Anda di halaman 1dari 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM SERIAL ANIMASI RIKO KARYA TEUKU WISNU, ARIE


UNTUNG, DAN YUDA WIRAFIANTO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

INDRI DAMAYANTI

1811086

Fakultas: Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Kepada:

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang di
mana untuk melakukan pengembangan program baru baik dari dalam
pendidikan, penelitian, seminar dan diskusi yang berisi tentang pendidikan.
Kemudian akan menjadi upaya untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia
dalam rangka menghasilkan peserta didik yang diharapkan melalui proses
pendidikan, evaluasi dan juga perbaikan. Salah satu upaya dalam mewujudkan
perbaikan pendidikan yaitu mengenai pentingnya pendidikan Islam dalam
pendidikan di Indonesia. Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa fungsi dan
tujuan pendidikan nasional harus digunakan untuk mengembangkan upaya
pendidikan di Indonesia.1 Para pakar pendidikan Islam berpendapat bahwa
tujuan akhir pendidikan yaitu pada tujuan moralitas dalam artian yang
sebenarnya untuk mengajarkan kepada peserta didik apa yang mereka tidak
ketahui tetapi lebih dari itu untuk menanamkan fadhilah.2
Pendidikan adalah kunci dalam membentuk kepribadian anak sejak dini
yang dimana hakikatnya nya pendidikan tidak hanya sebatas pengetahuan akan
tetapi sebuah proses nilai-nilai yang dilakukan untuk membangun kepribadian
Islam anak yang memiliki kepribadian yang mulia serta sebagai benteng untuk
menghindar dari berbagai penyimpangan sosial. Jika kepribadian setiap individu
memiliki nilai-nilai agama yang menjadi pondasi dan utama maka akan adanya
jiwa kepribadian yang kuat dan berakhlak mulia.
Maka dari itu penanaman nilai-nilai pendidikan Islam harus diutamakan
untuk peserta didik karena mengingat tujuan pendidikan Islam untuk
membentuk kepribadian peserta didik yang memiliki etika dan rasa sosial yang
tinggi serta mewujudkan nya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam
menurut Abuddin Nata merupakan pendidikan yang mengarahkan anak,
membimbing serta membina, supaya bisa membentuk kepribadian yang sesuai
1
‘UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL’, Kaos GL Dergisi, no. 76 (2003), hlm. 147–73.
2
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993),
hlm. 104.

1
dngan nilai-nilai Islam.3 Hal ini menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah
sifat yang penting untuk membentuk kepribadian anak yang sesuai dengan
ajaran Islam sehingga menjadikan mereka pemimpin di masa yang akan datang.
Penanaman nilai-nilai Islam sebenarnya tidak harus melalui lembaga
pendidikan formal saja tetapi dengan adanya perkembangan teknologi yang
sangat canggih pada masa sekarang penanaman nilai-nilai pendidikan Islam
yang meliputi akhlak, aqidah dan ibadah, bisa melalui media lain baik media
cetak maupun media elektronik. Televisi merupakan salah satu media elektronik
yang bisa digunakan sebagai media penanaman pendidikan. Akan tetapi banyak
televisi menyajikan tontonan yang tidak ada tuntunan di dalamnya ataupun nilai
yang mendidik. Bagi peserta didik yang masih sekolah dasar maupun di
Madrasah ibtidaiyah menonton serial animasi merupakan hal yang paling
diinginkan oleh mereka, akan tetapi adanya serial animasi yang tidak mendidik
atau tidak mengandung nilai pendidikan seperti serial animasi Spongebob
Squarepants yang di dalamnya hanya mengandung nilai persahabatan dan
kesetiakawanan.
Tayangan serial animasi disebut juga dengan kartun yang telah menjadi
sarana hiburan di Indonesia yang banyak digemari oleh anak-anak bahkan orang
dewasa salah satunya serial animasi Upin Dan Ipin yang banyak mengandung
nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya. Menurut undang-undang Nomor 33
tahun 2019 tentang perfilman menyatakan bahwa film merupakan karya seni
budaya yang perantaranya dari sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
berdasarkan kaidah sinematografi dengan tidak adanya suara dan dapat
dipertunjukkan.4 Film memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang
yang dan mengalami perkembangan yang baik seiring dengan perkembangan
teknologi yang semakin canggih, yang dapat menyampaikan macam-macam
informasi seperti suara gambar simbol garis dan gerakan. Film juga berperan
sebagai hiburan dan berfungsi sebagai media pembelajaran. Kelebihan dalam
media film yaitu memberikan pesan yang bisa diterima oleh peserta didik untuk
menerangkan suatu proses dan dapat diulang ulang dengan kebutuhan serta
3
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2009), hlm. 340.
4
‘UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG
PERFILMAN’, Aspectos Generales De La Planificación Tributaria En Venezuela, vol. 2009, no. 75
(2009), hlm. 31–47.

