik) sehingga mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan kesadaran tubuh.
P. Latihan fisik bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu. Menyukai
: Relaksasi untuk mengurangi kecemasan,yoga, senam, menari dll.
Q. Mengubah keadaan kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, kontrol, dan
kreativitas diri.4

D. Tahap -Tahap Konseling dan Psikoterapi

Setelah mengetahui tujuan Psikoterapi anda perlu mengetahui tahapan internalnya


Psikoterapi.

A. Wawancara

Terapis akan mencari tahu keluhannya atau masalah klien. Tugas terapis adalah
memberikan perhatian penuh dan dengarkan baik-baik apa diungkapkan oleh klien.
Tugas klien adalah Ceritakan semuanya pada terapis. Jangan sampai ternyata
terapisnya lah orangnya banyak bicara dan pelanggan mendengarkan. Banyak terapis
memberikan saran dan klien saja dengarkan saja. Jika itu terjadi seperti ini berarti
bukan suatu proses psikoterapi tetapi konsultasi.

B. Proses Terapi

Tahap kedua dari psikoterapi adalah proses terapi. Sehingga komunikasi terjadi

berjalan dengan baik, hal-hal berikut perlu dilakukan:

Kaji pengalaman klien, menggali pengalaman masa lalu, mengulas hubungan saat ini
antara terapis dan klien dan di sini, melakukan perkenalan, kejelasan dan
pemahaman tentang perasaan dan makna pribadi dari pengalaman klien.

C. Tindakan Psikoterapi

Tahap ini dilakukan sesaat sebelumnya terapi berakhir. Hal-hal yang


diperlukandilakukan oleh terapis dan klien: Di sini terapis meninjau dengan klien

4
Yohandi and A Khairuddin, ‘Konseling Dan Prikoterapi Bagi Dependensi’, Jurnal Lisan, 9.1 (2013),
189–206.
tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi sedang berlangsung, Apa yang
sudah diketahui klien akan diterapkan di kemudian hari.

D. Mengakhiri Terapi

Terapi dapat diakhiri jika tujuan telah tercapai dicapai. Atau jika klien tidak
melanjutkan terapi. Begitu pula terapis dapat mengakhiri terapi jika dia tidak bisa Jika
dia membantu klien, dia mungkin dirujuk. Klien harus diberitahu pada suatu saat
sebelum penghentian terapi, ini penting karena klien akan menghadapi lingkungan
akan berjalan dengan sendirinya tanpa bantuan dokter. Ketergantungan pada terapis
selama ini sedikit demi sedikit harus dihilangkan dengan membina kemandirian
klien.5

E. Pendekatan Konseling dan Psikoterapi


Konseling merespon multikulturalisme dalam dua cara. Awalnya, pendekatan
konseling dasar dan asli, misalnya model psikodinamik, person centred dan
kognitif behavioral benarbenar bersifat monokultural. Mereka didesain dan
diaplikasikan dalam konteks masyarakat industrial barat (Amerika) dan sangat
sedikit berbicara masalah budaya atau perbedaan budaya. Pada tahun 1960 dan
1970 an, komunitas konseling dan psikoterapi telah berusaha untuk beraksi
terhadap tekanan politik, legeslatif dan personal yang bersumber dari gerakan
persamaan kesempatan dan perdebatan seputar ras dan persamaan hak dengan
mengembangkan strategi untuk membangun kesadaran yang lebih besar terhadap
isu budaya dalam pendidikan dan praktis konseling. Fase ini yang menghasilkan
banyak literatur dalam bidang pendekatan konseling dan psikoterapi silang
budaya, transkultural dan interbudaya, mempresentasikan usaha untuk
mengasimilasi dimensi budaya ke dalam praktik aliran utama dalam konseling dan
psikoterapi. Pemikiran yang menyatakan bahwa semua ini hanyalah usaha
melegitimasi pengalaman dan kebutuhan klien dan konselor minoritas dibantah
dengan alasan bahwa usaha itu tidak sampai sejauh itu. Respon kedua terhadap isu
tersebut muncul dari kesadaran akan perbedaan budaya yang berjuang untuk
membangun pendekatan konseling yang menempatkan konsep budaya sebagai
citra personnya.

5
Asniti Karni, Op.Cit, hal 50-51
Pendekatan multibudaya baru, berawal dari posisi yang menyatakan bahwa
keanggotaan dari budaya atau beberapa budaya merupakan salah satu
pengaruh paling penting terhadap perkembangan identitas seseorang dan
karena itu masalah emosional dan perilaku yang dibawa oleh seseorang ke
ruang konseling bisa jadi merupakan cerminan bagaimana hubungan moral
dan pemahaman terhadap hidup yang nyaman dipahami dan didefinisikan
dalam budaya tempat dimana seseorang hidup.

