Atika1. Alvianti Khoirunnisa2. Hanifa Fatinudin3. Vega Agiawati Yunistia4. Dede Dina Suci Ramdani5.
atikapgsd63@gmail.com1. Cacakhoirunnisa27@gmail.com2.hanifatin05@gmail.com3.
Vegayunistia12@gmail.com4.dinawelba@gmail.com
1,2,3,4,5
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Al Ihya Kuningan
Jl. Mayasih No.11, Cigugur, Kec.Kuningan, Kab.Kuningan, Jawab Barat 45552
Abstrak:
The purpose of this research is to find out how to build morals, supervise morals, train teachers in fostering
students to have morals, at SD Negeri 11 Kuningan. The approach used in this study is a qualitative
approach, while the type of research used is multifaceted research. Data collection techniques were carried
out by interviews, observation, and documentation. The results of the study show that SD Negeri 11
Kuningan carries out a management process in moral development activities in character education. SD
Negeri Merjosari 11 Kuningan carries out an activity management process in the form of planning,
organizing, implementing, and evaluating. There are several factors that influence its implementation,
including students, the surrounding environment, and facilities.
Abstrak:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlak, pengawasan akhlak,
pelatihan guru dalam membina siswa mempunyai akhlak, di SD Negeri 11 Kuningan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian multisi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Negeri 11 Kuningan melakukan proses
manajemen pada kegiatan pembinaan akhlak dalam pendidikan karakter. SD Negeri Merjosari 11
Kuningan melaksanakan proses manajemen kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan evaluasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya, antara lain peserta didik,,
lingkungan sekitar, dan sarana.
1
Akhmad Shunhaji, ‘Agama Dalam Pendidikan Islam, 1.1 (2019), 1–22
Agama Islam Di Sekolah Dasar’, Andragogi: Jurnal <https://doi.org/10.36671/andragogi.v1i1.46>.
Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan
tercela.2 mengawasi siswa dengan banyak nya siswa .
(2) apa konsekuensi siswa yang sulit di bina/ di
Untuk merealisasikan akhlak mulia dalam atur (3) apa saja bentuk pembinaan & pelatihan
kehidupan, perlu adanya suatu pembinaan yang oleh seorang guru.3
secara terus menerus dilakukan. Tidak hanya
dalam ruang lingkup keluarga saja namun METODE PENELITIAN
sekolah pun ikut terlibat di dalamnya sebagai
tempat pembentukkan kepribadian Islam yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
berdasarkan akhlak mulia. Umat Islam kualitatif dengan menggunakan metode
diharapkan tidak saja hanya menguasai ilmu deskriptif Pertimbangan penggunaan metode
ini adalah untuk mengungkapkan realitas dan
pengetahuan dan teknologi yang senantiasa
aktualitas mengenai pembinaan akhlak mulia
mengalami perkembangan pesat, tetapi juga pada SDN 11 Kuningan. Dalam pengumpulan
harus didasari dengan pondasi akhlak yang data, peneliti menggunakan empat metode yaitu
mulia. Pembinaan akhlak sangat penting observasi, wawancara, dokumentasi, dan
dilakukan sejak dini pada setiap jenjang literatur.
pendidikan khususnya pada sekolah dasar yang
merupakan tahapan terpenting dari HASIL DAN PEMBAHASAN
perkembangan peserta didik bahkan menjadi
hal yang sangat fundamental bagi kesuksesan Pembahasan
perkembangan pendidikan peserta didik PEMBINAAN AKHLAK MULIA PADA
selanjutnya, karena nasib suatu bangsa SEKOLAH DASAR
ditentukan oleh generasi muda sebagai
1. Konsep Pembinaan
penerusnya (Rumini, 2004:15). Masa sekolah Pembinaan merupakan suatu rangkaian
dasar secara ilmiah memiliki rasa kegiatan yang dilakukan secara formal maupun
keingintahuan yang tinggi dan tertarik akan non formal dalam rangka mendayagunakan
kehidupan dunia sekitar yang ada di semua sumber, baik berupa unsur manusiawi
sekelilingnya. Anak sekolah dasar memiliki maupun non manusiawi dimana dalam proses
perkembangan fisik dan motorik, tak tekecuali kegiatannya, berlangsung upaya membantu,
membimbing dan mengembangkan
perkembangan kepribadian, watak, intelektual, pengetahuan dan kecakapan sasuai dengan
budi pekerti dan bahasa yang pesat. Pada anak kemampuan yang ada sehingga pada akhirnya
usia dasar inilah sangat tepat dilakukan tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai
pembinaan dan penanaman akhlak mulia secara efektif dan efisien.