2
memberi kesan dan pesan yang mendalam supaya bisa mempengaruhi sikap
peserta didik.5
Dalam hal ini serial animasi yang memiliki nilai-nilai pendidikan
karakter salah satunya pada pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi
sikap peserta didik yang di mana bisa memberikan kesan yang mendalam bagi
peserta didik terutama membentuk kepribadian dalam pendidikan Islam. Proses
pendidikan karakter berkaitan erat dengan pendidikan agama Islam yang di
mana salah satu wujud dari cita-cita dalam kehidupan Islam untuk menanamkan
nilai-nilai Islam pada generasi selanjutnya sehingga nilai-nilai pendidikan Islam
dapat berfungsi dan berkembang dari masa ke masa.
Kemudian pendidikan Islam memiliki peran untuk menanamkan
pendidikan kepribadian anak, karena dengan adanya pendidikan Islam sikap
seorang pribadi akan bisa terkendali dan terarah sesuai dengan ajaran Islam.
Sebagai bentuk upaya dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam pada
perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Oleh karena itu dari serial animasi yang salah satunya pada serial
animasi Riko yang menayangkan cerita kehidupan anak-anak yang disajikan
dengan pendalaman pendidikan Islam, serta serial animasi ini banyak memuat
nilai-nilai pendidikan Islam dan dalam penggunaan bahasa mudah dipahami
dengan seiring perkembangan intelektual pada anak-anak. Sehingga film
animasi bisa disajikan sebagai media pendidikan untuk membentuk kepribadian
anak dan menuntun kecerdasan emosi pada anak tersebut. Dari uraian yang
dibahas, penulis tertarik membuat ide judul dalam penelitian yaitu “NILAI-
NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SERIAL ANIMASI RIKO
KARYA TEUKU WISNU, ARIE UNTUNG, DAN YUDA WIRAFIANTO”.

B. Rumusan Masalah

5
Ibid.

3
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil
menjadi permasalahan dalam rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam serial animasi Riko
karya Teuku Wisnu, Arie Untung dan Yuda Wirafianto ?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas terdapat tujuan untuk memperoleh jawaban
dari rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam
serial animasi Riko karya Teuku Wisnu, Arie Untung dan Yuda Wirafianto,
yang meliputi nilai-nilai pendidikan aqidah, akhlak dan ibadah.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian diatas harap memberikan manfaat dan berguna bagi
pihak yang terkait dalam bidang penelitian khususnya. Adapun manfaat antara
lain:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pendidikan Islam yang menggunakan media audio
visual.
b. Sebagai wawasan keilmuan dan hasil kajian penulis untuk masyarakat
umum, lembaga pendidikan, dan khususnya bagi penulis.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan evaluasi untuk menjadikan proses kegiatan belajar
mengajar dalam pendidikan.
b. Acuan bagi pembaca yang menganalisis tentang nilai-nilai pendidikan
Islam pada serial animasi Riko.
c. Sebagai bahan rujukan bagi orang tua untuk mendidik anak mereka
melalui tayangan serial animasi yang mengajarkan nilai-nilai pendidikan
Islam, meliputi pendidikan akhlak, ibadah dan aqidah.
d. Menambah wawasan serta pengetahuan bagi peneliti mengenai nilai-nilai
pendidikan Islam yang terdapat dalam serial animasi Riko karya Teuku
Wisnu, Arie Untung dan Yuda Wirafianto.

