Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ

TERHADAP ETIKA SISWA KELAS IX MTs MIFTAHUL


HUDA DEMAK
PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Kuantitatif

Dosen Pengampu: Dr.H. Nur Cholid, M.Ag., M.Pd

Oleh:

Nama : Ila Majroatil Khoiriyah

Nim : 21106011069

YAYASAN WAHID HASHYIM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

SEMARANG

2023
PROPOSAL

NAMA : ILA MAJROATIL KHOIRIYAH

NIM : 21106011069

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS : AGAMA ISLAM


JUDUL : PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAQ TERHADAP ETIKA SISWA KELAS IX MTs MIFTAHUL
HUDA DEMAK

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang


terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal,dan informal
di sekolah,dan di luar sekolah,yang berlangsung seumur hidup yang
bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan
individu,agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara
tepat.1

Pendidikan juga sebagai bentuk aktivitas manusia dalam


kehidupan yang ditetapkan tujuan yang dapat dicapai, kedua tujuan
tersebut dirumuskan bersifat abstrak sampai rumusan itu dirumuskan
secara umumterutama untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang lebih
tinggi: karena pendidikan merupakan pedoman pembangunan seseorang
yang memegang cita-cita tertentu, itulah masalah terbesar untuk
pelatihan, seseorang harus memilih arah atau tujuan yang akan diperoleh.

1
Redja mudiyaharjo,Pengantar Pendididkan:Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia,(Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2002)Cet ke-2,h.111
Berkaitan dengan pendidikan yang berlandaskan pada ketuhanan,
pendidikan Agama Islam merupakan upaya untuk menanamkan ajaran
Agama Islam kepada manusia, salah satunya adalah mempelajari dan
menanamkan Aqidah dan Akhlak yang baik agar tercermin pribadi
muslim yang baik, selain dipelajari akhlak tersebut wajib diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Akhlak adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa


agar memahami ajaran Islam (knowing) terutama dalam aspek Aqidah
(tauhid) dan Akhlak, terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan
melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being) sehingga
mencerminkan ajaran Agma Islam yang Rahmatan lil alamin.2

Ajaran Islam membimbing umat manusia dimulai dengan


memperbaiki akhlak. Apabila akhlak manusia baik, maka keluarga,
masyarakat dan bangsanya akan baik pula. Islam senantiasa mengajarkan
agar setiap umat selalu berusaha memperbaiki akhlak pribadi dan
masyarakatnya. Lingkungan masayarakat yang rusak agar segera di ubah
akhlaknya, sehingga perbuatan dan perilakunya menjadi baik.

Perhatian terhadap pentingnya akhlak itu semakin kuat, yaitu


disaat manusia dizaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan
akhlak yang serius, kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan
bangsa yang bersangkutan. Praktik hidup yang menyimpang dan
penyalahgunaan kesempatan dengan mengambil bentuk perbuatan sadis
dan merugikan orang lain tumbuh subur di wilayah yang tak berakhlak.
Korupsi, kolusi,penodongan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan,
tawuran antar pelajar dan warga, dan perampasan hak-hak asasi manusia
pada umumnya terlalu banyak yang dapat dilihat dan disaksikan. Cara
mengatasianya bukan hanya dengan uang, ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi harus dibarengi dengan penenangan dibidang mental
spiritual (menanamkan aqidah yang kuat) dan akhlak yang mulia.3

2
Khalimi, Pembelajaran Akidah dan Akhlak, (Jakarta: KEMENAG, 2009) hlm. 51
3
Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), h. 157
Seiring berkembangnya ilmu sains dan teknologi, membuat manusia
terseret ikut tenggelam dalam dunia yang transparan tanpa rahasia.
Manusia dihadapkan pada perubahan cepat dalam berbagai dimensi
kehidupan.4

Dengan demikian jelas bahwa pembelajaran Akidah Akhlak


merupakan tahap dasar penerapan keyakinan dan juga bagian integral
dari sistem pendidikan nasional. Memang pendidikan akhlak di Sekolah
bukanlanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi terhadap tingkah
laku siswa. Namun di samping itu, pendidikan akhlak juga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan tingkahlaku siswa. Pendidikan
akidah dan akhlak merupakan dasar dari setiap pendidikan, juga
merupakan pondasi serta benteng dari perkembangan zaman yang tidak
lepas dari budaya luar yang menyesatkan.

