Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI KLINIS
DOSEN PENGAMPU: Dr. MERSTY ELISABETH RINDENGAN, M. Pd

OLEH:
TRAGYLEA AROR
21101007
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
tutunannya saya bisa menyelesaikan makalah dengan judul “PSIKOLOGI KLINIS” dengan
segala baik. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada nci Mersty Elisabeth Rindengan
yang sudah memberikan saya tugas untuk membuat makalah ini, sehingga saya bisa menggali
lebih dalam tentang cabang cabang ilmu Psikologi, dan bisa lebih banyak belajar tentang ilmu
Psikologi terutama di cabang ilmu Psikologi Klinis.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia yaitu membuat
makalah yang berkaitan dengan Psikologi. Kiranya makalah ini dapat berguna bagi banyak orang
dan bagi saya penulis.

Saya tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan di
dalamnya. Jadi kritik dan saran sangat diharapkan penulis agar kedepannya penulis bisa
membuat makalah yang lebih baik lagi. Jika ada salah kata ataupun salah penulisan, penulis
mohon maaf yang sebesar besarnya. Terima Kasih.

Tomohon, 22 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 5
1.3 TUJUAN ............................................................................................................. 5

BAB 2 ISI ....................................................................................................................... 6

2.1 DEFINISI PSIKOLOGI KLINIS ......................................................................... 6


2.2 SEJARAH PSIKOLOGI KLINIS ........................................................................ 7
2.3 METODE METODE PSIKOLOGI KLINIS ........................................................ 9

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................... 12

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 12


3.2 SARAN ............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia.
Pengetahuan di bidang psikologi secara khas digunakan untuk melihat dan menindaklanjuti
masalah kesehatan mental, serta memahami dan menyelesaikan masalah-masalah di berbagai
bidang yang berbeda dalam aktivitas manusia. Salah satu contoh dalam hal ini adalah
konseling yang dapat dilakukan di sekolah, keluarga, maupun perusahaan.
Salah satu bidang kajian dari psikologi adalah Psikologi Klinis. Area psikologi klinis
mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teori, dan praktik untuk memahami, memprediksi, serta
mengurangi maladjustment, disability, dan discomfort dalam rangka meningkatkan
penyesuaian diri manusia, adjustment, dan personal development (APA,2011).
Psikologi klinis ialah salah satu bidang ilmu psikologi selain Psikologi Pendidikan,
Psikologi Industri dan Organisasi, dan lain-lain. Psikologi klinis menggunakan konsep-
konsep psikologi abnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan psikologi
kepribadian, serta prinsip-prinsip dalam assesmen, diagnosis dan intervensi, untuk dapat
memahami dan memberi bantuan bagi mereka yang mengalami masalah-masalah psikologis,
gangguan penyesuaian diri dan tingkah laku abnormal.
Psikologi Klinis mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal. Tugas utamanya
adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang
biasanya dilakukan di rumah sakit. Namun secara luas, Psikologi Klinis adalah bidang
psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan-rintangan
emosional pada manusia, tidak memandang apakah ia abnormal atau subnormal. Menurut
Phares (1992), psikologi klinis menunjuk pada bidang yang membahas kajian, diagnosis, dan
penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorders) atau tingkah
laku abnormal. Dari pengertian dan definisi di atas terlihat bahwa psikologi klinis mencakup
assesmen atau psikodiagnostik, penelitian, dan terapi bagi masalah-masalah psikologis,
gangguan penyesuaian diri, maupun perilaku abnormal.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai permasalahan yang mucul dan dapat memicu
gangguan psikis, diantaranya masih kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan
kerja, sementara hal ini tidak berimbang dengan jumlah pencari kerja (Burhani, 2010). Hal
ini menyebabkan meningkatnya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Permasalahan-
permasalahan yang ada di masyarakat, misalnya pengangguran yang meningkat atau kurang
mampunya seseorang dalam menyesuaikan diri di masyarakat dapat memicu munculnya
stres, tekanan, depresi, dan dapat juga mengganggu mental individu sampai dengan tingkat
yang berat, misalnya muncul perilaku-perilaku abnormal.
Psikolog klinis adalah ahli di bidang psikologi klinis yang memiliki latar belakang Sarjana
Psikologi pada kurikulum lama; atau Magister Psikologi Profesi dengan bidang Psikologi