E. Telaah Pustaka

4
Dalam penelitian telaah pustaka merupakan hal yang sangat penting yang
harus dilaksanakan oleh peneliti dalam usaha terjadinya proses penelitian
permasalahan yang sama. Oleh karenanya, peneliti harus lebih dalam mengkaji
tentang nilai-nilai pendidika Islam yang terdapat dalam serial animasi Riko.
Dengan demikian segala bentuk keterbatasan peneliti terdapat beberapa
kajian maupun karya lain yang ditemui untuk mendukung peneliti. Maka dari
hasil penulusuran pustaka yang dilakukan, sampai saat ini peneliti belum
menemukan penelitian yang mengkaji sama dengan kajian peneliti. Namun
peneliti menemukan beberapa penelitian yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Islam dalam serial animasi Riko yaitu :
Pertama, skripsi yang ditulis oleh saudara Sholikul Muntaha, ”Nilai-
Nilai Pendidikan Dalam Film Children of Heaven” dalam penelitiannya
dikemukakan mengenai nilai-nilai pendidikan yang termuat dalam film
“Children of Heaven” yang mencakup dimensi persoalan hidup dan kehidupan
manusia. Dari perspektif pendidikan, nilai-nilai pendidikan yang disarikan dari
film Children of Heaven dapat dikategorikan ke dalam beberapa materi
pendidikan. Materi pendidikan yang terkandung dalam film Children of Heaven
tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan jasmani dan pendidikan
sosial. Pendidikan agama adalah pendidikan yang berorientasi untuk
meneguhkan dan menanamkan nilai-nilai agama, yang meliputi akidah, syariah
maupun akhlaq. Namun dari hasil yang didapatkan, nilai-nilai pendidikan agama
yang disarikan dari film tersebut hanya berupa pendidikan keimanan (akidah)
dan akhlak saja, sedangkan syariah tidak ditemukan. Selain itu, dari film tersebut
terdapat juga nilai-nilai pendidikan jasmani dan pendidikan sosial.6
Kedua, skripsi yang ditulis oleh saudara Alimul huda, ”Nilai-nilai
Pendidikan Islam Dalam Novel Sahadat Cinta Karya Taufiqurrahman al-Azizy”
dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai-nilai pendidikan Islam dalam
novel sahadat cinta secara global dapat diketegorikan dalam 3 aspek, yaitu: 1)
Nilai-nilai pendidikan keimanan, terdiri dari nilai nilai Ilahiyah Ubudiyah yaitu:
Ajaran untuk selalu beriman kepada Allah, ajaran untuk beriman kepada kitab

6
Sholihul Munthaha, “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Film Children Of Heaven”. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, tahun 2007.

5
Allah. Dan Ilahiyah Muamalah yaitu ajaran untuk bersikap sabar dan ikhlas. 2)
Nilai-nilai Pendidikan Syari’ah, terdiri atas nilai Ilahiyah Ubudiah yaitu: ajaran
tentang shalat dan ajaran tentang thaharah. 3) Nilai-nilai pendidikan Akhlak,
Terdiri atas nilai Insaniyah yaitu; ajaran tentang etika bebicara yang baik-baik,
ajaran untuk saling memaafkan, ajaran tentang hubungan antara laki-laki dan
perempan, ajaran untuk saling tolong menolong dan bersedekah.7
Ketiga, skripsi Achmad Mudhofar Khanif, tentang ”Nilai-nilai
Pendadikan Islam dalam Naskah Teater (Studi Analisis Naskah Pementasan
Teater Beta Periode tahun 2005-2006)”. Dalam penelitian ini dapat diketahui
bahwa terdadapat pendidikan Islam, seperti nilai kesopanan, nilai kesabaran, dan
nilai kesederhanaan dalam naskah teater beta yang dipentaskan pada tahun 2005-
2006, seperti naskah teater berjudul ”Emak”karya Hamam dan ”Wek-wek”
karya Putu Wijaya.8
Keempat, penelitian oleh Mursidi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
tahun 2011, dengan judul "Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Film The
Chorus".9 Penelitian ini memiliki persamaan yaitu menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaannya pada film yang diteliti yang di
mana penelitian ini hanya mengambil nilai pendidikan karakter dalam film the
chorus, hasil penelitiannya yaitu nilai-nilai Pendidikan karakter yang terdapat
pada film ini yaitu tanggung jawab, kejujuran, rasa ingin tahu, kedisiplinan,
kerjasama, ada rasanya kepedulian, sikap pantang menyerah, mandiri,
persahabatan dan mempunyai nilai kesopanan. Pada penelitian yang ingin diteliti
oleh peneliti yaitu terdapat pendidikan Islam yang meliputi nilai aqidah, akhlak
dan ibadah.
Dengan demikian persamaannya yaitu menggunakan metode yang sama.
Sedangkan perbedaannya pada nilai-nilai pendidikan Islam pada serial animasi

7
Alimul Huda, “Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Syahadat Cinta Karya
Taufiqurrahman al-Azizy”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, tahun
2008.
8
Achmad Mudhofar Khanif, “Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Naskah Teater (Studi Analisis
Naskah Pementasan Teater Beta Periode 2005-2006)”. Skripsi, Jurusan Pedidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, tahun 2006.
9
Mursidi, "Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Film The Chorus". Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2011.

6
Riko. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih mengarahkan kepada
cakupan materinya yang meliputi nilai akhlak, ibadah dan aqidah.
F. Kerangka Teori
1. Nilai-nilai Pendidikan Islam
a. Pengertian Nilai Pendidikan Islam
Nilai Menurut Milton Rokeach dan James Bank, adalah suatu tipe
kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan yang
mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai
sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Menurut Sidi Gazalba
adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit,
bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah dan menurut
pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan
tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi.10
Nilai-nilai Islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-
prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya
menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip dengan lainnya
saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-
pisahkan.Yang terpenting dengan wujud nilai-nilai Islam harus dapat
ditransformasikan dalam lapangan kehidupan manusia.
Hal tersebut sejalan dengan karakteristik Islam sebagaimana
diungkapkan oleh Muhammad Yusuf Musa berikut ini. ”Yaitu
mengajarkan kesatuan agama, kesatuan politik, kesatuan sosial, agama
yang sesuai dengan akal dan fikiran, agama fitrah dan kejelasan, agama
kebebasan dan persamaan, dan agama kemanusiaan.” Lapangan
kehidupan manusia harus merupakan satu kesatuan antara satu bidang
dengan bidang kehidudpan lainnya. Dalam pembagian dimensi kehidupan
Islam lainnya yaitu ada dimensi tauhid, syariah dan akhlak, namun secara
garis besar nilai Islam lebih menonjol dalam wujud nilai akhlak.11
b. Dasar Pendidikan Islam

10
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.
60-61.
11
Ibid.

7
Dasar dalam bahasa Arab adalah “asas” sedangkan dalam bahasa Inggris
adalah foundation, sedangkan dalam bahasa Latin adalah fundametum,
secara bahasa berarti alas, fundamen, pokok atau pangkal segala sesuatu
(pendapat, ajaran, aturan).12
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian
muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang
dijadikan landasan kerja. Dasar ini akan memberikan arah bagi
pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini,
dasar yang menjadi konteks acuan pendidikana Islam hendaknya
merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan.13
Adapun dasar-dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah.
c. Bentuk Nilai-nilai Pendidikan Islam
1. Nilai Pendidikan Akhlak
Agama Islam adalah agama yang memunyai orientasi untuk
membenahi dan meluruskan karakter umat manusia secara serasi, baik
pola pikir maupun hati. Perpaduan antara rasio dan hati (iman) akan
melahirkan suatu model karakter, suatu bentuk kesadaran moral,
pengamalan dan penerimaan ajaran dari Yang Mutlak hingga lahir
akhlak mulia.43
Uraian tersebut cukup jelas mengindikasikan bahwa terbentuknya
akhlak mulia merupakan salah tujuan utama yang hendak dicapai oleh
agama Islam. Sehingga sangat wajar, jika dalam dunia pendidikan
Islam, akhlak mulia juga menjadi salah satu tujuan utamanya. Dalam
pendidikan Islam, penanaman nilai-nilai akhlak mulia menjadi salah
satu kegiatan pokoknya guna membentuk manusia yang berakhlak
mulia. Pendidikan akhlak sendiri dipahami sebagai proses pendidikan
mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, perilaku, dan
sikap yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan.44

