PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
HANIFAH HUSNIYAH
(NIM : 118020302019)
PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AZ-ZAYTUN INDONESIA
(IAI AL-AZIS)
2021
BAB I
PENDAHULUAN
2
dengan menggunakan bahasa Melayu. Namun, kehadiran film ini
menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat. Berbagai macam
komentar hadir mengenai penayangan film animasi Upin dan Ipin,
Ada yang mengatakan film tersebut mendidik, ada yang
mengatakan film tersebut lucu, ada yang mengatakan film tersebut
memiliki nilai moralitas yang secara tidak sadar memberikan
pengaruh terhadap kehidupan anak.
Dalam posisi tersebut, Film Upin dan Ipin telah menarik
berbagai kalangan, terutama anak-anak. Banyak anak-anak yang
mulanya menangis dan rewel, kemudian menjadi diam dan tenang
setelah melihat tayangan film tersebut. Tentunya, ada karakter
tersendiri dalam Film Upin dan Ipin yang dapat menarik perhatian
dan kegemaran anak-anak.
Apabila melihat realita yang demikian, tentunya, Film Upin
dan Ipin dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan. Ada
beberapa alasan untuk hal itu: Pertama, film tersebut sudah
digemari oleh anak-anak sehingga tokoh utamanya secara tidak
sadar dapat menjadi figur. Kedua, film tersebut mengambarkan
dunia anak-anak dan kehidupan sehari-harinya sehingga anak- anak
secara tidak langsung dapat meniru tingkahlaku yang ada dalam
film tersebut. Ketiga, film tersebut memiliki latar yang sederhana
sehingga dapat diterima oleh semua kalangan. Keempat, masa
anak-anak adalah masa yang paling bagus dalam proses peniruan
karakter sehingga bentuk-bentuk peniruan tersebut pada saat besar
akan menjadi nilai yang tertanam dalam anak-anak.
Tokoh utama yang dimainkan oleh Upin dan Ipin merupakan
sosok ideal seorang anak dengan karakteristik kekanak-
kanakannya. Di samping memiliki karakter senang bermain,
senang bertanya, berimajinasi, dan memiliki khayalan atau mimpi
yang tinggi, Upin dan Ipin juga memiliki sifat- sifat mulia yang
harus ditiru oleh anak, seperti patuh terhadap orang tua, disiplin
waktu, taat menjalankan ajaran agama, dan sebagainya. Karakter
3
yang demikian sangat pas dengan karakter perkembangan anak
yang sesungguhnya.
Film kartun upin & Ipin sangat baik untuk anak-anak, selain
karena didalam film ini mengandung unsur dakwah, perilaku
tokoh-tokoh yang ada di dalam film tersebut mudah di adaptasi
oleh anak-anak. Sudah jelas bahwa dakwah adalah sifatnya
mengajak orang berbuat kebaikan.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersebut penulis
mengambil judul pada penelitian ini yaitu “ ANALISIS ISI
PESAN AKHLAK DALAM SERIAL KARTUN UPIN & IPIN
MUSIM 15 “DUGAAN PUASA” EPISODE 5.
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti
membatasi masalah agar ruang lingkup pada penelitian kali ini
fokus, terarah, dan tidak meluas. Seperti diketahui film kartun
zaman sekarang hanya mengandung unsur hiburan semata
namun tidak ada unsur nilai edukasi maupun nilai dakwahnya.
Serial kartun upin & ipin merupakan kartun yang ditayangkan
di Youtube, kartun ini juga pernah tayang melalui saluran
televisi indonesia MNCTV.
Tayangan Upin & Ipin banyak mengandung pesan-pesan
yang kuat seperti edukasi, nilai moral, dan juga ajaran Islam
yang sangat kuat. Agar pembahasan ini terfokus pada satu
permasalahan maka peneliti membatasi penelitian ini pada
Analisis isi pesan akhlak dalam serial kartun Upin & Ipin
Musim 15 Episode 5.
2. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pesan Akhlak dalam serial kartun upin & ipin
khususnya tentang Upin & Ipin Musim 15 Episode 5?
b. Apa pesan Akhlak yang dominan dalam serial kartun Upin
& Ipin khususnya tentang Musim 15 Episode 5?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
analisis isi umumnya memberikan manfaat untuk ketiga
kegiatan yaitu: (1) Membuat paparan tentang apa, bagaimana,
dan kepada siapa suatu komunikasi itu ditayangkan; (2)
Membuat inferensi tentang anteseden mengenai sebab musabab
mengapa suatu komunikasi dinyatakan; dan (3) Membuat
inferensi tentang apa dampak dari komunikasi yang dinyatakan
itu. (Jumroni dan Suhaimi, 2006:71).
Menurut Burhan Bugin, metode analisis isi merupakan
suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan
mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan
menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih. (Bugin, 2003:134). Dengan
demikian metode analisis isi sangat tepat digunakan dalam
bidang keilmuan komunikasi karena objek dalam penelitian ini
adalah isi pesan yang disampaikan oleh suatu media
komunikasi.
7
aqidah, syariah, dan akhlak Islamiah”. (Rafi’udi dan Djaliel,
2001:2).
Secara terminologi atau istilah, dakwah menurut M. Natsir
adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada
perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam
tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan
yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai
macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara. (Amin, 2008:13)
Sedangkan menurut Toha Yahya Omar, dakwah adalah
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan, yaitu keselamatan dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dakwah juga bisa diartikan
sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat
manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan
usaha penyampaian saja, tetapi juga merupakan usaha untuk
mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life
manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan
yang lebih baik. Dakwah merupakan kewajiban individual
(fardhu’ain) seorang muslim, akan tetapi dalam tataran tertentu
juga merupakan kewajiban kolektif (fardhu kifayah). (Omar,
1984:1).
8
Menurut Samsul Munir Amin, tujuan dakwah pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: (Amin,
2008:60-62)
1) Tujuan Umum Dakwah (Major Objective), yaitu
sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktifitas
dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang bersifat umum
dan utama, dimana seluruh gerak langkahnya proses
dakwah harus ditujukan dan diarahkan kepadanya.
Tujuan utama adalah nilai-nilai atau hasil akhir yang
ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktifitas
dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka
semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus
mengarah ke sana. Tujuan dakwah di atas masih bersifat
umum atau global, oleh karena itu masih juga
memerlukan perumusan-perumusan secara terperinci
pada bagian lain. Sebab menurut anggapan sementara
tujuan dakwah yang utama itu menunjukan pengertian
bahwa dakwah kepada seluruh umat baik yang sudah
memeluk agama maupun yang dalam keadaan kafir atau
musyrik.
2) Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective), yaitu
perumusan tujuan dan penjabaran, dari tujuan umum
dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas
diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa
yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah,
dengan cara apa, bagaimana, dan sebagaimana secara
terperinci. Sehingga tidak terjadi overlapping antar juru
dakwah yang satu dengan yang lainnya hanya karena
masih umumnya tujuan yang hendak tercapai. Tujuan
khusus dakwah sebagai terjemah dari tujuan umumnya
dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:
9
a) Mengajak manusia manusia yang telah memeluk
agama Islam untuk selalu mengingatkan taqwaan
kepada Allah SWT.
b) Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang
masih muallaf.
c) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah
(memeluk agama Islam).
d) Mendidik dan mengajarkan anak-anak agar tidak
menyimpang dari fitrahnya.(Muhammad, 2006:53)
10
nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala
yang dibendakan.
Amanat adalah pesan moral dalam cerita yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca berupa nilai-nilai
luhur yang bisa dijadikan teladan atau dijadikan contoh.
Penyampaian pesan dalam cerita selalu di dasarkan pada tema
dan tujuan yang sudah ditentukan oleh pengarang ketika
menyusun rancangan cerita. Amanat atau pesan dalam sebuah
tulisan cerita tidak selalu tersurat (jelas), namun dapat juga
tersirat (tersembunyi). Umumnya amanat atau pesan bisa
ditelusuri melalui percakapan para tokoh dalam sebuah cerita.
Apabila tema berkaitan dengan arti, maka sebuah amanat
berkaitan dengan makna. Lalu apabila tema mempunyai sifat
yang sangat lugas, khusus, dan objektif maka amanat
mempunyai sifat kias, umum, dan subjektif.
