Anda di halaman 1dari 6

Psikologi konseling

Nama :Defiani Anggreni (1724090178)


Kelas : Selasa 11.10 – 13.40

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2019 - 2020
Metode pendekatan dalam konseling
Dalam membantu konseli atau klien yang sedang mempunyai masalah ataupun yang
ingin mencari solusi atau motivasi dalam menentukan pilihan, banyak cara pendekatan yang
dapat di gunakan oleh konselor atau pembimbing. Pendekatan-pendekatan yang digunakan
yaitu yang sebisa mungkin untuk diterapkan pada diri konselor agar dalam melakukan
pendekatan apa yang ingin dicapai atau apa yang ingin di tuju itu dapat sesuai dengan yang di
inginkan.
Adapun pendekatan yang digunakan konselor untuk melakukan pembicaraan.
Pertama, pendekatan Psikoanalisis, pendekatan psikoanalisis ini mempunyai tiga aspek
pengertian: 1. Sebagai suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis, 2. Sebagai
metode penelitian proses-proses psikis, 3. Sebagai teori kehidupan. Dalam melakukan
pendekatan menggunakan psikoanalisis ini konselor mengetahui bahwa konseli atau klien itu
mempunyai jiwa yang sebagian besar ada di alam bawah sadar. Jadi apabila melakukan
pendekatan dengan cara ini konselor akan melakukannya dengan hati-hati karena
bersangkutan dengan penjiwaan atau insting dan kecemasan dari konseli atau klien tersebut.
Yang kedua yaitu Pendekatan Terapi Terpusat Pada Klien, dalam hal ini cara
berdialog dengan konseli itu sangat penting, karena dengan berdialog seorang konselor akan
mendapatkan bagaimana gambaran diri konseli atau klien yang sesungguhnya atau yang
idealnya dengan diri konseli atau diri klien sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Yang ketiga yaitun Pendekatan dengan Terapi Behavioral, dalm pendekatan kali ini
perilaku yang menyimpang itu bersumber dari hasil belajar di lingkungan. Dalam perilaku
tersebut dapat dipandang sebagai respon terhadap prangsangan yang ada di luar dan di dalam.
Metode ilmiah yang digunakan dalam terapi ini dalam memodifikasi perilaku melalui
lingkungan yang direkayasa sehingga dapat terjadi proses belajar dalam hal merubah
perilaku.
Yang terakhir yaitu Pendekatan menggunakan Teori Gestalt dalm teori ini seringkali
individu tidak mencoba menyatakan yang sebenarnya melainkan menyatakan yang
seharusnya. Dalam teori gestalt ada empat aliran yang mendasarinya,
1. Psikisanalisis
2. Fenomenologis
3. Psikologi Gestalt
4. Eksistensialisme
Individu yang dimaksud dari Terori Gestalt kali ini yaitu sebagai individu yang sehat
atau yang seimbang antara ikatan organism dengan biologis merupakan konsepnya. Dari
keempat cara pendekatan di atas, seorang konselor dapat menggunakan salah satu tersebut
sesuai dengan kondisi konseli atau klien, agar tujuan dari proses pendekatan dapat mencapai
apa yang diinginkan oleh konseli atau klien. Konselor berusaha membantu konseli dengan
sesuai apabila konseli tersebut masih bisa member penjelasan-penjelasan yang sesuai dengan
apa yang ada dalam pemikirannya (konseli). Agar nantinya konseli sendiri mendapatkan hasil
yang sesuai dari melakukan konsultasi tersebut.
 Pendekatan
a. Orientasi
Asumsi dasar perspektif fasilitatif adalah pandangan Rogers tentang sifat alamiah
manusia. Roger berdalil bahwa dalam seluruh kehdipannya, seseorang memiliki
kekuatan motivasional, suatu kekuatan untuk bergerak ke arah kebebasan, regulasi
diri, dan jauh dari kontrol eksternal (tendensi aktualisasi diri). Sejak lahir, prilaku