12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
pustaka, 1994), hlm. 187.
13
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm.
34.

8
Dengan kata lain, pendidikan ini merupakan upaya pembentukan
akhlak mulia dan keutamaan dalam diri seseorang hingga menjadi
kebiasaan sebagai bekal dalam menjalani kehidupannya.
2. Nilai Pendidikan Aqidah
Kata aqidah berasal dari Bahasa Arab, yaitu aqada-yakidu, aqdan
yang artinya mengumpulkan atau mengokohkan. Dari kata tersebut
dibentuk kata Aqidah. Nilai aqidah erat kaitannya dengan nilai
keimanan Kemudian Endang Syafruddin Anshari mengemukakan
aqidah ialah keyakinan hidup dalam arti khas yaitu pengikraran yang
bertolak dari hati.14
Pendapat Syafruddin tersebut sejalan dengan pendapat
Nasaruddin Razak yaitu dalam Islam aqidah adalah iman atau
keyakinan.15
Aqidah adalah sesuatu yang perlu dipercayai terlebih dahulu
sebelum yang lainnya. Kepercayaan tersebut hendaklah bulat dan
penuh, tidak tercampur dengan syak, ragu dan kesamaran. Jadi aqidah
adalah sebuah konsep yang mengimani manusia seluruh perbuatan dan
prilakunya dan bersumber pada konsepsi tersebut. Aqidah islam
dijabarkan melalui rukun iman dan berbagai cabangnya seperti tauhid
ulluhiyah atau penjauhan diri dari perbuatan syirik, aqidah islam
berkaitan pada keimanan. Penanaman aqidah yang mantap pada diri
akan membawa kepada pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah Swt.
3. Nilai Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah adalah pendidikan yang berupaya
menumbuhkembangkan realisasi iman menjadi perbuatan yang
dilandasi dengan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar (ibadah dan
amal shalih).38
Dengan kata lain, pendidikan ketakwaan merupakan pendidikan
guna meningkatkan ibadah dan amal shalih seseorang. Menurut
Achmadi, meskipun nilai ibadah (seperti shalat dan puasa) merupakan
nilai instrumental yakni sebagai alat untuk menuju tauhid, akan tetapi

9
nilai ibadah juga harus ditanamkan dalam diri peserta didik (manusia)
karena nilai-nilai instrumental (termasuk ibadah) itulah yang banyak
dihadapi oleh manusia dalam praktik kehidupan.39
d. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta
mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat membatasi
ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-
citakan, dan yang terpenting lagi adalah dapat membererikan penilaian
atau evaluasi pada ussha-usaha pendidikan.14
Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah mencipkan pemimpin-
pemimpin yang selalu amar ma’ruf nahi munkar.15
Secara umum tujuan pendidikan Islam yaitu mendidik individu mukmin
agar tunduk, bertaqwa,dan beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga
memperoleh kebahagiaan didunia dan di akhirat. Sedangkan tujuan khusus
pendidikan Islam adalah mendidik individu yang shaleh dengan
memperhatiakan segenap dimensi perkembangan rohaniah, emosional,
sosial, intelektual dan fisik.
2. Serial Animasi
Dalam sebuah penayangan film terdapat dua jenis hal yang membedakan
film itu sendiri, yaitu:
a. Serial adalah kata benda (noun) yang menunjukan sebuah serangkaian
cerita dari subjek yang sama tetapi satu cerita tersebut bukan termasuk
lanjutan dari cerita sebelumnya, namun menampilkan topik yang berbeda.
Contoh serial acara TV misalnya Sopo dan Jarwo, Upin-Ipin, Nussa dan
Doraemon. Cerita yang diangkat di dalam cerita masih menggunakan
pemain ataupun setting tempat yang sama, namun cerita yang dibangun
bukan lanjutan dari cerita yang sebelumnya.
b. Series adalah kata benda (noun) yang menunjukan rangkaian cerita satu
kesatuan dimana satu cerita saling berkaitan. Sehingga jika ada bagian

14
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: al-Ma’arif, 1989), hlm. 45-46.
15
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.
102.

10
yang tidak kita ikuti akan membuat kita kesulitan memahami cerita
selanjutnya. Contoh series adalah naruto, novel Ketika Cinta Bertasbih (1)
dan (2), dan juga sinetron-sinetron seperti Tukang Bubur Naik Haji.
Sedangkan animasi adalah gambar bergerak berbentuk dari
sekumpulan objek (gambar) yang disusun secara beraturan mengikuti alur
pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan hitungan waktu
yang terjadi. Gambar atau objek yang dimaksud dalam definisi di atas bisa
berupa gambar manusia, hewan maupun tulisan. Film animasi, animasi
kartun dibuat dengan menggambarkan setiap frame satu persatu untuk
kemudian dipotret. Setiap gambar frame merupakan gambar dengan posisi
yang berbeda yang kalau diserikan akan menghasilkan kesan gerak.16
Jadi, dapat disimpulkan bahwa serial animasi adalah sebuah jenis
film yaitu animasi, yang menampilkan sebuah film bergenre animasi
dengan sebuah serangkaian cerita dari subjek yang sama tetapi satu cerita
tersebut bukan termasuk lanjutan dari cerita sebelumnya, namun
menampilkan topik yang berbeda, Cerita yang diangkat di dalam cerita
masih menggunakan pemain ataupun setting tempat yang sama, namun
cerita yang dibangun bukan lanjutan dari cerita yang sebelumnya.

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian tentang “Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Serial Animasi Riko”,
penelitian yang digunakan untuk meneliti dalam penelitian ini yaitu penelitian
berjenis library research. Data dalam penelitian studi pustaka (library
research) ini menggunakan metode seperti mengumpulkan data dengan
membaca, mencatat, memahami, menelaah dan menganalisis yang telah
dituliskan baik dari surat kabar, majalah, mengakses situs internet, serta
mengelola bahan penelitian.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis
penelitian yang temuannya tidak diperoleh mellaui prosedur statistik atau
angka. Metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan
16
Yoyon Mudjiono, “Kajian Semiotika Dalam Film”. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 1,
2011, hlm 120.

11
memahami sesuatu dibalik fenomena yang belumdiketahui dan digunkan
untuk menambah wawasan pengetahuan.17
Pendekatan yang akan digunakan penulis adalah pendekatan pragmatik.
Adapun ranah penelitian pragmatik terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
Pertama, melibatkan teks dan potensinya untuk memungkikan dan
memanipulasi suatu produk makna. Kedua, dalam proses membaca teks, yang
paling dasar adalah imaji-imaji mental yang terbentuk tatkala menyusun
obyek-obyek estetis yang kohesif dan konsisten. Ketiga, melalui struktur
sastra yang komunikatis diteliti kondisi-kondisi yang memungkinkan muncul
dan mengatur interaksi antara teks dan pembaca.16
Dapat disimpulkan pendekatan pragmatis adalah sebuah pendekatan
dalam karya sastra yang kiranya harus memberikan gambaran yang mampu
mengubah pembaca hingga sampai kepada efek komunikasi yang memberi
ajaran dan kenikmatan serta menggerakkan audience melakukan kegiatan
yang bermanfaat dan tanggung jawab.
2. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dari penelitian ini adalah subyek dari mana
data itu diperoleh. Sedangkan dimaksud dengan data yaitu segala
informasi/keterangan yang berkaitan dengan hal dalam tujuan penelitian. 18
Sumber data dapat diklasifikasikan ataupun dianalisis dalam mempermudah
untuk memecahkan suatu permasalahan dalam menganalisis penelitian. Data
dalam penelitian ini tidak hanya praktis tapi teoritis, maka sumber data yang
digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data skunder.
a. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsug dari
tempat ataupun dari lapangan penelitian dan juga dalam sumber data ini
langsung membweian data tersebut kepada pengumpul data. 19 Sumber data
primer dalam penilitian ini yaitu pada serial animasi Riko dan fokus
masalahnya dari serial animasi yang berjudul Riko.
17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya Edisi I Kedua (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 10.
18
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.
144.
19
Sugiyono, ‘Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D’, CV Alfabeta (2006), hlm.
137.

