Anda di halaman 1dari 21

“ PSIKOLOGI KOMUNIKASI DALAM BERDAKWAH DI

MASYARAKAT SEMASA PANDEMI COVID -19 DI MAJELIS


TA’LIM XXX “

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH : DWI SEFI EFENDY

NIM : 1180302015

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PEYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AZ – ZAYTUN INDONESIA ( IAI AL-AZIS )
TAHUN AKADEMIK 2021
Blok Sandrem, Desa Mekarjaya Kec.Gantar Kab.Indramayu, Indonesia 4526
Telp (62 234) 742815-22, ext. 2049 Fax. (62 234) 742 900
Email : sekretariat@iai-alzaytun.ac.id Website : www.iai-alzaytun.ac.id

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Metode dakwah adalah salah satu komponen dakwah yang sangat penting
diperhatikan dan dianalisis kesesuaiannya dengan mad’u. Penyampaian pesan-
pesan dakwah yang tidak sesuai dengan kondisi objektif mad’u kerap kali
menjadikan mad’u tidak betah bahkan menjauh dari majelis-majelis ilmu agama.
Menyampaikan pesan-pesan agama dengan ketus dan menyakitkan atau
melakukan tindakan yang berlawanan dengan yang disampaikan adalah beberapa
hal yang kerap kali ditemukan dan menjadi indikator menjauhnya mad’u dari
majelis-majelis ilmu agama. (Rahmatullah, 2016, pp. 55-56)

Ilyas dan Prio dalam Hariyanto menjelaskan, “Kepentingan dakwah itu


berpusat kepada apa yang dibutuhkan oleh komunitas atau masyarakat (mad’u),
bukan kepada apa yang dikehendaki oleh pelaku dakwah (da’i). Dakwah mesti
berorientasi kepada kepentingan mad’u (mad’u centred preaching) dan tidak
kepada kepentingan da’i (da’i centred preaching)”. Gagasan dakwah yang
menempatkan mad’u sebagai sentral (pusat) menghendaki strategi dakwah yang
empatik, simpati, dan humanistis. Empatik dan simpatik dalam dakwah
menghendaki sikap yang menempatkan da’i dalam posisi mad’u. Adapun dakwah
humanis menghendaki pengakuan terhadap sisi kemanusiaan mad’u secara utuh,
baik pemikirannya, kejiwaannya, maupun problematikanya. (Hariyanto, 2018, pp.
71-72).

Terjadinya komunikasi merupakan keseluruhan aktifitas yang melibatkan


beberapa unsur yang saling berkaitan dan adanya saling berhubungan antara unsur
yang satu dengan unsur yang lain. Pawit dalam Arif Nurjaman menjelaskan
“bahwa sistem adalah sebagai seperangkat benda yang saling berhubungan satu
sama lain dan membentuk kesatuan yang terpadu. Komponen yang saling

2
berkaitan dan berhubungan antar yang satu dengan yang lainnya adalah sebagai
unsur - unsur komunikasi “. (Nurjaman, 2016, p. 19)

Jalaludin Rakhmat dalam Eva Khairani menyimpulkan, Psikologi


komunikasi adalah ilmu yang berkaitan dengan bagaimana cara mencapai
komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia. Lingkup psikologi komunikasi
mencakup penyampaian energi, gelombang suara, dan stimulus terhadap kejiwaan
komunikan. Psikologi dalam komunikasi akan sangat berperan dalam perubahan
perilaku pada manusia terutama ketika sedang berkomunikasi dengan manusia
lainnya secara pribadi, kelompok ataupun massa. (Khairani, 2020, p. 107)

Berkomunikasi tidak hanya dengan suara. Komunikasi dapat dilakukan


dengan sikap tubuh, gerak isyarat, dan ekspresi wajah. Sebagaimana isyarat suara,
seperti pola titi nada dan warna nada secara tepat memberikan memberi informasi
sosial dan emosioal, tetapi gerak tubuh sukar di gambarkan dan dianalisis karena
kita meresponnya secara di bawah alam sadar. Bahkan kita sering tidak tahu apa
apa yang kita respon (Hall 1959). (Rif'at, 2017, p. 120)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1. Pemanfaatan mempelajari psikologi komunikasi dalam berdakwah di


majelis Ta’lim XXX .
2. Respon mad’u terhadap da’i yang mempelajari psikogi komunikasi
jama’ah atau mad’unya di Majelis Ta’lim XXX.
3. Hasil da’i memahami dan mendalami karakter mad’u nya di Majelis
Ta’lim XXX.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari uraian rumusan masalah yang ada , penelitian ini bertujuan untuk :

3
1. Memahami definisi psikologi komunikasi secara umum.
2. Mendalami pesan gesture, pesan postural, pesan artifaktual

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Mengenal Gesture tubuh atau mimik wajah mad’u, apakah tertarik atau
tidak dengan materi yang disampaikan da’i.