Pesan dakwah menurut Toto Tasmara adalah “semua
pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah baik
tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut”.
(Tasmara, 1997:43). Islam sendiri sebagai ajaran yang
universal, mengatur kehidupan manusia dari seluruh aspeknya
yang berasal dari tauhid mutlak. Aspek-aspek hidup dan
kehidupan manusia tersebut ialah aspek ekonomi politik,
hukum, pendidikan, sosial, keluarga, kebudayaan dan lain
sebagainya.
Sedangkan Drs. Wahidin Saputra dalam bukunya Pengantar
Ilmu Dakwah, menjelaskan materi atau pesan dakwah yang
harus disampaikan adalah mencakup akidah, syariah, dan
akhlak, dan kemudian syariah dibagi menjadi dua cabang
pokok, yaitu ibadah dan mu’amalah. (Saputra, 2011:8). Titik
singgung mengenai materi atau pesan dakwah yang harus
disampaikan oleh seorang da‟i kepada mad’u berdasarkan
keterangan di atas adalah: aqidah dengan pokok-pokok
11
keimanannya (arkan al-iman), syari’ah yang menjadi dua
cabang pokok yaitu ibadah dan muamalah, serta akhlak, yaitu
akhlak kepada sang Khalik, kepada manusia, hewan dan
tumbuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pesan-
pesan atau materi-materi dakwah yang harus disampaikan
kepada mad’u atau objek dakwah adalah berkaitan dengan
masalah-masalah sebagai berikut:
a. Pesan Aqidah
Aqidah secara etimologis berarti ikatan, atau
sangkutan. Sedangkan secara praktis, aqidah berarti
kepercayaan, keyakinan, atau iman (Saleh, 2000:55)
Sedangkan secara terminologis, menurut Hasbi dan telah
dikutip oleh Hassan Saleh adalah “keyakinan akan
kebenaran sesuatu, yang terhujam dalam-dalam pada
lubuk hati seseorang, sehingga mengikat kehidupannya,
baik dalam sikap, ucapan, dan tindakannya”.
Pembahasan mengenai aqidah Islam umumnya pada
arkanul iman (rukun iman yang enam) antara lain:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat
3) Iman kepada KitabNya
4) Iman kepada RasulNya
5) Iman kepada Hari Kiamat
6) Iman kepada Qadha dan Qadar
Akidah ini merupakan pondasi bagi setiap muslim
yang menjadi dasar dan memberikan arah bagi hidup dan
kehidupannya. Aqidah merupakan tema bagi dakwah
Nabi Muhammad SAW ketika beliau pertama kali
melakukan dakwah di Mekkah. Aqidah merupakan tiang
penyangga atau pondasi pada keimanan seseorang dalam
meyakini suatu kepercayaan. Ibarat gedung yang
mempunyai tiang yang berdiri tegak, dia tidak akan
12
mudah roboh bila pondasinya kuat. Sama halnya dengan
manusia, jika aqidah sebagai pondasi imannya lemah,
maka imannya pun akan lemah dan rapuh sehingga
mudah roboh keyakinannya.
b. Pesan Syariah
Secara bahasa (etimologi) kata syariah berasal dari
bahasa Arab yang berarti peraturan atau undang-
undang, yaitu peraturan-peraturan mengenai tingkah
laku yang mengikat, harus dipatuhi, dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya. (Mujieb,1994:343).
Syariah hal yang sifatnya pokok (dasar), maka Islam
juga mengatur manusia melalui praktek. Jika aqidah
posisinya menjadi pokok utama, maka diatasnya dibina
suatu perundang-undangan (syariat) sebagai cabangnya.
Syariah dalam Islam adalah hubungan erat dengan amal
lahir (nyata) dalam rangka menaati semua
peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan
hidup antara sesama manusia. (Syukri, 1983:61).
Ketetapan ilahi yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan disebut ibadah, dan ketetapan ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan sesama disebut
muamalah. Syariah terdapat dalam Al-Qur‟an dan kitab-
kitab hadits. Kalau kita berbicara tentang Syariah yang
dimaksud adalah firman Tuhan dan sunnah Nabi
Muhammad SAW. syariah bersifat fundamental,
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari fiqih. Ia
juga merupakan ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-
Nya, karena itu berlaku abadi.