organisme diarahkan dengan mengevaluasi pengalaman-pengalamannya. Sebagai
seorang yang sedang berkembang, beberapa pengalaman menjadi terdiferensiasi,
tersimbolisasi, dan terelaborasi kedalam konsep diri. Sebagai bagian dari tendensi
mengaktualisasikan diri kemudian menjadi tendensi aktualisasi diri, dan agar ini
muncul dalam perkembangan individu membutuhkan kehangatan dan kasih sayang
dari orang lain yang signifikan (kebutuhan untuk mendapat penghargaan yang
psoitif). Sedangkan tujuan dari tendensi aktualisasi diri hakekatnya adalah berusaha
untuk mengembangkan semaksimal mungkin feeling self, sehingga lebih luas,
memadai, dan sesuai dengan perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman
organismiknya (congruence). Lebih terbuka dengan pengalamanpengalamannya
(pribadi yang berfungsi sepenuhnya) sehingga diasumsikan akan bertanggung jawab
terhadap perasaanperasaannya. Melalui metode yang berpusat kepada klien akan
membantu seseorang untuk kembali kepada arus pengalamanpengalamannya dan
dalam memperoleh kembali makna pribadinya. Dalam memfasilitasi penyesuaian
optimal, konselor menyandarkan kepada kapasitas alamiah dari klein untuk tumbuh.
Evaluasi dasar terhadap sifat manusia dalam perspektif ini adalah baik – tidak jelek,
tidak netral, tetapi baik.Dalam kondisi seperti ini, pemaksaan dan tindakan remedial
tidak diperlukan. Dengan kata lain, dalam relasi membantu seseorang helper yang
menunjukkan kelengakpaan sebagai helper (kongruen, penghargaan positif, dan
pemahaman empatik), maka perubahan-perubahan positif (inner experiencing) akan
akan terjadi pada helpee, menghasilkan kongruensi antara prilaku dan inner
experience.
b. Pembukaan
Menurut Rogers, proses terapi sinonim dengan terjadinya pengalaman relasional
antara konselor dengan klien, dimana masing-masing memberi kontribusi. Dalam
Pembukaan, terdapat beberapa sikap konselor yang perlu diaktualisasikan, yaitu
keasilian (genuineness), penghargaan positif, dan pemahaman emphatik. Keaslian
berarti tampil apa adanya dan bijaksana, serta tidak bermain peran,
mengintelektualisasi (sok pintar), dan menjadi defensif. Penghargaan positif merujuk
pada penerimaan klien, menilai klien tanpa prasangka, interpretasi, dan penyelidikan
yang tidak perlu. Kepedulian yang sungguh-sungguh, tidak tergantung dan tanpa
sayarat. Sedangkan pemahaman empatik berari fokus konselor harus pada realitas
subyektif dari pengalaman klien. Memhami dunia klien lebih dari sekedar
mendengarkan dan merefleksikan kata-kata klien. Mellaui ini akan memberikan klien
suatu pengalaman sebagai seorang yang dipahami secara pribadi. Semua itu harus
didasari oleh kepercayaan kepada kapasitas klien, bahwa klien adalah seorang yang
memiliki potensi untuk berkembang dan mengarahkan dirinya sendiri ke arah yang
lebih baik. Dengan kata lain, klien harus ditempatkan sebagai seorang yang layak
untuk dipercaya (trustworthiness).
c. Konseptualisasi
Walaupun dalam awal karirinya Rogers mendukung penggunaan tes psikometrik
daalam konseling, belakangan memandang bahwa testing, diagnosis, dan prosedur
identifikasi forma terhadap permasalahan klien, sebagai mencampuri fokus klien pada
inner experiencing-nya. Pengetesan mendorong klien untuk berantung kepada ahli
evaluasi dan menghilangkan tanggung jawab klien untuk memahami dan
meningkatkan kondisinya. Sedangkan diagnostik dapat mengarahkan kepada sikap
defensif dan prilaku sosial negatif. Tes fokus kepada masalah, sedangkan konselor