2. Bahasa lisan mudah dimengerti mad’u karena da’i sudah memahi


karakter mad’u nya.

1.5 Definisi Istilah


a. Psikologi komunikasi
Psikologi Komunikasi adalah Menurut Miller 1974, Psikologi
komunikasi diartikan sebagai “Psychology is the science that attemps to
describe, predict, and control mental and behavioral events” (ilmu yang
berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental
dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi). (Yanti, 2019, pp. 248-249)

b. Komunikasi
Komunikasi menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981)
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam. (Yanti, 2019, p.
248)

c. Dakwah
Dakwah secara etimologis berasal dari bahasa Arab, kata dakwah
merupakan
masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan,
seruan atau ajakan. Dan secara istilah Syekh Ali Mahfudh dalam Moh. Ali
Aziz (2004: 4) mengatakan dakwah adalah mendorong manusia untuk

4
berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama) menyeru mereka pada
kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh
kebahagian dunia akhirat. (Fabriar, 2019, p. 127)

d. Dakwah Semasa Pandemi Covid - 19


Covid -19 termasuk ancaman yang menakutkan banyak pihak,
karena dipandang dapat mengancam kehidupan masyarakat secara serius.
Ancaman ini tidak saja dirasakan secara ekonomi, pendidikan, budaya dan
dalam beribadah sehari-hari, akan tetapi juga berdampak sistemik pada
aktivitas dakwah. Dakwah yang selama ini berjalan lancar nyaris tanpa
kendala, tiba-tiba tersentak dan nyaris terhenti walau sesaat. Dilihat secara
ancaman, memang virus ini bisa dikategorikan sebagai sebuah ancaman
terhadap pelaksanaan dakwah. Namun ada satu hal yang penting digaris
bawahi bahwa para da’i tidak boleh lari dari tantangan atau ancaman covid
ini, akan tetapi harus bersiap-siap menghadapinya secara bijak. Para da’i
dan pegiat dakwah harus berpegang pada motto bahwa dakwah tidak boleh
berhenti karena ancaman wabah. Motto ini diharapkan mampu memotivasi
semangat para da’i dan pegiat dakwah untuk mencari arah baru yang tidak
kalah efektifnya dalam mengembangkan dakwah Islamiyah. Mungkin
wabah ini sengaja dibangkitkan oleh Allah SWT supaya para ulama, da’i
dan pegiat dakwah dapat belajar dan berfikir menemukan hikmah dan
solusi atas persoalan dakwah. (Hasan, 2020, pp. 53-54).

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

A. Psikologi Komunikasi Dalam Berdakwah


a. Definisi Psikologi

Beberapa sarjana modern mencoba mengemukakan beberapa definisi.


Psikologi di antaranya Wilhem Wundt, (dalam Arifin, 1976: 19)
mendefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki
pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti pengalaman pancaindra,
merasakan sesuatu, berpikir, berkehendak, dan bukan mempelajari
pengalaman yang diluar diri manusia, karena pengalaman yang demikian
menjadi objek kajian ilmu pengetahuan alam. Jhon C. Ruch (1984: 4)
mendefinisikan psikologi sebagai ilmu tentang aktivitas perilaku dan mental.
Ernest Hilgert (1962: 2) mengatakan, “Psychology is the science that studies
the behavior of men and other animals” (Ilmu jiwa dapat diberikan batasan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dari manusia dan
manusia lainnya).

Di sisi lain secara sederhana psikologi juga sering disebut sebagai ilmu,
yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya.
Sedangkan pengertian atau definisi yang lebih terperinci menyebutkan bahwa
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku lahiriah
manusia dengan menggunakan metode observasi secara obyektif, seperti
terhadap rangsang (stimulus) dan jawaban (respon) yang menimbulkan
tingkah laku.

Definisi tersebut di atas mengesankan bahwa kegunaan psikologi, terbatas


hanya untuk menguraikan atau mengungkap apa yang ada di balik tingkah

6
laku manusia. Dalam keadaan tertentu, kebutuhan seseorang memang dapat
saja terbatas hanya ingin mengetahui faktor kejiwaan apa yang menyebabkan
tingkah laku tertentu orang lain, tapi di saat yang lain, misalnya bagi seorang
yang sedang merencanakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang di
mana banyak kemungkinan bisa terjadi, maka psikologi dapat membantunya
meramalkann kira-kira tingkah laku apa yang bakal dilakukan oleh sebagian
atau keseluruhan dari orang-orang yang diamatinya. (Salim, 2017)

b. Definisi Komunikasi Dakwah


Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari
seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang
lainnya yang bersumber dari al-Quran dan hadist dengan menggunakan
lambang-lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk
mengubah sikap, pendapat atau prilaku orang lain yang lebih baik sesuai
ajaran Islam, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui
media. (Maghfiroh, 2016)
Banyak ayat dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan dakwah, akan tetapi
di antara ayat yang paling penting untuk dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan dakwah (metode dakwah) adalah lebih merujuk pada QS.
16:125 :

َ‫س ُۗ ُه ا َِّن َربَّك‬


َ ‫ي ا َ ْح‬ ْ ِ‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم بِالَّت‬
َ ‫ي ِه‬ َ ‫ظ ِة الْ َح‬ َ ‫اُدْعُ ا ِٰلى‬
َ ‫سبِي ِْل َر ِبّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َوالْ َم ْى ِع‬
َ‫سبِيْ ِل ٖه َوهُ َى ا َ ْعلَ ُم بِالْ ُم ْهت َ ِديْه‬
َ ‫ع ْه‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫هُ َى ا َ ْعلَ ُم بِ َم ْه‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalgacu pada an-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Berdasarkan ayat di atas, dalam melaksanakan atau melakukan seruan dan
ajakan menuju jalan Allah (Islam) para pelaku dakwah dapat berpedoman
pada ayat tersebut, yaitu dengan menggunakan al-hikmah, al mauidzah
hasanah, mujadalah bi alalati hiya ahsan. (Aliyudin, 2010)

B. Peranan Psikologi Komunikasi dalam Hubungan Manusia

7
Psikologi komunikasi berperan dalam beberapa aspek yang ada pada kehidupan
manusia dan dapat memberikan manfaat sebagai berikut, yaitu:
a. Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia
berhubungan dengan kecerdasan emosional seseorang. Kecerdasan emosional
akan mempengaruhi kompetensi seseorang dalam kemampuannya untuk
mengembangkan hubungan yang sehat, dan untuk menerjemahkan emosi yang
dirasakan orang lain. Ketahuilah contoh asosiasi dalam psikologi komunikasi ,
contoh sensasi dalam psikologi komunikasi dan pengertian sensasi dalam
psikologi komunikasi.
b. Menumbuhkan Rasa Percaya
Melalui komunikasi Anda dapat menumbuhkan rasa saling percaya dalam
hubungan antar manusia. Komunikasi yang terjalin secara verbal dan non
verbal dapat membantu mengukur tingkat kepercayaan seseorang. Perilaku
yang konsisten akan mendorong tumbuhnya rasa percaya, karena
menunjukkan bahwa perilaku yang sama akan berlanjut di masa depan.
c. Menumbuhkan Saling Pengertian
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia dapat
membangun saling pengertian antara satu orang dengan lainnya.
Menggunakan psikologi komunikasi kita dapat mengerti akan pesan – pesan
dalam hubungan antar manusia. Pesan ini termasuk cara Anda untuk
menyatakan sesuatu kepada orang lain dan lebih mendalam daripada kata –
kata yang hanya memiliki makna di permukaan saja. Kemampuan untuk
memahami proses komunikasi dengan menggunakan ilmu psikologi akan
membuat seseorang dapat menyingkap arti dan makna tersembunyi yang
mungkin saja ada dalam suatu proses komunikasi.
d. Menentukan Identitas Seseorang
Berkomunikasi dengan orang lain juga akan membantu membangun
identitas kita sendiri, karena hal itu dapat menjabarkan peranan yang Anda
pegang dalam sebuah hubungan dan citra diri yang ditampilkan ke publik.
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia akan
membantu kita menentukan posisi diri di mata orang lain. Dengan demikian,
juga akan membantu kita untuk menentukan tindakan yang harus diambil dan
bagaimana cara bersikap dan menanggapi situasi tertentu.
e. Menentukan Tingkat Hubungan
Menurut empat tahap teori dari Altman dan Taylor mengenai
perkembangan relasional, perilaku publik kita dan interaksi yang dilakukan
mengkomunikasikan perkembangan suatu hubungan. Pertemanan muncul