sebagai bekal yang akan mereka bawa untuk Menurut Djudju Sudjana (2010: 200),
membangun suatu bangsa yang cerdas pembinaan meliputi dua sub fungsi yaitu
pengawasan (controlling) dan supervisi.
menguasai ilmu pengetahuan yang tinggi dan
(supervisi) secara umum persamaan antara
yang paling terpenting adalah berakhlak mulia. pengawasan dan supervisi adalah bahwa
Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis keduanya merupakan bagian dari kegiatan
merasa tertarik untuk meneliti tentang pembinaan sebagai fungsi manajemen. Djudju
“pembinaan akhlak mulia pada sekolah dasar Sudjana (2010: 218), mengemukakan bahwa
khususnya pada Sekolah Dasar Negeri 11 fungsi pembinaan, baik pengawasan maupun
Kuningan”. Pertanyaan pokok ini dijabarkan supervisi, dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan langsung (direct
dalam tiga pertanyaan penelitian. (1)
contact) dan pendekatan tidak langsung
Bagaimana guru membina siswa dalam (indirect contact). Pendekatan langsung terjadi
2
Shunhaji. School Sekolah Dasar Islam Terpadu’, Indonesian
3
Musrofah Hidayati, Laelatul Tohiroh, and Journal of Curriculum and Educational Technology
Istyarini, ‘Indonesian Journal of Curriculum Studies, 5.1 (2017), 10–21.
Evaluasi Program Pendidikan Akhlak Di Full Day
apabila pihak pembina melakukan pembinaan Sunnah berupa metode-metode terbaik yang
melalui tatap muka dengan pihak yang dibina telah membina diri, mempertinggi semangat
atau dengan pelaksana program. Pendekatan dan membuka hati manusia pada petunjuk Ilāhi
langsung ini dapat dilakukan melalui kegiatan dan pada peradaban Islam. Metode tersebut
diskusi, rapat, tanya jawab, kunjungan diantaranya. Memberi pelajaran atau nasihat,
lapangan, kunjungan rumah, dan lain membiasaakan akhlak yang baik, memilih
sebagainya. Pendekatan tidak langsung terjadi teman yang baik, memberi pahala dan sanksi,
apabila pihak yang membina melakukan upaya serta memberi keteladanan yang baik
pembinaan kepada pihak yang dibina melalui (Sa’aduddin, 2006: 61). Terdapat sejumlah ciri
media massa seperti melalui petunjuk tertulis, yang menunjukkan akhlak mulia menurut Dr
korespondensi, penyebaran buletin, dan media Iman Abdul Mukmin Sa’addudin dalam
elektronik seperti radio dan kaset. bukunya Meneladani Akhlak Nabi (2006). Ciri
itu beriringan dengan semangat Islam dan
2. Konsep Akhlak Menurut pendekatan semangat bimbingannya. Ciri tersebut adalah
etimologi, bersifat universal, selalu relevan, bertanggung
perkataan “akhlak” berasal dari bahasa arab jawab secara kolektif, dan setiap perbuatan ada
jama’ dari bentuk mufradnya Khuluqun yang ganjarannya.4
secara bahasa diartikan budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut 3. Konsep Akhlak Mulia
mengandung sedi-segi persesuaian dengan Akhlak mulia dan terpuji ditandai dengan
perkataan Khalqun yang berarti kejadian, serta sejumlah ciri dari segi prinsip, sumber, tujuan,
erat hubungannya dengan Khāliq yang berarti isi, dan kaidahnya. Islam memang menciptakan
Pencipta dan Mākhluk yang berarti diciptakan kaidah tersendiri dalam membina umatnya
(Sinaga, 2004: 1). Akhlak merupakan hasil berdasarkan asas yang dapat memelihara
usaha dalam mendidik dan melatih dengan eksistensi mereka dan dapat mencapai
sungguhsungguh terhadap berbagai potensi keseimbangan antarsemua unsure kekuatan.
rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. jika Yaitu dengan tidak memusnahkan salah satu
program pendidikan dan pembinaan dirancang unsure kekuatan mereka, tetapi bagaimana agar
dengan baik, sistematis dan dilaksanakan masing-masing unsure itu dapat bekerja secara
dengan sungguh-sungguh maka akan harmonis tanpa ada yang dirugikan
menghasilkan anak-anak atau generasi penerus (Sa’aduddin, 2006: 99). Terdapat sejumlah ciri
yang berakhlak baik. Dengan demikian yang menunjukkan akhlak mulia menurut Dr
pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai Iman Abdul Mukmin Sa’addudin dalam
usaha sungguhsungguh dalam rangka bukunya Meneladani Akhlak Nabi (2006). Ciri
membentuk anak, dengan menggunakan sarana itu beriringan dengan semangat Islam dan
pendidikan dan pembinaan yang terprogram semangat bimbingannya. Ciri tersebut yaitu
dengan baik dan dilaksanakan dengan bersifat universal, selalu relevan, rasional,
sungguhsungguh dan konsisten. Pembentukan bertanggung jawab secara kolektif, dan setiap
akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa perbuatan ada ganjarannya. Akhlak dalam
akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan penelitian ini dispesifikasikan menjadi tiga
terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri
yang ada dalam diri manusia, termasuk di sendiri, dan akhlak kepada orang lain.
dalamnya akal, nafsu, amarah, fitrah, kata hati,
hati nurani dan intuisi dibina secara optimal 4. Fungsi Manajemen
dengan cara dan pendekatan yang tepat (Nata, Manajemen dalam pendidikan Islam yaitu suatu
2003: 158) proses pemanfaatan semua sumber daya yang
dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan, atau
Untuk mewujudkan akhlak mulia tersebut lainnya). Pemanfaatan tersebut melalui kerja
dibutuhkan metode pembinaan akhlak yang sama dengan orang lain secara efektif, efisien
sejalan dengan semua keperluan atau dan produktif untuk mencapai kebahagian dan
kebutuhan manusia berdasarkan al Qurán dan al kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat
4
Elin Asrofah Qibtiah, Rita Retnowati, and Griet Dasar Di School of Universe’, Jurnal Manajemen
Helena Laihad, ‘Manajemen Sekolah Alam Dalam Pendidikan, 6.2 (2018), 626–35
Pengembangan Karakter Pada Jenjang Sekolah <https://doi.org/10.33751/jmp.v6i2.789>.
(Ramayulis, 2008: 261). Dalam aplikasinya, mencapai tujuan yang telah ditetapkan
peranan manajemen sangat ditentukan oleh sebelumnya. Terlaksananya seluruh kegiatan
fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi itu di sekolah juga atas dukungan dan adanya
adalah perencanaan, dan pelaksanaan kerjasama dengan berbagai pihak untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
5. pelatihan guru
Menjadi guru profesional, seorang guru harus
menguasai empat standar kompetensi guru, Perencanaan program pembinaan akhlak
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Tidak sekedar menguasai Perencanaan yang dilaksanakan di SD Negeri
saja, tetapi Guru Pintar juga harus 11 Kuningan terkait dengan kegiatan
mengamalkan standar kompetensi guru tersebut intrakurikuler, kokurikuler, dan
di kelas. Menjadi seorang guru yang ekstrakurikuler, termasuk di dalamnya adalah
profesional bukan kemampuan bawaan, perencanaan pembinaan akhlak. Perencanaan
melainkan kemampuan yang harus diasah dari kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
waktu ke waktu. Bagaimana caranya? Salah dilaksanakan melalui rapat. Perencanaan
satunya adalah dengan mengikuti pelatihan kegiatan kokurikuler juga dilaksanakan
guru atau workshop guru.5 melalui rapat. Namun dalam rapat yang
dilaksanakan, kepala sekolah menunjuk guru
Saat ini banyak sekali program pelatihan agama untuk merencanakan kegiatan
pengembangan profesi guru dan tendik pembinaan akhlak. Perencanaan kegiatan
diselenggarakan baik oleh instansi pembinaan akhlak dilaksanakan dengan
pemerintahan maupun swasta. Ada pelatihan membuat jadwal kegiatan. Jadwal yang
untuk guru atau diklat guru yang berbayar dan disusun berisi tanggal, nama pembina, serta
ada juga pelatihan yang diselenggarakan secara tema materi yang akan disampaikan ketika
gratis untuk para guru. Pendidikan pelatihan pelaksanaan. Diterapkannya program Literasi
guru ini tentu saja memiliki tujuan untuk sebulan 2x , di adakan nya pojok baca
mencetak guru-guru profesional yang mampu sehingga membuat siswa lebih mudah untuk
memaksimalkan kegiatan pembelajaran di membaca , melakukan kegiatan senam setiap
kelas. Macam macam pelatihan untuk guru ada hari sabtu
banyak jenisnya. Pelatihan guru gratis sertifikat
ini banyak diburu tidak hanya untuk menambah
ilmu tetapi juga sebagai bahan untuk Pengorganisasian program pembinaan
mengembangkan portofolio guru yang akhlak
mengikutinya.
