Anda di halaman 1dari 16

Psikoedukasi,

konseling, dan terapi


Dr. S. Khorriyatul Khotimah, M.Psi, Psikolog
Anggota kelompok
Najwah
Aida Fithrota Ibtihaliyah
Nawal thalib Kamilah
11030122128 11030122127
11030122118

Alfina Lailatul
Ayuningtyas
Alana Azizah Karima
11010122002 11010122003
Widya Sajidah
11010122007
Pembahasan

1 2 3

Terapi sikologi,
Konseling sikologi, implementasi, dan
Psikoedukasi, implementasi,
implementasi, dan keterkaitan dengan
dan keterkaitan dengan uu
keterkaitan dengan uu uu
psikoedukasi
Psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada individu dan keluarga untuk memperkuat strategi koping atau
suatu cara khusus dalam menangani kesulitan perubahan mental.
Psikoedukasi adalah sebuah tindakan modalitas yang disampaikan oleh professional, yang mengintegrasikan dan
mensinergikan antara psikoterapi dan intervensi edukasi.
Contoh implementasi psikoedukasi menggunakan toiltet training.
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang
air kecil dan buang air besar. Hal ini dapat digunakan sebagai metode untuk membantu orang tua dalam
melatih toilet training pada anak. Salah satu contoh implementasi dalam toilet training adalah dengan
menggunakan media video dan flash card. Menurut Penelitian hal ini menunjukkan bahwa psikoedukasi
dengan media video dan flash card dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan kemampuan toilet training
anak toddler di sekolah toddler Harapan Bunda. Dalam toilet training, orang tua perlu mengenali isyarat
atau tanda ketika anak merasa ingin buang air, seperti ekspresi wajah, perilaku, atau posisi tertentu. Selain
itu, orang tua juga perlu memberikan contoh baik tentang cara duduk di toilet maupun contoh kebiasaan
makan yang mengandung banyak serat. Latihan duduk di atas dudukan toilet juga perlu dilakukan
beberapa kali dalam sehari, setidaknya selama 2-3 menit setiap kalinya, sampai anak terbiasa
Kaitan dengan UU
Hal ini sesuai dengan UU nomor 23 tahun 2022 pasal 33 ayat (1) huruf b
bahwasanya psikoedukasi merupakan bentuk dari layanan jasa psikologi
yang dilakukan sebagai tindakan promotif dan preventif serta pasal 33
ayat (3) yang berbunyi Psikoedukasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
huruf b merupakan suatu model atau pendekatanLayanan Psikologi
dengan menggunakan konsepPsikologi serta prinsip dan elemen
pembelajaranyang menjadi landasan dalam merancang,memfasilitasi,
dan mengevaluasi program.
Konseling psikologi

Konseling psikologi adalah kegiatan interaksi antara


konselor (psikolog atau guru bimbingan konseling) dan
klien untuk membantu menyelesaikan permasalahan klien
secara efektif
Konseling psikologi

Konseling psikologi adalah kegiatan interaksi antara


konselor (psikolog atau guru bimbingan konseling) dan
klien untuk membantu menyelesaikan permasalahan klien
secara efektif
contoh implementasi konseling psikologi
1. Konseling individu: Konseling individu dilakukan antara konselor dan klien secara langsung.
Tujuannya adalah untuk membantu klien mengatasi masalah pribadi, seperti masalah emosional,
sosial, atau akademik
2. Konseling kelompok: Konseling kelompok dilakukan dengan mengumpulkan beberapa klien
yang memiliki masalah yang sama. Tujuannya adalah untuk membantu klien memperoleh
dukungan sosial dari anggota kelompok dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
masalah yang dihadapi
3. Konseling pendidikan: Konseling pendidikan dilakukan oleh guru bimbingan konseling untuk
membantu siswa mengatasi masalah akademik, seperti kesulitan belajar atau masalah perilaku di
sekolah
4. Konseling karir: Konseling karir dilakukan untuk membantu individu memilih karir yang sesuai
dengan minat, bakat, dan nilai-nilai mereka
5. Konseling agama: Konseling agama dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama
dalam membantu klien mengatasi masalah yang dihadapi
contoh implementasi konseling psikologi
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan di MTsN Lubuk Pakam pada tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian tersebut bertujuan untuk membina akhlak siswa melalui konseling individu dan
konseling kelompok. Implementasi konseling individu dilakukan dengan cara memberikan
bimbingan dan konseling secara langsung antara konselor dan siswa. Sedangkan implementasi
konseling kelompok dilakukan dengan mengumpulkan beberapa siswa yang memiliki masalah
yang sama dan memberikan bimbingan dan konseling secara bersama-sama. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi konseling individu dan konseling kelompok dapat membantu
siswa dalam membina akhlak yang baik.

