Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN

NASIHAT, KONSELING, DAN PSIKOTERAPI


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman yang semakin berkembang ini, sering menghadapkan
individu kepada persoalan-persoalan rumit dan sukar untuk dipecahkan.
Seorang individu dalam proses perkembangannya akan melewati tahaptahap baik itu dari ukuran fisik atau non-fisik. Masa melewati tahap-tahap
ini terkadang menjadi sebuah problem untuk sebagian individu. Oleh
karenanya mereka membutuhkan bantuan agar dapat lebih memahami dan
memecahkan problem tersebut. Maka muncul sebuah solusi berupa
pemberian nasihat, konseling dan apabila suatu problem tersebut sudah
dianggap abnormal atau seorang individu dalam keabnormalan maka perlu
adanya psikoterapi yang kemudian akan sedikit memberikan bantuan
berupa pemberian informasi-informasi kepada individu yang mengalami
problem-problem tersebut.
Pada solusi-solusi tersebut sering terjadi kesalahpahaman dalam
memahaminya, misalnya bisa diambil salah satu masalah, konseling
merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu interaksi antara
konselor dan konseli yang merupakan suatu kondisi yang membuat konseli
terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik. Bila dicermati, pada
hakekatnya konseling itu bersifat psikologis. Namun dalam proses atau
impelementasinya terdapat kesalahan atau kerancauan dalam memahami
antara konseling dan psikoterapi (psikologi). Baik itu dalam proses
maupun pendekatan Tidak hanya itu, konseling dan nasihatpun juga sering
kali disama artikan. Oleh karena itu kita akan lebih membahas mengenai
perbandingan antara konseling,nasihat dan psikoterapi.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksut dengan nasihat, konseling dan psikoterapi?
2. Bagaimana perbandingan antara nasihat, konseling, dan psikoterapi?
C. Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari nasihat, konseling, dan psikoterapi
2. Mengetahui perbandingan antara nasihat, konseling, dan psikoterapi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nasehat
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia Nasehat berarti ajaran atau
pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik. Nasihat
merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan kebenaran
dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan yang
baik. Nasehat selalu bersifat mendidik.
Namun didalam realitanya sebuah nasehat sering bersif atrelatif,
bergantung standar yang digunakan oleh penasehat. Nasehat harus berdasarkan
kebenaran,

tetapi standar kebenaran menurut setiap orang tidaklah sama.

Kebenaran menurut seorang kriminil, berbeda dengan kebenaran menurut pejabat.


Kebenaran menurut seorang debtcollector berbeda dengan kebenaran menurut
kaum agamis. Kebenaran menurut pendusta berbeda dengan kebenaran menurut
kaum idealis. Kebenaran menurut seorang dukun/occultis berbeda dengan
kebenaran menurut hambaTuhan. Pertimbangan tentang sifat relatifitas dari
sebuah nasehat akan menuntun kita untuk mempertimbangkan nilai dari nasehat.
beberapa parameter yang penting berkaitan dengan nilai dari sebuah nasihat :
1. Standar yang digunakan oleh orang-orang yang memberikan nasehat.
Standar kebenaran yang dimiliki oleh orang yang memberikan nasehat dapat
dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Standar Kebenaran Umum
Artinya kebenaran ini dapat diterima oleh hampir sebagian besar
masyarakat. Standar ini bersifat universal.
b) StandarKebenaranKhusus
Artinya kebenaran ini dapat diterima oleh orang-orang dalam
golongan atau kelompok tertentu saja. Contoh : sebagai orang Islam
percaya dan berpedoman pada Al-Quran