Dalam pesan Syariah yang dianalisis adalah ibadah
dan muamalah. Ibadah memberikan latihan rohani yang
diperlukan manusia. Semua ibadah ada dalam Islam
13
meliputi: shalat, puasa, zakat, haji yang bertujuan
membuat roh manusia senantiasa tidak lupa kepada
Tuhannya dan bahkan menjadi lebih dekat lagi dengan
Tuhannya. Kita telah mengetahui, bahwa misi manusia
di alam ini adalah beribadah kepada Allah. Kita juga
telah mengetahui bahwa ibadah adalah mengoptimalkan
ketundukan yang disertai dengan mengoptimalkan
kecintaan kepada Allah. Ibadah di dalam Islam
mencakup agama secara keseluruhan dan meliputi
seluruh kehidupan dengan berbagai macam isinya.
(Yusuf, 2005:115). Dalam muamalah yang berasal dari
fiil madi “amala” berarti bergaul dengannya, berurusan
(dagang).
Muamalah merupakan ketetapan ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan
dengan lingkungannya (alam sekitarnya). Dalam
muamalah membahas tentang hubungan dalam keluarga
yang merupakan satuan terkecil masyarakat yang
anggota-anggotanya terikat secara bathiniah dan hukum
karena pertalian darah dan pertalian pernikahan. Ikatan
itu, memberikan kedudukan tertentu kepada masing-
masing anggota keluarga, hak dan kewajiban, serta
tanggung jawab bersama.
c. Pesan Akhlak
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa
Arab, bentuk jama dari khula, yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak dari segi
istilah (terminologi) adalah budi pekerti, yang berarti
perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi
pada karsa dan tingkah laku. Menurut Ibn Manzhur
berkata, khulq dan khuluq (dengan satu dhammah dan
dengan dua dhammah) berarti budi pekerti, dan agama.
14
Kata ini dipakai untuk menyatakan perangai seseorang
yang tidak terdapat di dalam fitrahnya (dibuat-buat).
Khulk dalam kamus Al- Munjid berarti budi pekerti,
perangai tingkah laku, atau tabiat. Di dalam Da’iratul
Ma’arif dikatakan akhlak adalah sifat-sifat manusia
yang terdidik. (Asmaran, 1992:1).
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir
yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
akhlak mulia (akhlak mahmudah), atau perbuatan
buruk, yang disebut akhlak tercela (akhlak mazmumah)
sesuai dengan pembinaannya. Dalam akhlak tercakup
pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak
Khalik dengan perilaku manusianya. Dengan kata lain,
dalam pengertian ini, tata perilaku seseorang terhadap
orang lain dan lingkungannya, baru menggambarkan
nilai akhlak hakiki, manakala suatu tindakan atau
perilaku tersebut berdasarkan kepada kehendak Khalik
(Tuhan). (Nasution, 2004:71).
Sedang akhlak kepada Allah diartikan sebagai sikap
atau perbuatan yang seharusnya dilakukan dengan cara
tidak menyekutukan-Nya, dan bertaubat serta
mensyukuri nikmat-Nya, selalu berdoa dan memohon
kepada-Nya dan selalu mencari keridhoan-Nya.
Sedang akhlak terhadap sesama manusia berkaitan
dengan perlakuan seseorang terhadap sesama manusia.
Tidak melakukan hal-hal negatif seperti membunuh,
menyakiti badan atau mengambil harta tanpa alasan
yang beanr. Kemudian jika bertemu mengucapkan
salam, dan ucapan yang baik, tidak berprasangka buruk,
saling memaafkan, dan ucapan yang baik, mendoakan
15
dan saling membantu. Kemudian akhlak terhadap
lingkungan yaitu berkaitan dengan perlakuan seseorang
terhadap hewan dan tumbuhan atau benda-benda tak
bernyawa lain.
