PROPOSAL TESIS
Diajukan kepada
Pascasarjana (S-2) Universitas Ibrahimy
guna menyusun Tesis
Dosen Pengampu
Dr. Wawan Juandi, M. Ag.
Disusun Oleh :
Khotimatuul Hasanah
NIM: 2021101017
Hasanah, Khotimah. 2022. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Membentuk Karakter Siswa Di SMKN 1 Glagah Banyuwangi.
Proposal Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Ibrahimy
Sukerejo Situbondo. Pembimbing : Dr. Wawan Juandi, M. Ag
Penelitian ini dilatar belakangi oleh salah satu penerapan model pendidikan yang berupaya
untuk melakukan pengembangan pendidikan secara alami dan suatu bentuk alternatife pendidikan
yang menggunakan ekstrakulikuler untuk media dalam pembelajaran siswa dimana SMKN 1
Glagah Banyuwangi memiliki visi mewujudkan sekolah yang unggul berkarakter dan berbudaya
linghkungan. Dimana pendidikan karakter menjadi fokus perhatian utama oleh karena itu peran
pendidik sangatlah penting dalam membantu menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan agama
Islam pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter siswa.
Fokus dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana bentuk nilai-nilai pendidikan agama Islam
pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter siswa di SMKN 1 Glagah
Banyuwangi, 2) Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam yang
diinternalisasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler Keagamaan dalam membentuk karakter siswa
di SMKN 1 Glagah Banyuwangi, 3) Bagaimana implikasi internalisasi nilai-nilai pendidikan
agama Islam pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter siswa di
SMKN 1 Glagah Banyuwangi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi
penelitian di SMKN 1 Glagah Banyuwangi dengan subjek peserta ektstrakulikuler keagaamaan
SMKN 1 Glagah Banyuwangi. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara dan pedoman obsevasi. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
beberapa tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data
dapat dilihat dari Keterpercayaan meliputi trianggulasi, pembahasan teman sejawat. Keteralihan,
kebergantungan, dan kepastian.
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat mendeskripsikan 1) Bentuk nilai-nilai
agama Islam dalam membentuk karakter siswa di SMKN 1 Glagah Banyuwangi yaitu, melalui
nilai Akhidah, nilai Syari’ah dan nilai Akhlak. 2) Proses internalisasi nilai-nilai agama Islam
terhadap membentuk karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMKN 1 Glagah
Banyuwangi dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu, tahap pemberian pengetahuan dan
pemahaman, tahap pembiasaan, tahap keutuhan dan tahap evaluasi 3) Implikasi internalisasi nilai-
nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter membantu siswa untuk lebih mudah
menghayati nilai-nilai agama Islam baik dari segi nilai syari’ah, akhidah, dan akhlak. Dikarenakan
selain siswa memperoleh ilmu pengetahuan tentang keagamaan melainkan mereka juga bisa
langsung mengaplikasikannya dengan melalui membiasakan diri dalam melakukan kegiatan
sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.
A. Judul
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI
SMKN 1 GLAGAH BANYUWANGI
B. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan sesuatu yang memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Sebab pendidikan merupakan suatu upaya setiap manusia untuk
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pada BAB I Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi:
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik atau siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta memiliki
kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2
memberdayakan semua potensi yang ada di dalam diri individu. Salah satunya yang
dapat dilakukan adalah belajar. Pada hakikatnya belajar adalah salah satu bentuk tingkah
laku peserta didik dalam usaha mengembangkan potensi dan usaha untuk mencapai
tujuan. Selain itu, belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat dari
siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan
dimiliki.
1
Rusmaini, IlmuPendidikan, (Palembang: Grafika Telindo, 2014), hal. 1-2.
2
Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara,
2003), hal. 27.