Maka dari itu, pendidikan Akidah Akhlak mempunyai arti dan


peranan penting dalam pembentukan tingkah laku siswa. Sebab dalam
pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak hanya diarahkan kepada
kebahagiaan hidup didunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di
akhirat.Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan
aqidah akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan
membentuk tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).

Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus di tunjang


dengan berbagai faktor, seperti guru atau pendidik, lingkungan, motivasi
dan sarana yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkahlaku
siswa berjalan cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor–
faktor pendidikan Aqidah Akhlak dapat disediakan dan difungsikan
sebaik mungkin. Dalam hal ini, lembaga sekolah tidak hanya
menyangkut kecerdasan anak semata, melainkan juga menyangkut
tingkah dan perilaku serta kepribadian anak.

4
Zakiah Drajat, Remaja Harapan dan Tantangan , (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 1995)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneligti mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAQ TERHADAP ETIKA SISWA KELAS IX MTs
MIFTAHUL HUDA DEMAK”

B. Alasan Pemilihan Judul

Berdasarkan lagtar belakang yang telah dijelaskan diatas maka alasan


peneliti memilih judul “PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAQ TERHADAP ETIKA SISWA KELAS IX MTs
MIFTAHUL HUDA DEMAK” adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran aqidah akhlak siswa kelas


IX MTs Miftahul Huda Demak.
2. Untuk mengetahui seberapa baik nilai etika siswa siswa kelas IX
MTs Miftahul Huda Demak setelah adanya pembelajaran aqidah
akhlaq.
3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aqidah akhlaq siswa
kelas IX MTs Miftahul Huda Demak.

C. Telaah Pustaka

Berdasarkan hasil pencarian beberapa penelitian terdapat beberapa


hasil yang berkaitan dengan yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

1. Efa Sovawati, skripsi tahun 2006 di UIN Jakarta yang berjudul


“Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Akhlak Siswa
MTs Fatahillah Buncit Kalibata Pulo”. Hasil penelitian yang diambil
dari random sample sebanyak 40 siswa yang terdapat di kelas VII
dan Kelas IX MTs Fatahillah Buncit Raya Kalibata Pulo ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Pembelajaran
Akidah Akhlak terhadap akhlak siswa di MTs Fatahillah Buncit
Raya Kalibata Pulo. Hal tersebut dilihat dari Koefisiean Korealasi
sebesar 0,99 yang terletak pada rentang 0,90-1,00 yang berarti
kolerasi berada pada derajat sangat kuat.
2. Ahmad Amirudin, Skripsi Tahun 2010 di STAIN Salatiga yang
berjudul “Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak Terhadapa
Perilaku Ihsan Siswa (Studi kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah
Kaligentong kecamatan Ampel Boyolali)”. Hasil dari penelitian
yang diambil dari 26 siswa yaitu siswa kelas IV MI Salafiyah
Kaligentong kecamatan Ampel Boyolali kesimpulannya adalah pada
umumnya pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak terhadap Perilaku
siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan Ampel

Boyolali dalam tingkatan yang cukup baik yaitu sebesar 61,54%.


Dengan Koefisien Korelasi (Rxy) sebesar 0,575 dengan nilai r table
product moment dengan N=26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388
terbukti nilai r hitung lebih besar daripada r tabel.

3. Sofyan, skripsi tahun 2012 di UIN Jakarta yang berjudul


“Pelaksanaan Shalat Berjamah dalam Pembentukam Akhlak Siswa
Kelas VI SDN Kebon Pala 03 Pagi”. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kegiatan shalat berjamah di SDN Kebon Pala 03
pagi secara umum adalah sebuat upaya untuk mewujudkan
pendidikan nasional yakni melalui kegiatan tersebut diharapkan
dapat memperbaiki akhlak siswa, memperkuat keimanan dan
ketakwaan siswa serta memperluas keilmuan siswa. Secara khusus
kegiatan shota berjamah ini bertujuan agar siswa terbiasa mejalankan
ibadah secara lebih baik dan benar terbiasa berakhlak mulia.
Pelaksanaan shalat berjamaah yang diterapkan di sekolah dapat
disimpulkan memiliki hubungan dengan pembentukan akhlak siswa,
hal ini dapt dibuktikan dengan nilai korelasi 0,305 dan diterimanya
Ha yang berarti ada pengaruh positif yang signifikan antara
pelaksanaan shalat berjamaah terhadap pembentukan akhlak siswa.
Dari ketiga penelitian diatas, penulis dapat menyimpulkan adanya
Pengaruh positif antara Pembelajaran Akidah Akhlak terhadap
Perilaku siswa. Perilaku dan akhlak siswa sangat tepat untuk
dijadikan referensi penelitian ini.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran Akidah Akhlak siswa kelas IX


MTs Miftahul Huda Demak ?
2. Bagaimana perilaku siswa kelas IX MTs Miftahul Huda Demak ?
3. Adakah pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak terhadap siswa
kelas IX MTs Miftahul Huda Demak?

E. Penegasan Istilah

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan agar menghindari dari
kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok dakam kajian
penelitian, maka perlu adanya penegasan mengenai beberapa istilah yang
terdapat dalam judu peneitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh
Dalam KBBI pengaruh disebut juga sebagai daya yang ada atau
timbul dari sesuatu dari perbuatan seseorang, bentuk watak dan
sebagainya. Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang
terjadi, sesuatu yang dapat mengubah ataupun membentuk sesuatu
yang lain.5
2. Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.6

5
Badudu dan zain (2001:1031)
6
Khalimi, Pembelajaran Aqidah Akhlak, (Jakarta: DEPAG RI, 2009), h. 123
Dalam pemebelajaran Aqidah Akhlak pembelajaran yang berisi
dapat dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar
peserta didik untuk memahami rukun iman dengan sederhana serta
pengamalan dan pembiasaan berakhlak islami sederhana pula, untuk
dapat dijadikan perilaku dalam sehari-hari serta sebagai bekal untuk
jenjang pendidikan berikutnya.
3. Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal-usul kata), etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tantang asas-asas akhlak (moral). Adapun arti etika dari segi istilah
telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda
sesuai dengan pandangnya.
Ahmad Amin mengartikan bahwa Etika merupakan suatu
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat.7
Pengertian etika lebih lanjut dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara. Menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia, teristimewa yang
mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat
mempertimbangkan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
dapat melahirkan perbuatan.8
4. Siswa Kelas IX MTs Miftahul Huda
Siswa kelas IX MTs Miftahul Huda merupakan siswa yang
tingkatannya berada pada kelas ketiga yang menuntut ilmu di MTs
Miftahul Huda. MTs Miftahul Huda ini merupakan lembaga

7
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hlm 3
8
Op. Cit., hlm 89
pendidikan formal yang didirikan dibawah naungan Yayasan
Miftahul Huda.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan


penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Akidah Akhlak siswa


kelas IX MTs Miftahul Huda Demak.
2. Untuk mengetahui perilaku siswa kelas IX MTs Miftahul Huda
Demak
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pembelajaran Akidah
Akhlak siswa kelas IX MTs Miftahul Huda Demak

Hasil penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi Siswa: Dalam rangka memperbaiki diri siswa itu sendiri


secara kontinue agar dapat terus menerus berakhlak yang baik.
2. Bagi Guru: Dalam rangka mengoptimalkan efektifitas kerjanya
sebagai pendidik dan terus memperbaiki kwalitas diri.
3. Bagi peneliti: Memperdalam masalah akhlak siswa yang
relevansinya dengan pendidikan akidah akhlak sebagai disiplin
ilmu.
4. Bagi Sekolah : Untuk meningkatkan kualitas sekolah karena
sukses atau tidaknya lembaga sekolah dapat dilihat melalui
akhlak siswa nya yang telah mendapatkan pendidikan di sekolah
yang bersangkutan.

G. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas maka penelitian ini


melibatkan dua variable yaitu pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah
sebagai variable pertama atau variable bebas, dan perilaku siswa sebagai
variable kedua atau variable terikat. Bedasarkan pemikiran-pemikiran
sebelumnya dapat di identifikasi secara teoritik dan ditarik asumsi
perilaku siswa tidak dapat dilepaskan dari siapa yang memberikan
pendidikan. Beranjak dari asumsi dasar tersebut maka hipotetsis
penelitian ini adalah :

 H0 = Hipotesis nol, tidak Pengaruh antara Pembelajaran Aqidah


Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas IX MTs MIFTAHUL HUDA
DEMAK
 Ha = Hipotesis tandingan, terdapat Pengaruh antara Pembelajaran
Aqidah Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas IX MTs MIFTAHUL
HUDA DEMAK

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.9
Pada dasarnya menguji teori atau konsep-konsep yang berkaitan
dengan masalah penelitian melalui berfikir yang dirumuskan dalam
bentuk hipotesis penelitian. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian analisi regresi sederhana yaitu analisis yang
dilakukan terhadap satu variabel terikat dan satu variabel bebas.
10
penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek dari penelitian hyang
berupa benda, manusia, gejala, maupun tingkah laku yang
menjadi objek dari penelitian itu.11 Sedangkan yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX
MTs Miftahul Huda dengan jumlah 120 siswa.

9
Sugiyono, Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 1999) h. 42
10
Fridayana Yudiatmaja, Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi Komputer
Statistik SPSS, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013) h.5
11
Mahmud, Metode Penelitian pendidikan ,(Bandung; CV Pustaka Setia,2011), hlm.154
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.Jika populasi besar, maka tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, dan
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populsi tersebut.12 Karena jumlah populasi lebih dari 100
maka hanya diambil sebanyak 25% dari jumlah populasi
yaitu sebanyak 30 siswa.

3. Variabel Penelitian

Kata „variabel‟ berasal dari Bahasa Inggris variable yang


berarti ubahan,faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubah-ubah.3
Variabel yang diteliti ada dua macam, yaitu variabel X (Independent
Variable) dan variabel Y (Dependent Variable).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable) atau variabel X, yaitu


Pembelajaran Aqidah Akhlak

2. Variabel terikat (Dependent Variable) atau variabel Y, yaitu


Etika Siwa Kelas IX MTs Miftahul Huda

4. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan semua data atau


informasi yang diperoleh dari informan yang dianggap paling
mengetahui tentang data yang dibutuhkan sebagai fokus
penelitian.

12
Sugiyoono, Metode Penelitian Kuantitatif,(Bandung:CV Alfbeta,2018),hlm.140
Pemilihan subjek penelitian dilaksanakan dengan tujuan sebagai
sampel. Subjek penelitian merupakan orang atau apapun yang
dapat meenjadi sumber data dalam penelitian dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari informan
yang berkaitan dengan objek penelitian. Maka dari itu peneliti
akan mengumpulkan sumber data dari subjek yang telah
ditentukan.

2) Data Sekunder
Data sekunder yang akan peneliti gunakan merupakan data
pelengkap untuk mendukung informasi pada data primer, di
mana data skunder ini dapat diperoleh dari sumber tertulis
maupun tidak tertulis seperti, jumal penelitian orang lain, Arsip
maupun dokumen pendukung lainnya. Peneliti akan mengambil
data informasi tentang penelitian di MTs Miftahul Huda Demak

5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan supatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan
prosedur standar yang ada.13 Teknik pengumpulan data yang
digunakan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan


secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai
berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.14

Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang


menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti.
Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi langsung yaitu

13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Cipta,
1998), h. 225
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 152
mengadakan pengamatan secara langsung ke MTs Miftahul
Huda untuk mengamati lingkungan sekolah, kemudian guru-
guru, keadaan siswa, fasilitas yang dimiliki dan Strutur
Organisasi yang dimiliki oleh MTs Miftahul Huda .

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan


data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik
langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.
Wawancara bersifat langsung yaitu data yang akan
dikumpulkan langsung diperoleh dari objek/individu yang
bersangkutan, misalnya wawancara dengan guru yang
bersangkutan untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya.

Wawancara yang bersifat tidak langsung yaitu wawancara


yang dilakukan seseorang/objek untuk memperoleh keterangan
mengenai orang lain, misalnya wawancara dengan kepala
sekolah untuk memperoleh keterangan mengenai keadaan guru
atau staff/karyawan sebagai bawahannya. Juga wawancara
dapat bersifat insidentil, yaitu apabila dilakukan sewaktu-
waktu bila dipandang perlu. Juga dapat bersifat berencana pada
waktu-waktu yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan Guru


Pelajaran Aqidah Akhlak kelas IX MTs Miftahul Huda guna
mendapat informasi tentang upaya yang dilakukan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak.

c. Angket

Angket yaitu mengumpulkan data dengan cara mengajukan


daftar pertanyaaan tertulis kepada siswa yang telah ditetapkan
menjadi responden sebagai sample penelitian dengan
memberikan angket pertanyaan sebanyak jumlah yang
ditentukan, mengenai responden adalah siswa kelas IX MTs
Miftahul Huda.

Dalam skala Likert, peserta didik tidak diperintahkan untuk


memilih peryataan-pernyataan yang positif saja, tetapi memilih
juga pernyataan- pernyataan yang negatif. Adapun pengukuran
setiap item jawaban atau variabel-variabel menggunakan
sistem skor/ nilai untuk pernyataan positif dengan Skala Likert
sebagai berikut:

a. Bila responden memilih kolom „Selalu‟ diberi skor : 5


b.Bila responden memilih kolom „Sering‟ diberi skor : 4
c. Bila responden memilih kolom „Kadang-kadang‟ diberi
skor : 3
d.Bila responden memilih kolom „Jarang‟ diberi skor : 2
e. Bila responden memilih kolom „Tidak Pernah‟ diberi
skor:1 Dan skor/ nilai untuk pernyataan negatif dengan
Skala Likert sebagai berikut:
f. Bila responden memilih kolom „Selalu‟ diberi skor : 1
g.Bila responden memilih kolom „Sering‟ diberi skor : 2
h.Bila responden memilih kolom „Kadang-kadang‟ diberi
skor: 3
i. Bila responden memilih kolom „Jarang‟ diberi skor : 4
j. Bila responden memilih kolom „Tidak Pernah‟ diberi
skor:5
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses menyusun dan mencari data
secara sistensi dari hasil ngket tau kuesioner, catatan lapangan, dan
hasil dokumentasi dengan menjabarkan kedalam unit-unti
mensistensi, mengatur dalam polah, memillih dan mempelajari yang
penting dan membuat kesimpulan sehinggan mudah dipahami.
Dalam menganalisis data yang terkumpul penulis
menggunakan meode statistic, karena jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kunatitatif, dengan tujuan penelitian ini
untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih muda dibaca.
Untuk mengetahui vaiditas suatu instrument angket,mka
pneliti melakukan uji normalitas menggunkan program aplikasi
Jamovi versi 2.3.21.0 . hsil perhitungan tersebut nntnya dijadikan
acuan apakah instrument tersebut valid atau tidak.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data yang bertujuan untuk menguji apakah
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah
analisis grafik dan analisis jamovi .
Cara mudah untuk melihat normalitas residual yaitu dengan
melihat grafik plotnya yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi normal dan untuk memperkuat
hasil maka menggunakan grafik normal plot. Kriteria penguji
adalah jika nilai signifiksi lebih besar dari 0,05 maka data
terdistribusi normal. Dan apabila lebih kecil dari 0.05 maka
data tidak normal.
b. Analisis regresi linier sederhana
Analisis ini digunakan unuk mengetahui pengaruh
pembelajaran aqidah akhlak terhadap etika siswa kelas IX di
MTs Miftahul Huda. Rumusan analisis sederhana sebagai
berikut:
Y= α + bX
Keterangan :
Y = varibel hasil belajar
X = varibel hasil organisasi siswa intra sekolah
α = harga konstanta
c. Uji Hipotesis
Untuk keperluan uji hipotesis digunakan Uji-F ( uji simultan)
yaitu untuk mengetahui ada atau tidknya pengaruh secara
bersama-sama melalui table Anova.
Hipotesis yang diterima :
𝐻𝑂: = 0, Melawan
𝐻𝑂: ≠ 0
1. Apabila F hitung > F table dan apabila tingkatan
signifikasi < α (0,05), maka variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Apabila F hitung < F tabel dan apabila tingkatan
signifikasi > α (0,05), maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika statistic F hitung < statstik F tabel, maka 𝐻𝑂diterima

Jika statistic F hitung > statistic F tabel, maka 𝐻𝑂ditolak


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta:


AMZAH, 2007

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan


Pemikirandan Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011

Amin, Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1975

Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002

Anshari, M. Hafi, Dasar-dasar Ilmu Jiwa, Surabaya: Usaha Nasional, 1991

Ardani, Moh, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, Cet ke-2,
2005

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2012

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis,


Jakarta:Cipta, 1998

Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya,


Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2013

Darajat, Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan , Jakarta: PT. Remaja


Rosdakarya, 1995

Khalimi, Pembelajaran Aqidah Akhlak, Jakarta: DEPAG RI, 2009

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2014

Sugiyono, Statistik Nonparametris untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta


1999

Anda mungkin juga menyukai