2. Integritas dari pribadi yang memberikan nasehat


Hal ini berkaitan dengan Integritas dari orang yang memberikan nasihat.
Banyak orang yang memberikan nasehat tanpa memiliki integritas pribadi
yang baik. Contoh : Orang tua yang berkeluh kesah tentang nilai disekolah
dari anaknya tidak berkembang, lalu dia memberikan berbagai macam
hikmat dan nasehat kepada si anak, namun setelah diselidiki ternyata setiap
jam belajar si orang tua dan si anak ternyata bersama-sama nonton sinetron.
3. Kompetensi dari pribadi yang memberikan nasehat
Kompetensi dari seseorang memberikan gambaran tentang keahlian yang
dimiliki oleh orang tersebut.
Merupakan hal yang tidak wajar apabila seorang ahli pembuat roti
memberikan nasehat kepada seorang pakar matematika tentang bagaimana
cara menurunkan teori-teori matematika. Hal ini sama tidak wajarnya bila
seorang dukun memberikan nasehat kepada para ahli fisika tentang riset
terbaru dibidang fisika. Nasehat harus diberikan oleh orang yang
berkompeten dibidangnya, apabila nasehat tersebut bukan merupakan
kompetensinya, seharusnya nasihat tidak perlu untuk diberikan.
2.2 Konseling
Seperti yang telah kita pelajari dulu mengenai konseling yang mana
definisi dari konseling yakni hubungan antara konselor yang sudah ahli dalam
bidangnya dan konseli secara profesional untuk memberikan bantuan kepada
klien (konseli) secara langsung (tatap muka) dengan mewawancarai klien yang
sedang mengalami gangguan masalah hidup, agar klien dapat hidup lebih baik
dan berkualitas.
2.2.1 Definisi konseling menurut para ahli
a. Carl Roger : konseling merupakan hubungan terapi denagan klien yang
bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien.

b. Cormier : Cormier lebih memberikan penekanan pada fungsi pihakpihak yang terlibat. Cormier menegaskan bahwa konselor adalah tenaga
terlatih yang berkemauan untuk membantu klien
c. Pietrofesa : konseling adalah proses melibatkan seseorang profesional
berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya
(self-understanding), membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan
proses pemberian bantuan (non material) yang diberikan oleh seorang yang
profesional kepada orang lain dalam mencapai pemahamanya, membuat
keputusan, dan pemecahan masalah. Diman proses konseling dilakukan
secara sitematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan unsur
normatif dan pedagogis.
2.2.2 Ciri-ciri Pokok Konseling:
1. Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang
professional, kompeten dalam menangani konflik-konflik, kecemasankecemasanatau masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan
pribadi, sosial, karier dan pendidikan serta cirri-ciri pribadi yang akan
memungkinkannya memahani proses-proses psikologi dan dinamika
perilaku pada diri klien dan konselor, maupun hubungan antar keduanya.
2. Konseling melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi
dengan jalan mengadakan komunikasi langsung maupun tidak langsung
mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan,
gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata dan gerakan-gerakan lain
dengan maksud meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang
terlibat dalam interaksi itu.
3. Model interaksi dalam konseling tidak terbatas dalam dimensi verbal
saja tetapi juga telah dikembangkan model interaksi konseling non
verbal.
4. Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative
lama dan terarah pada pencapaian tujuan.
5. Tujuan dari proses konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah
laku klien.

6. Konseling merupakan proses yang dinamis.


7. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri
klien.
2.3 Psikoterapi
2.3.1 Pengertian Psikoterapi
Pada awalnya kata psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu psiko dan
terapi. Psiko artinya kejiwaan atau mental dan terapi adalah penyembuhan
atau usaha. Jadi dapat dikatakan bahwa psikoterapi dapat disebut Penyembuhan
jiwa atau Penyembuhan (usaha) mental. Psikoterapi adalah suatu interaksi
sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis
untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan
perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan
memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang
individu.
2.3.2 Ciri-ciri Psikoterapi
Ciri-ciri dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini
a. Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suata interaksi
antara klien dan terapis. Kata sistematis di sisni berarti terapis menyusun
interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang
menggambarkan segi pandang teoritis terapis.
b. Prinsip-prinsip Psikologis
Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian dan teori-teori
psikologis serta menyusun interaksi teraupetik.
c. Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi memusatkan perhatian untuk

membantu

pasien

mengadakan perubahan-perubahan behaviral, kognitif dan emosional.


Serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh
perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri
dari fungsi psikologus ini.
d. Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh
psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami

masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana


hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia.
Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia,
terapi biologis umumnya memegang peranan utama dalam perawatan.
Meskipun demikian, selian perawatan biologis, psikoterapi membantu
pasien belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilanketerampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup
dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta
bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau
menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat dianggap
abnormal, seperti perasaan malu atua binggung mengenai pilihan-pilihan
karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi
karena

psikoterapi

dianggap

sebagai

sarana

untuk

memperoleh

pertumbuhan pribadi. Bagi mereka psikoterapi adalah sarana untuk


penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka
untuk mencapai potensi yang penuh sebagaia manusia.
2.3.3 Tujuan Psikoterapi
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar
Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif
(memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat). Persuasi
(ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis
(keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang
bertindak dengan cara yang tepat.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan
perasaan yang mendalam
Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa
pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan).
3. Membantu klien mengembangkan potensinya.
Klien diharapkan dapat. Mengembangkan potensinya. Ia akan
mampu melepaskan diri dari fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada
sesuatu secara berlebihan) yang dialaminya. Klien akan menemukan
bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
4. Mengubah kebiasaan

Tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat


digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
5. Mengubah struktur kognitif individu
Menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya.
Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur kognitif
individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, Struktur kognisi
( kegiatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan
dengan tepat.
7. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan).
8. Meningkatkan hubungan antar pribadi
9. Mengubah lingkungan social individu. Terutama terapi yang diperuntukan
untuk anak-anak.
10. Mengubah proses somatic (fisik)

supaya mengurangi rasa sakit dan

meningkatkan kesadaran tubuh


11. Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu.
Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan, yoga, senam, menari dll.
12. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control,
dan kreativitas diri.
2.4 Perbandingan Nasehat, Konseling dan Psikoterapi
2.4.1 Persamaan Konseling dan Psikoterapi
Pada dasarnya tujuan-tujuan konseling dan psikoterapi adalah sama
yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri, dan perubahan tindakan atau
perilaku, keduanya lazim pula mencoba menghilangkan tingkah laku
merusak diri pada klien baik konseling maupun psikoterapi member
penekanan

pentingnya

perkembangan

pembuatan

keputusan

dan

kerterampilan pembuatan rencana oleh klien. Pentingya saling hubungan


antara klien dan konselor ataupun psikoterapis disepakati sebagai suatu
bagian integral dalam proses konseling ataupun proses psikoterapi.
Menurut Nelson-Jones (1982 persamaan psikoterapi dan konseling adalah
keduanya dilakukan berdasarkan pada aplikasi dan prinsip psikologi,
keduanya menggunakan berbagai model teoritik dan menekankan pada
kebutuhan untuk: menilai klien sebagai pribadi, mendengarkan secara

empatik, meningkatkan kapasitas untuk membantu diri sendiri dan


bertanggung jawab atas dirinya.
2.4.2

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

Perbedaan
Jenis Bantuan

Konseling
Bantuan

Psikoterapi
non

material

(bantuan

psikologis).

Bantuan psikis.
1. Para ahli kejiwaan.

Pihak
terlibat

2.Individu

yang 1. Konselor.

mengalami

2. Konseli.

kejiwaan

yang
gangguan
(kesehatan

mentalnya terganggu).
1. Pemahamandiri.
2. Penerimaandiri.
Menyembuhkan

3. Pengelolaandiri.
Tujuan

4.Mengoptimalkan
potensi
kemampuan konseling.

atau

dan menghilangkan
gangguan
kejiwaan

5. Pemecahan masalah.

yang

diderita

oleh

6. Aktualisasi diri.

pasien.