4
Belajar merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan dan membutuhkan cara atau
Krisis moral yang saat ini melanda generasi muda, acapkali menjadi apologi bagi
sebagian orang untuk memberikan kritik pedasnya terhadap institusi pendidikan. Hal
tersebut teramat wajar karena pendidikan sesungguhnya memiliki misi yang amat
mendasar yakni membentuk manusia seutuhnya dengan akhlak mulia sebagai salah satu
indikator utama, generasi bangsa dengan karatekter akhlak mulia merupakan salah satu
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang erwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata karma, adat istiadat dan estetika, karakter dimaknai
sebagai perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap maupun
bertindak.5 Selain itu, pentingnya pendidikan karakter juga sesuai dengan ajaran Islam
ُ َك ل
ظ ْل ٌم َعظِ ْي ٌم هّٰلل ُ َوا ِْذ َقا َل لُ ْق ٰمنُ اِل ْبنِهٖ َوه َُو َيع
َ ِْظ ٗه ٰي ُب َنيَّ اَل ُت ْش ِركْ ِبا ِ ۗاِنَّ ال ِّشر
Ayat diatas menjelaskan bahwa luqman patut dijadikan teladan oleh siapapun dan
kapanpun. Sistematika nasihatnya yang dikemas dengan indah, tersusun dengan eratur
dan didukung oleh contoh dan budi pekerti yang amat mulia sehingga terhujam didalam
3
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 49.
4
Muhammad Isnaini, Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Di Madrasah, dalam Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1,
Nomor 6, November 2013, hal. 445-450.
5
Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Jakarta: Balai Pustaka 1989), hal. 22.
6
Al-Quar’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1999), hal. 654.
5
yang mulia (akhlak mulia). Terlihat Luqman dalam melarang anaknya untuk
Pendidikan karakter mulai sering dibicarakan kembali pada dua dekade belakangan
ini. Hal ini terjadi seiring timbulnya kesadaran para pelaku dunia pendidikan tentang
yang bertumpu pada membentuk karkter ini berangkat dari keprihatinan atas kondisi
moral yang cenderung merosot belakangan ini, ditandai dengan banyaknya kenakalan
saling
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Jil. 11,
hal. 127.
6
harmonis.8
Indikator lain yang menunjukkan adanya gejala rusaknya karakter generasi bangsa
bisa dilihat dari praktek sopan santun siswa yang kini sudah mulai memudar, diantaranya
dapat dilihat dari cara berbicara sesama mereka, prilakunya terhadap guru dan orangtua,
baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sikap ramah terhadap guru ketika
bertemu dan penuh hormat terhadap orangtua pun tampaknya sudah menjadi sesuatu
yang sulit ditemukan di kalangan anak usia sekolah dewasa ini. Anak-anak usia sekolah
seringkali menggunakan bahasa yang jauh dari tatanan nilai budaya masyarakat. Bahasa
yang kerap digunakan tidak lagi menjadi ciri dari sebuah bangsa yang menjunjung tinggi
lingkungan sosial masyarakat juga mempunyai andil pada pembinaan akhlak peserta
didik, sedangkan pada lingkungan sekolah semua komponen sekolah khususnya guru
sebagai pendidik mempunyai tugas untuk membina akhlak peserta didik, sedangkan
pada lingkungan sekolah semua komponen sekolah khususnya guru sebagai pendidik
8
Maryam Musfiroh dan Adib Rifqi Setiyawan, Pendidikan Karakter: Akhlak, Adab, Moral dan Nilai, (Garut: Pesantren
Persatuan Islam Tarogong, Kudus, Alobatnic Research Society (ARS)), hal. 1.
9
Muhammad Isnaini, Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Di Madrasah, dalam Jurnal Al-Ta’lim, Jiid 1,
Nomor 6 November 2013, hal. 445-450.
10
Asri Dwi Sari, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai- Nilai Karakter Pada Peserta
Didik , dalam Jurnal Educatio, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati,2021), hal. 13
7
keagamaan dalam bentuk pengajaran di kelas maupun dalam bentuk pengajaran di luar
Di dunia pendidikan, dikenal adanya dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu
merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar
antara peserta didik dan guru untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh sisw12a.
kelas atau di luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia
yang dimiliki siswa baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang
didapatkan siswa di dalam kelas maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing
siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui
11
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 3.
12
Ibid.., hal. 3.
13
Ibid.., hal. 4.
