Anda di halaman 1dari 11

PENANAMAN MOTTO PENDIDIKAN GONTOR MELALUI

WALI KELAS PADA KARAKTER SISWA KELAS 1 DI


PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR 6
PUDAHOA MOWILA KONAWE SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Di Tulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Proposal Pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam

MUHAMMAD MAULANA ESA FAUZIE

21822101

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul ’’Penanaman

Motto Pendidikan Gontor melalui wali kelas Pada Karakter Siswa Kelas 1 (KMI)

Di Pondok Modern Darussalam Gontor 6 Konsel” tepat pada waktunya. Shalawat

dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta

para keluarga dan sahabat serta kepada umatnya.

Peneliti menyadari bahwa keberhasilan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan serta dorongan moril dari berbagai pihak, utamanya bimbingan dan nasehat

yang bijaksana dari dosen pembimbing yaitu Ibu Suarni S.Pd.I.,M.Pd.I. selaku

Pembimbing I dan Bapak Ardianto Azis S.Pd.I.,MA selaku Pembimbing II. . Ibunda

Rosmini yang senantiasa memberikan support dan doa selama penulis mengikuti

perkuliahan sampai saat ini. Untuk itu dengan tulus hati menghaturkan kata terima

kasih yang tak terhingga, semoga amal bakti dan bantuan yang diberikan mendapat

rahmat di sisi Allah SWT. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

Bapak Amir Mahmud, S.Pi., M.P. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Kendari yang telah membina Universitas ini dengan penuh loyalitas.

1. Bapak Yusuf, S. Pd.I. M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Agama Islam yang telah

banyak memberikan arahan dan petunjuk selama proses penyelesaian studi.


2. Bapak Arsam, S.Pd.I, M.Ag selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam yang

telah memberikan motivasi dalam peneyelesaian studi.

3. Staf program studi Pendidikan Agama Islam pada umumnya dan Staf pengajar

Program Studi manajemen pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan selama penulis menempuh bangku perkuliahan.

4. Ustadz Bambang Nur Kholis S.H.I selaku Pengasuh Pondok Pesantren Gontor

Kampus 6 yang telah member izin untuk meneliti di Gontor Kampus 6.

5. Seluruh rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2018,

terkhusus untuk sahabat saya Muhammad Riski S.Pd, Permadi Wijaya, Fadhil Ihsan

yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa tidak ada makhluk yang sempurna, begitu pun

dengan hasil ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan

kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan hasil

penelitian ini.

Akhirnya penulis mengucapkan semoga Allah SWT senantiasa memberikan

pahala kepada semua pihak yang telah turut membantu dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi orang lain. Amiin yaa Robbal „alamiin.

Kendari, 16 Desember 2022

MAULANA ESA FAUZIE

NIM : 21822101
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang mengajakan konsep rahmatan lil`alamin. Konsep

rahmatan lil`alamin yang telah diajarkan dalam islam meliputi berbagai aspek diantaranya

berupa Rahmat dalam aspek hidayah, iman, ilmu dalam pendidikan karakter pengajaran

ibadah, akhlak, akal dan rahmat seluruh makhluk. Aspek-aspek Rahmatan lil`alamin

tersebut telah dicantumkan dan diajarkan dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Keduanya

merupakan pedoman umat Islam dalam meningkatkan ilmu dan akhlak. Ilmu dan akhlak

merupakan modal manusia untuk mewujudkan karakter masa depan yang lebih baik.

Fakta ini menujukan bahwa islam sangat menjujung tinggi ilmu dan akhlak dalam

kehidupan1.

Penanaman Karakter menjadi salah satu usaha yang harus dilaksanakan oleh sekolah-

sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, sebagai upaya untuk pembentukan akhlak mulia

(akhlaqul karimah) anak dan generasi muda lainnya. namun demikian usaha tersebut akan

sia-sia bila tidak dibarengi dengan kepedulian yang lain yaitu para orang tua, dan

masyarakat. Jadi antara Sekolah ( Lembaga Pendidikan), orang tua dan masyarakat harus

seiring sejalan dan saling membantu, mendukung tercapainya tujuan pembentukan akhlak

mulia (akhlaqul karimah). pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk

menanamkan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi

berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara

pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak kepada peserta didik.

1
https://cimahikota.go.id/index.php/artikel/detail/874-memahami-konsep-islam-rahmatan-lil
%E2%80%99alamin. Diakses pada 25 Des. 2022.
Proses Penanaman karakter pendidikan di sekolah (Lembaga Pendidikan), adanya

peran wali kelas dan sebuah organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam

membantu mempercepat proses penanaman karakter. Karena pengajaran aqidah yang

disampaikan di dalam kelas saja tidak cukup bahkan sangat kurang. Siswa juga harus

belajar bagaimana cara menyampaikan pendapat, cara memutuskan sesuatu, cara

berdisiplin, cara menyampaikan aspirasi dan lain sebagainya yang semua akan di dapatkan

di dalam proses pendidikan karakter.