Untuk itu, salah satu materi dakwah islam dalam
rangka memanifestasikan penyempurnaan martabat
manusia serta membuat harmonis tatanan hidup
masyarakat, disamping aturan formal yang terkandung
dalam syariah, salah satu ajaran etis Islam adalah
akhlak. Materi akhlak ini sangat luas sekali, yang tidak
hanya bersifat lahiriah, tetapi juga sangat melibatkan
pikiran.
16
2.5 Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa latin, median yang
merupakan bentuk jamak dari medium secara etimologi berarti
alat perantara. (Syukir, 1986:17). Media adalah segala sesuatu
yang bisa dijadikan alat perantara yang membantu juru dakwah
dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan efisien.
(Karim, 1940:225). Dalam kamus Telekomunikasi, media
berarti sarana yang digunakan untuk komunikator yang akan
menyampaikan pesan kepada komunikan, apabila komunikan
jauh tempatnya, banyak atau bedanya. Jadi segala sesuatu yang
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam berkomunikasi
disebut media komunikasi. Menurut Laswell, komunikasi
meliputi lima unsur: (a) komunikator (communicator, source,
sender); (b) pesan (message); (c) media (channel, media); (d)
komunikan (communicate, receiver, receipent); (e) efek (effect,
impact, influence). (Effendy, 18)
Pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televisi,
video, kaset, rekaman, majalah, dan surat kabar. (Gozali,
1992:227). Secara umum media-media benda yang dapat
digunakan sebagai media dakwah dikelompokan pada:
a. Media visual, yakni bahan-bahan atau alat yang
dioperasikan untuk kepentingan dakwah indra
penglihatan perangkat media visual yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah adalah film
slide, transparasi, overhead proyektor (OHP), gambar,
foto dan lain sebagainya.
b. Media Audio, yakni alat-alat yang dapat dioperasikan
sebagai sarana pertunjukan kegiatan dakwah yang
ditangkap melalui indra pendengaran. Media audio
sudah bisa digunakan orang untuk berbagai kegiatan
secara efektif. Media audio ini cukup tinggi
efektifitasnya dalam penyebaran informasi, terlebih lagi
17
untuk media audia yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi dua arah seperti, telepon atau
handphone, radio, tape recorder. Dengan media audio
komunikasi dapat berlangsung tanpa batas dan jarak.
c. Media Audio Visual, yakni media penyampaian
informasi yang dapat menampilkan unsur gambar
(visual) dan suara (audio) secara bersamaan. Pada saat
mengkomunikasikan pesan dan informasi. Adapun yang
termasuk dalam media audio visual adalah televisi, film,
sinetron, dan video.
d. Media Cetak, yakni media untuk menyampaikan
informasi melalui tulisan yang tercetak. Media cetak
merupakan media yang sudah lama dikenal dan mudah
dijumpai di mana- mana. Adapun yang termasuk dalam
media cetak antara lain ada buku, majalah, surat kabar,
bulletin, brosur, dan lain-lain. (Amin, 116-125).
18
menyindir. Sementara itu, gag cartoon dimaksudkan untuk
melucu tanpa menyindir. Strip komik ialah gambar kartun
dalam bentuk komik singkat. Kartun dapat pula digunakan
sebagai ilustrasi, misalnya dalam buku, majalah, atau kartu
ucapan.
Upin ipin ialah sebuah serial animasi yang tayang di Malaysia
yang di hasilkan oleh “Les Copaque dan di tayangkan khusus untuk
menyambut bulan suci Ramadhan pada tahun 2007 untuk mendidik
anak-anak mengenai arti dari bulan suci Ramadhan . Selain tayang di
Malaysia, Upin dan Ipin juga tayang di beberapa Negara seperti
Indonesia, Thailand, dan Turki. Seiring berjalannya waktu, Upin dan
Ipin kini ditayangkan tidak hanya dengan episode Ramadhan saja,
tapi kini episode banyak nilai dakwah dan nilai edukasi yang sangat
di serial kartun tersebut.
19
tayangan Upin dan Ipin, di harapkan anak-anak lebih memahami
pesan moral di dalamnya khususnya tentang agama. Maka dari itu
film ini sangat layak untuk dijadikan salah satu media dakwah oleh
anak-anak.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Rezaldy,Alex. Kartunku Kartunmu.Yogjakarta: Media Group
Yogja, 2016.
23