8
memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam surat Keputusan Menteri
(Kepmen) yang harus dilaksanakan oleh sekolah dan madrasah. Salah satu Keputusan
Jumlah Belajar Efektif di Sekolah. Pada bagian keputusan dijelaskan pada Lampiran
“Liburan sekolah atau madrasah selama bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan
untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia,
kegiatan yang diselanggarakan dalam rangka memberikan arahan kepada siswa untuk
dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas,
serta berbagai pendorong dalam membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai
agama Islam. Dengan kata lain tujuan dasar kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah
membentuk manusia terpelajar dan bertaqwa kepada Allah. Jadi selain menjadi manusia
yang mempunyai ilmu pengetahuan, peserta didik juga diharapkan menjadi manusia
14
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Alfabeta, 2004), hal. 211-212.
15
Depertrmen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikn Agama Islam,
(Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 9.
9
kegiatan ini selain siswa bisa mendapatkan pengetahuan tapi juga bisa mengalami
peristiwa secara langsung untuk menjadikan siswa lebih memahami situasi yang
kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai- nilai agama Islam yang telah ditanamkan
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memiliki suatu tujuan untuk menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan juga pembinaan karakter yang sesuai
dengan norma-norma atau nilai-nilai yang telah dirumuskan dalam ajaran agama Islam.
disesuaikan dengan minat dan hobi siswa. Ekstrakurikuler keagamaan juga dapat
Madrasah tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan di
Trenggalek. Sekolah ini merupakan salah satu yang menerapkan model pendidikan yang
berupaya untuk melakukan pengembangan pendidikan secara alami dan suatu bentuk
pembelajaran siswa.
10
terdapat di sekolah ini antara lain sholawatan, khitabah, al-barzanji, tahlil, qira’ah dll. Di
sekolah ini, ada guru pembimbing dan mentor khusus di setiap kegiatan ekstrakulikuler,
sehingga proses penanaman nilai-nilai islami pada siswa dapat lebih luas serta dapat
sangat besar dalam membentuk karakter anak. Salah satu lembaga pendidikan yang
memberikan perhatian besar dalam membentuk karakter anak adalah Madrasah, karena
Madrasah memiliki ciri khusus yang berbeda dari lembaga pendidikan umum, dimana
muatan-muatan nilai agama memiliki porsi yang cukup banyak dalam membentuk dan
mengembangkan karakter anak. Sangat menrik untuk di kaji dan dilakukan upaya
penyelidikan lanjut. Maka dari itu, peneliti ingin lebih melakukan penelitian secara
mendalam tentang proses dan implikasi dari internalisasi nilai-nilai agama Islam Di
SMKN 1 Glagah Banyuwangi. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk
C. Fokus Penelitian
Berangkat dari latar belakang diatas, maka fokus masalah yang ingin penulis ungkap
Banyuwangi?
D. Tujuan Penelitian
Berdsarkan fokus penelitian diatas, penelitian ini mempunyi tujuan yang hendak
dicapai, yaitu:
Banyuwangi.
Glagah Banyuwangi.
E. Kegunaan Penelitian
Banyak pihak yang dapat memanfaatkan dan memetik dari hasil penelitian ini, yakni:
sebagai bahan referensi atau ru-jukan, dan pustaka pada perpustakaan Institut Agama
guru tentang internlisasi nilai-nili agam Islam dalam membentuk krakter melalui
mengenai masalah yang terjadi. Dan juga bisa digunakan untuk bahan masukan
d. Bagi sekolah, sebagai masukan tentang permasalahan yang sedang terjadi dan
F. Definisi Istilah
dan atau kekeliruan terhadap pokok bahasan, maka sangat diperleukan penegasan istilah
berikut:
1. Secara Konseptual
a. Internalisasi
menyatu dalam kepribadian peserta didik , sehingga menjadi satu karakter atau
yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang
utuh tidak dapat dipisahkan. Jadi, pada dasarnya Islam merupakan suatu sistem,
16
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.336.
14
satu paket, paket nilai yang saling terkait satu sama lain, membentuk apa yang
c. Karakter
d. Ekstrakurikuler keagamaan
diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik untuk dapat
agama.19
2. Secara Operasional
Dari beberapa definisi diatas, dapat dipahami bahwa maksud dari penelitian ini
G. Sistematika Pembahasan
sehingga akan mendapat hasil akhir yang utuh dan sistematik dan menjadi bagian-
17
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Membentuk Pemikiran Dan Kepribadian Muslim ,( Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 92.
18
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Insan Cita Utama, 2010), hal.
11.
19
Departemen Agama, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam,
2005), hal. 4.
15
bagian yang saling terkait satu sama lain dan saling melengkapi. Secara garis besar
pembahasan dalam skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu Bagian Awal, Bagian Inti,
Bangian Akhir.
Penlitian ini disusun menjadi enam bab, adapun sistematika pembahsannya adalah
sebagai berikut:
Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam
.
16
Bab III Metode penelitian, terdiri dari: Rancangan penelitian, Jenis penelitian,
Lokasi penelitian, kehadiran peneliti, Sumber Data, teknik pengumpulan data, analisis
Bab IV hasil penelitian, membahas tentang: deskripsi data, temuan hasil penelitian
H. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
1) Tesis yang ditulis oleh: Slamet Wahyu Dwi Laksono, dengan judul:
“Penguatan Karakter Siswa Melalui Poembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMA Sultan Agung Desa Kasiyan Timur Kecamatan Puger
Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2019/2020” (Tesis di Program Magister
Pendidikan Agama Islam IAIN Jember 2020). Adapun hasil dari penelitian
ini adalah deskripsi Penguatan Karakter Sisw Melalui Poembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Sultan Agung Desa Kasiyan Timur
Kecamatan Puger Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2019/2020
a) Persamaan
- Membahas Pendidikan Karakter
- Sama-sama pembelajaran Pendidikan Agama Islam
b) Perbedaan
Penelitian sekarang lebih fokus pada Pelaksanaan Pembelajaran
PAI dalam Membentuk karakter religius siswa yang ada di SMKN 1
Glagah Banyuwangi
b) Peerbedaan
penelitian ini yaitu penelitian ini lebih berfokus pada pola asuh guru dan
orang tua dalam membentuk karakter peserta didik, sedangkan yang penulis
lakukan lebih berfokus pada proses pembentukan karakter peserta didik
melalui kegiatan keagamaan.23
9) Tesis yang ditulis oleh Mulyadi mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Islam
UIN Syarif Hidayatullah dengan judul “Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Madrasah Diniyah Sebagai Pelengkap Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Dasar” penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
akan penulis lakukan yaitu sama-sama membahas tentang pembentukan
karakter, namun terdapat perbedaan juga dalam penelitian ini yaitu penelitian
ini lebih berfokus pada pembentukan karakter melalui madrasah diniyah
sedangkan penelitian yang penulis lakukan lebih berfokus pada proses
pembentukan karakter peserta didik melalui kegiatan keagamaan.24
10) Tesis Nasruddin mahasiswa Pendidikan Agama Islam Berbasis Teknologi
Informasi di IAIN Parepare dengan judul “ Pembentukan Karakter Melalui
Kegiatan Ekstrakuriuler Halaqah Film di Pondok Pesantren Nurul Azhar
Talawe Kabupaten Sidenreng Rappang” penelitian ini memiliki persamaan
dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama membahas
tentang pembentukan karakter, namun terdapat perbedaan juga dalam
penelitian ini yaitu penelitian ini lebih berfokus pada pembentukan karakter
melalui ekstrakurikuler Halaqah film sedangkan penelitian yang penulis
lakukan lebih berfokus pada proses pembentukan karakter peserta didik
melalui kegiatan keagamaan25
2. Kajian Teori
a. Pengertian Internalisasi
23
Titin Sunarti, “Peran Guru dan Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Siswa di SDIT Insantama Kota
Serang”. (Tesis, IAIN Serang, 2016).
24
Mulyadi, “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Madrasah Diniyah Sebagai Pelengkap Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Dasar”. (Tesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
25
Nasruddin, “Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakuriuler Halaqah Film di Pondok Pesantren Nurul
Azhar Talawe Kabupaten Sidenreng Rappang”. (Tesis IAIN Parepare, 2020).
21
b. Transformasi nilai
dan merubah pola pikir anak yang semula kurang baik menjadi lebih
ataupun mengamalkannya.
mengetahui nilai-nilai yang pro dan kontra dengan ajaran agama Islam
dan nilai budaya yang luhur. Tahapan ini dapat juga disebut dengan
26
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya, Citra Media, 1996), hal, 153.