Siswa akan diajarkan untuk memahami satu sama lain dengan tidak mengedepankan

rasa sombong, iri, dan dengki. Melainkan lebih mengedepankan kepada yang bermanfaat

untuk semua dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama. Dengan begini siswa akan

mampunyai karakter yang baik di masa yang akan datang.

Pendidikan dan segala isinya tentu banyak hal didalamnya, termasuk permasalahan

atau problematika yang ada. Dalam hal ini kita memfokuskan problematika dalam dunia

pembelajaran, sekolah dan sekitarnya. Membicarakan permasalah segala sesuatu pasti

memiliki masalah, hanya saja entah itu disadari atau tidak. Permasalahan yang tidak

disadari sejak dini akan menimbulkan dampak besar nantinya. Dalam proposal skripsi ini

kami akan menyajikan permasalahan yang ada, cara mengatasinya, dan sebab

permasalahan itu muncul. Seorang guru memanglah sulit untuk menyeimbangkan

kecerdasan intelektual disamping kecerdasan moral yang terlihat remeh.

Peningkatkan kecerdasan moral setidaknya akan membuat peserta didik menjadi

pribadi yang solid, tangguh, memiliki empati, dan mampu merasakan yang orang-orang

rasakan disekitarnya. Dalam buku Robert Coles “The Moral Intellegence of Children”

juga membahas betapa pentingnya kecerdasan moral anak. Dengan mengembangkan

pendidikan karakter moralnya sejak dini akan melindungi kehidupan karakter peserta

didik.
Pertama-tama pengertian dari kecerdasan karakter adalah kemampuan memahami

mana yang benar dan mana yang salah. Maksudnya bertingkah dilandasi dengan etika

yang kuat dan didasarkan dengan keyakinan, sehingga menjadikan orang berbuat benar

dan terhormat. Sedangkan moral adalah penentuan baik-buruk terhadap suatu perbuatan

dan kelakuan manusia, contohnya suka menolong sesama yang sedang susah.

Menurut Abu Ahmadi (1992), empati merupakan suatu kecenderungan untuk

merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata kita dalam situasi orang lain

tersebut, karena empati orang menggunakan perasaannya dengan afektif didalam situasi

orang lain. Jadi empati dan Karakter Moral saling berkesinambungan ditambah lagi

dengan penjelasan dari aniel Goleman (1997: 136), “Kemampuan berempati adalah

kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain”. Empati adalah akar dari munculnya

rasa kasih sayang yang selanjutnya hadirlah karakter moralitas dalam setiap hubungan

emosional2.

Permasalahan penurunan karakter moral anak semakin miris begitu juga dengan

faktornya yang begitu kompleks. Namun, tak dipungkiri penyebab merosotnya nilai moral

ini disebabkan oleh dua faktor. Yang pertama, lingkungan tempat anak dibesarkan yang

mencakup kondisi keluarga, bagaimana ia mendapat perlakuan, dan bagaimana

sekelilingnya meperlakukan orang lain sangatlah berdampak pada kesiapan anak yang

mudah meniru. dalam hal ini menekankan orang tua maupun pendidik untuk memberikan

kewaspadaan, memberikan ilmu spiritual dan agama, dukungan masyarakat, dan pola asuh

yang benar.

Yang kedua, anak-anak menerima dan mendengar masukan, saran, dan suara yang

bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat sekitar. Jadi dapat disimpulkan bahwa

segala sesuatu yang bertentangan dengan Karakter Moral adalah ancaman. Jelas kedua
2
Suparlan, Pendidikan Karakter Dan Peningkatan Daya Saing Bangsa, (Jakarta : Pustaka Pelajar 2012).
Hal 105.
faktor tersebut benar-benar berdampak besar karena kedua hal itu sering terjadi maka,

akan meletak pada kepribadian anak3.

Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan,

kebajikan dan kematangan moral seseorang. karakter yaitu menandai bagaimana cara

memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau

tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus

dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur,

suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat

kaitannya dengan personality (Kepribadian) seseorang. Sebagai calon seorang pemimpin

umat kita harus melaksanakan amanat sebagai pemimpin dengan sebaik-baiknya dan

tentunya semua itu tidak akan bisa tanpa di dasari oleh karakter yang baik. Agar tidak

memanfaatkan amanat sebagai pemimpin untuk keuntungan-keuntungan pribadi,

memperkaya diri, sewenang-wenang dalam bertindak dan lain sebagainya. Karena kita

akan bertanggung jawab atas semua yang telah kita pimpin.

Bicara tentang lembaga pendidikan yang membentuk karakter siswa nya maka pada

tahun 2002 pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menghibahkan sebagain tanah di Desa

Pudahoa Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan kepada Pondok Modern

Darussalam Gontor 6 untuk di dirikan lembaga pendidikan. Yang mana di dalamnya

terdapat pendidikan dan pengajaran serta pembentukkan karakter yang berbasis pesantren.

