Anda di halaman 1dari 8

Materi 6

Pendengaran
dan
penginderaan kimiawi

Mengapa kita bisa mendengar? Hal ini disebabkan karena pusat


pendengaran di otak bagian temporal menerima impuls listrik dan
diterjemahkan oleh otak sebagai suatu “suara”. Gelombang suara yang
memasuki telinga akan menggetarkan membran timfani, selanjutnya getaran
ini akan dihantarkan melalui tulang-tulang pendengaran (maleus, incus, stapes)
menuju ke oval window sebagai jalan masuk ke koklea. Getaran ini selanjutnya
akan diteruskan melalui cairan yang ada di dalam koklea yang akhirnya
menggetarkan organ korti yang ada di sepanjang koklea. Organ korti yang
bergetar akan menghasilkan impuls lis trik dan akhirnya dibawa menuju ke pusat
pendengaran di otak temporalis melalui saraf -saraf pendengaran.

Struktur Telinga

1
Perjalanan Getaran Suara pada Telinga

Dalam memahami fungsi pendengaran, kita perlu memahami


karakteristik suara yang dapat kita dengar. Manusia hanya mampu mendengar
suara dengan frekuensi 20 hingga 20.000
Hz. Frekuensi suara menentukan tinggi rendahnya nada suara tersebut.
Semakin rendah frekuensi, maka suara memiliki nada yang semakin rendah,
begitu juga sebaliknya, semakin tinggi frekuensi suara, nada suara tersebut
semakin tinggi. Manusia paling sensitif terhadap nada dengan frekuensi 1.000
hingga 4.000 Hz. Frekuensi ini digunakan oleh manusia sebagai percakapan
sehari -hari. Laki-laki memiliki suara dengan nada yang cenderung re ndah
dan perempuan memiliki suara yang cenderung bernada tinggi. Hal ini
dipengaruhi oleh anatomi pita suara. Selain nada, suara juga dibedakan
berdasarkan intensitasnya. Manusia agar tetap sehat hanya diperbolehkan
mendengar intensitas 85 dB selama 8 jam. Semakin tinggi tingkat kebisingan,
semakin singkat waktu yang diperbolehkan untuk mendengarkannya.
Contoh ekstremnya, kebisingan 100 dB (suara pesawat jet) hanya diperbolehkan
terpapar 15 menit saja. Itu sebabnya, orang yang bekerja disekitar pesawat yang
menyala harus mengenakan pelindung telinga. Hal lainnya yang berkaitan
dengan karakteristik suara adalah kualitas bunyi. Kualitas bunyi ditentukan
oleh nada tambahan yang mengenai nada dasar. Setiap benda atau orang
memiliki kualitas bunyi yang berbeda. I tu sebabnya kita bisa membedakan
suara si A dengan suara si B. mungkin saja si A memiliki nada suara dengan
frekuensi dasar 1.200 Hz ditambah dengan frekuensi 1.230 Hz + 1.197 Hz +….
Sehingga memberikan kesan khas pada suara si A. begitu juga alat-alat
musik, memiliki kualitas yang berbeda sehingga “Do” pada piano akan
berbeda dengan “Do” pada Angklung.

39
Intensitas yang diperbolehkan

Manusia bisa membedakan lokasi suara berasal. Hal ini disebabkan


karena otak mampu mengambil kesimpulan dari perbedaan intensitas suara
yang berasal dari telinga kanan dan telinga kiri. Ketika sumber suara
berasal dari kanan, maka telinga kanan akan menerima gelombang suara
yang lebih besar dibanding telinga kiri sehingga menghasilkan impuls listrik
yang berbeda. Kedua impuls listrik ini akan dibawa ke otak dan otak akan
menyimpulkan bahwa sumber suara dari kanan. Hal ini menjelaskan ketika kita
mendengarkan sebuah musik dengan menggunakan earphone, dimana telinga
kanan dan telinga kiri menerima intensitas yang persis sama, menghasilkan
impuls listrik yang identik, sehingga otak menyimpulkan bahwa sumber suara
ada di tengah-tengah dalam kepala.

Perkiraan Lokasi Sumber Suara

Kerusakan pada organ pendengaran akan menyebabkan ketulian. Tuli


dibedakan menjadi tiga jenis yaitu tuli hantar, tuli saraf, dan tuli sentral. Tuli
hantar terjadi akibat kerusakan dari proses penghantaran getaran suara mulai
dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Contoh tuli hantar jika
kerusakan terjadi pada membran timfani yang robek, atau tu lang-tulang
pendengaran yang sudah kaku. Tuli saraf terjadi akibat kerusakan pada saraf
pendengaran, termasuk organ korti. Pada usia lanjut, biasanya organ korti
40
semakin kaku sehingga terjadi tuli hantar. Begitu juga dengan penderita
tumor atau trauma akibat kecelakaan, sehingga menyebabkan saraf
pendengaran rusak. Tuli sentral adalah tuli akibat kerusakan pada pusat
pendengaran di otak. hal ini sangat jarang terjadi, misalnya karena penyakit
stroke.

Jalur Auditori

41
Pusat Pendengaran di Korteks Serebri

Komunikasi Pusat Pendengaran dengan Bagian Lainnya pada Korteks Serebri

Suara juga mempengaruhi emosi seseorang. Saat seseorang dibisikkan seseatu oleh
orang lain, maka otak akan membuka kembali memori mengenai informasi tersebut. Dengan
prosesnya yang rumit yang melibatkan sistem limbik di otak, informasi itu akan menimbulkan
suatu reaksi emosi yang akhirnya dibawa ke pusat motorik untuk memberikan ekspresi wajah
yang sesuai dengan emosi yang timbul.

42
Respon Emosi Manusia terhadap Informasi Pendengaran

Indera Kimiawi
Reseptor kimia pada manusia ada dua yaitu pengecapan dan penghidu.
Kedua reseptor ini juga mempengaruhi emosi seseorang. Hal ini sering
dimanfaatkan dalam aromaterapi. Dengan menggunakan wewangian yang
dapat mempengaruhi emosi dengan ber bagai mekanismenya yang
melibatkan sistem saraf dan sistem hormon, kita dapat memanipulasi emosi
seseorang sehingga akan merasa lebih rileks dan timbul rasa damai dan
bahagia.
Indera pengecapan memiliki reseptor taste bud atau kuncup kecap. Tast
bud terdapat sebagian besar pada lidah. Taste bud juga terdapat pada palatum,
faring, dan tonsil. Taste bud dibedakan menjadi lima jenis yaitu taste bud
manis, asam, asim, pahit dan umami. Taste bud manis dapat mengenali
keberadaan struktur kimia glukosa yang larut. Karena kecerdasan manusia,
manusia mampu membuat suatu struktur kimia yang juga dapat merangsang
taste bud manis ini yaitu sakarin, atau pemanis buatan. Namun, selain dapat
merangsang taste bud manis, ternyata sakarin juga dapat sedikit merangsang
taste b ud pahit. Itu sebabnya, sakarin akan terasa manis dan sedikit pahit.
Taste bud asin dapat dirangsang oleh larutan garam, taste bud asam dapat
dirangsng oleh ion hidrogen, taste bud pahit dapat dirangsang oleh alkaloid
seperti kafein, morfin, dan lain sebagainya, dan taste bud umami dapat
dirangsang oleh glutamat misalnya daging yang akan memberikan sensasi
gurih. Taste bud umami juga dapat dirangsang oleh monosodium glutamat
(MSG).
Rangsangan-rangsangan ini selanjutnya akan ditransduksikan menjadi
impuls listrik yang selanjutnya akan dibawa ke pusat pengecapan di korteks
serebri. Impuls kemuadian diolah, diterjemahkan dan membangkitkan memori
mengenai rasa tersebut, menimbulkan suatu sensasi rasa dan ikut serta
dalam mempengaruhi emosi. Ada beberapa hormon “ bahagia” yang dihasilkan
saat kita makan sehingga ada beberapa orang yang mencari pelarian dari
masalah yang ia hadapai dengan cara makan. Hal ini akan mengakibatkan
masalah kesehatan baru yaitu obesitas.

43
Jalur Pengecapan

Dalam kaitannya mempengaruhi kondisi emosi seseorang, rasa juga akan


mempengaruhi ekspresi seseorang. Saat memakan makanan yang sangat
kecut, selain menimbulkan rasa yang tidak nyaman, juga akan menimbulkan
suatu ekspresi yang khas seperti menutup kedua matanya sambil
mengkontraksikan beberapa otot wajahnya.

Ekspresi terhadap Cita Rasa

44
Informasi dari indera penghidu juga mempengaruhi persepsi kecap
seseorang. Impuls yang dihasilkan oleh reseptor olfaktorius di rongga
hidung, akan dibawa menuju ke pusat penghidu di korteks serebri yang
selanjutnya akan diintegrasikan dengan informasi dari pusat pengecap,
sehingga akan menimbulkan suatu selera makan. Itu sebabnya saat kita
menderita influensa, dimana reseptor olfaktorius terganggu kerjanya akibat
adanya mukus tebal yang menutupinya, se lera makan kita akan menurun.

Jalur Penghidu

Latihan soal mandiri (quiz)


1. Jelaskan mengapa kita bisa mendengar !
2. Sebutkan dan jelaskan tiga jenis tuli !
3. Sebutkan daerah manakah di otak manusia yang merupakan pusat pendengaran !
4. Jelaskan mengapa suara dapat mmpengaruhi emosi seseorang !
5. Sebutkan dan jelaskan reseptor pada manusia !
6. Jelaskan mengapa reseptor kimia pada manusia dapat mempengaruhi emosi seseorang!
7. Jelaskan mengapa rasa (taste) mempengaruhi ekspresi seseorang !
8. Tuliskan kesimpulan Anda apakah hubungannya mempelajari materi “Pendengaran
dan penginderaan kimiawi” dengan kondisi psikologis manusia !

Sumber
Guyton & Hall. 2016. State of brain activity. Dalam Textbook of Medical Physiology. USA: Elsevier
Pinel JPJ. Biopsikologi. Edisi 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

45

Anda mungkin juga menyukai