27
Muhammad Munif, Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI Dalam Membentuk Karakter Siswa,
Edureligia Vol. 01, No. 01, 2017, hal. 1-12.
23
guru, sehingga para siswa juga dapat merespon nilai yang sama.
Dengan kata lain tahapan ini adalah fase penghayatan yang bermuara
di sekolah28
Islam secara penuh ke dalam hati, sehingga ruh dan jiwa bergerak
agama islam tetapi juga bisa melalui kegiatan-kegiatan agama yang ada
28
Ibid.,
24
di sekolah.29
c. Pengertian Nilai
Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti
kebaikan suatu hal, nili artinya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau
benda konkrit, bukan fakt, tidak hanya persoalan benar dan salah yang
antara lain:
Milton Rekeach dan James Bank, berpendapat nilai adalah sutu tipe
menyakni). Jadi nilai adalah suatu yng bermanfaat dan berguna bagi
a) Definisi Penidikan
29
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar,( Surabaya:Citra Media, 1996), hal. 153.
30
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 61.
31
W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 677.
32
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hal. 98.
33
H. Una Kartawisastra, Strategi Klrifikasi Nilai, (Jakarta: P3G Depdikbud, 1980), hal. 1.
34
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, hal. 61.
25
maupun non formal serta informal. Segi yang dibina dalam dfinisi
Negara.36
Snsekerta, yaitu suku “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang
berarti “kacau” jadi manakala suku kata „a‟ dan „gama‟ maka
al- din sendiri mengandung berbagai arti. Dalam Al-Qur‟an kata al-
manusia.41
Jadi semua nilai yang terdapat dalam ajaran agama Islam dan
Syariah, (3) Quran, (4) Hadits, (5) Akhlak, (6) Tarikh/ Sejarah
1. Nilai Ilahi, yaitu nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-
manusia.42
41
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentuka Pemikiran Dan Kepribdian Muslim, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 92.
42
Nurul Jempa, Nilai-Nilai Agama Islam, Pedagogik Vol. 1 No. 2, Maret 2018: hal. 101-
112.
28
Mengkaji Nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam sangat luas, karena
nilai-nilai Islam menyangkut berbagai aspek dan membutuhkan telaah yang luas.
Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam ajaran Islam untuk mengetahui nilai-
a. Nilai Akhidah
etimologis berarti yang terikat atau perjanjian yang teguh, dan kuat,
credo, creed yaitu sebuah keyakinan hidup dalam arti khas, yaitu
b. Nilai Syari‟ah
maknawi syari‟ah artinya sebuah jalan hidup yang ditentukan oleh Allah
berdasarkan sumber utama yang berupa Al-Qur‟an dan As- Sunnah serta
sumber yang berasal dari akal manusia dalam ijtihad para ulama atau para
sarjana Islam.43
hukum atau aturan yang diciptakan Allah untuk semua hamba- hambaNya
c. Nilai Akhlak
yang sejati. Secara etimologi, pengertian akhlak berasal dari bahasa arab
yang berarti budi pekerti, tabi‟at, perangai, tingkah laku buatan, ciptaan.44
suatu usaha untuk membina dan mengasah peserta didik agar senantiasa
Islam sebagai suatu bentuk usha sadar generasi tua untuk mengalihkan
muda agar kelak menjadi manusia yang bertakwa pada Allah SWT.
Islam adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh satu orang ke orang lain
f. Membentuk Karakter
seseorang dengan yang lainnya.46 Hal serupa juga diungkapkan oleh Fajri,
membedakan seorang dari yang lain, tabiat, watak yang menjadi ciri khas
pada segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda
yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.48
lebih luas bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang
yang menjadi ciri khas dari tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,
orang lainpun tidak akan sama meskipun mereka dilahirkan sebagai orang
yang sama atau kembar, situasi yang dialami oleh seseorang dengan
45
Abdul Majid dan Dian Andiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hal. 130.
46
Pusat Bahasa Depertemen Pendiikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1991),
hal. 693.
