Anda di halaman 1dari 7

2

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI FILM “MUNAFIK”


( Studi Analisis Isi )

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan
perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Diakui bahwa globalisasi telah memberikan banyak hal yang positif
dalam kehidupan manusia, tetapi disamping itu juga terdapat berbagai hal yang
negatif (H.A.R. Tilaar , 2004: 28)
Film merupakan suatu kemajuan teknologi yang menjadi hiburan dan
bisa menjadi pendidikan bila didalamnya terdapat unsur-unsur pesan yang
positif. Banyak dijumpai film-film yang memberikan kita pendidikan secara
langsung maupun tidak langsung. Film telah menjadi saluran pelarian alias
“eskapisme” dari masyarakat yang lelah bekerja, terutama didaerah perkotaan.
Pada perkembangan selanjutnya, film mulai beralih fungsi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan akan hiburan masyarakat tetapi juga menjadi wahana
penerangan, edukasi dan transformasi nilai (Aep Kusnawan, 2004: 94)
Sebagai transformasi nilai, film yang hadir dengan tampilan audiovisual
memberikan kesan bagi penontonnya, tampilan audiovisual berpengaruh besar
terhadap transformasi nilai baru bagi penontonnya. Di tengah beigitu derasnya
film-film yang miskin akan nilai agama dalam masyarakat, muncul beberapa
film yang sarat dengan nilai dan memberikan kritik sosial.
Film “Munafik” yang merupakan salah satu film yang banyak
mengandung nilai-nilai pendidikan agama islam dalam kehidupan nyata.
Dikisahkan, Adam seorang ustadz spesialis menghadapi orang yang kerasukan
menggunakan cara Islam (Ruqyah), sikapnya yang tawadhu atas kemampuannya
membuat dia disukai semua yang mengenalnya, terutama penduduk desa
Sekitarnya.
Kebahagiaan yang dirasakan adam, istri dan anaknya tidak berlangsung
lama karena kemudian keluarga adam mengalami kecelakaan yang mengerikan.
3

Akibat kecelakaan itu isterinya meninggal ditempat kejadian tanpa sempat


mendapat pertolongan. Dengan kematian isterinya, adam sangat terpukul dengan
kejadian tersebut sehingga membuatnya berhenti dari ruqyah dan menjauhi
kehidupan sosialnya di kampungnya. Disaat yang sama, maria salah satu
penduduk desa. Mengalami gangguan jin yang parah hingga di diagnosis dokter
mengalami penyakit mental atau depresi, sementara itu, adam semakin tertekan
karena anaknya juga bersedih merindukan ibunya. Walau dalam keadaan
tertekan, adam terpaksa menerima permintaan untuk mengobati maria setelah
dibujuk Imam desa dan ayahnya rahim. Begitu adam bertemu maria. Misteri ini
mulai terungkap, singkat cerita peristiwa demi peristiwa telah menyadarkan
Adam.
Film “Munafik” walaupun di IMDB (internet Movie Database )
ratingnya kecil hanya masuk 6.8 bukan berarti film ini membosankan, karena
film ini menyajikan tipikal yang berbeda dari kebanyakan film yang ada. Selama
ini masih jarang film internasional yang didalamnya mengadung nilai-nilai
pendidikan Agama Islam, sehingga mampu memikat penonton bioskop seluruh
dunia. Film ini berdurasi 98 menit, yang dimana mampu menjadi suatu film
yang banyak menanamkan nilai-nilai pendidikan Agama Islam. Film yang
berasal dari malaysia ber-genre Religius sekaligur Horror/Thriller yang dapat
menjadi sangat populer di Asia Tenggara khususnya paling laris di Malaysia dan
Indonesia. Di balik keseruan film tersebut, sang sutradara Syamsul Yusof telah
mempelajari berbagai bidang ilmu, khususnya di bidang Agama Islam. Syamsul
Yusof banyak meneliti dan meriset berbagai pemuka agama layaknya ustadz-
ustadz. Oleh karena itu di film Munafik ini terdapat banyak sekali pelajaran dan
hikmah yang dapat kita petik. Ketauhidan, Kejujuran, ketaatan, percaya terhadap
adanya alam ghaib dan masih banyak lainnya.
Dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA
TAYANGAN FILM MUNAFIK ( Analisis Isi Data ) ”.
Berangkat dari latar belakang penggunaan film munafik, kelebihan dan
penggunaannya sebagai media pendidikan. Yang dapat menggugah nilai spiritual
para penontonnya
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka secara umum
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana sajakah paparan nilai-nilai pendidikan Islam di film Munafik ?


2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat di film
Munafik terhadap pendidikan islam kekinian?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian yang dipaparkan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan paparan nilai-nilai pendidikan Islam di film Munafik.
2. Untuk menjelaskan relevansi nilai-nilai pendidikan islam yang terhadap film
Munafik terhadap pendidikan Agama Islam kekinian.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Secara Teoritis
a) Menambah pengetahuan dan wacana bagi penonton dalam hal
Pendidikan Islam.
b) Sebagai sumbangan ide dalam rangka memperkaya khazanah ilmu
agama khususnya bagi penulis dan penonton pada umumnya.
c) Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang relevan.
2. Secara Praktis
a) Bagi Umum
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu menambah
wawasan nilai-nilai pendidikan agama islam.
b) Bagi Peneliti
Bagi Peneliti dapat memperdalam pengetahuan islam dan nilai-
nilainya yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
5

A. Kerangka Pemikiran
Berbicara mengenai nilai, dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang
yang menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain:
1. Dilihat dari kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslow
dikelompokkan menjadi; nilai biologis, nilai keamanan, cinta kasih dan
harga diri.
2. Dilihat dari kemampuan manusia untuk menangkap dan
mengembangkan nilai dapat dibedakan menjadi dua:
a) Nilai statis, seperti kognisi, emosi dan psikomotorik
b) Nilai-nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi,
motivasi beraveliasi, dan motivasi berkuasa.
3. Dilihat dari proses pendekatan budaya, nilai dapat dikelompokkan
dalam tujuh jenis, diantaranya; nilai ilmu pengetahuan, nilai ekonomi,
nilai keindahan, nilai politik, nilai keagamaan, dan nilai kejasmanian.
4. Nilai didasarkan atas sifat, nilai itu dibagi dalam; nilai subyektif, nilai
obyektif rasional, dan nilai obyektif metafisik.
5. Nilai dilihat dari sumbernya, terdiri dari; nilai Ilahiyah (ubudiyyah dan
mu’amalah) dan nilai insaniyah.
6. Dilihat dari ruang lingkup keberlakuannya nilai dibagi menjadi, nilai
universal dan nilai-nilai total.
7. Sedangkan dari hakikatnya dibagi menjadi nilai hakiki dan nilai
instrumental (Hadari Nawawi, 1993: 63).
Secara filosofis pendidikan Islam harus mampu menanamkan nilai-nilai
dasar sebagai landasan atau acuan dalam proses pendidikan. Adapun pandangan
dasar yang berintikan kepada “Tricotomi” (tiga pokok kekuatan rohani) yang
berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia (antropologis central) yang
meliputi :
1. Individualitas; kemampuan mengembangkan diri sebagai mahluk pribadi.
2. Sosiolitas; mampu mengembangkan diri selaku anggota masyarakat.
6

3. Moralitas; kemampuan mengembangkan diri selaku pribadi dan anggota


masyarakat berdasarkan moralitas (berdasarkan nilai-nilai moral dan
agama).
Ketiga kemampuan pokok rohani diatas berkembang dalam pola hubungan
tiga arah yang biasa disebut “Trilogi hubungan” yaitu:
a) Hubungan dengan tuhan disebabkan sebagai mahluk ciptaannya.
b) Hubungan dengan masyarakat disebabkan sebagai anggota masyarakat.
c) Hubungan dengan alam sekitar disebabkan sebagai mahluk Allah yang
harus mengelola, mengatur, memanfaatkan kekayaan alam sekitar yang
terdapat diatas, dibawah dan di dalam perut bumi (M. Arifin, Ilmu 1996:
45).
Sedangkan kalau merujuk pada arah nilai-nilai pendidikan agama islam itu
sendiri setidaknya berisi tiga poin utama yang ada didalamnya. Jusuf Amir
Feisal berpendapat bahwa agama islam sebagai supra system mencakup tiga
komponen sysrtem nilai (norma) yaitu sebagai berikut:
1. Keimanan atau aqidah, yaitu beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab
Allah, Rasul, hari Kiamat, Qadha’ dan Qadar.
2. Syari’ah yang mencakup norma ibadah dalam arti khusus maupun dalam
arti luas yaitu yang mencakup aspek sosial seperti :
a. Perumusan sistem norma-norma kemasyarakatan
b. Sistem organisasi ekonomi, dan
c. Sistem organisasi kekuasaan
3. Akhlak, baik yang bersikap vertikal, yaitu yang berhubungan dengan
manusia dengan Allah, maupun yang bersifat horizontal yaitu tata krama
sosial. ( Jusuf Amir Feisal, 1995: 230)

Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi


kemanusiaan. Sedangkan pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; proses, cara, perbuatan mendidik.
Dapat diartikan pula nilai adalah seperangkat keyakinan atau perasaan yang
7

diyakini suatu identitas yang memberikan corak khusus pada pola pemikiran,
perasaan, keterikatan maupun perilaku (Salami, 1994)
Secara skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut:

Nilai-Nilai Pendidkan Agama Islam Di Film Munafik

Analisis Isi Data

Nilai – Nilai Pendidikan


Agama ISlam

Nilai Agama Nilai Ibadah Nilai Aqidah Nilai Akhlak


8

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan


Beberapa Penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain :

1. Hasil Penelitian Alfi Ni’matin Khoironi yang berjudul “ Peran Ayah


(Single Parent) Terhadap Pendidikan Anak Dalam Film CJ7 (Studi
Analisis dalam Perspektif Pendidikan Islam) “ menunjukan bahwa dalam
film ada nilai nilai positif perspektif islam tentang seorang ayah
mendidik anaknya sendiri . Persamaan penelitian ini adalah meneliti dan
menganalis nilai pendidikan islam dalam suatu film. Perbedaan penelitian
diatas penelitian ini lebih bagaimana cara seorang ayah mendidik
terhadap anak nya yang khususnya nilai nilai kemanusiaan dan nilai
positif lainnya.
2. Hasil Penelitian Estu Hanani Muflihatun yang berjudul “Materi Dan
Metode Pendidikan Islam dalam film I Not Stupid Too 2 “ menganalisis
dan mengklasifikasikan nilai-nilai pendidikan agama Islam dengan
memfokuskan pada materi dan metode pendidikan agama Islam dirumah
maupun dilingkungan sekolah yang terkandung di film I Not Stupid Too
2 . Persamaan penelitian ini adalah mengklasifikasi nilai-nilai pendidikan
islam . Perbedaan penelitian diatas terfokus untuk anak-anak dan remaja
cara bersikap yang baik sesuai pendidikan islam.
3. Hasil Penelitian Muhammad Dong yang berjudul “Film Baghban Karya
Ravi Chopra Kajian Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam”
mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang muatan nilai
pendidikan Islam yang ada dalam film Baghban. Persamaan Penelitian
ini adalah . Perbedaan Penelitian diatas
4. Hasil Penelitian Wahyudi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Dalam Film Ayat-Ayat Cinta” mendeskripsikan dan mengungkapkan
tentang muatan nilai pendidikan Islam yang ada dalam film Ayat-Ayat
Cinta . Persamaan Penelitian ini adalah . Perbedaan Penelitian diatas

Anda mungkin juga menyukai