Contoh lainnya dapat ditemukan dalam penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Wonosobo
Kabupaten Tanggamus. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengatasi perilaku agresif peserta
didik melalui layanan konseling pribadi-sosial. Implementasi layanan konseling pribadi-sosial
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dengan melakukan kolaborasi kepada guru terkait
yang ada di SMP Negeri 1 Wonosobo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru bimbingan
dan konseling dalam mengimplementasikan layanan konseling pribadi-sosial dapat membantu
mengatasi perilaku agresif peserta didik.
Kaitan dengan UU
Pasal 30 ayat (1) Psikolog subspesialis sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 26 ayat (3) huruf c berwenangmelakukan tindakan promotif
untukpengembangan potensi diri, serta tindakanpreventif, kuratif,
rehabilitatif, dan paliatif untukmengatasi gangguan psikologis berat
khususnyauntuk bidang subspesialisasinya. dan pasal 30 ayat (2)
Kewenangan Psikolog subspesialis sebagaimanadimaksud pada ayat (1),
bertujuan untukmembantu mengembalikan fungsi psikologis
dalamkehidupan, memaksimalkan kehidupan sesuaidengan kondisi, serta
meningkatkan kesejahteraanpsikologis diri Klien.Pasal 32 ayat (3)
Praktik Psikologi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b
merupakan Layanan Psikologikepada Klien yang mengalami masalah
psikologisdan/atau gangguan psikologis dalam berbagairanah aktivitas
kehidupan individual, sosial, daninstitusional Klien.
Terapi sikologi
Terapi psikologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyembuhan dari
gangguan psikologis atau masalah kepribadian dengan menggunakan
prosedur baku berdasar teori yang relevan dengan ilmu psikoterapi. Istilah
untuk subyek yang menjalani layanan terapi psikologi adalah klien
Metode pendekatan
1. Cognitive Therapy (CT)Terapi kognitif adalah jenis terapi psikologis yang digunakan untuk membantu individu mengidentifikasi
dan mengubah pola pikir negatif atau tidak sehat yang dapat mempengaruhi perilaku dan emosi mereka. Terapi kognitif bertujuan
untuk membantu individu mengembangkan keterampilan dalam mengatasi masalah dan mengelola stres.
2. Cognitive Behavioural Therapy (CBT)Terapi perilaku kognitif adalah jenis terapi psikologis yang fokus pada hubungan antara
pikiran, perasaan, dan perilaku. Terapi ini membantu individu untuk mengidentifikasi pola pikir negatif atau tidak sehat yang dapat
mempengaruhi perilaku dan emosi mereka, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan untuk mengubah pola pikir
tersebut.
3. Interpersonal TherapyTerapi interpersonal adalah jenis terapi psikologis yang fokus pada hubungan interpersonal seseorang dan
bagaimana hubungan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Terapi ini bertujuan untuk membantu individu
mengidentifikasi masalah dalam hubungan interpersonal mereka dan mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi secara
efektif.
4. Psychodynamic TherapyTerapi psikodinamik adalah jenis terapi psikologis yang fokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan
perilaku seseorang, serta pengaruh masa lalu mereka terhadap keadaan mental saat ini. Terapi ini bertujuan untuk membantu individu
mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang diri mereka
sendiri dan masalah yang mereka hadapi.
Contoh implementasi
Seorang klien datang ke kantor psikologi dengan keluhan kecemasan dan depresi yang berkepanjangan. Evaluasi
awal dilakukan untuk memahami masalah klien dan jenis terapi yang sesuai dipilih. Setelah diskusi dengan klien,
terapi kognitif perilaku dipilih sebagai jenis terapi yang paling sesuai.Selama terapi, psikolog bekerja sama dengan
klien untuk mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang mendorong kecemasan dan depresi. Klien diberikan
tugas untuk mencatat pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran positif. Psikolog juga membantu klien
mengembangkan strategi untuk mengatasi situasi yang memicu kecemasan dan depresi.Selama proses terapi,
psikolog menjaga privasi dan kerahasiaan klien. Psikolog memberikan informasi yang cukup tentang proses terapi
dan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil kepada klien, sehingga klien dapat membuat keputusan yang
tepat tentang terapi.Psikolog memastikan persetujuan sukarela dari klien dan memastikan kualifikasi dan
pengalaman yang memadai untuk melakukan terapi. Tujuan implementasi ini adalah membantu klien mencapai
tujuan terapi secara etis dan profesional. Setelah beberapa kali terapi, klien melaporkan perbaikan signifikan dalam
kecemasan dan depresi mereka.
Kaitan dengan uu
implementasi diatas sesuai dengan UU NO. 23 tahun 2022 dalam pasal-pasal berikut:
Pasal 42 f menjelaskan bahwasannya menjaga kerahasiaan dan menghormati hak klienn,
Pasal 44 d menjelaskan bahwasannya memperoleh jaminan kerahasiaan kondisi dan data pribadi klien, dikarenakan
Psikolog wajib memverifikasi bahwa intervensi terapi yang diberikannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien
serta tidak berdampak negatif terhadap kesehatan mental klien. Selain itu, psikolog juga harus memverifikasi bahwa
privasi dan kerahasiaan klien tetap terlindungi selama terapi.
Pasal 27 persetujuan terhadap layanan psikologi diberikan oleh klien secara lisan maupun tertulis.
Pasal 41 a menerima informasi yang didukung oleh data dan dokumen yang lengkap dan benar yang diperlukan dalam
proses pemeriksaan dan penanganan psikologis klien, dikarenakan Psikolog bertanggung jawab untuk memastikan klien
menerima penjelasan dengan lengkap tentang proses terapi dan dampak dari tindakan yang dilakukan. Selain itu,
psikolog juga harus memverifikasi bahwa klien secara sukarela menyetujui dan tidak berada di bawah tekanan untuk
berpartisipasi dalam terapi.
Pasal 44 f mendapatkan penjelasan yang benar dan jelas terkait hasil layanan psikologi,
Pasal 42 a bersikap profesional sesuai dengan standar layanan, dikarenakan Psikolog harus memastikan bahwa data
yang diberikan klien selama terapi tetap dirahasiakan dan tidak dieksploitasi untuk keuntungan pribadi atau komersial.
Selain itu, psikolog juga diharuskan untuk memverifikasi bahwa mereka memenuhi syarat dan berpengalaman untuk
melakukan terapi.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai