Oleh:
Fahmy Aly
NPM. 2271010057
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah
Penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mandiri dalam Mata Kuliah
Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga makalah ini kiranya
Penulis,
FahmyAly
NPM. 2271010057
BAB I
PENDAHULUAN
dibicarakan. hal ini disebabkan, akhlak yang baik kemudian akan berperan
manusia. Sebagaimana akhlak terbagi kepada akhlak terpuji dan tercela, namun
sayangnya akhir-akhir ini akhlak tercela sering kita jumpai dalam berita yang
merupakan tanggung jawab kita bersama. Salah satu solusi pencegahan akhlak ini
tercela ini dengan melalui pendidikan akhlak itu sendiri. Dengan mengembalikan
defenisi dan menanamkan nilai-nilai akhlak yang sebenarnya. Tulisan ini menurut
penulis bisa menjadi salah satu acuan dalam menjawab terkait kasus-kasus
kemorostan akhlak. Maka dari itu penulis akan membahas tentang konsep
pendidikan akhlak.
Akhlak yang mulia merupakan cermin kepribadian seseorang. Selain itu,
akhlak yang mulia akan mampu mengantarkan seseorang kepada martabat yang
yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh
akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batin. Apabila akhlaknya rusak, maka
pada zaman sekarang sudah jauh dari nilai-nilai dasar Agama Islam yaitu Al-
menjadi kebiasaan dan dianggap sebagai hal yang umum di kalangan masyarakat.
orang atau sering disebut dengan istilah ghibah, yang hampir disetiap
Berburuk sangka terhadap seseorang yang mempunyai banyak harta dituduh hasil
seperti yang belum lama terjadi yaitu pertengkaran dan saling mengolok-olok, di
yang mengandung unsur kekerasan, ghibah, dan perilaku tercela lainnya yang hal
tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk dilihat dan ditiru.
Padahal hal tersebut termasuk dari akhlak madzmumah (akhlak buruk). Hal ini
dalam bidang yang lain. Hal tersebut membuat permusuhan dan perpecahan di
antara sesama, sehingga memunculkan sifat sombong yang merasa paling bisa dan
B. RUMUSAN MASALAH
C. Tujuan
PEMBAHASAN
alQur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam
ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan
buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik
dan buruk itu bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik,
tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya,
seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya
baik. Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Qur`an dan
Sunnah) sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan
Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar,
tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia.
Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub,
1
mad Janan Asifuddin, Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, (Yogyakarta: SUKAPress,
2010),95-96
takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak
menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan
adanya standar lain selain al-Qur`an dan Sunnah untuk menentukan baik dan
buruknya akhlak manusia. Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk
menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan
umum masyarakat.2
ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia
berupa tauhid. 3
yang dimilikinya, serta makhluk sosial yang berakhlak mulia yang berdasar pada
syariat Islam. “Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang diberi awalan ‘pe’ dan
akhiran ‘kan’ mengandung arti ‘perbuatan’ (hal, cara, dan sebagainya) istilah
pendidikan ini berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘paedagogik’ yang berarti
2
Marjuki, Akhlak Mulia (Pengantar Studi Konsep-Konsep Dasar Etika Dalam Islam),
(Yogyakarta: Debut Wahana, 2009), 34
3
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,142.
merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan, sehingga
masdar dari kata ‘alama, yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau
merupakan masdar dari kata rabba yang berarti mengasuh, mendidik dan
memelihara.4
yang disengaja dan didasari untuk menolong anak didik agar dapat berkembang
(dewasa) secara jasmani akal dan akhlaknya. Sehingga mencapai tujuan sebagai
dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
4
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya Media
Pustaka, 2001), h. 86.
5
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Islam, (Jakarta : Amzah, 2007), Cet. I, h.
2.
B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
yang dilakukan atas dasar dilakukan sengaja atau tidak sengaja, dengan kata lain
sadar atau tidak sadar. Apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik
atau perbuatan yang buruk. Akhlak juga dapat disebut sebagai gambaran sifat
manusia itu sendiri, tingkah laku manusia tersebut kemudian diberikan penilaian
apakah perbuatan tersebut tergolong kepada perbuatan baik atau buruk. Menurut
Muhammad Daud Ali, Ruang lingkup akhlak dalam Islam meliputi semua
yang timbul dari orang yang melaksanakan dengan sadar, disengaja dan ia
mengetahui waktu melakukannya, akibat dari apa yang dia perbuatan. Demikian
Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriteria apakah baik atau buruk. Dengan
demikian ruang lingkup pendidikan akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, dengan sadar dan
diperbuatnya. Demikian pula perbuatan yang tidak dengan kehendak, tetapi dapat
6
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
cet. 10, h. 351.
Dilihat dari segi hubungan manusia dengan dirinya, serta hubungannya
dengan Tuhan, manusia dan lainnya, maka akhlak itu ada yang berkaitan dengan
dirinya sendiri, dengan Tuhan, dengan manusia, dengan masyarakat, dengan alam,
dan dengan segenap makhluk Tuhan lainnya yang ghaib. Akhlak dengan diri
sendiri antara lain tidak membiarkan dalam keadaan lemah, tidak berdaya dan
terbelakang, baik secara fisik, intelektual, jiwa, spiritual, sosial dan emosional.
Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara membuat diri secara fisik
dalam keadaan sehat, kokoh dan memiliki berbagai keterampilan mengisi otak dan
hubungan Akhlak setidaknya terdapat akhlak kepada Allah, Rasullah, diri sendiri,
keluarga, masyarakat, alam dan negara. Misalnya Akhlak terhadap Allah dengan
mengamalkan seluruh ibadah wajib dan sebagai ibadah sunnah, dan menjauhi
kesehatan, tidak merugikannya dan tidak membebani diri dengan beban yang
memelihara dan tidak merusaknya. Dan yang perlu di catat dalam hal ini,
Islam merupakan agama sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada dalam Islam
memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak adapun yang
menjadi dasar pendidikan akhlak adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan kata
lain dasar-dasar yang lain senantiasa dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Al-
Hadits. Di antara ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah
ك ۖ ِإ َّن
َ َصاب ِ َوْأ ُمرْ بِ ْٱل َم ْعرiَصلَ ٰوة
َ ُوف َوٱ ْنهَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر َوٱصْ بِرْ َعلَ ٰى َمٓا َأ َّ ى َأقِ ِم ٱل
َّ َيَ ٰـبُن
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang
amar ma’ruf nahi munkar, yang pada dasarnya lukman memberikan kebiasaan
untuk selalu tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya, yang pada akhirnya
akhlak mulia harus diteladani agar menjadi manusia yang hidup sesuai dengan
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force
Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh
setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi
، «أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا:ًعن أبي هريرة رضي هللا عنه مرفوعا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.
Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), h. 582.
D. Tujuan Pendidikan Akhlak
dan pijakan. Terlebihdahulu penulis jelaskan apa sebenarnya makna dari tujuan
tersebut. Tujuan adalah Arah, maksud atau haluan. Dalam bahasa Arab tujuan
terminologi tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau
kegiatan selesai. Menurut Barmawie Umary, “Tujuan Ilmu Akhlak adalah supaya
dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang
8
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, (Jakarta :
Ciputat Pers, 2002), cet. 1. h. 31.
9
Abuddin Nata, Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), cet. 1. h. 11.
Djunaidi Dhany, sebagaimana yang dikutip oleh Zainuddin dkk, adalah sebagai
berikut :
semaksimal mungkin.
4) Sebagai pekerja, anak harus bersifat efektif dan produktif serta cinta akan
kerja.
b. Peningkatan moral tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa kepercayaan
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
dalam Al-Qur’an Surat Az-Zariyah ayat 56 dan pendapat para ahli, maka tujuan
pendidikan akhlak adalah agar manusia menjadi baik dan terbiasa kepada yang
baik tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dan
latihan dapat melahirkan tingkah laku sebagai suatu tabiat ialah agar yang timbul
dari akhlak baik tadi dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang melakukan.
berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang
akhlak adalah :
a. Metode Keteladanan
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, baik di dalam ucapan
maupun perbuatan.
b. Metode Pembiasaan
anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran
agama Islam.
apa yang telah ia lakukan. Cara seperti ini juga dapat digunakan dalam
d. Metode persuasi
manusia yang seutuhnya, yang dimulai dari dari segi pengetahuan rasional
seseorang.
e. Metode Kisah
Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik peserta didik
karakter melalui pengetahuan yang baik dan buruk. “Targhib dan tarhib
merupakan bagian dari metode kejiwaan yang sangat menentukan dalam
kesenangan akhirat yang pasti dan baik serta bersih dari segala kotoran.”16
kebaikan dengan adanya janji yang nyata dalam kehidupan akhirat, yang
10
Muhammad Suwaid, Mendidik anak Bersama Nabi, (Solo: Pustaka Arafah, 2004) , cet. I, h, 525
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
memuatberbagai aturan kehidupan dimulai dari hal yang urgent sampai kepada hal
realitakehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat
Press, 2002)
Barmawie Umary, Materi Akhlak, (Solo : Ramadhani, 1991), Cet Ke-X Bukhari
Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya
Agung, 2006) M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif
Islam, (Jakarta : Amzah, 2007), Cet. I.
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), cet. 10
Muhammad Suwaid, Mendidik anak Bersama Nabi, (Solo: Pustaka Arafah,
2004),cet. I
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), cet. III
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis,
(Jakarta : Ciputat Pers, 2002),
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta :
Gaya Media Pustaka, 2001)