Penyelenggaraan suatu kegiatan tidak lepas Pengorganisasian di SD Negeri 11 Kuningan
dari adanya manajemen. Manajemen yang melibatkan seluruh warga sekolah. Terdapat
dimaksud dalam hal ini yaitu semua kegiatan beberapa guru yang mendapatkan tugas lebih,
yang diselenggarakan oleh seseorang atau yaitu sebagai penanggung jawab sebuah
lebih dalam suatu kelompok atau kegiatan. Adanya pembagian tugas pada guru
organisasi/lembaga, untuk mencapai tujuan di kedua sekolah menciptakan kerjasama di
organisasi/lembaga yang telah ditetapkan. antara para guru. Adanya kerjasama dan
Sejalan dengan hal tersebut, Sutopo (dalam komunikasi yang baik antar guru di sekolah
Mulyono, 2008:16), mengemukakan bahwa menyebabkan kegiatan yang direncanakan
manajemen adalah proses pencapaian tujuan akan berjalan dengan baik. kegiatan akan
melalui kegiatan-kegiatan dan kerjasama berjalan dengan baik apabila didukung oleh
orang-orang lain. Begitu pula kegiatan- seluruh komunitas yang ada di dalam
kegiatan yang diselenggarakan di SD Negeri organisasi itu,
11 Kuningan .Dalam menyelenggarakan
kegiatan pembinaan akhlak melibatkan guru,
kepala sekolah, dan juga peserta didik guna Pelaksanaan program pembinaan akhlak
5
Qibtiah, Retnowati, and Laihad.
Pembinaan akhlak yang dilaksanakan di SD sesuai dengan rencana, dinamis, dan berhasil
Negeri 11 Kuningan berupa pemberian materi secara efektif dan efisien.
mengenai akhlak, adab, etika, yang Secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan yang
seharusnya dilakukan oleh mereka selaku dilaksanakan oleh peserta didik akan
peserta didik di sekolah, selaku anak di rumah, dievaluasi oleh kepala sekolah dan guru di SD
dan juga bagaimana menjadi bagian dari Negeri 11 Kuningan. Kejadian yang ada pada
masyarakat yang memiliki moral dan etika minggu sebelumnya akan dibahas ketika
dalam berucap maupun berperilaku. pelaksanaan upacara bendera pada hari Senin,
Evaluasi ini dilaksanakan secara verbal, oleh
kepala sekolah atau guru kepada peserta didik,
Pembinaan akhlak dilakukan untuk
dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
mengajarkan pada peserta didik mengenai apa
yang sama ke depannya.
yang seharusnya dilakukan dan apa yang
seharusnya tidak dilakukan oleh peserta didik.