4
Klinis pada kurikulum baru. Magister Profesi Psikologi Klinis (anak dan/dewasa) menempuh
masa studi selama 5 (lima) semester atau minimal 2,5 (dua setengah) tahun, serta paling lama
10 (sepuluh) semester atau 5 (lima) tahun dan memiliki gelar (M.Psi, Psikolog).
Psikolog klinis bertugas memberikan jasa dan praktik psikologi klinis untuk menolong
individu atau kelompok dalam rangka pemeriksaan dan intervensi psikologis untuk upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif maupun paliatif pada masalah psikologi klinis.
Psikolog klinis yang sah memiliki Surat Tanda Registrasi Psikolog Klinis (STRPK) dan Surat
Izin Praktik Psikolog Klinis (SIPPK) dari pemerintah. Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK
Indonesia) adalah organisasi profesi resmi wadah berhimpunnya tenaga Psikolog Klinis di
Indonesia.
Pendekatan Holistik mengungkapkan bahwa seorang yang sakit fisik juga sekaligus sakit
mental, karena hubungan resiprokal antara aspek fisik dan mental tidak dapat dimungkiri
keberadaannya. Dengan demikian, di samping perawatan medis seorang pasien sering
membutuhkan pendampingan Psikolog Klinis untuk membantu pemulihan kesehatan aspek
mentalnya. Apalagi, ketegangan emosi seseorang yang mengalami kesulitan memecahkan
masalah psikologis yang dihadapi sering memanifestasi dalam bentuk keluhan fisik.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Definisi Psikologi Klinis


2. Sejarah Psikologi Klinis
3. Metode Metode Psikologi Klinis

3. TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari Psikologi Klinis


2. Mengetahui Sejarah Psikologi Klinis
3. Mengetahui Metode Metode yang digunakan Psikologi Klinis

5
BAB 2
ISI
1. DEFINISI PSIKOLOGI KLINIS
Psikologi klinis merupakan bagian atau cabang dari psikologi yang menggabungkan
keilmiahan dari psikologi dengan penanganan masalah manusia yang komplek. Istilah
psikologi klinis berasal dari penggabungan dua kata, yaitu 'psikologi' dan 'klinis'.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "psychology" yang merupakan gabungan dari
kata 'psyche' yang berarti jiwa dan 'logos' yang berarti ilmu. Sehingga secara harafiah
psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Dalam perkembangannya karena 'jiwa' merupakan
sesuatu yang tidak dapat terlihat, maka sebagian dari ahli psikologi mengartikan 'jiwa'
sebagai 'tingkah laku'. Sehingga psikologi didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku manusia, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, baik
yang disadari maupun yang tidak disadari, baik sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungan tempat manusia tersebut hidup. Klinis atau clinical berasal
dari bahasa Yunani, yaitu "klinike", yang berarti praktek medis di tempat tidur untuk orang
yang sakit.
Sehingga psikologi klinis dapat diartikan sebagai bidang psikologi yang berhubungan
dengan perilaku yang menyimpang, maladaptif, atau abnormal. Pemahaman tentang
penyimpangan manusia merupakan bagian yang penting dalam pengertian psikologi klinis,
akan tetapi jangkauan dari psikologi klinis sesungguhnya meliputi area yang lebih luas
daripada sekedar perilaku abnormal atau sakit mental yang bersifat individual.
Dari apa yang disebutkan di atas, psikologi klinis dapat diartikan dalam dua pengertian,
yaitu:
 Dalam arti sempit, psikologi klinis diartikan sebagai bidang psikologi yang
mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal.
 Dalam arti luas, psikologi klinis diartikan sebagai bidang psikologi yang membahas
serta mempelajari kesulitan-kesulitan dan rintangan-rintangan emosional pada
manusia, tidak memandang apakah ia abnormal atau subnormal.
Beberapa pendapat ahli tentang apa yang dimaksud dengan psikologi klinis adalah :
1. L. Witmer.
Psikologi klinis adalah metode yang dikembangkan untuk mengubah atau
mengembangkan jiwa seseorang berdasarkan hasil obeservasi dan eksperimen dengan
menggunakan teknik penanganan pedagonis.
2. Corsini.
Psikologi klinis adalah cabang dari psikologi yang bersifat spesialis dalam studi,
prevensi, diagnosis dan penanganan gangguan-gangguan perilaku dan gangguan mental
serta tekanan-tekanan mental yang negatif.

