Disusun oleh:
Reza Bagus P. (21370001)
Fijannatin Aliyah (21370007)
Putri Kusuma (21370012)
Rahma Nuriah (21370022)
Syifa Nurhaliza (21370025)
0
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
psikologi klinis ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah psikologi klinis dapat memberikan manfaat
maupun pengetahuan terhadap pembaca.
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1. Latar Belakang................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
3. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
1. Asesmen dalam Psikologi Klinis....................................................................................4
A. Pengertian Asesmen.................................................................................................4
B. Tujuan Asesmen......................................................................................................4
C. Wawancara...............................................................................................................5
D. Observasi.................................................................................................................6
2. Intervensi dalam Psikologi Klinis...................................................................................6
A. Pengertian Intervensi...............................................................................................6
B. Macam-macam Intervensi........................................................................................7
C. Rangkaian Intervensi Klinis.....................................................................................8
3. Penelitian dalam Psikologi Klinis...................................................................................9
A. Prinsip Dasar Penelitian...........................................................................................9
B. Tujuan Penelitian.....................................................................................................9
C. Metode Penelitian dalam Psikologi Klinis...............................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
1. Kesimpulan...................................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam psikologi klinis terdapat assesmen dan intervensi sebagai bagian langkah yang
sangat penting ketika seorang psikolog klinis menangani klien atau pasien. Assesmen
merupakan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman pribadi individu yang
lebih tepat melalui langkah-langkah pemeriksaan yang dapat diandalkan, obyektif, baku, dan
sistematis sesuai prosedur yang bertujuan untuk memahami perbedaan-perbedaan individu
dan bisa membuat keputusan berdasarkan informasi yang didapatkan. Keputusan tersebutlah
yang menentukan langkah intervensi yang akan diambil, Intervensi dalam psikologi klinis
menggunakan beberapa pendekatan sebagai cara pandang dalam memahami dan menangani
masalah, bentuk intervensinya adalah dengan psikoterapi sebagai upaya untuk pemecahan
masalah yang dihadapi.
Salah satu hal penting lain dalam psikologi klinis adalah penelitian berupa riset dan
evaluasi untuk melihat perkembangan dan jalannya sebah program yang sedang dijalankan
sehingga terhindar dari keadaan spekulatif dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam
memprediksi dan memahami suatu kasus.
Lantas upaya-upaya seperti apa yang dapat dilakukan dalam asesmen psikologi klinis,
lalu sebenarnya apa tujuan dilakukannya asesmen. Serta intervensi seperti apa yang dapat
dilakukan dalam psikologi klinis dalam menangani dan memecahkan masalah yang dihadapi,
dan pendekatan-pendekatan apa yang dapat digunakan dalam melakukan intervensi psikologi
klinis, serta bagaimana rangkaian dalam intervensi klinis. Lalu bagaimana prinsip dasar
penelitian dalam psikologi klinis, kemudian bagaimana dan apa yang perlu dilakukan dalam
penelitian psikologi klinis untuk mengetahui dan memprediksi jalannya suatu program dalam
psikologi klinis?.
2. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud asesmen, intervensi, dan penelitian dalam psikologi
klinis?
2) Apakah tujuan dari asesmen dalam psikologi klinis?
3) Bagaimanakah rangkaian intervensi dalam psikologi klinis?
4) Bagaimanakah prinsip, tujuan, serta metode penelitian dalam psikologi klinis?
3. Tujuan
1) Mengetahui dan mengerti apa itu asesmen, intervensi, dan penelitian dalam
psikologi klinis.
2) Mengetahui dan mengerti tujuan dari asesmen dalam psikologi klinis.
3) Mengetahui dan mengerti bagaimana rangkaian intervensi dalam psikologi klinis.
4) Mengetahui dan mengerti bagaimana prinsip, tujuan, serta metode penelitian
dalam psikologi klinis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Asesmen
Informasi yang telah dikumpulkan dalam asesmen klinis digunakan untuk
menunjang keputusan-keputusan dan berbagai area tindakan, seperti penyaringan dan
diagnosis, evaluasi dan intervensi, serta riset.
1) Penyaringan dan Diagnosis
Fungsi penyaringan meliputi kegiatan memilih dan mengelompokkan orang,
menggunakan klinikus untuk mengembangkan metode, mengumpulkan data,
dan membuat keputusan yang canggih. Diagnosis mengidentifikasikan
masalah spesifik klien dan diarahkan pada usaha mengkomunikasikan secara
efisien informasi tentang individu tertentu kepada professional lain, sehingga
keputusan yang dibuat mengenai cara terbaik untuk melayani klien dibuat
berdasarkan inf ormasi yang akurat.