8
apabila kita mengungkapkan detail pribadi mengenai kepribadian kita dan
mengembangkan kepercayaan lebih untuk berkomunikasi selanjutnya.
f. Berbagi Arti
Kita menerima dengan yakin bahwa kata – kata yang diucapkan
menyampaikan persis apa yang dimaksudkan. Dalam beberapa hal, ini
merupakan asumsi yang salah. Kenyataannya kata – kata sering kali tidak
diterima sebagaimana yang dimaksudkan oleh pesannya, atau dengan persepsi
dalam psikologi komunikasi yang salah. Peranan psikologi komunikasi dalam
hubungan antar manusia adalah untuk menyamakan arti dari suatu pesan
sesuai dengan makna yang sebenarnya.
g. Memungkinkan Komunikasi yang Koheren
Kata – kata sering kali tidak bermakna sama untuk setiap orang sehingga
dapat menghambat proses komunikasi. Peranan psikologi komunikasi dalam
hubungan antar manusia adalah untuk dapat menjalin komunikasi yang
koheren. Artinya, dapat menjalin komunikasi yang efektif dengan berpangkal
pada sumber masalahnya dan usaha untuk mengatasi masalah tersebut,
menanggapi masalah dengan fokus dan tanggapan yang sesuai.
h. Memperkuat Sugesti
Arti sugesti adalah proses yang dialami individu untuk menerima cara
pandang orang lain tanpa mengkritik hal tersebut. Untuk mempermudah
pemberian sugesti, diperlukan penerapan psikologi dalam cara berkomunikasi
yang tepat. Ketahuilah juga apa saja faktor situasional dalam psikologi
komunikasi, penggunaan psikologi komunikasi dalam konseling, dan ciri
pendekatan dalam psikologi komunikasi.
i. Membangun Hubungan Sosial
Sebagai makhluk sosial tentunya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa
merasa tidak membutuhkan siapapun. Gunanya memahami psikologi dalam
komunikasi tentu saja adalah untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik
dengan sesama manusia dan mempertahankan hubungan sosial dengan orang
lain. Dengan demikian, komunikasi dapat menjadi cara untuk membangun
hubungan sosial yang kokoh melalui landasan yang kokoh pula, sehingga
hubungan tersebut tidak mudah rusak atau terganggu.
j. Mencapai Tujuan
Tujuan berkomunikasi adalah untuk mencapai tindakan yang dikehendaki
oleh salah satu pihak terhadap pihak yang lainnya. Tindakan nyata adalah
tanda yang paling penting bahwa komunikasi telah berjalan dengan baik.
Untuk itu diperlukan kemampuan dalam psikologi komunikasi agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila komunikasi tidak diiringi dengan

9
pemahaman psikologis, akan ada kemungkinan kecil tujuan tersebut bisa
tercapai.
k. Menimbulkan Kesenangan
Kesenangan dalam hubungan antar manusia diperoleh dari hubungan yang
terjalin dengan hangat, akrab dan menyenangkan. Untuk itu tentunya
diperlukan cara berkomunikasi yang tepat agar dapat terbentuk suasana yang
menyenangkan dalam hubungan antar manusia. Ketahuilah juga pembahasan
mengenai klasifikasi kelompok dalam psikologi komunikasi.
l. Mempengaruhi Sikap
Pesan yang dikomunikasikan akan menimbulkan efek pada diri sasaran
komunikasi. Dengan demikian, menggunakan psikologi komunikasi akan
bertujuan untuk dapat mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan
berdasarkan manipulasi psikologis sehingga dapat mempengaruhi tindakan
orang lain. Jika komunikasi yang dilakukan efektif, maka tujuan yang ingin
dicapai berupa perubahan sikap dapat tercapai dengan mulus.
m. Belajar Berempati Dalam Berkomunikasi
Empati berarti kita berusaha untuk memasuki sisi pikiran orang lain dan
merasakan bagaimana jika berada di posisi orang tersebut. Dengan demikian
kita akan belajar untuk memahami dan mengerti perasaan orang lain sehingga
timbul rasa ingin membantu yang tulus dan ikhlas. Kita dapat menjadi orang
yang lebih peka terhadap orang – orang lain di sekitar, bahkan hal tersebut
dapat membantu untuk mengenali diri kita sendiri.
n. Memudahkan Menerima Informasi
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia tidak hanya
memudahkan penyampaian informasi saja, namun juga akan memudahkan
penerimaan informasi dengan benar. Berkomunikasi dengan menggunakan
psikologi akan mempermudah seseorang mengerti informasi yang
disampaikan, berikut maksud terselubung jika ada, dan lain sebagainya.
Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dan menggunakan
pemahaman mengenai psikologi maka informasi yang ditujukan kepada
seseorang akan mudah diterima dengan baik untuk membentuk pemahaman
bersama.
o. Membentuk Kepribadian Seseorang
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia sangat
berpengaruh kepada kehidupan seseorang. Psikologi komunikasi dapat
dilakukan untuk tujuan membentuk kepribadian seseorang. Perkembangan
kepribadian dapat terhambat apabila komunikasi yang dilakukan tidak lancar.
Komunikasi yang terjalin dengan buruk tidak akan membuat kepribadian
seseorang berkembang dengan baik.