6
3. J.H. Resinck.
Psikologi klinis adalah bidang dalam psikologi yang meliputi riset, pelayanan dan
pengajaran yang releven dengan prinsip-prinsip, metode-metode dan prosedur aplikasi
untuk memahami, menduga, dan mengurangi maladjustmen, ketidaknyamanan, dan
ketidakmampuan, diterapkan pada populasi klien untuk rentang yang luas.
4. Reber.
Psikologi klinis adalah bidang psikologi yang berhubungan dengan perilaku yang
menyimpang, maladaptif, atau abnormal.
5. Phares.
Psikologi klinis adalah bidang psikologi yang membahas kajian, diagnostik, dan
penyembuhan masalah-masalah psikologis, gangguan, atau tingkah laku abnormal.
Sedangkan American Psychological Association Clinical Section mengartikan psikologi
klinis sebagai suatu wujud psikologi terapan yang bermaksud memahami kapasitas perilaku
dan karakteristik individu yang dilaksanakan melalui metode pengukuran, analisis, dan
pemberian saran serta rekomendasi agar individu mampu malakukan penyesuaian diri secara
patut.
Psikologi klinis mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teori dan praktek untuk memahami,
meprediksi dan mengurangi maladjustment, distabilitas, dan ketidak-nyamanan serta
memperbaiki adaptasi, penyesuaian dan perkembangan pribadi manusia. Psikologi klinis
memfokuskan diri apda aspek-aspek intelektual, emosional, biologis, psikologis, sosial, dan
perilaku dari fungsi manusia seumur hidupnya.

2. SEJARAH PSIKOLOGI KLINIS

Bidang psikologi klinis didirikan pada tahun 1890 dan telah mengalami transformasi
substansial selama 120 tahun terakhir. Dengan belajar tentang akar sejarah psikologi klinis, kita
dapat lebih memahami perkembangan saat ini dan mendapatkan wawasan tentang bagaimana
lapangan dapat terus berkembang. Pelajaran ini akan memperkenalkan Anda kepada konsep-
konsep kunci dan istilah, perkembangan sejarah yang penting, dan terkait profesi kesehatan
mental. Selama 1800-an dan awal 1900-an, sejumlah kontribusi penting dibuat yang berfungsi
sebagai landasan untuk sebuah disiplin baru: psikologi klinis. Periode ini ditandai dengan
meningkatnya minat dalam studi ilmiah dari pikiran manusia. Sir Francis Galton adalah di antara
yang pertama secara resmi mempelajari perbedaan individual antara orang-orang, dan karyanya
dipengaruhi oleh peneliti lain untuk mengukur karakteristik individu, seperti bakat dan
kemampuan mental. Dalam beberapa tahun Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi
pertama di Jerman dan William James mendirikan laboratorium psikologi pertama di Amerika
Serikat. Sementara upaya awal yang belum terbentuk dengan baik, sistem awal diagnosis dan
mengukur kemampuan mental mulai berkembang. Pada tahun 1896, Lightner Witmer
mendirikan klinik psikologi pertama dan menciptakan istilah”psikologi klinis.”

Bidang psikologi menekankan pada ilmu murni sebagai praktiknya. Lightner Witmer, yang
adalah seorang mahasiswa sebelum Wilhelm Wundt, berubah pandangan. Dia adalah kepala
7
departemen psikologi di University of Pennsylvania dan memutuskan untuk bekerja dengan
seorang anak muda yang memiliki kesulitan ejaan. Klinik ini didedikasikan untuk membantu
anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Pada 1907, ia mendirikan jurnal pertama dari bidang
baru psikologi, Klinik Psikologi, dan menciptakan istilah psikologi klinis, didefinisikan sebagai
“studi tentang individu, dengan pengamatan atau eksperimen, dengan tujuan mempromosikan
perubahan”. Kebanyakan psikiater dan ahli saraf masih bekerja dengan pasien yang memiliki
tekanan mental yang serius, sementara itu bidang psikologi klinis terus berkembang.

Setelah Perang Dunia II, psikolog klinis terus membuat perkembangan penting di bidang
pengkajian dan intervensi. Versi lama dari tes kecerdasan dan kepribadian persediaan telah
direvisi, dan penilaian baru dikembangkandan diuji. Pada tahun 1950, psikiater menerbitkan
sistem diagnosisyang komprehensif disebut Manual Diagnostik dan Statistik untuk Gangguan
Kesehatan Mental (DSM/Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) yang kemudian
diadopsi oleh psikolog klinis dan sebagian profesi kesehatan mentallainnya. DSM telah direvisi
beberapa kali selama bertahun-tahun. Edisi awal dianggap tidak maksimal karena mereka
memasukkan deskripsi gejala yamg samar-samar, yang menyebabkan kesalahan diagnosis dan
perselisihan antar dokter tentang apakah gejala yang ada atau tidak ada pada pasien tertentu.
Edisi selanjutnya ditujukan bahwa kekurangan, dan sebagai hasilnya, diagnosis kesehatan mental
kini dapat ditetapkan dengan keandalan yang jauh lebih besar. DSM edisi keempat dengan rilis
edisi kelima diantisipasi pada tahun 2013. Namun, DSM akan terus dievaluasi kembali dalam
tahun-tahun mendatang, dan edisi baru dapat dirilis dan diperbarui terus selama diperlukan.

Psikologi Klinis adalah bidang yang luas praktik dan penelitian dalam disiplin ilmu psikologi,
yang menerapkan prinsip-prinsip psikologis untuk penilaian, pencegahan, upaya perbaikan, dan
rehabilitasi tekanan psikologis, disabilitas, perilaku disfungsional, dan kesehatan, perilaku
berisiko, pencegahan gangguan mental, dan peningkatan psikologis dan kesejahteraan fisik.
Sementara psikolog klinis banyak melakukan psikoterapi dengan klien, penting untuk dicatat
bahwa bukan hanya itu jalur karier dalam psikologi klinis. Pilihan lainnya termasuk mengajar di
tingkat universitas, melakukan penelitian dan mengelola program publik.

Sebagaimana psikologi klinis berkembang, menjadi sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip


pengobatan psikoanalisis yang menempatkan penekanan besar pada fungsi sadar. Meskipun
cerita ini cukup rumit, berbagai bentuk pengobatan klinis yang muncul pada pertengahan abad
ke-20 melalui asosiasi dengan, dan reaksi terhadap, psiko analisis mengakibatkan apa yang
sekarang kita sebut psikoterapi kolektif . Biasanya, derajat terkait dengan psikologi klinis adalah
Ph.D. (Doctor of Philosophy) yang melibatkan pelatihan baik dalam pengobatan klinis dan
penelitian dan baru Psy.D. (Doctor of Psychology) yang menekankan pelatihan klinis dan
pelatihan meminimalkan dalam penelitian.

8
3. METODE METODE DALAM PSIKOLOGI KLINIS

1. Metode observasi

Penelitian yang dilakukan secara langsung kelapangan. Ada beberapa jenis observasi,
yakni observasi tak sistematik, observasi alami, observasi terkendali, dan observasi pada
studi kasus.

 Observasi tak sistematik yaitu observasi yang dilakukan secara tidak berurutan atau
beraturan.
 Observasi alamiah atau naturalistik yaitu observasi yang dilakukan dalam setting
alamiah. Dalam hal ini peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak
menampakkan diri sebagai orang yng melakukan penelitian.
 Observasi terkendali (controlled), jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki
observasi alami yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang
yang akan diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahu sejauh mana stimulus
itu berpengaruh dalam perilaku.
 Studi kasus, adalah suatu penelitian intensif terhadap satu subjek, yang bertujuan
memberikan deskripsi yang mendetail tentang subjek yang diteliti itu. Peneliti
melakukan wawancara, observasi atu dipelajari biografinya. Studi kasus bertujuan
mengungkapkan keunikan yang terdapat pada kasus, dan dapat mengarahkan pada
suatu pembentukan hipotesis baru apabila temuan memang sangat unik.
2. Metode penelitian epidemiologis

Metode ini mempelajari kejadian (incidence), prevalensi, dan distribusi penyakit atau
gangguan dalam suatu populasi. Metode ini biasa dilakukan dalam bidang kedokteran
untuk mengetahui penyebaran penyakit menular dan penyakit-penyakit yang terkait dengan
kondisi daerah tertentu di Indonesia. Kebanyakan dari penelitian epidemiologis ini
didasarkan atas hasil survei berdasarkan kuesioner yang disebarkan disuatu daerah tertentu,
dengan harapan bahwa subjek yang mengisi kuesioner akan melaporkan yang sebenarnya.
Namun dalam penelitian dengan kuesioner semacam ini kadangkala terjadi bahwa subjek
tidak menyatakan yang sebenarny, dan menjawab seperti yang dikehendaki oleh peneliti.

3. Metode korelasi

Metode korelasi memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah suatu variabel tertentu,
misalnya penyakit influenza, berkaitan dengan variabel lain, misalnya cuaca disuatu
daerah. Teknik korelasi memerlukan dua set data (dari observasi,skor tes dan lain-lain)
untuk dicarikan apakah data set pertama berhubungan dengan data set lainnya, yang
kemudian menghasilkan suatu koefesien korelasi yang berkisar antara -1 (korelasi negatif)
dan +1 (korelasi positif). Koefesien dapat bermakna (signifikan) pada tingkatan 0,05
(berarti berlaku pada 95 persen pengamatan) atau pada tingkatan 0,01 (berlaku pada 99

9
persen pengamatan). Bermakna atau tidaknya suatu korelasi bergantung pada jumlah
sampel yang diteliti. Untuk penelitian bidang klinis kadang-kadangsuatu koefesiens
korelasi yang secara statistik bermakna, tidak mempunyai makna praktis, tidak
menunjukkan korelasi yang bermakna secara statistik. Misalnya meskipun secara statistik
hubungan antara penderita gangguan depresi dengan kejadian stres tidak bermakna secara
statistik, dalam pengalaman praktik psikologi klinis, hubungan antara kedua hal tersebut
patut selalu mendapat perhatian. Sebaliknya, temuan seperti adanyahubungan yang
bermakna antaraskor TPA (Tes Potensi Akademik) dengan penilaian akademik di
universitas pada populasi mahasiswa yang mengikuti UMPTN, hubungan ini tidak begitu
penting untuk praktik psikologi klinis.

4. Penelitian Longitudinal Versus Cross-Sectional

Dua pendekatan dalam penelitian ini sering kali dilakukan terhadap populasi lanjut usia,
atau anak-anak dengan kelainan khusus. Penelitian longitudinal ialah Penelitian ini
dilakukan secara terus menerus dalam janga waktu tertentu pada subjek yang sama.Desain
penelitian cross sectional adalah Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai sampel-
sampel yang mengawakili usia anak yang ingin diteliti.

5. Metode penelitian eksperimental

Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan
secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini
dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu
atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode
eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya
mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya. (Shalahuddin,1990:23)

Untuk memastikan adanya suatu hubungan sebab akibat antara dua peristiwa, perlu
dilakukan metode eksperimen. Misalnya bila peneliti ingin memperkenalkan pengaruh
musik pada emosi gembira pada sejumlah penghuni panti werdha. Untuk menguji dugaan
tersebut perlu dilakukan metode eksperimen. Peneliti memilih dahulu penghuni di wisma
yang akan menjadi kelompok eksperimental yakni yang akan diberi stimulus musik
dangdut pada waktu tertentu misalnya jam 5 sore. Kelompok ini dibandingkan dengan
kelompok kontrol yakni mereka yang ada di wisma lain, yang tidak diberi musik. Atas dua
kelompok ini dicatat observasi perilaku penghuni yang dapat menggambarkan emosi
gembira misalnya: ekspresi wajah, gerakan, kata-kata yang diucapkan. Observasi akan
lebih objektif bila dilakukan pemotretan dengan kamera video.

Setelah ada observasi awal, yang dinamakan data dasar (baselin data), baru diberikan
stimulus pada kelompok eksperimental. Observasi dilakukan sekali lagi terhadap kedua
kelompok itu pada saat yang sama, untuk kelompok eksperimental dan kelompok kontrol.
Bila pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan perilaku gembira, sedangkan pada

10
kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa stimulus musik
itu yang menyebabkan peningkatan perilaku itu. Dalam contoh ini perilaku gembira
dinamakan variabel bebas.

6. Desain satu kasus

Desain satu kasus mempunyai satu persamaan dengan desain studi kasus dan desain
eksperimental. Dalam desain satu kasus, diukur perilaku individu sebelum dan sesudah
perlakuan, dan hal ini dilakukan dalam situasi eksperimen. Desain satu kasus adalah
perwujudan dari pendekatan perilaku, yang mengutamakan spengukuran perilaku nyata.
Salah satu contoh desain satu kasus yang dapat direncanakan ialah perlakuan misalnya
terhadap seseorang anak dengan perilaku agresif. Diruang terapi, anak diamati salama
beberapa jam/selama beberapa hari, dicatat perilaku agresif apa saja yang ia tampilkan, dan
dicatat frekuensinya (situasi A). kemudian diberikan perlakuan, yakni apablia anak
memperlihatkan perilaku baik, maka ia diberi imbalan. Perlakuan ini dipertahankan selama
beberapa jam/beberapa hari, dan dicatat lagi perilaku anak yang positif, yakni duduk diam
(B). Setelah itu, kembali lagi anak dibiarkan seperti situasi A, yakni tidak diberikan
perlakuan. Setelah itu kembali diberlakukan situasi B.

 Desain Multiple Baseline


Kadangkala situasi pemberian imbalan seperti yang terjadi pada situasi B tidak mudah
untuk ditiadakan demi pertimbangan etis. Dalam desain ganda dilakukan hal yang sama
dengan kasus anak perilaku agresif, namun desain ABAB itu diberlakukan dalam dua
situasi, yakni di rumah dan di ruang terapi. Yang diamati dan dicatat base-line nya
adalah dalam dua situasi, yakni situasi di ruang terapi dan situasi di rumah. Dalam
situasi terapi tidak perlu diadakan peniadaan imbalan. Penghentian imbalan dilakukan
hanya dalam situasi di rumah. Apabila peningkatan perilaku positif selalu terjadi
menyusul perlakuan (pemberian hadiah). Maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan
itulah yang menyebabkan bertambahnya perilaku positif dan berkurangnya perilaku
agresif.
 Desain campuran
Dalam desain ini teknik eksperimental dan teknik korelasi digabung. Sebagai contoh
rancangan penelitian yang dikemukakan Davison & Neale pada tahun 1990 ialah
penelitian mengenai efektivitas tiga jenis terapi pada penderita gangguan psikiatrik
tertentu. Bila pasien untuk masing-masing jenis terapi tersebut. Dianggap sebagai
masing-masing satu kelompok muka salah atu jenis terapi itu mungkin terlihat lebih
berhasil. Namun bila pasien dalam tiga jenis terapi itu dibedakan dalam kelompok
dengan ganggauan parah dan gangguan ringan, maka kesimpulannya bisa berbeda untuk
tiap kelompok itu.

11
BAB 3
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Psikologi klinis merupakan bagian atau cabang dari psikologi yang menggabungkan
keilmiahan dari psikologi dengan penanganan masalah manusia yang komplek. Istilah
psikologi klinis berasal dari penggabungan dua kata, yaitu 'psikologi' dan 'klinis'.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "psychology" yang merupakan gabungan dari
kata 'psyche' yang berarti jiwa dan 'logos' yang berarti ilmu. Sehingga secara harafiah
psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Klinis atau clinical berasal dari bahasa Yunani, yaitu
"klinike", yang berarti praktek medis di tempat tidur untuk orang yang sakit.
Bidang psikologi klinis didirikan pada tahun 1890 dan telah mengalami transformasi
substansial selama 120 tahun terakhir. Dengan belajar tentang akar sejarah psikologi klinis,
kita dapat lebih memahami perkembangan saat ini dan mendapatkan wawasan tentang
bagaimana lapangan dapat terus berkembang. Pelajaran ini akan memperkenalkan Anda
kepada konsep-konsep kunci dan istilah, perkembangan sejarah yang penting, dan terkait
profesi kesehatan mental. Selama 1800-an dan awal 1900-an, sejumlah kontribusi penting
dibuat yang berfungsi sebagai landasan untuk sebuah disiplin baru: psikologi klinis.
Metode metode yang digunakan dalam psikologi klinis adalah metode observasi,
penelitian epidemiologis, korelasi, penelitian longitudinal versus cross-sectional, penelitian
eksperimental dan desain suatu kasus.

2. SARAN
Kecenderungan individu untuk berfantasi dapat memberikan dampak yaitu mengurangi
kualitas hidupnya apabila sudah pada taraf yang mengganggu. Individu dapat mengatasi
dengan cara melakukan kontrol diri, seperti misalnya meningkatkan konsentrasi atau
membuat dirinya sadar penuh akan lingkungan dan apa yang ia pikirkan. Beralih kedalam
pembahasan mahasiswa yang memiliki medical student syndrome, hal ini dapat diatasi
dengan cara mengembangkan pemikiran yang kritis, selain itu, mahasiswa dapat
menanganinya dengan cara merefleksikan model pembelajaran yang sebelumnya telah
dijelaskan. Hal ini bertujuan agar mahasiswa cukup sadar tentang dirinya sendiri dan juga
sadar untuk menjadi pelajar yang menggunakan informasi dengan baik, serta
mempertimbangkan aspek-aspek yang sekiranya perlu untuk sangat diperhatikan dalam
menegakkan diagnosa akan sebuah gangguan mental atau psikologis. Saran lainnya
merupakan saran akademis yang ditujukan bagi para pendidik yang memiliki wewenang
untuk mengajarkan mata kuliah Psikologi yang khususnya membahas gangguan atau
penyakit psikologis, agar memberikan informasi mengenai adanya kemungkinan akan
medical student syndrome yang dapat terjadi dalam diri mahasiswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Metode Metode Psikologi Klinis. (2013). Retrieved November 2021, 2021, from Tugas Makalah :
http://tugas-makalah.blogspot.com/2013/05/metode-penelitian-dalam-psikologi-klinis.html

adm, N. (2019, Desember 31). PsikologiKlinis. Retrieved November 22, 2021, from viavitae.id:
http://viavitae.id/psikologi-klinis/

Asmana, A. (n.d.). Pengertian Psikologi Klinis. Retrieved November 22, 2021, from
legalstudies71.blogspot: https://legalstudies71.blogspot.com/2018/12/pengertian-psikologi-
klinis.html

IndoPositive. (n.d.). Sejarah Psikologi Klinis. Retrieved November 2021, 2021, from IndoPositive:
https://www.indopositive.org/2020/04/psikologi-klinis-sejarah-pendekatan-dan.html

Psikologi Klinis. (n.d.). Retrieved November 22, 2021, from Wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_klinis

Psikologi Klinis. (n.d.). Retrieved November 22, 2021, from libary binus: libary.binus.ac.id

13

Anda mungkin juga menyukai