Dosen Pembimbing:
Dra . Hj. Budaya, S.Pd, M.Kes
Disusun Oleh:
Harman 50200118023
Iis Sugianti 50200118024
Hajarul Aswar \50200118025
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Asesmen dalam Psikologi Klinis” dengan baik dan lancar. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Psikologi Klinis.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar
harapannya penyusun mendapat masukan kritis untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas makalah ini. Semoga materi yang terdapat pada makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Makalah Psikologi Klinis.......................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
SOAL: 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi Klinis merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang
menggunakan konsep-konsep Psikologi Abnormal, Psikologi Perkembangan,
Psikopatologi dan Psikologi Kepribadian. Assesmen dalam Psikologi klinis sangat
diperlukan agar psikolog klinis dapat melakukan diagnosa dan menetapkan
intervensi sehingga lebih memahami masalah-masalah psikologis, gangguan
penyesuaian diri dan tingkah laku abnormal pada klien.
Asesmen psikologi memiliki prosedur evaluasi yang dilaksanakan secara
sistematis. Termasuk didalamnya terdapat prosedur observasi, wawancara,
pemberian satu atau seperangkat instrumen atau alat tes yang bertujuan untuk
melakukan penilaian dan/atau pemeriksaan psikologi.
Asesmen klinis merupakan proses yang digunakan psikolog klinis untuk
mengamati dan mengevaluasi masalah sosial dan psikologis klien, baik
menyangkut keterbatasan maupun kapabilitasnya. Sebagai prasyarat bagi terapi,
asesmen klinis menyediakan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan kunci, seperti
menyangkut kelemahan klien dan akibat-akibatnya, defisiensi dan gangguan apa
yang terjadi pada pemfungsian klien atau lingkungan sosialnya untuk mengelola
masalah dan atau mengembangkan kecenderungan positifnya, serta intervensi apa
yang terbaik digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan klien.
Asesmen juga memberikan kontribusi terhadap riset klinis, antara lain
dengan menyediakan landasan ilmiah untuk mengevaluasi terapi dan membangun
teori-teori pemfungsian dan disfungsi manusia. Asesmen klinis sering pula
diartikan sebagai psikodiagnostik, yaitu upaya untuk memahami sumber sumber
penyakit melalui gejala-gejala sakit atau maladaptif dan kemudian memasukkannya
ke dalam kelompok jenis gangguan yang baku atau telah dibakukan.
Usaha-usaha atau penekanan asesmen yang dilakukan disesuaikan dengan
pendekatan atau teori yang akan digunakan. Penekanan asesmen berkaitan dengan
dinamika kepribadian, latar belakang lingkungan sosial dan keluarga, pola interaksi
dengan orang lain, persepsi terhadap diri dan realita atau riwayat secara genetis dan
fisiologi.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Menjabarkan definisi dan tujuan Asesmen dalam Psikologi klinis,
mengetahui sasaran Asesmen dalam Psikologi Klinis, mampu menyebutkan
metode-metode Asesmen dalam Psikologi Klinis, dapat memahami proses
sistematis Asesmen dalam Psikologi Klinis, dan mengenali berbagai jenis
Asesmen dalam Psikologi Klinis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Suprapti Slamet dan Sumarmo M, Pengantar Psikologi Klinis, ( Jakarta : UI-Press, 2008) hlm 99
3
4
2. Tujuan Asesmen
1) Klasifikasi diagnostik
Maksud dari klasifikasi diagnostik yang tepat antara lain :
Untuk menentukan jenis treatment yang tepat. Suatu treatment sangat
bergantung pada bagaimana pemahaman klinisi terhadap kondisi klien
termasuk jenis gangguannya (vermande, van den Bercken, & De Bruyn, 1996).
Untuk keperluan penelitian. Penelitian tentang berbagai penyebab suatu
gangguan sangat bergantung kepada validitas dan reliabilitas diagnostik yang
ditegakkan.
Memungkingkan klinisi untuk mendiskusikan gangguan dengan cara efektif
bersama profesional yang lain (Sartorius et.al, 1996).
2
Suprapti Slamet dan Sumarmo M, Pengantar Psikologi Klinis, ( Jakarta : UI-Press,
2008) hlm 99
3
Sutardjo A.W, Pengantar Psikologi Klinis Edisi Revisi, (Bandung : Refika Aditama, 2007)
hlm 63, 64
4
Lailatul F dan M. Jauhar, Pengantar Psikologi Klinis, ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2014) hlm 84-87
6
2) Deskripsi
Para klinisi beranggapan bahwa untuk memahami content dari
perilaku klien secara utuh maka harus mempertimbangkan juga tentang
konteks sosial, budaya dan fisik klien. Hal itu menyebabkan asesmen
diharapkan dapat mendeskripsikan kepribadian seseorang secara lebih
utuh dengan melihat pada person-environtment interactions. Dalam
fungsinya sebagai sarana untuk melakukan deskripsi terhadap
kepribadian seseorang secara utuh, di dalam asesmen harus terdapat
antara lain : motivasi klien, fungsi intrapsikis, respon terhadap tes,
pengalaman subjektif, pola interaksi, kebutuhan (needs) dan perilaku.
Dengan menggunakan pendekatan deskriptif tersebut memudahkan
klinisi untuk mengukur perilaku pra treatment, merencanakan jenis
treatment dan mengevaluasi perubahan perilaku pasca treatment.
3) Prediksi
Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk memprediksi
perilaku seseorang. Misalnya klinisi diminta oleh perusahaan, kantor
pemerintah atau militer untuk menyeleksi seseorang yang tepat bagi
suatu posisi kerja tertentu. Dalam kasus tersebut, klinisi akan
melakukan asesmen dengan mengumpulkan dan menguji data
deskriptif yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan
prediksi dan seleksi.
5
Suprapti Slamet dan Sumarmo M, Opcit, hlm 100-103
8
Wawancara dalam setting klinis, lebih daripada setting yang lain, sangat
dipengaruhi oleh sikap pemeriksa terhadap kliennya. Dari sudut klien,
percakapan dengan pemeriksa dapat ia rasakan secara berbeda-beda,
misalnya sebagai suatu keadaan yang dapat membebaskannya dari suatu
penderitaan. Klien dapat bersikap positif terhadap pemeriksa atau
bersikap negatif, tergantung dari pengalaman sebelumnya mengenai
wawancara yang pernah dijalaninya. Pihak terapis/pemeriksa, harus pula
menyadari sikapnya terhadap klien/pasien agar tidak terjadi proyeksi
dalam menafsirkan/menginterpretasi suatu hasil wawancara/pengamatan
terhadap klien. Pewawancara harus sadar sepenuhnya atas tindakannya
sendiri dan dampak tindakannya terhadap pasien/kliennya.
3. Tes Terstruktur
6. Kunjungan Rumah
7. Catatan Kehidupan
8. Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi pun tidak harus berisikan mengenai peristiwa
dan sikap serta angan-angan klien, melainkan bisa jadi foto-foto yang
dikumpulkannya, ialah peristiwa-peristiwa apa yang dianggapnya penting.
Demikian juga jenis barang-barang koleksi, seperti barang-barang antik
yang ditafsirkan, misalnya oleh McCleland sebagai tanda kepribadian yang
dilandasi oleh kebutuhan akan harga diri, kekuatan, atau menguasai orang
lain.
9. Pemfungsian Psikologi
Hubungan psikis-mental dan faal organ tubuh sangatlah erat.
Teekanan darah, misalnya, sering berhubungan dengan adanya kecemasan
dan juga merupakan reaksi atas tekanan-tekanan psikologis. Seorang yang
14
b. Asesmen Kepribadian
1. Projective Assesment
2. Objective Assesment
yang utama, dan bukti-bukti riset menyangkut reliabilitas dan validitas tes
untuk asesmen neuropsikologis.
Berbagai Tes Asesmen Neuropsikologis
d. Asesmen Perilaku
oleh klien, observasi analog, dan observasi dan rating oleh orang lain yang
signifikan.
b. Laporan Diri dalam Asesmen Perilaku
Kalau pusat perhatian dan observasi pada laporan diri adalah perilaku
spesifik yang terjadi dalam perangkat spesifik, maka laporan diri memiliki
nilai akurasi yang tinggi. Pengukuran laporan diri telah berkembang untuk
mengakses aspek-aspek situasi seperti juga untuk mengakses perilaku.
c. Asesmen Analog
Asesmen analog bisa jadi dilaksanakan dengan cara berikut: paper-and-
pencil test, audiotape atau video tape test, enacment tests, role play test, dan
stimulasi. Metode-metode ini berbeda dalam alat yang mana situasi analog
ditampilkan dalam partisipan klien dan dalam tipe respons yang diminta dari
klien
d. Observasi Perilaku dan Peringkatan Perilaku Orang Dekat
Teman bermain, orang tua, guru-guru, dan staf bangsal psikiatris
diminta untuk melakukan observasi langsung atau secara restospektif membuat
peringkat atas perilaku klien. Metode ini menampilkan sumber data yang
menyeluruh karena cara di mana orang dipandang oleh orang yang secara
signifikan sangat kuat mempengaruhi perilaku dan persepsi diri orang.
e. Wilayah Tambahan Asesmen Perilaku
Asesmen respons fisiologis dan asesmen kognitif spesifik
menampilkan dua wilayah tambahan area dalam asesmen kepribadian.
19
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Asesmen dalam psikologi klinis ialah pengumpulan informasi untuk
digunakan sebagai dasar bagi keputusan-keputusan yang akan disampaikan oleh
penilai. Tujuan Asesmen dalam Psikologi Klinis ada tiga macam yaitu klasifikasi
diagnostik, deskripsi dan prediksi. Asesmen dalam psikologi juga memiliki 3
sasaran atau target yang akan diusahakan dalam pembuatannya yaitu, disfungsi
psikologis individual; menemukan kekuatan klien dalam aspek keterampilan,
kemampuan, atau sensitivitasnya; dan juga psikolog klinis dapat diminta melakukan
evaluasi dan melukiskan kepribadian subyek.
Ada empat komponen dalam proses asesmen psikologi klinis yakni:
Perencanaan dalam prosedur pengumpulan data (planning data collection
procedures), pengumpulan data untuk asesmen, pengolahan data dan pembentukan
hipotesis atau ‘image making’, mengkomunikasikan data asesmen baik dalam
bentuk laporan maupun dalam bentuk lisan.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Lailatul F dan M. Jauhar, Pengantar Psikologi Klinis, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2014
Slamet I. S., Suprapti & Markam, Sumarmo. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI-
Press
Tristiadi Ardi Ardani, dkk. 2007. Psikologi Klinis, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wiramihardja, Sutardjo A., Prof, Dr. 2012. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika
Aditama.
·
22
SOAL:
Dari poin diatas yang manakah metode asasmen dalam psikologi klinis
yang benar…
a. a,b,c,e dan f
b. c,d, dan f
c. a, c, e, dan d
d. a, b, c,dan d
e. semua benar
jawaban : (d)