47
Fajri, Pendidikan Karakter, (Jakarta: AS-Prima Pustaka, 2012), hal. 63.
48
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Dunia Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2012), hal. 9.
49
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011). hal. 70.
31
antara lain:
i. Kejujuran/amanah, diplomatis
antara lain:53
50
Sri Esthi Wuryani, Psikologi Pendidikan, (Jakarta Grasindo, 2002), hal. 203.
51
Departemen Agama RI, Al-Hidayah al-Qur’an tafsir per kata tajwid kode angka,
(Tangerang: Kalim), hal. 421.
52
Thomas Lickona, Educating For Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, (New York:
Bantam Book, 1992), hal. 22.
53
Kemendiknas, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa ( Jakarta :Puskur, 2010),
32
Tabel 2.1
dan berdampingan.
dipercaya.
hal. 23.
33
yang berlaku.
darah )
sebelunnya.
orang lain.
9 Rasa ingin tahu Yakni cara berfikir, sikap dan perilaku yang
34
mencerminkanrasa bangga,setia,peduli,dan
tinggi.
dengan baik.
tertentu.
35
Sehingga
Ada beberapa proses dalam membentuk karakter baik agar pendidikan karakter yang
a. Menggunakan Pemahaman
tentang hakikat dan nilai-nilai kebaikan dari materi yang disampaikan. Proses
pemahaman harus berjalan secara terus menerus agar penerima pesan dapat tertarik.
36
b. Menggunakan Pembiasaan
langsung dan berfungsi sebagai perekat antara tindakan karakter dan diri seseorang.
c. Menggunakan Keteladanan
dapat lebih diterima apabila dicontohkan dari orang terdekat. Misal guru menjadi
contoh yang baik bagi murid- muridnya atau orang tua menjadi contoh yang baik
Ketiga proses diatas boleh terpisahkan karena yang satu akan memperkuat
proses yang lain. Membentuk karakter hanya menggunakan proses pemahaman tanpa
pembiasaan dan keteladanan akan bersifat verbalisitik dan teoritik. Sedangkan proses
memahami makna.54
e. Ekstrakurikuler Keagamaan
1. Pengertian Ekstrakurikuler
yaitu kata kegiatan, ekstra, dan kurikuler. Menurut bahasa kata ekstra
54
Abudullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-Kaidah Dasar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992), hal.162.
55
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai ustaka, 1998) hal. 223.
37
yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.56
Sukardi, adalah:
luar jam biasa dan waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah
2. Fungsi Ekstrakurikuler
56
PERMENDIKBUD No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, hal. 1.
57
Ketut Dewa Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, (Jakarta: Galia Indonesia 1987), hal. 243.
58
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.164.
38
pengembangan kapasitas.
3. Tujuan Ekstrakurikuler
4. Ekstrakurikuler Keagamaan
Allah.
59
Nunu Ahmad An-Nahidl, Pendidikan Agama di Indonesia; Gagasan dan Realitas, (Jakarta: Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2010), hal. 108.
60
Departemen Agam a RI, 2005, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam).
40
manusia terpelajar dan bertakwa kepada Allah. Jadi, selain menjadi manusia
yang berilmu pengetahuan, peserta didik juga menjadi manusia yang mampu
apa yang telah diterimanya selaras dengan norma- norma agama yang ada.
Menjadikan peserta didik mandiri, sensitive dan aktif dalam melihat persoaln-
dihadapinya.
5. Kerangka Konseptual
yang dilakukannya.61
sebagai berikut:
61
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 146.
41
42
Tujuan:
1. Mendeskripsikan bentuk nilai-nilai agama Islam dalam membentuk karakter
siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
2. Mendeskripsikan proses internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam
yang diinternalisasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler Keagamaan dalam
membentuk karakter siswa.
3. Mendeskripsikan implikasi internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter siswa melalui kegiatan ektrakurikuler
keagamaan.
TEMUAN PENELITIAN
I. Metodologi Penelitian
dilapangan. Teknik pengumpulan data yaitu kajian Pustaka dan analisis data
secara kuanlitatif dari sumber-sumber yang diperoleh melalui Penelitian yang
dilaksanakan, dan juga melakukan penilaian terhadap ide dan masalah yang
diteliti atau dibahas.
2. Lokasi Penelitian
Bagian ini menjelaskan data dan sumber data. Sumber data adalah subyek
dari mana data diperoleh. Dengan tujuan untuk membantu mengetahui apa yang
62
Tim Penyusun, pedoman Penulisan Karya Ilmiah pascasarjana IAIN Jember, ( Jember: IAIN Jember
Press 2018), 23
44
b. Guru
c. Kepala Perpus
d. Waka Kurikulum
e. Siswa
5. Sumber Data
63
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: cv.Alfabeta 2016), 68
64
Ibid, hal. 78.
46
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoeh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
47
diri sendiri maupun orang lain. Proses analisis data pada kualitatif dilakukan
secara berkesinambungan yaitu sejak sebelum memasuki lapangan, memasuki
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan.65 Dan metode pada
Penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis,
prinsip angka, atau metode statistik.
Analisis data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah analisis data
model Miles, Hubberman and Saldana. Aktivitas dalam analisis data yaitu data
condensation, data display, and conclusion drawing/verification.66 Berikut
penjelasannya:
a. Data Condensation
65
Amir Hamzah, Metode Penelitian Kualitatif, ( Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi 2019), 81
66
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis: A
67
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis: A Methods
Sourcebook (London: SAGE, 2014), 12.
68
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis: A
48
Pada bagian ini akan diuraikan tentang rencana Penelitian yang akan
dilakukan pada saat di lapangan, sehingga dalam melaksanakan Penelitian, perlu
memiliki rambu-rambu yang harus dilaksanakan secara bertahap. Menurut
Moleong tahap penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. Penelitian ini akan dibagi ke dalam
tiga tahap yaitu tahap pra lapangan, tahap Penelitian lapangan dan tahap analisis
data.
Tahap-tahap Penelitian memudahkan penulis untuk menyusun rancangan
Penelitian yang termasuk perencanaan kegiatan, pelaksanaan Penelitian
pengumpulan data, analisis data untuk Penelitian laporan yang terdiri dari:
69
Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 125.
49
1. Tahap Pra-Lapangan.
a. Menyusun rencana Penelitian
b. Menentukan subjek Penelitian
c. Memilih lapangan Penelitian
d. Menyusun perizinan
e. Memilih informan
f. Menyiapkan perlengkapan Penelitian
2. Tahap Pekerjaan Lapangan.
a. Memahami latar belakang Penelitian
b. Memasuki lapangan Penelitian
c. Mengumpulkan data
3. Tahap Pasca Pelaksanaan
a. Menganalisis data yang diperolah
b. Mengurus perizinan selesai Penelitian
c. Menyajikan data dalam bentuk laporan
d. Merevisi laporan yang telah disempurnakan
4. Tahap Analisis Data
Setelah data di lapangan terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu
tahap analisis data, pada tahap ini aktifitas yang akan dilakukan adalah:
a. Data yang sudah terkumpul dianalisis secara keseluruhan dan
dideskripsikan dalam bentuk teks
b. Menyusun, penarikan, dan memberikan kesimpulan data yang sudah terkumpul.
50
DAFTAR PUSTAKA
Amsyari, Fuad Amsyari. 1995. Islam Kaffa Tantangan Sosial dan Aplikasinya di
Indonesia, Jakarta: Gema Insan Press.
Anshari, Endang Saifuddin. 1983. Ilmu Filsafat Dan Agama, Surabaya: Bina
Ilmu.
Departemen Agama RI, Al-Hidayah al-Qur’an tafsir per kata tajwid kode angka.
Tangerang: Kalim.
51
112
113
Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character: How Our School Can Teach
Respect and Responsibility, New York: Bantam Book.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2010. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif
Islam, Bandung: Insan Cita Utama.
114
Muchlas Samani & Hariyanto. 1989. Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
Jakarta: Balai Pustaka.
Shaleh, Abdul Rachman. 2005. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa : Visi, Misi,dan
Aksi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hati.
Tafsir , Ahmad. 1992. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ulwan, Abudullah Nashih. 1992. Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-Kaidah Dasar,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
W.J.S. Purwadaminta. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Dunia
Pendidikan, Jakarta: Kencana.