Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Proposal Skripsi Metodologi Penelitian
Pendidikan pada Prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Dan Keguruan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
OLEH :
MAGFIRAWATI (10156121047)
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Zakiyah Daradjat, “Kesehatan Mental (Jakarta: Tokoh Gunung Agung, 2021), h. 124-125
2
Nurinayah, “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Peserta Didik”
(Samarinda: 2022), h. 1-2
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya di masyarakat bangsa dan
negara.
Sasaran pendidikan agama tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau mental
anak didik dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, alam atau sesama
makhluk lainnya. Akhlak ialah cerminan masa depan, pendidikan anak harus sesuai
dan benar-benar di perhatikan agar bakat mereka tersampaikan dalam kegiatan positif,
yakni di antaranya dengan membawa anak ke dalam jenjang pendidikan yang formal
atau non formal. Penanaman nilai agama kepada peserta didik merupakan syarat
mutlak untuk mencapai nilai yang harmonis dalam menjalani kehidupan dunia dan
akhirat. Nilai-nilai ini untuk tidak menyimpang dari agama ini. Pendidikan agama
Islam diajarkan di tingkat Tsanawiyah/MTS dari kelas1 sampai kelas 3 secara umum,
pendidikan agama Islam membekali peserta didik dengan hal tersebut. Pengetahuan
yang komprehensif tentang hukum Islam untuk menerapkannya dalam bentuk ibadah.
Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku
atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk maka di sebut sebagai akhlak
yang Mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik maka di sebut sebagai
akhlak Mahmudah. Akhlak tidak terlepas dari akidah dan syariah, oleh sebab itu
moralitas pada pola perilaku yang mengakumulasi aspek keimanan dan ketaatan.
Sehingga terilustrasikan dalam perilaku yang baik.
Moralitas ialah tindakan yang terlihat jelas, baik dalam perkataan maupun
perbuatan yang termotivasi oleh dorongan dari Allah. Tetapi ada pula aspek yang
berkaitan dengan sikap dan fikiran batin, seperti: akhlak diniyah yang berkaitan
dengan berbagai aspek, yaitu pada pola perilaku kepada Allah, sesama Manusia dan
alam.
Berdasarkan penelitian yang di teliti oleh Irfan Setia Permana W pada skripsi
“Pendidikan Agama Islam Dan Pembelajaran Akhlak Siswa di MI Nurul Huda”
pembelajaran pendidikan agama islam di MI Nurul Huda sudah berjalan secara efektif
dan efisien, metode dan media yang digunakan dapat menambah ketertarikan siswa
dan menambah keyakinan siswa tentang agama islam. agama islam mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap akhlak siswa di MI Nurul Huda.5
3
Acep Ceptian Nurpajar, “Pengarauh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Peserta Dididk”
h. 23-24
4
Intan Mardianti, “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Akhlak
Siswa Kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Cigugur kecamatan Cigugur kabupaten
Kuningan” (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cierbon, 2015), h. 5-6
5
Irfan Setia Permana W, Pendidikan Agama Islam dan Pembentukan Akhlak Siswa, (Jurnal:
Pendidikan dan Sosial Humaniora, Vol. 2, No. 4, 2022), h. 21
Pembelajaran pendidikan agama islam yang di berikan dengan baik dan secara terus
menerus akan dapat mempengaruhi akhlak peserta didik.6.
Faktanya, saat ini banyak remaja mengalami demoralisasi dan penurunan nilai
moral. Penulis mencermati bahwa etika tampaknya tidak lagi dianggap signifikan
dalam kehidupan dan interaksi sehari-hari remaja atau pelajar. Ini terlihat dari
meningkatnya perilaku kemaksiatan, kurangnya tata krama pada orang yang lebih tua,
penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan perilaku serupa, terutama yang di
lakukan oleh remaja yang masih usia sekolah.
6
Ninik Sugiyarti, Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Akhlak Peserta Didik Di SMP Negeri 3 Way Jepara Lampung Timur, (Lampung Timur: IAIN
Metro, 2020), h. 94
Berdasarkan dari pengertian asumsi adalah anggapan dasar merupakan suatu
gambaran sangkaan, perkiraan, satu pendapat atau kesimpulan sementara, atau suatu
teori sementara yang belum dibuktikan. Peneliti berasumsi bahwa pengaruh
pembelajaran pendidikan agama islam terhadap peserta didik dimana akhlak peserta
didik memiliki sikap yang berbeda-beda. Dilingkungan sekolah banyak di pengaruhi
oleh faktor pribadi seperti keluarga, dan komunitas yang beragam.
Fenomena yang terjadi saat ini kebanyakan perilaku siswa yang menyimpang
yang dilakukan oleh para sebagian remaja yaitu Bullying, Tawuran, terlibat narkoba
dan minuman keras. Meski masih dalam jam pelajaran, beberapa siswa SMA bahkan
SMP terlibat membolos untuk merokok di tempat yang aman. 7
Example yang menarik dari penelitian kami adalah bahwa akhlak peserta didik
tergantung dari lingkungan dan pergaulannya. Adapun hubungan akhlak peserta didik
dengan Allah Tetapi ada pula aspek yang berkaitan dengan sikap dan fikiran batin,
seperti: akhlak diniyah yang berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu pada pola
perilaku kepada Allah, sesama Manusia dan alam. Sehingga peneliti menarik ingin
meneliti akhlak peserta didik.
Kondisi ideal yang terjadi sebelum belajar pendidikan agama Islam, peserta
didik belum mengetahui secara keseluruhan tentang akhlak dan bisa jadi membuat
peserta didik kurang baik akhlaknya seperti tidak membiasakan beri salam kepada
guru dan menghormati yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Campalagian?
2. Bagaimana Akhlak Peserta didik di Campalagian?
7
Murni, Fenomena Merosotnya Akhlak Remaja, 2023
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mendeskripsikan jawaban atas
pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah. Tujuan penelitian:
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi manfaat masukan bagi
dunia pendidikan agama islam. Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah:
8
Shofiyatul Imamah, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa
Muslim di SMPK “Santo Yusup” Mojokerto, (UIN Malang, 2012), h. 88
9
Miranda Dita Pratiwi, Pengaruh Prestasi Belajar PAI Terhadap Akhlak Peserta Didik Kelas V
SD Islam Assyafiiyah 02 Kota Bekasi, (UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021), h. 81
10
Shafiyatul Imamah, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa
Muslim Di SMPK “Santo Yusup” Mojokerto, 2012
Miranda Dita Pratiwi merupakan salah satu mahasiswa UIN Prof. KH.
Saifuddin Zuhri tahun 2021 yang membahas tentang “Pengaruh Prestasi Belajar PAI
Terhadap Akhlak Peserta Didik Kelas V SD Islam Assyafiiyah 02 Kota Bekasi”.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif koresional, dimana dua variabel yang
diteliti. Variabel tersebut adalah prestasi belajar peserta didik (Variabel X) sebagai
variabel independent, sedangkan akhlak peserta didik (Variabel Y) sebagai variabel
dependent, penulis menganalisis data dengan menggunakan program analisis data
SPSS 25.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya prestasi belajar
PAI berpengaruh signifikan terhadap nilai akhlak siswa kelas V SD Islam Assafiiyah
02 Bekasi. Uji t memaparkan hal tersebut, dan diperoleh nilai t hitung sebesar
2,345>1,670 (t tabel dapat dilihat pada lampiran n=60), dan nilai sig prestasi belajar
siswa sebesar 0,22 yaitu 0.022<0,05 maka menerima Ha serta menolak Ho, artinya
prestasi Belajar PAI secara segmental berpengaruh positif serta signifikan terhadap
akhlak peserta didik kelas V SD Islam Assyafiiyah 02 Bekasi.11
11
Miranda Dita Pratiwi, Pengaruh Prestasi Belajar PAI Terhadap Akhlak Peserta didik Kelas V
Islam Assyafiiyah 02 Kota Bekasi, 2021
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Sementara itu Harun Nasution yang dikutip oleh Syahidin tujuan pendidikan
agama Islam (secara khusus di sekolah umum) adalah untuk membentuk manusia
bertakwa, yaitu manusia yang patuh kepada Allah dalam menjalankan ibadah dengan
menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan akhlakul karimah.12
Adapun definisi Pendidikan Agama Islam menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
1. Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku pendidikan Agama Islam
berbasis kompetensi bahwa pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam, di barengi dengan tuntutan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
2. Menurut Dzakiyah Daradjat yang disitir oleh Abdul Majid dan Dian Andayani
bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama islam
12
Mahmudi, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinajuan Epistimologi, isi, dan
Materi, (Lampung: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2, No. 1, 2019), h. 92
secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
3. Menurut Azizy yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani
mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses transpar nilai,
pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar
generasi muda tetap hidup.
13
Abdullah Syahid, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membntuk
Karakter Pribadi yang Islami, (Jurnal Edumaspul: 2018), h. 6-7
a. Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah di sepakati oleh orang-orang
Islam bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang mulia,
sebagaimana misi kerasulan Muhammad Saw;
b. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat;
c. Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang profesional;
d. Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan
mengkaji ilmu;
e. Mempersiapkan peserta didik yang profesional peserta didik yang profesional
dalam bidang teknik dan pertukangan.
Tujuan memiliki arti yang yang sangat penting dalam mencapai sasaran yang
diinginkan dan menjaga mutu kegiatan. Kegiatan tanpa tujuan yang jelas dapat
mengakibatkan ketidakjelasan dalam sasaran, sehingga program dan kegiatannya
menjadi tidak terarah.
b. Penyaluran
d. Pencegahan
e. Penyesuaian
f. Sumber Nilai
g. Pengajaran
Hafiz Bahar, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di
14
Abdul Aziz Muttaqin, mengutip dari Jhon Dewey menjelaskan enam langkah
sebagai satu metode untuk proses pemecahan masalah, yaitu;
a. Merumuskan masalah
b. Mengkaji masalah
c. Merumuskan hipotesis
d. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian
hipotesis
e. Pembuktian hipotesis, dan
f. Menentukan pilihan penyelesaian. Metode ini berimplikasi terhadap kualitas
aktivitas belajar dan kemampuan berpikir.
6. Strategi pembelajaran foxfire
Abdul Aziz Muttaqin menjelaskan, strategi pembelajaran foxfire lebih
menekankan pada proses pemberian tugas terhadap siswa dalam rangka
melakukan kajian langsung ke beberapa daerah sesuai dengan materi pelajaran.
Hasil dari kajian lapangan ini tak lain adalah untuk melatih siswa dalam proses
mencari dan mengumpulkan data, membangun kemampuan menulis mulai dari
dini, serta dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga
warisan sosial masyarakat.
Implementasi strategi pembelajaran foxfier pada pembelajaran PAI bertujuan
untuk melatih siswa merangkai data yang di temukan di lapangan menjadi
informasi yang di sajikan dalam bentuk tulisan. Selanjutnya implementasi strategi
pembelajaran foxfier, menurut Suparlan sebagaimana dikutip Abdul Aziz
Muttaqin, di mulai dengan;
a. Persiapan, dan
b. Membuka pelajaran, mencakupi; penjelasan akan ada pengumpulan data di
lapangan, sebelum ke lapangan memberikan keterampilan menulis kepada siswa,
guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa hasil tulisan akan di terbitkan,
guru dan siswa berangkat ke lokasi, olah data dan informasi, pembahasan, hasil
tulisan siswa akan di pajang pada tempat strategis, dan guru menawarkan karya
tulis tersebut pada penerbit untuk di terbitkan. Penerapan metode ini pada
pembelajaran PAI berimplikasi terhadap pengamalan siswa dan keterampilan
menulis situasi yang nyata di temukan di lapangan ke dalam tulisan-tulisan yang
dapat di publikasikan di jurnal.
7. Strategi pembelajaran PAIKEM
Salah satu strategi pembelajaran di anggap mampu mendorong semangat belajar
dan menghilangkan rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan
dari, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM
biasa di artikan sebagai pendekatan mengajar yang di gunakan bersama dengan
metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang di sertai penataan lingkungan
dengan baik sehingga proses pembelajaran PAI dapat memotivasi siswa untuk
melakukan aktivitas di jurnal.
15
Sulaiman, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif di Sekolah, (Jurnal
Conference Procedings-ARICIS 1), h. 148-151
2. Mengenal peserta didik secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu
memecahkan masalah
5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar (fisik, sosial, dan
budaya)
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan, dan
8. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif manual. Penerapan PAIKEM pada
pembelajaran PAI berimplikasi positif terhadap semangat dan kreativitas
belajar siswa di sekolah.
Adapun Perspektif PAI yang penulis ingin teliti ialah akhlak, ibadah, dan
nilai-nilai moral dalam kehidupan dan pemahaman terhadap perbandingan
antar agama.
E. Akhlak
Akhlak ialah perilaku yang tampak atau terlihat dengan jelas, baik dalam
perkataan maupun perbuatan yang dilatarbelakangi oleh dorongan karena Allah.
Namun banyak aspek yang berkaitan dengan sikap atau pemikiran batin, seperti
Diniyah etis yang berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu jenis perilaku terhadap
Tuhan, manusia, dan jenis perilaku terhadap alam.
Menurut Imam Ghazali akhlak tidak hanya terbatas pada apa yang dikenal
dengan teori menengah saja, akan tetapi meliputi sifat keutamaannya yang bersifat
pribadi, akal dan amal perorangan dalam masyarakat. Atas dasar itulah pendidikan
akhlak menurut Imam Al Ghazali memiliki tiga dimensi yakni: dimensi diri (orang-
orang dengan dirinya dan Tuhan), dimensi sosial, (masyarakat, pemerintah dan
pergaulan dengan sesamanya), dan dimensi meta fisik (akidah dan pegangan dasar).16
16
Yoke Suryadarma dkk, “Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al Ghazali” Jurnal At-Ta’dib,
Volume. 10, No. 2, 2015, h. 372.
17
Fransiska Anggraini “Psikologi Perkembangan Akhlak Perspektif Al Ghazali” Jurnal Syntax
Transformation, Volume. 1, No. 7, 2020, h. 318-320.
Akhlak yang dimaksud di sini ialah tingkah laku dalam kegiatan sehari-hari,
dan membentuk akhlak mulia untuk mengamalkan usaha atau aktivitas yang amanah,
jujur dan berbudi pekerti, karena demikian bentuk dari akhlak mulia membawa
konsekuensi kepada setiap individu untuk aktivitasnya dalam jalan yang lurus, yakni
ikhlas dalam beramal, dan sejalan dengan itu juga dapat menjauhkan sikap riah dan
angkuh akibat penerapan saat ini dapat membawa kesejahteraan bersama, kerukunan
dan kenikmatan hidup.
Menurut Ibnu Maskawaih yang dikutip oleh Hamid dan Beni Ahmad Sae bani
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Akhlak adalah sifat-sifat yang melekat
pada jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa perenungan dan
pertimbangan dan juga kemampuan berbuat baik dan jahat di pengaruhi oleh baik dan
buruknya pendidikan.
Perkembangan zaman saat ini terdapat banyak anak yang kurang sopan terhadap
teman sebaya, orang yang lebih tua, dan orang yang di hormati, termasuk guru
mereka. Fenomena ini tercermin dalam banyak kasus, di mana sebagian besar remaja
cenderung berani terhadap orang tua dan guru-guru mereka.
18
Yudi Pratama, Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Buya Hamka. (Jurnal Tarbiyah Islamiyah,
Vol. 6 No. 1, 2021), h. 101
Meskipun Indonesia di kenal di mata dunia sebagai negara yang menghargai
budaya, keramahan, dan sopan santun, namun terlihat bahwa perilaku ini semakin
menurun. Seharusnya, sikap saling menghormati, persaudaraan, dan bantuan antar
warga tetap di junjung tinggi. Sopan santun bukan hanya mencerminkan kepribadian
bangsa, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas orang Indonesia yang tidak
boleh hilang, meskipun kadar kesopanan dapat menyesuaikan lingkungan tempat kita
berada.
Saat ini, perubahan dalam kebudayaan menjadi lebih dinamis di pengaruhi oleh
faktor eksternal, terutama oleh masuknya budaya barat. Hal ini menciptakan
tantangan dalam mempertahankan nilai sopan santun, terutama ketika remaja
cenderung tidak sopan terhadap guru dan bahkan orang tua, seperti memanggil orang
tua dengan nama mereka. Pengaruh budaya barat juga tercermin dalam cara
berpakaian yang tidak selaras dengan nilai budaya timur di Indonesia.
Penting untuk memastikan adanya pemahaman yang baik terkait sopan santun,
mengajarkan nilai-nilai budaya yang sesuai, dan memantau pengaruh lingkungan
eksternal, seperti media sosial, guna membentuk perilaku yang lebih menghargai
sopan santun di tengah perubahan budaya yang terus berlangsung.19
Desember 2023.
G. Hipotesis Penelitian
Adapun latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan
H. Hipotesis Statistik
H0 : P = 0, artinya tidak adanya pengaruh
Ha : P≠ 0 artinya adanya pengaruh
I. Kerangka Berpikir
METODOLOGI PENELITIAN
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan positivistic.
Pendekatan positivistic digunakan dengan tujuan untuk menerangkan fakta,
hubungan sebab akibat, memprediksi, menekankan fakta dan prediksi dari sebuah
peristiwa dan realitas yang terjadi. Jadi melalaui pendekatan positivistic maka
dapat diketahui pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap Akhlak
peserta didik di Campalagian.
Alasan peneliti untuk meneliti pengaruh pembelajaran pendidikan agama
Islam terhadap akhlak peserta didik di Campalagian karena terdapat kasus salah
satu siswa SMA dan SMK tawuran di antaranya memakan korban. Jadi peneliti
ingin mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam
terhadap akhlak peserta didik.
20
Nova Mutiara Dewi, Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak siswa
di SMK Widya Yahya Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, (UIN Raden Intan Lampung, 2018), h. 36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Jenis
P L
1 XII IPA 23 27 50
2 XII IPS 15 25 40
JUMLAH TOTAL 38 52 90
2. Sampel
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri
yang dikehendaki suatu populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random
Sampling yang teknik pengambilan sampel secara acak yang sederhana (tanpa
memperhatikan strata dalam populasi (populasi). Penelitian ini menjadi sampel
dari responden diteliti oleh penulis, yaitu peserta didik kelas XII.
Jika populasinya lebih dari 100 maka dapat diambil di antaranya 10%-
15% atau 20%-25% atau lebih tapi apabila populasinya kurang dari 100 maka
dapat diambil di antaranya 5%-10%. Dari pendapat di atas peneliti membuat
kesimpulan bahwa sebagai wakil dari populasi penelitian populasi kurang dari 100
maka peneliti mengambil sampel sebanyak 5% dari keseluruhan populasi.
Dari berbagai rumus yang ada, terdapat sebuah rumus yang bisa digunakan
untuk menentukan besaran sampel, yaitu rumus slovin.
N
n=1+Ne
Keterangan :
n = Besaran Sampel
N = Besaran Populasi
N=
90 90
e=5% n= = = 73, 46
1+90 (0,05) 1,225
1. Angket
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih untuk digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Adapun alternatif jawabannya
sebagai berikut.
21
Imam Ghozali “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 20” (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Ponorogo, 2012), h. 53.
2. Uji Reliabilitas
Untuk menilai kehandalan instrumen, digunakan uji reliabilitas yang
mengukur konsitensi dari serangkaian pengukuran. Dalam penelitian, hal ini
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat diandalkan atau dapat
dipercaya. Kriteria suatu instrument penelitian di katakan reliabel dengan
menngunakan teknik Crombach’s Alpha, yang di mana bila koefisien (ri)> 0,6.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
𝑘 ∑ 𝑆𝑖 2
ri = (𝑘−1) {1 − }
𝑆𝑖 2
ri = Reliabilitas Instrumen
𝑆𝑖 2 = Variansi Total
22
Imam Ghozali “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS
Regreasi, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponorogo, 2013), h. 97.
n = Jumlah pengamatan
k = Jumlah Variabel
H0 diterima jika t hitung < t tabel
Ha ditolak jika t hitung > t tabel
Ditinjau dari tingkat signifikan, yaitu:
a. Tidak Berpengaruh Signifikan
Jika signifikan > α (0,05) maka (H0) diterima dan hipotesis yang
diajukan (Ha) ditolak, artinya secara parsial dari variabel independent
X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent Y.
b. berpengaruh signifikan
jika signifikan < α (0.05), maka (H0) ditolak dan hipotesis yang
diajukan (Ha) diterima, artinya secara parsial dari variabel independent
X berpengaruh signifikan terhadap Variabel dependent Y.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah SMAN 1 Campalagian
SMA Negeri 1 Campalagian pertama kali di dirikan pada tahun 1985. Saat
ini SMA Negeri 1 campalagian masih menggunakan program kurikulum belajar
SMA 2013 Bahasa dan budaya. SMAN 1 Campalagian berada di bawah naungan
kepala sekolah dengan Nama Hasanuddin. B ditangani oleh seorang operator yang
bernama Wahyuddin.
SMAN 1 Campalagian mendapat status Akreditasi Grade A dengan nilai
92 (Akreditasi tahun 2019) dari BAN – S/M (Badan Akreditasi Nasional)
sekolah/Madrasah.
b. Profil Sekolah
Tabel 4.1
Profil SMAN 1 Campalagian
1 Nama Sekolah SMAN 1 Campalagian
2 NPSN 40600649
3 Status Negeri
4 Bentuk Pendidikan SMA
5 Alamat JL. Poros Majene
6 RT/RW 0/0
7 Dusun Parabaya
8 Desa/Kelurahan Lapeo
9 Kecamatan Campalagian
10 Kabupaten Polewali Mandar
11 Provinsi Sulawesi Barat
12 Kode Pos 91353
13 Lintang 3
14 Bujur 119
15 Status Kepemilikan Pemerintah Daerah
16 SK Pendirian Sekolah 0601/10/1985
17 Tanggal SK Pendirian 1985-11-22
18 SK Izin Operasional Perlu Update
19 Tanggal SK Izin Operasioanl 1900-01-01
20 Akreditasi A
21 Kepala Sekolah Hasanuddin. B
22 Operator Wahyuddin
a. VISI
“ Berprestasi dan berbudi pekerti berlandaskan INTAG, IPTEK, dan
Budaya lokal”.
b. MISI
1. Menyelenggarakan pembinaan peningkatan terhadap peningkatan,
penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan.
2. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif potensi
dan prestasi akademik siswa, sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Mengimplementasikan managemen berbasis sekolah (MBS) dalam
pengelolaan kelembagaan sekolah.
4. Mengembangkan sikap sopan santun dalam perilaku keseharian
berlandaskan budaya lokal.
5. Mengitensifkan pembinaan terhadap kegiatan akademik dalam
meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai lomba.
6. Mendorong dan membantu siswa dalam mengenali dirinya dalam upaya
peningkatan prestasi Non Akademik
c. Tujuan
Deskripsi kebutuhan siswa (9 Tugas Pokok Perkembangan siswa)
1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa.
2. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta
kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita.
3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
4. Mengembangkan penguasaan ilmu teknologi dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi.
5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir
6. Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri,
secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi
7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
8. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual
serta apresiasi seni.
9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Item
No. Nama Jumlah
X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
1 Marwa 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35
2 April
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
Pratiwi 32
3 Haerani 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
4 Marwah 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 33
5 Muliayana 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
6 Sofia
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36
abdullah
7 Indah
pramadani 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32
banging
8 nuradiba
dhea 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 34
azzahrahh
9 Nurfatma 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35
10 Juli Annur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
11 Citra dewi 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 35
12 Intan 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 35
13 Rafly 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
14 Kasih 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
15 Husniada 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 36
16 HIJRANA 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 33
17 Sitti
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32
Kamaria
18 Ryan
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 34
azhari
19 Hartini 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
20 Hamida 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38
21 Aulia 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 32
22 Sukma 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 Muslim 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 34
24 Rasdia 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 35
25 Darmi 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
26 Hariani 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 35
27 Irdan 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 36
28 Rasdiana 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
29 Subuhan 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
30 viana 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37
Dari data penyebaran angket di atas dapat di tuliskan bahwa jumlah responden
siswa laki-laki sebanyak 50 dan juga siswa perempuan sebanyak 40 orang siswa kelas
XII di SMAN 1 Campalagian.
3. Analisis Data
a. Uji Validitas Instrument
No Butir Person
Nilai
Instrumen Correlation R. Tabel Keterangan
Signifikan
R. Hitung
1 0, 802 0, 361 0, 000 Valid
2 0, 391 0, 361 0, 036 Valid
3 0, 685 0, 361 0, 000 Valid
4 0, 778 0, 361 0, 000 Valid
5 0, 738 0, 361 0, 000 Valid
Tabel Variabel Y
No Butir Person
Nilai
Instrumen Correlation R. Tabel Keterangan
Signifikan
R. Hitung
1 0, 437 0, 361 0, 016 Valid
2 0, 758 0, 361 0, 000 Valid
3 0, 894 0, 361 0, 000 Valid
4 0, 760 0, 361 0, 000 Valid
5 0, 613 0, 361 0, 000 Valid
Koefisien Crombach’s Alpha Pendidikan Agama Islam dan Akhlak peserta didik 0, 786
sementara koefisien dalam tabel pada taraf signifikan 0, 5% adalah 0, 361 Dengan
demikian koefisien dalam Crombach’s Alpha lebih besar dari koefisien tabel maka
instrument di nyatakan reliabel.
c. Analisis Uji Hipotesis
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 X . Enter
a. Dependent Variable: Total
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,416 ,173 ,142 1,739
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Total
Berdasarkan Tabel di atas menjelaskan besarnya nilai Korelasi atau Hubungan (R)
yaitu sebesar 0, 416. Dari Output tersebut di peroleh koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0, 173 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas
(Pendidikan Agama Islam) terhadap variabel terikat (Akhlak peserta didik) adalah 0,
142.
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 17,084 1 17,084 5,648 ,025b
Residual 81,674 27 3,025
Total 98,759 28
a. Dependent Variable: Total
b. Predictors: (Constant), X
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10,005 3,293 3,039 ,005
X ,471 ,198 ,416 2,377 ,025
a. Dependent Variable: Total
B. Saran
Demi meningkatkan dan perbaikan kegiatan proses belajar mengajar dan kegiatan
yang lain, tentu saja di lakukan dan perlu adanya tegur sapa dan saran-saran. Dalam
penulisan proposal ini perkenankanlah untuk memberikan saran-saran yang bersifat
membangun dan memberikan motivasi kepada beberapa pihak yang terkait antara
lain:
1. Untuk meningkatkan suksesnya proses belajar mengajar SMAN 1
Campalagian hendaknya di ciptakan situasi, kondisi, sarana dan prasarana
pembangunan, khususnya bidang pendidikan agar siswa dapat merasakan
kenyamanan dan ketenangan dalam proses belajar mengajar.
2. Guru sebagai pendidik juga di harapkan untuk memberi perhatian dan arahan
kepada peserta didik terutama dalam perilaku atau akhlak siswa sehingga
pendidikan mampu menanamkan akhlak yang mulia sehingga tercermin pada
diri siswa dalam pergaulan keseharian.
3. Hendaknya orang tua memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap
anaknya tentang akhlak keseharian, agar anak dapat mendapat arahan dan
terkontrol dalam berakhlak sehari-hari. Sehingga terjaga dari akhlak yang
menyimpang atau akhlak tercela.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update
PLS R egreasi,Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponorogo, 2013
Ghozali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 20” Semarang:
Badan Penerbit Universitas Ponorogo, 2012
Hafiz, Bahar,. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa
di SMA Darussalam Cimanggis Ciputat, Jakarta: 2008
https://iainutuban.ac.id/2021/11/08/pentingnya-akhlak-didalam-pendidikan/ diakses,
Senin 11 Desember 2023.
Imamah, Shofiyatul. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak
Siswa Muslim di SMPK “Santo Yusup” Mojokerto, UIN Malang, 2012
Nasrita “Pengaruh Pekerjaan dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Islam (PAI) di
SMAN 1 Pamboang” Majene, 2023.
Ninik, Sugiyarti,. Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Akhlak Peserta Didik Di SMP Negeri 3 Way Jepara
Lampung Timur, Lampung Timur: IAIN Metro, 2020
Pratiwi, Miranda Dita. Pengaruh Prestasi Belajar PAI Terhadap Akhlak Peserta didik
Kelas V Islam Assyafiiyah 02 Kota Bekasi, 2021
Yudi, Pratama,. Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Buya Hamka. Jurnal Tarbiyah
Islamiyah, Vol. 6 No. 1, 2021.
Permana, W, Irfan Setia. “Pendidikan Agama Islam dan Pembentukan Akhlak Siswa,
Jurnal: Pendidikan dan Sosial Humaniora, Vol. 2, No. 4, 2022