1.Menggunakan

obat

7.Mengubah KEST (Kehidupan Efektif


Sehari-hari Terganggu) menjadi KES

1. Wawancara konseling sebagai alat


utama.
Proses

2. Berkelanjutan.
3. Normatif.

Tahapan

penenang.
2.Berkelanjutan hingga
gangguan

kejiwaan

hilang.

1. Membina hubungan baik (rapport).

Mengikuti

tahapan

2. Explorasimasalah.

dokter

spesialis

3. Merumuskantujuan.

gangguan kejiwaan.

4. Merencanakanbantuan.
5. Evaluasi, tindaklanjut.
1. Individu yang mandiri.
2.Mencapai KES (Kehidupan Efektif
Hasil (output)

Sehari-hari).

Gangguan
yang

kejiwaan

diderita

pasien

oleh
hilang

3. Terpecahkannya suatu masalah yang (sembuh).


dihadapi individu.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan antara
nasehat, konseling dan psikologi adalah:
a. Nasehat: diberikan dari siapapun dan ditujukan kapada siapapun,
biasanya nasehat diberikan tidak direncanakan waktu dan tempatnya,
nasehat biasanya hanya berlangsung satu arah dimana seseorang
memberikan masukan pada orang lain tanpa ada umpan balik secara
langsung, tidak ada tahapan dalam pelaksanaannya.
b. Konseling: diberikan oleh seorang konselor profesional , konseling
mengangani permasalahan sehari-hari yang dialami oleh konseli (tidak
berhubungan dengan keabnormalan seseorang), adanya kesepakatan
pelaksanaan proses konseling diantara konselor dan konseli yang
memerlukan bantuan, pelaksanaannya berlangsung dua arah dimana
konseli dan konselor sama-sama aktif dalam rangka menyelesaikan
masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan, pelaksanaannya pun
diatur tidak secara spontan, konseling cenderung bersifat mencegah
penyimpangan, terdapat tahapan dalam pelaksanaannya.
c. Psikoterapi: diberikan oleh psikiater, cenderung menangani orang yang
mengalami gangguan pada jiwa nya (abnormal), psikoterapi cenderung
bersifat

menyembuhkan,

pelaksanaannya.

terdapat

tahapan-tahapan

dalam

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :

Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan


kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan

tujuan yang baik.


Konseling merupakan proses pemberian bantuan (non material) yang
diberikan oleh seorang yang profesional kepada orang lain dalam mencapai

pemahamanya, membuat keputusan, dan pemecahan masalah.


Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang
menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan

perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu
klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah

dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.


Perbandingan antara nasehat, konseling dan psikologi adalah:
Nasehat: diberikan dari siapapun dan ditujukan kapada siapapun, biasanya
nasehat diberikan tidak direncanakan waktu dan tempatnya, nasehat biasanya
hanya berlangsung satu arah dimana seseorang memberikan masukan pada
orang lain tanpa ada umpan balik secara langsung, tidak ada tahapan dalam
pelaksanaannya.
Konseling: diberikan oleh seorang konselor profesional , konseling
mengangani permasalahan sehari-hari yang dialami oleh konseli (tidak
berhubungan

dengan

keabnormalan

seseorang),

adanya

kesepakatan

pelaksanaan proses konseling diantara konselor dan konseli yang memerlukan


bantuan, pelaksanaannya berlangsung dua arah dimana konseli dan konselor
sama-sama aktif dalam rangka menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan
yang diinginkan, pelaksanaannya pun diatur tidak secara spontan, konseling
cenderung bersifat mencegah penyimpangan, terdapat tahapan dalam
pelaksanaannya.
Psikoterapi: diberikan oleh psikiater, cenderung menangani orang yang
mengalami gangguan pada jiwa nya (abnormal), psikoterapi cenderung
bersifat menyembuhkan, terdapat tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya.

Daftar Pustaka
Mappiare,Andi. 2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.
RAJAGRAVINDO PERSADA
Latipun. 2003. Psikologo Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang

Anda mungkin juga menyukai