2) Evaluasi atas Intervensi klinis
Tanpa asesmen, klinikus pada umumnya tidak dapat mengevaluasi efek
intervensi klinis. Misalnya, klien yang mengalami depresi karena perceraian,
dapat diases mengenai berapa besar tingkat keparahan depresi atau
kecemasannya itu. Tetapi, setelah klien diberi penanggulangan (treatment),
dapat dilakukan asesmen ulang untuk melihat adakah peringanan gangguan
sebagai akibat diberikannya penanggulangan yang telah dilakukan dan
apakah saat ini klien boleh melakukan rawat jalan.
4
3) Riset
Dalam riset, asesmen dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang spesifik
dalam menangani baik perilaku normal maupun abnormal atau mengalami
disfungsi psikologis, dan dirancang untuk mendapatkan informasi baru yang
dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai pemfungsian manusia. Riset
juga digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan instrument
asesmen yang ada, dan mengembangkan metode asesmen baru yang dapat
digunakan di kemudian hari Kendall (1982) dalam (Purba, 2015). Proses
asesmen melibatkan observasi, wawancara, psikotes, review arsip (buku
harian, raport, catatan medis, dan/atau lukisan).
C. Wawancara
Wawancara klinis adalah suatu proses dimana pewawancara harus waspada
mengenai intonasi suara klien, kecepatan bicara, dan sensitivitas untuk ditanya secara
langsung dari matanya Kendall (1982) dalam (Purba, 2015). Wawancara dalam psikologi
klinis mempunyai dua tujuan, yaitu:
1) Pengukuran psikologis untuk mendapatkan data klien dalam membuat
diagnosis permasalahan dan intervensi masalahnya.
2) Pengumpulan data kualitatif untuk memperoleh pemahaman tentang suatu
fenomena yang diteliti. Interview merupakan bagian dari penelitian survei
dimana angket kurang mampu menggali lebih dalam informasi individu.
Metode wawancara untuk memperoleh data, yaitu:
1) Wawancara Terstruktur
Konselor atau psikolog mengelola serangkaian pertanyaan standar yang
telah disusun dengan membatasi jawaban klien. Konselor atau psikolog
akan memberikan pertanyaan secara berurutan sehingga kurang fleksibel
selama proses wawancara berlangsung. Selain itu, bentuk pertanyaan yang
diajukan sudah mengarah dalam membuat diagnosis. Konselor atau
psikolog dapat mengendalikan kecepatan wawancara melalui angket
menjadi acuan yang harus diikuti secara baku. Keberhasilan konselor atau
psikolog dalam menggunakan metode wawancara struktur dengan
menghindari kesalahan yang berasal dari jawaban subyek sesuai harapan
lingkungan sosialnya (socially desirable) untuk menutupi informasi. Jenis
angket (menggunakan media online seperti googleform, atau bertemu
langsung). Teknik bertanya yang kurang tepat dengan mengganti kata
dalam wawancara. Jenis wawancara ini memiliki beberapa kekuatan, yaitu
mengurangi kesalahan dari masalah teknis dan menghindari variasi
jawaban. Namun tentu saja disetiap kelebihan yang dimiliki sebuah
metode pasti tetap memiliki kekurangan seperti jawaban yang diperoleh
bersifat rasional sehingga kurang mengungkap dimensi emosional (Purba,
2015).
2) Wawancara Semi Struktur
Konselor atau psikolog mengajukan pertanyaan sesuai pedoman, hanya
saja penyajiannya bisa fleksibel disesuaikan dari jawaban dari klien.
5
Pedoman wawancara berfungsi sebagai pengarah pertanyaan utama dan
menghindarkan data penting yang terlewatkan. Metode ini juga mampu
mendapatkan informasi terkait gangguan tertentu karena konselor atau
psikolog agak mengarahkan selama proses wawancara berlangsung.
3) Wawancara Tidak Terstruktur
Konselor atau psikolog menggunakan pertanyaan terbuka untuk
mendapatkan data terkait gejala terhadap satu gangguan. Ketika
wawancara menekankan pentingnya hubungan antar individu karena
tujuan wawancaranya untuk memahami perilaku, sehingga konselor atau
psikolog tidak mengarahkan pembicaraan klien.
D. Observasi
Keuntungan observasi adalah dapat melihat langsung apa yang dilakukan subyek
yang merupakan sasaran asesmen. Ini lebih baik daripada hasil wawancara yang dapat
direkayasa oleh subyek yang diwawancarai (Purba, 2015). Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
pemeriksa, sebagai berikut:
1) Mengamati Perilaku Non Verbal
Ada empat kategori umum perilaku non-verbal yang dapat diamati Rahayu (2004)
dalam (Purba, 2015), yaitu:
Perilaku motorik.