F. Jenis - Jenis Konseling dan Psikoterapi

Gerald Corey menjelaskan bahwa ada delapan jenis konseling dan psikoterapi
yang bisa dilakukan konselor terhadap klien yang bermasalah atau yang
mengalami gangguan, yaitu sebagai berikutberikut :

1. Terapi Eksistensial Humanistik.


Tokoh utama terapi ini adalah May, Maslow, Frankl dan Jourard. Pendekatan
ini dikembangkan sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan Behaviorisme yang
dianggap tidak adil dalam mempelajari manusia.
2. Terapi Client Centered
Tokoh utama terapi ini adalah Carl Rogers. Terapi Client Centered menaruh
kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam
menangani berbagai permasalahan. Dengan kata lain, terapi ini lebih dipusatkan
kepada klien untuk mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi klien,
konselor hanya sebagai mediator dan motivator, sedangkan pemilihan dan
penentuan jenis terapi diserahkan sepenuhnya kepada klien.
3. Terapi Gestalt

Tokoh utama atau pendiri terapi ini adalah Fritz Perls. Terapi ini merupakan
eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai
reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.

4, Terapi Transaksional
Tokoh utama terapi ini adalah Eric Berne. Terapi ini cenderung ke arah aspek-
aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu orang-orang dalam
mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut kelayakan sekarang.
5. Terapi Realitas
Tokoh utama terapi ini adalah William Glasser. Suatu model terapi yang
dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah
terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan
pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bisa belajar
tingkah laku yang lebih realistik dan karenanya bisa mencapai keberhasilan.
6. Terapi Psikoanalitik
Tokoh utama terapi ini adalah Freud, Carl Jung, Adler, Sullivan, Rank, Horney
dan Erikson. Terapi psikoanalitik adalah suatu teori kepribadian, sistem filsafat
dan metode psikoterapi.
7. Terapi Tingkah Laku
Tokoh utama dari terapi ini adalah Wolpe, Eysenck, Lazarus dan Salter. Terapi
ini merupakan penerapan prinsip-prinsip belajar pada penyelesaian berbagai
gangguan tingkah laku yang spesifik. Hasilnya merupakan bahan bagi
eksperimentasi lebih lanjut. Terapi tingkah laku secara sinambung berada dalam
proses penyempurnaan.
8. Terapi Emosional Emotif
Tokoh utama terapi ini adalah Albert Ellis. Suatu model yang amat didaktik,
berorientasi kognitif tindakan, serta menekankan peran pemikiran dan sistem-
sistem kepercayaan sebagai akar masalah-masalah pribadi.6

6
D.C.N.M.K. Dr. Mahdiah, PENGANTAR KONSELING GIZI DAN MENYUSUI (Selat Media, 2023)
<https://books.google.co.id/books?id=qHy3EAAAQBAJ>.
BAB III

KESIMPULAN

A.KESIMPULAN

Pada hakekatnya antara konseling dan psikoterapi memiliki pengertian yang sama, yaitu
memberikan bantuan kepada seseorang agar timbul perubahan pada diri individu tersebut ke
arah yang positif, keduanya saling berkaitan dalam proses pemberian bantuan. Sedangkan
jika dilihat dari pelaksanaannya, baik konseling maupun psikoterapi, menggunakan landasan
teori dari beberapa landasan filosofis tentang perilaku. Namun, psikoterapi membutuhkan
langkah-langkah yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan konseling. Sementara jika
dilihat dari landasan operasionalnya, konseling lebih didasarkan pada permasalahan-
permasalahan pandangan hidup, permasalahan penyesuaian diri, lebih pada pelaksanaan
bimbingan dan arahan melalui penanaman pengertian tentang falsafah hidup, pendidikan dan
pemahaman lingkungan. Sedangkan psikoterapi didasarkan pada aspek-aspek psikopatologi,
penyakit-penyakit kejiwaan yang lebih spesifik, dan membutuhkan langkah-langkah
"pembedahan-jiwa" secara lebih spesifik. Konseling menyangkut permasalahan kejiwaan
umum yang cenderung bersifat preventif, sedangkan psikoterapi sudah menyangkut
permasalahan kejiwaan yang spesifik dan cenderung bersifat kuratif.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mahdiah, D.C.N.M.K., PENGANTAR KONSELING GIZI DAN MENYUSUI (Selat


Media, 2023) <https://books.google.co.id/books?id=qHy3EAAAQBAJ>
DR. Namora Lumongga, M S, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik
(Kencana Prenada Media Group, 2014) <https://books.google.co.id/books?
id=XdxDDwAAQBAJ>
Herdian Putra, Ade, and Dina Sukma, ‘Konseling Dan Psikoterapi: Konsep Dan Aplikasinya
Sebagai Professional Helping Relationship’, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial (JIPSI),
1.2 (2022), 164
<http://www.putrapublisher.org/ojs/index.php/jipsi/article/view/27%0Ahttp://
www.putrapublisher.org/ojs/index.php/jipsi/article/download/27/36>
Karni, Asniti, ‘Konseling Dan Psikoterapi’, Jurnal Ilmiah Syiar, 14.1 (2014), 225
Yohandi, and A Khairuddin, ‘Konseling Dan Prikoterapi Bagi Dependensi’, Jurnal Lisan, 9.1
(2013), 189–206

Anda mungkin juga menyukai