yang berpusat kepada klien fokus kepada orang. Dengan alasan tersebut, konselor
yang berpusat kepada klien harus meminimalkan proses diagnostik. Ditambahkan,
bahwa prilaku merupakan fungsi dari persepsi, karena itu klien harus dapat
mengetahui dinamika prilakunya sendiri, dengan membuat perspesinya lebih adekuat.
Dengan demikian, diagnosis berarti, bagaimana konselor mampu menciptakan iklim
sehingga diagnosis oleh klien sendiri dapat terjadi.
d. Intervensi
Sebenarnya sulit untuk mendiskusikan intervensi dalam Rogerian, karena hal tersebut
bukan bagian yang terpisah tetapi merupakan proses interaksional. Namun dijelaskan,
bahwa inti dari intervensi menurut Rogers adalah menciptakan kondisi-kondisi yang
memfasilitasi dan kondisi ini akan terwujud bila konselor aktif terlibat. Misal, untuk
mengubah pengalaman klien yang bias dapat dilakukan dengan komunikasi empatik
dan penyingkapan. Melalui proses ini, klien akan menyadari pengalaman-
pengalamannya dan diharapkan akan mengunakan pengalamannya atersebut sebagai
pembimbing terhadap kehidupannya.
e. Evaluasi
Pendekatan yang berpusat kepada klien telah mendorong banyak penelitian, terutama
terhadap perkembangan pendekatan itu sendiri, praktisi yang berpusat kepada
kreativitas klien, dan penggunaan perekam elektronik sebagai alat dalam menilai
proses konseling. Secara khusus disebutkan bahwa evaluasi yang berpusat kepada
klien menggunakan peristiwa-perisriwa aktual dari konseling, konseptualisasi
pernyataan umum, dan mengetes secara empirik dengan mengukur perkembangan
dari praktek konseling.
f. Pengembangan profesi
Dalam pengembangan profesi terdapat tiga hal perlu dilatihkan, yaitu tentang : (1)
mengalami kondisi-kondisi yang memfasilitasi, (2) mengajarkan prilaku-prilaku yang
memfasilitasi, dan (3) bekerja dalam terapi kelompok, sehingga dapat mengekplore
kesulitan-kesulitan dirinya ketika menjadi seorang terapetutik, yang semuanya
dilakukan melalui proses atau program didaktik sehingga diperoleh
pengalamanpengalaman yang terintegrasi. Dalam program tersebut berisi tiga
tahapan, yaitu diskriminasi, komunikasi, dan tindakan. Diskriminasi dilakukan dengan
menekankan kepada perlunya kondisi-kondisi yang mendorong terjadinya eksplorasi
diri. Dalam komunikasi dilakukan dengan belajar untuk merespon klien melalui
rekaman yang diberikan atau pernyataan tertulis. Sedangkan tindakan, menekankan
kepada pengembangan sikap dan keterampilan berprilaku yang efektif. Berdasarkan
uraian di atas disimpulkan bahwa dalam memfasilitasi, fungsi konseling pada
Pembukaan, yang utama dimensi hubungan antar pribadi dengan sedikit pengetahuan
tentang pengaruh sosial. Pada konseptualisasi, dilakukan dengan mengesampingkan
diagnosis formal. Diagnosis dilakukan dengan mendorong klien untuk mendiagnosis
dinamika dirinya sendiri. Pada intervensi, menuntut keterlibatan konselor untuk
memfasilitasi hubungan terapeutik. Pada evaluasi, perlunya penelitian proses yang
berbasis observasi alamiah, analisis isi, dan evaluasi fenomenologi. Sedangkan dalam
pengembangan profesional, perlunya program experiental atau didaktik dengan tujuan
mengembangkan sikap dan prilaku terapeutik.
Daftar Pustaka

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196002011987031-
SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/PSIKOLOGI_KONSELING.pdf
https://www.kompasiana.com/afyfy/58c15db3b37a617632388727/cara-pendekatan-terhadap-
klien

Anda mungkin juga menyukai