Postur dan perubahannya.
Ekspresi wajah dan kesesuaian dengan isi wawancara
Kontak mata
2) Mengamati Penampilan Pribadi
Meliputi cara berpakaian, gaya potongan rambut dan latar belakang
budaya orang yang diwawancarai.
3) Mengintegrasi Pengamatan
Mood
Perkembangan fisik dan neurologis
Tes
Asesmen-asesmen perilaku
Kunjungan rumah
Catatan kehidupan
Dokuman pribadi
Pemfungsian psikofisiologis
6
Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa tingkah laku disebabkan
oleh faktor intrapsikis yang berkaitan dengan id, ego, dan superego.
Menurut freud, esensi pribadi seseorang tersembunyi dalam
ketidaksadaran seseorang. Sehingga yang perlu dilakukan adalah
mengungkap hal tersembunyi/ tak sadar, seperti pengalaman masa lalu
yang traumatik atau yang menimbulkan fiksasi.
2) Pendekatan Belajar
Salah satu asumsi model belajar untuk memahami gangguan jiwa
merupakan adanya respon yang tidak sesuai yang terbentuk melalui proses
belajar dan dapat bertahan karena adanya penguatan. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah kuantitas suatu simptom yang dapat di observasi
dan mencari faktor suatu tingkah laku patologis, apakah berlebihan atau
kekurangan.
3) Pendekatan Humanistik
Manusia yang sehat ialah mereka yang hirarki kebutuhan dasar dan
sosialnya cenderung sudah terpenuhi. Hal yang diperlukan adakah
menciptakan lingkungan yang aman sehingga klien bisa bebas
mengungkapkan dirinya, terapis juga perlu bersikap empatik, tidak
menilai, namun memberi informasi dan kemudahan bagi klien untuk
mengungkapkan diri, agar mampu memahami secara utuh tentang dirinya
hingga mampu mengaktualisasikan diri.
4) Pendekatan Sosiokultural
Pendekatan ini beranggapan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh keadaan
linkungan, tekanan dari lingkungan dapat menyebabkan seorang individu
gagal memenuhi tuntutan untuk menyesuaikan diri. Maka dari itu
diperlukan asesmen kelompok untuk mengamati interaksi individu dengan
kelompoknya.
B. Macam-macam Intervensi
Intervensi dalam bidang psikologi dapat berbentuk intervensi individual, intervensi
kelompok, intervensi komunitas, intervensi organisasi maupun sistem. Pemberian intervensi
tersebut dapat berupa psikoterapi, rehabilitas, serta preventif.
Secara umum intervensi memiliki pengertian upaya dalam cara mengubah sebuah
perilaku dan juga pikiran serta perasaan seseorang, sebenarnya intervensi sendiri dapat
digunakan dalam beberapa bidang, tidak hanya terpaku di dalam psikologi sendiri, dari istilah
intervensi yang dipakai dapat ditemukan berbagai alternatif dan juga solusi untuk melakukan
penyembuhan dari psikologi klinis, yang di dalamnya dapat terlihat dari penyebab munculnya
gangguan di dalam proses penyembuhan psikologi klinis
Intervensi dalam rangka psikologi dan khususnya psikologi klinis adalah membantu
klien atau pasien menyelesaikan masalah psikologis, terutama sisi emosionalnya. Kendall dan
Norton Ford berpendapat bahwa intervensi klinis meliputi penggunaan prinsip-prinsip
psikologi untuk menolong orang mengalami masalahmasalah dan memiliki keinginan
mengembangkan kehidupannya secara lebih memuaskan.
Intervensi dalam ruang psikologi klinis intervensi dalam rangka psikologi dan
khususnya psikologi klinis adalah membantu klien atau pasien menyelesaikan masalah
7
psikologis, terutama sisi emosionalnya. Psikoterapi merupakan bagian dari intervensi dalam
konteks hubungan profesional antara psikolog dengan pasien. Pelaksanaan psikoterapi
terdapat aktivitas intervensi yang digunakan untuk menyembuhkan gejalagejala psikologis
tertentu.
Psikoterapi adalah pengaplikasian berbagai metode klinis dan sikap interpersonal
yang informed (didasari oleh informasi yang cukup) dan dilakukan secara sengaja,
berdasarkan prinsip-prinsip psikologis yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang
lain untuk memodifikasi perilaku,kognisi, emosi dan/atau karakteristik pribadi lainnya ke
arah yang diinginkan oleh partisipan.
Gambaran Umum Intervensi Gambaran umum intervensi bentuk konseling,
psikoedukasi, pelatihan, katarsis, behavior therapy dan cognitive therapy.
1) Konseling
Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien Selanjutnya Mortensen mengungkapkan konseling dapat
didefinisikan sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan seseorang
di mana yang seorang dibantu oleh yang lainya untuk menemukan
masalahnya.
2) Konseling Kelompok
Shertzer dan Stone dalam (Purba, 2015) mengatakan bahwa konseling
kelompok merupakan suatu proses dimana seorang konselor terlibat
didalam suatu hubungan dengan sejumlah konseli pada waktu yang sama
yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah.
3) Psikoedukasi
Psikoedukasi adalah suatu bentuk pendidikan ataupun pelatihan terhadap
seseorang dengan gangguan psikiatri yang bertujuan untuk proses
treatment dan rehabilitasi.
8
3. Penelitian dalam Psikologi Klinis
A. Prinsip Dasar Penelitian
Salah satu hal penting dalam penelitian di bidang psikolog klinis adalah dengan cara
melakukan riset evaluasi yang bertujuan untuk memberikan feedback dengan sebuah program
yang sedang dijalankan. Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika akan melakukan penelitian
adalah:
1) Memahami bagaimana proses insight terbentuk.
2) Konsep zeitgeist, the spirit of the time bahwa setiap ilmu atau temuan itu
ada masanya dan disesuaikan dengan trend yang ada pada saat itu.
3) Paradigma/eksemplar yang menjadi pijakan seorang peneliti.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian dapat menghindarkan dari keadaan spekulatif yang murni penelitian
tersebut juga dapat ditujukan untuk memperluas dan memodifikasi teori-teori yang ada
karena penelitian dapat mengembangkan kegunaan teori terebut. Alasan utama penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam memprediksi dan memahami
perilaku, emosi, dan pikiran individu di bawah asuhan psikolog klinis Sulistiyowati (2021)
dalam (Sulistyani Prabu Aji, 2022)
9
pihak strategis seperti tokoh adat, pengasuh korban, dan pejabat
pemerintah daerah. Jika pertanyaan penelitian belum terjawab, maka dapat
menggunakan metode cross-sectional dan longitudinal untuk perumusan
masalah.
3) Metode Korelasi
Studi ini menyelidiki besarnya hubungan antara faktor-faktor yang terlibat
dalam fenomena ini. Metode ini memungkinkan untuk melihat hubungan
antara dua variabel (bivariat) atau tiga variabel atau lebih (multivariat).
Studi korelasi memiliki hipotesis, dan hipotesis yang diajukan dapat
berupa korelasi positif atau negatif. Selain korelasi positif dan negatif,
penelitian sering mengarah pada penolakan hipotesis. Artinya, tidak ada
korelasi antara variabel yang diteliti Trull (2012) dalam (Sulistyani Prabu
Aji, 2022).
4) Metode Longitudinal Versus Cross Sectional
Penelitian cross-sectional adalah perbandingan antara variabel karena
penelitian tidak dapat dimanipulasi dalam waktu. Misalnya, korelasi antara
setiap kategori usia dan tingkat tekanan mental. Sedangkan studi
longitudinal menekankan atau subjek yang sama dari waktu ke waktu
Ediati et al (2020) dalam (Sulistyani Prabu Aji, 2022).
5) Metode Eksperimental
Penelitian eksperimental secara khusus didedikasikan untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat. Pada metode ini terdapat manipulasi variabel
bebas, control ketat pada situasi eksperimen, dan variable dependen dapat
berubah atau muncul dengan terlebih dahulu memanipulasi istilah variabel
independen (Sulistyani Prabu Aji, 2022).
6) Metode single-case
Bentuk pengembangan dari metode penelitian eksperimental dan observasi
studi kasus yang hanya membahas satu topik. Karena jumlah subjek yang
sangat terbatas, hanya satu subjek yang dapat dipilih, memungkinkan
penelitian dilakukan dengan kontrol validitas internal yang sangat ketat
(Sulistyani Prabu Aji, 2022).
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Intervensi adalah upaya untuk merubah perilaku, pikiran dan perasaan orang lain,
sedangkan Intervensi dalam bidang psikologi dapat berbentuk intervensi individual,
intervensi kelompok, intervensi komunitas, intervensi organisasi maupun sistem. Pemberian
intervensi tersebut dapat berupa psikoterapi, rehabilitas, serta preventif. Asesmen pada
dasarnya adalah usaha untuk mengukur individu dengan cara kembali ke belakang. Dengan
bertujuan Informasi yang telah dikumpulkan dalam asesmen klinis digunakan untuk
menunjang keputusan-keputusan dan berbagai area tindakan, seperti penyaringan dan
diagnosis, evaluasi dan intervensi, serta riset.
11
Daftar Pustaka
12