10
p. Mengurangi Kegagalan Berkomunikasi
Pesan yang dipersepsikan secara salah oleh salah satu pihak yang dituju
dalam satu proses komunikasi dapat menyebabkan gagalnya proses tersebut.
Menggunakan peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia
akan mengurangi resiko kegagalan proses komunikasi tersebut dan
mengarahkan penyampaian pesan yang efektif serta mudah dimengerti.
q. Membantu Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah pada hubungan interpersonal dalam psikologi
komunikasi hanya berhasil jika komunikasi dapat berlangsung dengan efektif.
Bagaimana kita dapat memecahkan masalah yang ada dalam hubungan dengan
orang lain akan dapat berlangsung dengan baik dengan adanya saling
pengertian yang sama mengenai topik yang menjadi sumber masalah tersebut.
Komunikasi memang tidak dapat dilepaskan dari psikologi dan begitu pula
sebaliknya.
Pembahasan mengenai komunikasi tidak akan pernah lepas dari perilaku
dan pengalaman kesadaran manusia. Sejarah yang panjang dalam penelitian
pada fenomena komunikasi akan memperlihatkan hubungan yang erat antara
psikologi dan komunikasi, dan tidak sedikit ahli psikologi yang juga
mempelajari mengenai komunikasi lebih dalam lagi. (BSI, 2019)
Psikologi, adalah Ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan
mengendalikan peristiwa mental dan tingkal laku manusia. Psikologi secara
umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan
pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan dan kehendak (konansi).Psikologi
yang dimaksud oleh penulis adalah kondisi kejiwaan remaja, yang berkaitan
dengan kararteristik dan kebiasaan-kebiasaan serta tingkah laku remaja.
(Susanti, 2019)

2.2 Macam Macam Metode Dakwah

A. Dakwah Bil Lisan


Dakwah bil lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,
bimbingan, penyuluhan dan sebagainya. Dakwah bil lisan juga sebagai teknik
atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh karakteristik bicara seseorang
dai, atau mubaligh pada waktu aktifitas dakwah, keunggulan dakwah bil lisan
adalah metode dakwah yang praktis yang dimana metode ini dapat disesuaikan
dengan kondisi mad’u.
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh M. Munir yaitu dalam dakwah bil
lisan seorang da’i menyampaikan informasi dakwah dengan cara ceramah atau
komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah. Sedangkan menurut

11
Nurkholis Settiawan dakwah bil lisan yaitu cara dengan menyampaikan nasihat -
nasihat atau penjelasan-penjelasan keagamaan secara lisan. Metode dakwah bil
lisan disampaikan dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah difahami oleh
mad’u bukan dengan kata-kata yang keras dan menyakiti hati.
Tugas pokok seorang da’i yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
tentunya sangat dibantu dengan vocal lisan. Oleh karena itu seorang da’i identik
dengan ceramah sehingga seorang da’i harus bisa mengolah kata-kata yang
menarik dan dapat dipahami.
Berikut ini beberapa metode dakwah bil lisan mengutip pendapat Asmuni
Syukir:
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai
ciri karakteristik bicara oleh seseorang da’i atau mubaligh pada suatu akttifitas
dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato,
khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. Ceramah sebagai salah satu
metode atau teknik berdakwah tidak jarang digunakan oleh da’i ataupuun para
utusan Allah dalam usaha menyampaikan risalahnya.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara
mendorong sasarannya untuk menyatakan sesuatu masaalah yang dirasa belum
dimengerti dan da’i sebagai penjawabnya.

B. Dakwah Bil Qalam


Dakwah bil qalam adalah bagian dari jurnalistik islami dan jurnalistik pada
umumnya. Jurnalistik adalah proses atau kegiatan mengolah, menulis, dan
menyebarluaskan berita dan opini melalui media massa. Dakwah bil qalam
sebagai konsep dakwah melalui pena yaitu dengan membuat tulisan di media
massa. Karena menyangkut tulisan, maka dakwah bil qalam disebut juga dakwah
bil kitabah (dakwah melalui tulisan).
Metode dakwah bil qalam merupakan buah dari keterampilan tangan dalam
menyampaikann pesan dakwah. Keterampilan tangan ini juga tidak hanya
melahirkan tulisan, tetapi juga gambar atau tulisan yang mengandung misi
dakwah. Metode ini telah diaplikasikan pada zaman Rasulullah karena, pada saat
itu, tradisi tulis menulis sudah berkembang. Terbukti ketika Rasulullah menerima
wahyu beliau langsung memerintahkan kepada para sahabat yang memiliki
kemampuan untuk menulis wahyu yang diterimanya. Padahal saat itu secara
teknis sulit untuk melakukan tulis menulis disebabkan belum tersedianya sarana
seperti kertas dan alat tulis pena. Penyampaian dakwah seperti ini dirasa efektif
di era global seperti saat ini. Penyajian berbentuk tulisan adalah dakwah yangg

12
dapat mengikuti perkembangan teknologi. Pada abad ke 21 dikatakan juga
sebagai zaman digital hal tersebut terlihat pada semakin meluasnya media sosial,
jejaring internet dan berbagai alat digital sebagai sarana penunjang informasi
yang digunakan masyarakat.

C. Dakwah Bil Hal


Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata seperti yang
dilakukan Rasulullah SAW. Masyarakat dapat terpengaruh oleh keteladanan baik
pengaruh negatif maupun positif. Bila keteladanan buruk yangg berkembang
dimasyarakat, maka pengaruh buruknya akan mengantarkan mereka pada
kelemahan sebaliknya bila keteladanan yang berkembang maka pengaruh
baiknya akan mengantar mereka pada kebaikan. Karenanya islam menganjurkan
umatnya agar menebar kebaikan di tengah-tengah masyarakat dengan melakukan
amar ma’ruf

13
BAB III
KAJIAN

3.1 Teoritis Metode Dan Pesan .. (Saputra, 2017)

A. Sasaran Psikologi Dakwah


Menurut M. Arifin (1991) didalam bukunya Psikologi Dakwah, bahwa
pelaksanaan program kegiatan dakwah dan penerangan Agama berbagai
permasalahan yang menyangkut sasaran bimbingan atau dakwah perlu
mendapatkan konsiderasi yang tepat diantaranya yaitu;
a. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil,
serta masyarakat didaerah marginal dari kota besar.
b. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi struktur
kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
c. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosial kultur berupa golongan Priyayi, Abangan dan Santri. Klasifikasi ini
terutama terdapat dalam masyarakat di Jawa.
d. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat segi
berupa usia berupa golongan Anak-anak, Remaja dan orang Tua.
e. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi
okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang,
seniman, buruh, pegawai negri (administrator).
f. Sasaran yang menyangkut masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup
sosial-ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin.
g. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari jenis kelamin
(Sex) berupa wanita, pria dan sebagainya.
h. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus
berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,
narapidana dan sebagainya. (Assasman212.wordpress.com)

3.2 Pengantar psikologi dakwah (Hermawan, 2019)


Psikologi dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah untuk
memperoleh pengertian yang lebih dalam tentang bagaimana penyampaian
materi dakwah kepada sasaran agar mampu memberikan dorongan,
mengadakan perubahan, mengingatkan dan mengarahkan serta memberi
keyakinan kepada tujuan dakwah.Adapun epistemologi psikologi dakwah
terletak pada adanya beberapa faktor antara lain:

A. Edukatif

14
Edukatif artinya mendidik. Mendidik adalah melakukan proses pendidikan
dengan sengaja dan terus menerus, selama proses perkembangan pribadi yang
terjadi pada seseorang. Pendidikan berarti suatu proses atau aktivitas yang
bertujuan agar tingkah laku seseorang yang mengalami pendidikan itu terjadi
perubahan dalam dirinya.Seorang da‟i bersifat edukatif apabila bertindak
sebagai pendidik (edukator) dan bersikap sebagai guru. Psikologi berpendapat
bahwa pemberian pendidikan, pengajaran sebaiknya lebih didasarkan atas
perkembangan psikis daripada perkembangan kronologis.
B. Motivatif
Motivatif artinya memberi motivasi. Motivasi adalah daya batin atau
dorongan. Dalam motivasi in terkandung suatu dorongan dinamis yang
mendasari segala tingkah laku individual manusia. Tingkah laku bermotivasi
adalah tingkah laku yang dilatarbelakangi oleh motif.. Juru dakwah sebagai
motivator harus mengerti bahwa motif ini sebagai latar belakang dari seluruh
tingkah laku manusia yang timbul karena adanya dorongan kebutuhan yang
muncul setiap saat.Seorang da‟i dalam memilih materi juga harus disesuaikan,
demikian pula dalam menentukan metode harus memperhatikan kondisi psikis
sasaran dakwah, agar bisa memberikan motivasi dan dorongan untuk
menerima pesan-pesan dakwah.
C. Sugesti
Sugesti adalah memberi sugesti. Sugesti dapat dirumuskan sebagai suatu
proses di mana seseorang menerima begitu saja suatu cara atau pedoman
tingkah lakunya dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.Juru dakwah
sebagai pemberi sugesti mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk dapat
memanfaatkan situasi-situasi dan menggunkan kondisi-kondisi yang tepat
untuk menimbulkan sugesti massa agar pikiran, perasaan dan kehendak
mereka bisa terpengaruh dengan keyakinan terhadap apa yang menjadi tujuan
dakwah.
D. Persuasif
Persuasif artinya to persuade, to induce, to believe (membujuk, merayu,
dan meyakinkan). Persuasi adalah kegiatan psikologis, tujuannya untuk dapat
mengubah sikap, pendapat, atau tingkah laku tanpa menggunakan ancaman,
kekerasan, kekuatan, kekuasaan, penekanan, pemerasan, penyuapan, teror,
intimidasi, dan boikot tetapi dengan kesadaran, simpati dan sepenuh
perasaan.Juru dakwah sebagai pemberi persuasi harus mampu berkomunikasi
atau melakukan proses interaksi, interrelasi dan proses saling mempengaruhi.
Dakwah merupakan kegiatan yang berusaha mempengaruhi manusia dari
kondisi kejiwaan yang makruf menjadi lebih meningkat atau minimal bisa
bertahan dalam kemakrufan dan juga berupaya mempengaruhi tingkah laku
dari kondisi mungkar menjadi makruf, dan dari kondisi ragu menjadi
mantap.Persuasi dalam dakwah adalah seni dan ilmu tentang menghimbau

15
secara ekstralogis untuk menjamin keputusan yang diinginkan dengan prinsip-
prinsip argumentatif. (Moh.syahri, 2018)

16
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

4.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan bertujuan
untuk medeskripsikan sebuah penelitian dan dalam penelitian ini akan dicari data-
data mengenai Psikologi Komunikasi dalam Berdakwah di Masyarakat Semasa
Pandemi Covid – 19 di Majelis Ta’lim XXX. Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan meringkas
berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil
wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi
dilapangan.

4.2 Kehadiran Peneliti


Dalam penelitian, tindakan kehadiran peneliti tidak hanya sebagai perencana,
dan pengumpul data saja. Tetapi peneliti terlibat langsung dalam tindakan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.
Maka dari itu, peneliti adalah orang yang melakukan penelitian tentang suatu
hal termasuk karya ilmiah, dan juga sebagai orang yang melakukan kegiatan-
kegiatan dan penelitian, baik itu kualitatif, kuantitatif, ataupun penelitian pustaka.
Jika peneliti menggunakan metode kualitatif, berarti ia harus langsung turun ke
lapangan untuk meneliti dengan menggunakan metode-metode, mulai dari
observasi, wawancara, dokumentasi dan lain sebagainya.

4.3 Lokasi Penelitian


Berdasarkan judul yang akan penulis bahas maka penulis menentukan lokasi
penelitiannya dilakukan di Majelis Ta’lim XXX yang beralamat di Jl. Kelurahan
XXX, Kecamatan XXX, Kota XXX, Provinsi XXX.

4.4 Populasi dan Sampel


Populasi adalah sekumpulan individu sejenis (spesies) yang memiliki
kemampuan bereproduksi diantara sesamanya, yang mendiami suatu ekosistem
pada selang waktu tertentu. Maka dari itu, objek yang dijadikan penelitian ini
adalah Da’i yang sering berdakwah di Majelis Ta’lim XXX.

17
Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber
data. Maka dari itu, peneliti mengambil sampel dari beberapa Da’I yang ada di
Majelis Ta’lim XXX dengan didukung metode penelitian seperti observasi,
wawancara, dan dokumentasi untuk membantu penelitiannya.

4.5 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian adalah bagian yang signifikan dalam
mengetahui validitas suatu penelitian. Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian adalah:
A. Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya dan
diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan. Yang menjadi sumber
data dari penelitian ini adalah Da’i, Mad’u, di Majelis Ta’lim XXX dan yang
diambil adalah hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sampel
yang dipilih adalah dengan tujuan mendapatkan informasi.
B. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi dalam bentuk
yang sudah jadi berupa publikasi. Yang menjadi data sekunder dalam
penelitian ini adalah hasil observasi yang berupa data tentang Analisis
banyaknya mad’u yang hadir dalam setiap pertemuan dan Da’i yang sering
hadir di Majelis Ta’lim XXX.