Pondok Modern Darussalam Gontor 6 mempunyai salah satu visi yaitu mencetak

kader-kader pemimpin umat yang berjiwa tangguh, militant, bermoral Islami, dan

berpengetahuan luas untuk menegakkan agama Allah melalui proses latihan, pendidikan

serta pembinaan yang Gontor 6 terapkan selama ini dengan motto :

3
https://p2kk.umm.ac.id/id/pages/detail/artikel/degradasi-moral-remaja-indonesia.html. Diakses pada 25
Des. 2022.
1. Berbudi Tinggi

2. Berbadan Sehat

3. Berpengetahuan Luas

4. Berfikiran Bebas

Motto pendidikan di Gontor tidak akan tertanam begitu saja, tetapi harus ada proses

penanaman dan penerapan yang dilakukan dengan serius dan terus-menerus. Oleh karena

itu Gontor mempunyai ramuan khusus untuk mencetak karakter-karakter pemimpin

ummat dan bangsa dengan dinamika kehidupan santri di pesantren selama 24 jam non

stop, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Yang selalu penuh dengan pengarahan,

pengawalan dan evaluasi sehingga apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang

dirasakan, apa yang kerjakan, dan apa yang difikirkan oleh santri semuanya adalah bentuk

dari pendidikan. Yang mana pendidikan jauh lebih penting dari pada pengajaran yang

dilakukan di dalam kelas4.

Santri kelas 1 adalah santri paling baru masuk di pondok gontor 6 yang dimana santri

baru tersebut masih fresh dan siap untuk di didik serta di cetak karakternya. Dengan

sekian banyak nya dinamika yang ada di Pondok Pesantren Gontor dan juga disiplin yang

ada para Santri kelas 1 wajib patuh dan taat terhadap semua peraturan dan disiplin yang

diberikan oleh pengurus organisasi. Pengurus organisasi harus siap memimpin Organisasi

dengan baik dan anggota Organisasi juga harus menjalankan disiplin dengan baik pula,

karena santri kelas 1 juga akan menjadi pengurus Organisasi saat mereka menjadi kelas 6

yang akan datang. Hal ini sesuai dengan salah satu slogan yang sering digaungkan di

Gontor 6 yaitu “siap dipimpin dan siap memimpin”.

Motto Pendidikan Gontor adalah seperangkat watak yang ada di Pondok Modern

Darussalam Gontor 6 yang mempunyai masalah, misalnya pada perilaku siswa senior
4
Sekertariat Pmdg, Serba Serbi Pondok Modern Darussalam Gontor, (Ponorogo :Darussalam
Press,2012).Hal 2.
yang tidak mencerminkan perilaku sesuai dengan Motto sehingga tidak bisa menjadi

contoh bagi siswa baru tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti mengenai “

PENANAMAN MOTTO PENDIDIKAN GONTOR MELALUI WALI KELAS

PADA KARAKTER SANTRI KELAS 1 DI GONTOR 6 KONAWE SELATAN”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penanaman Motto Pendidikan melalui wali kelas pada karakter santri kelas

1 di Gontor 6 Konawe Selatan ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam Penanaman Motto pendidikan

melalui wali kelas pada karakter santri kelas 1 di Gontor 6 Konawe Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Bagaimana proses Penanaman Motto Pendidikan melalui wali kelas Dalam

Menumbuhkan Karakter yang sesuai Bagi Santri kelas 1 di Gontor 6 Konawe selatan.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman motto

pendidikan melalui wali kelas Dalam Menumbuhkan Karakter yang sesuai Bagi Santri

kelas 1 di Gontor 6 Konawe selatan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan

mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat terhadap cara penanaman motto

pendidikan terhadap perkembangan karakter siswa kelas 1 pada perilaku,

kepribadian,dan skil kepemimpinan.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dapat memperluas wawasan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai

Penanaman Pendidikan Karakter dalam menumbuhkan Kepribadian, Perilaku, dan

skil Kepemimpinan sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti sebagai calon

tenaga pendidik.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Dalam hasil penelitian diharapkan dapat memberikan motivasi bagi seluruh

siswa untuk mempunyai karakter dalam Menumbuhkan Skil Kepemimpinan serta

kepribadian yang baik.


E. Definisi Operasional

1. Penanaman adalah salah satu upaya untuk pembentukan akhlak mulia terhadap

generasi muda tentang bagaimana cara mengaplikasikan nilai kebaikan kepada orang

lain dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

2. Motto pendidikan adalah suatu hal yang harus di tanamkan dan dapat memberikan

motivasi kepada santri untuk memiliki sikap yang sesuai dengan alam pendidikan di

suati lembaga pendidikan5.

3. Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan,

kebajikan dan kematangan moral seseorang. karakter yaitu menandai bagaimana cara

memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau

tingkah laku.

4. Pendidikan Karakter Pendidikan adalah menanamkan kebiasaan (habituation) tentang

hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan

salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya.

5. Pondok Pesantren Darussalam adalah lembaga pendidikan yang didalamnya

diajarkan berbagi ilmu pendidikan agama Islam, dan juga penanaman karakter pada

santri.

5
Zarkasyi Imam, Kepondok Modern Darussalam Gontor, (Gontor, Ponorogo :Darussalam Press 2012)
Hal. 2

Anda mungkin juga menyukai