Tidak hanya itu, menerapkan pembiasaan Fungsi pengendalian terdiri atas pemantauan
yang baik bagi peserta didik sejak dini juga (monitoring) dan evaluasi, atau dapat disingkat
perlu dilakukan, agar kebiasaan baik tersebut sebagai ME. Menurut Wibowo (2015:61),
mendarah daging seiring tumbuh kembang pengawasan adalah proses pemantauan,
peserta didik. Hal ini senada dengan yang penilaian, dan pelaporan rencana atas
dijelaskan oleh Suryaman & Karyono (2018), pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk
pendidikan karakter tidak hanya sekedar tindakan korektif guna penyempurnaan lebih
mengajarkan mana yang benar dan mana yang lanjut. Berdasarkan wawancara yang telah
salah kepada siswa, tetapi untuk menanamkan dilaksanakan, bentuk evaluasi yang
kebiasaan (habituation) tentang yang baik dilaksanakan yaitu penilaian secara
sehingga siswa dapat memahami, mampu menyeluruh terhadap kegiatan yang telah
merasakan, dan mau melakukan yang baik. dilaksanakan, membahas progres kegiatan
Jadi, pendidikan karakter membawa misi yang yang dilaksanakan, melakukan evaluasi
sama dengan pendidikan akhlak atau kekurangan atau kesalahan yang ada,
pendidikan moral di sekolah. kemudian melakukan perbaikan dari
kekurangan maupun kesalahan yang ada, agar
pada pelaksanaan berikutnya dapat berjalan
Kedua situs yang diteliti menerapkan dengan lebih baik.), yakni keberhasilan atau
pembinaan akhlak bagi peserta didiknya kegagalan kegiatan dapat diketahui hasilnya
melalui cara yang sedikit berbeda. Sekolah apabila ada kegiatan evaluasi.
memiliki wewenang untuk menyusun dan
melaksanakan program sekolah yang
disesuaikan dengan kondisi sekitar sekolah, Factor pendukung dan Faktor
kondisi peserta didik, dan juga sumber daya penghambat pembinaan akhlak
yang dimiliki. Hal ini dijelaskan oleh Judiani
(2010) yang mengemukakan bahwa sekolah
bebas untuk memilih dan menerapkan nilai- Penyelenggaraan suatu kegiatan tidak luput
nilai yang hendak dibangun dalam diri siswa.6 dari adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat. Begitu pula dengan
penyelenggaraan program pembinaan akhlak
Evaluasi program pembinaan akhlak di dua situs yang diteliti. Faktor pendukung
Fungsi manajemen yang terakhir adalah merupakan hal yang dapat mendorong atau
evaluasi. dalam fungsi pengawasan terdapat menunjang pelaksanaan suatu kegiatan,
kegiatan menilai dan monitoring, kegiatan faktor tersebut dapat berasal dari internal
pengawasan ditujukan pada seluruh kegiatan maupun eksternal. Faktor penghambat
organisasi, dan pengawasan dilakukan dengan merupakan hal yang dapat membuat suatu
tujuan pokok untuk membuat segenap kegiatan atau pekerjaan menjadi tidak lancar
kegiatan administrasi dan manajemen berjalan atau lambat, seperti halnya faktor pendukung,
6
Khusnul Khotimah, ‘Model Manajemen
Pendidikan Karakter Religius Di SDIT Qurrota A’Yun
Ponorogo’, Muslim Heritage, 1.2 (2017), 371–88.
faktor penghambat juga dapat berasal dari materi pembinaan akhlak kepada peserta didik
internal maupun eksternal. di halaman SD Negeri 11 Kuningan.
Hidayati, Musrofah, Laelatul Tohiroh, and Istyarini, ‘Indonesian Journal of Curriculum Evaluasi
Program Pendidikan Akhlak Di Full Day School Sekolah Dasar Islam Terpadu’, Indonesian
Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 5.1 (2017), 10–21
Khusnul Khotimah, ‘Model Manajemen Pendidikan Karakter Religius Di SDIT Qurrota A’Yun
Ponorogo’, Muslim Heritage, 1.2 (2017), 371–88
Qibtiah, Elin Asrofah, Rita Retnowati, and Griet Helena Laihad, ‘Manajemen Sekolah Alam Dalam
Pengembangan Karakter Pada Jenjang Sekolah Dasar Di School of Universe’, Jurnal Manajemen
Pendidikan, 6.2 (2018), 626–35 <https://doi.org/10.33751/jmp.v6i2.789>
Shunhaji, Akhmad, ‘Agama Dalam Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar’, Andragogi: Jurnal
Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam, 1.1 (2019), 1–22
<https://doi.org/10.36671/andragogi.v1i1.46>
BUKTI OBSERVASI DI SDN 11 KUNINGAN