4.6 Teknik Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan Data Kualitatif dilakukan dengan teknik yang bersifat
secara langsung seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk
mendapatkan sebuah data yang diolah menjadi kesimpulan dan hasil penelitian.

4.7 Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari:
A. Reduksi Data yang artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta di cari tema dan polanya.
B. Penyajian Data adalah sekumpulan informasi yang disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.
C. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data adalah hasil analisis yang dapat
digunakan untuk mengambil tindakan.

18
4.8 Pengecekan Keabsahan Data
Dilakukan dengan cara membandingkan hal-hal yang menjadi metode dalam
penelitian. Seperti membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara, dan
lain sebagainya. semua itu bertujuan untuk mendapat kesinkronan dalam
penelitian yang dilakukan untuk bisa mendapatkan hasil dari penelitian.

4.9 Tahap-Tahap Penelitian


Tahapan penelitian yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan survey
pada lokasi tempat penelitian yang terkait, yang kemudian masuk dalam pra
penelitian dengan menentukan fokus penelitiannya, meminta atau mengurus
perizinan kepada pihak terkait berkenaan akan dilakukannya penelitian,
mengadakan dialog dan pertemuan atau berbentuk diskusi singkat, lalu membuat
rancangan metode dan strategi penelitian secara detail dan menyeluruh. Kemudian
masuk pada proses penelitian melalui teknik pengumpulan data dengan
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah semua data diperoleh
dan terkumpul, maka penulis atau peneliti melakukan analisis data meliputi:
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data yang
kemudian menjadi kesimpulan penelitian. Selanjutnya, kesimpulan dari penelitian
tersebut menjadi hasil penelitian. Dan setelah mendapatkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, masuk dalam proses penyusunan hasil penelitian supaya tersusun
lebih baik lagi secara optimal.
Langkah-langkah dalam penelitian:
A. Survey
B. Pra Penelitian
C. Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Reduksi data
G. Penyajian Data
H. Penarikan kesimpulan/verifikasi data
I. Kesimpulan Penelitian
J. Hasil Penelitian

19
DAFTAR RUJUKAN

Aliyudin. (2010). Kajian Terhadap Qs.An Nahl ayat 125. E-Journal IAIN
Kendari, 1014.
BSI, U. (2019). Psikologi Komunikasi. E-Learning Universitas Bina Sarana
Informatika, 10-12.
Fabriar, S. R. (2019). Urgensi Psikologi Dalam Aktivitas Dakwah. Jurnal An-
Nida, 127.
Hariyanto. (2018). Relasi Kredibilitas Da'i Dan Kebutuhan Mad'u Dalam
Mencapai Tujuan Dakwah. Tasamuh, 71-72.
Hasan, J. (2020). Tantangan Dan Arah Dakwah Di Tengah Ancaman Pandemi
Covid - 19. Jurnal Peurawi, 53-54.
Hermawan, A. (2019). Pengantar Psikologi Dakwah. Kudus: Yayasan HJ. Kartini
Kudus.
Khairani, E. (2020). Psikologi Komunikasi Humas Aceh Dalam Menyikapi
Pandemi Korona ( Covid 19 ). Peurawi, 107.
Maghfiroh, E. (2016). Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam. Dakwatuna, 35-36.
Moh.syahri. (2018). Psikologi Dakwah Al- Quran. STAI Luqman AL Hakim
Surabaya, 71-72.
Nurjaman, A. (2016). Pola Komunikasi Kyai dalam Memelihara Solidaritas
Jamaah. Academic Journal for Homiletic Studies, 19.
Rahmatullah. (2016). Analisis Penerapan Metode Dakwah Berdasarkan
Karakteristik Mad'u dalam Akvifitas Dakwah. MIMBAR, 55-56.
Rakhmat, J. (2010). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rif'at, M. (2017). Penggunaan KInesik Dalam Pidato. Alhadharah, 120.
Salim, A. (2017). Peran dan Fungsi Dai Dalam Perspektif Psikologi Dakwah. Al -
Hikmah, 93-94.
Saputra, W. (2017). Kajian Teoritis Metode dan Pesan Dakwah. M. Marsi, 33-36.
Susanti, F. (2019). Pendekatan Psikologi Komunikasi Dakwah Dalam Membina
Akhlak Remaja. Universitas Islam Negeri ( UIN ) Lampung, 2.

20
Yanti, Y. C. (2019). Psikologi Komunikasi Dalam Meningkatkan Dakwah Da'i Di
Masjid Fajar Ikhlas Kelurahan Sumbrerjo Kecamatan Kemiling. Al-
Adyan, 248-249.

21

Anda mungkin juga menyukai