12
b. Data Skunder
Sumber data skunder adalah data yang lain dianggap berkaitan dengan
masalah dalam penelitian.20 Sumber data skunder dalam penelitian ini
seperti buku, majalah, surat kabar, situs internet, dan sebagainya untuk
membantu menganalisis serial animasi yang berjudul Riko.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan penelitian studi pustaka (library research),
maka teknik yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data
literer atau dokumenter, yang artinya suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik.21 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi
sebagai cara untuk mengumpulkan data. Cara pengumpulannya yaitu:
a. Menentukan episode serial animasi yang akan diunduh.
b. Menonton serial animasi berulang ulang yang di mana mengandung
sampel untuk memastikan bahwa peneliti memahami isi cerita supaya
menghindari beberapa kesalahan.
c. Memahami isi naskah dalam serial animasi Riko.
d. Menentukan teori yang mendukung serta membaca dan mempelajari
semua kalimat dari setiap episode serial animasi Riko.
Data yang dikumpulkan yaitu pada tayangan serial animasi Riko
dengan cara melihat, memahami, menghayati dan menceritakan adegan
demi adegan dalam film tersebut. Dengan cara inilah bisa diperoleh
informasi-informasi yang dibutuhkan seperti gambar sosok tokoh utama,
sifat dan karakteristik masing-masing tokoh. Data ini kemudian dituliskan
secara sistematik yang sesuai dengan rancangan analisis sebagai
pembahasan dalam penelitian.
4. Analisis Data
Analisi data merupakan pengelompokan, pengelolaan maupun penyajian
data yang berbentuk informasi. Dalam menganalisis data peneliti
menggunakan teknik analisis data yang telah ada yaitu menggunakan teknik

20
Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 39.
21
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 221–222.

13
analisis isi (contact analysis), yang di mana terdapat catatan-catatan atau
dokumen sebagai sumber data.22 Langkah untuk menganalisis datanya yaitu:
a. Menonton dan mempelajari seluruh dukungan serial animasi tersebut.
b. Membaca semua pembicaraan dalam serial animasi.
c. Mengklasifikasikan pendidikan Islam sesuai dengan teori.
d. Menjelaskan data dan membuat kesimpulan berdasarkan analisis data.

H. Rancangan Sistematik
Penelitian ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis dalam
mempermudah penulisan, pembahasan dan pemahaman dalam menganalisis
untuk penelitian ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah, yaitu
antara lain:
Bab I (pertama). Bab pertama merupakan bagian pendahuluan. Pada bab
ini terdapat sub-sub bab yang menjelaskan secara garis besar yaitu meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II (kedua). Bab kedua ini menjelaskan terkait kerangka teori. Bagian
bab ini membahas dan menguraikan terkait dengan definisi, tujuan, dasar, dan
bentuk nilai-nilai pendidikan Islam. Adapun juga membahas terkait dengan
serial animasi.
Bab III (ketiga). Bab ketiga membahas tentang metode penelitian. Pada
bab ini menjelaskan bagian tentang jenis penelitian, sumber dan jenis data
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV (keempat). Bab keempat pembahasan dan analisis data. Bab ini
membahas bagian tentang penguraian hasil penelitian yang berisi data dari hasil
penelitian yang tujuannya dalam menjawab bagian dari rumusan masalah.
Bab V (kelima). Bab kelima adalah bagian penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran yang terdapat pada hasil penelitian.

22
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm.
133.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai