Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Asep Sulahudin (SMPN 1 Muara Pinang, Kabupaten Empat Lawang)


Rambat Nur Sasongko, Sumarsih (Prodi MAP FKIP Unib)
e-mail.asepsulahudin1974@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe the management of islamic religious education in
public Junior High school 2 Muara Pinang. This research method using qualitative method, data collected
by interview, observation, and decumentation. The subject of this study were head of shool, vice
curricula, Islamic religious education teacher, and students. The results of this study are the teachers of
islamic religious education at the beginning tool, the implementation of islamic religious education
teacher learning using varied methods and classroom management, learning evaluation using the concept
of cognitive, affegtive, and psikomotori, Islamic religious education teacher problem and conduct MGMP
religious education of islam.

Keyword: Learning management, Islamic Religious Education.

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMPN 2 Muara Pinang. Metode penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif.
Data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian: kepala
sekolah, wakil kurikulum, guru PAI dan siswa. Hasil penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam
di awal tahun pelajaran telah menyusun perangkat pembelajaran, pelaksanaan menyusun pembelajaran
guru Pendidikan Agama islam menggunakan metode bervariasi dan pengelolaan kelas, evaluasi
pembelajaran, meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik, masalah dan solusi, guru PAI mengadakan
MGMP Pendidikan Agama Islam.

Kata Kunci : Pengelolaan Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam.

PENDAHULUAN pengajaran ranah kognitif dogmatis yang


Pengelolaan pembelajaran PAI sibuk mengajarkan pengetahuan
merupakan salah satu aspek yang sangat peraturan dan hukum agama dengan
penting dalam kegiatan belajar mengajar disiplin ilmu fiqih yang menjadi
untuk mewujudkan tujuan pendidikan orientasinya (fiqih oeiented) sehingga
nasional. Peserta didik senantiasa fiqih dianggap sebagai agama itu sendiri.
mencari atau menuntut ilmu Selain itu pembelajaran pendidikan
pengetahuan. Perkembangan ilmu agama islam masih banyak
pengetahuan dan teknologi merupakan memfokuskan pada isi atau muatan
faktor penting yang mengharuskan materi yang harus ditransfer kepada
peserta didik untuk meningkatkan peserta didik dengan dalil-dalil dan
keilmuannya agar bisa mengimbangi dogma-dogma yang tidak menyentuh
perkembangan zaman. Selain realita kehidupan dan bukannya pada
meningkatkan keilmuannya, peserta proses dan metodologi. (Harto, 2013).
didik harus dibina dalam keimanan dan Pembelajaran PAI akan sesuai
ketaqwaannya kepada Allah SWT, dengan kompetensi yang diharapkan
pembinan sikap atau akhlak dalam sebaiknya guru PAI berusaha untuk
pengamalannya dalam kehidupan sehari- mengembangkan proses belajar
hari. mengajar dari metode belajar
Proses pendidikan agama Islam konvensional tradisional, menuju ke
yang berlangsung pada sekarang ini metode kooperatif yang mengarah pada
tampaknya masih terjebak dalam kreatif inovatif siswa, sehingga

1
2

pembelajaran bisa efektif, efesien dan Kegagalan PAI dalam upaya


siswa merasa senang dalam belajar menciptakan siswa yang berkarakter atau
Menurut Komarudin Hidayat berkepribadian Islami ini tidak lepas dari
pada buku Active Learning dalam lemahnya sistem dan manajemen
Pembelajaran Agama Islam (Harto, pembelajaran yang ada. Oleh karenanya
2013) memaparkan bahwa ada tiga hal diperlukan kontrol kualitas (quality
yang dapat membuktikan kekurang control) agar menjadi pegangan dalam
tepatan orientasi pendidikan agama melaksanakan proses PAI sampai pada
Islam di tanah air tercinta ini. Pertama, out put. (DEPAG RI, 2001).
pendidikan agama Islam saat ini lebih Pendidikan Agama Islam
berorientasi pada belajar tentang agama. disamping memiliki transmisi yang sama
Karena itu tidak aneh kalau dinegeri ini dengan bidang-bidang studi lainnya
sering kita saksikan seseorang yang (transfer of knowledge) juga memiliki
banyak mengetahui tentang agama, tapi transformasi nilai (transfer of values)
perilakunya tidak relevan dengan nilai- dan pembentukkan kepribadian dngan
nilai agama yang diketahuinya. Kedua, segala segala aspek yang dicakupnya
tidak tertibnya penyusunan dan sesuai dengan landasan transendental
pemilihan materi-materi pendidikan yang mengakar dan yang sangat kuat
agama, sehingga sering ditemukan hal- dalam pengajarannya. Terjadinya proses
hal yang prinsipil yang seharusnya transformasi dalam kehidupan anak
dipelajari lebih awal. Malah terlewatkan. didik adalah tujuan utama pendidikan
Kekacauan materi pendidkan agama ini agama dan kesuksesan pembelajaran
terlebih jelas lagi terlihat pada disiplin pendidikan agama yang harus tercermin
ilmu fiqih yang menjadi orientasinya pada tindakan individu, keluarga dan
(fiqh oriented) sehingga ilmu fiqih masyarakat. (Harto: 2013).
dianggap sebagai agama iu sendiri. Pendapat Muhaimin (2001)
Ketiga, kurangnya penjelasan yang luas bahwa ada beberapa tahapan yang akan
dan mendalam serta kurangnya ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan
penguasaan sistematik dan generik atas pembelajaran pendidikan agama Islam,
istilah istilah kunci dan pokok dalam yaitu (1) dimensi keimanan peserta didik
ajaran agama sehingga sering ditemukan terhadap ajaran agama Islam; (2)
penjelasan yang sangat jauh dan berbeda dimensi pemahaman atau penalaran
dari makna sepirit dan kontektual. Maka (intelektual) serta keilmuan peserta didik
orientasi pendidikan agama Islam hingga terhadap ajaran agama Islam; (3)
sekarang perlu ditinjau ulang secara dimensi penghayatan atau pengalaman
kritis untuk menemukan orientasi batin yang dirasakan peserta didik dalam
pendidikan agama yang lebih tepat dan menjalankan ajaran Islam; dan (4)
berdaya guna. dimensi pengamalannya dalam arti
Pada sekarang ini PAI belum bagaimana ajaran Islam yang telah
maksimal pada aspek afektif yaitu diimani, dipahami dan dihayati atau
pembinaan sikap dan psikomotorik yang diinternalisasi oleh peserta didik itu
diamalkan oleh siswa. Dapat dilihat dari mampu menumbuhkan motivasi dalam
berbagai kasus disekolah-sekolah dirinya untuk menggerakkan,
seperti: tawuran antar pelajar, mengamalkan dan mentaati ajaran
penggunaan narkoba di kalangan siswa, agama Islam dan nilai-nilainya dalam
pornografi dan porno aksi di kalangan kehidupan pribadi, bermasyarakat,
siswa pengaruh dari internet dan berbangsa dan bernegara.
melanggar tata tertib sekolah.
3

Dunia pendidikan pada sekarang perlu diberi terobosan baru, sehingga isi
ini dikejutkan oleh kejadian-kejadian dan metodologi pendidikan agama Islam
yang tidak menyenangkan. Peristiwa itu menjadi aktual.
muncul memberikan pengaruh pada Guru PAI diharapkan berperan
kehidupan dan perilaku peserta didik. aktif dalam pembelajaran, dan
Kejadian yang marak diberitakan media mempunyai tugas dan tanggung jawab
masa seperti : tawuran antar sekolah ganda selain mengajar dan pembelajaran
yang mengakibatkan perkelahian dan pengetahuan agama Islam kepada siswa
pembunuhan, pemerkosaan, narkoba, juga bertanggung jawab membina dan
perampokkan dan tindakan kriminal mengarahkan kepribadian siswa agar
lainnya yang dilakukan oleh para pelajar, menjadi anak yang bertakwa,
hal ini telah menunjukkan kemerosoan berkepribadian luhur, dan sopan santun.
moral dalam kehidupan bermasyarakat. Situasi dan kondisi pada saat ini,
Kejadian di atas merupakan tanggung pengelolaan pembelajaran PAI di SMPN
jawab keluarga, masyarakat dan sekolah. 2 Muara Pinang kecamatan Muara
Peristiwa-peristiwa tersebut Pinang Kabupaten Empat Lawang,
menggambarkan keburaman pengamalan program sekolah dalam mendukung
Pendidikan Agama Islam di sekolah. kegiatan agama Islam baik di kelas dan
Sekolah belum bisa mengekang sipat di luar kelas yang berupa bimbinga
barbar peserta didik, sebagaiman minat dan bakat sudah ada, serta
diamanatkan undang-undang yaitu pembiasaan-pembiasaan keagamaan.
manusia yang berbudi pekerti luhur. Kegiatan belajar mengajar guru
Maka diperlukan pengelolaan PAI masih dominan menggunakan
pembelajaran PAI di sekolah, keluarga metode ceramah. Media pembelajaran
dan masyarakat. Sehingga siswa dapat yang digunakan masih menggunkan
menyadari realitas sosial yang terjadi media yang sederhana belum berbasis
dan berperilaku sebagaimana mestinya. ilmu teknologi. Perangkat pembelajaran
Guru PAI dalam menyampaikan dari tahun ketahun masih menggunkan
pembelajaran sering kurang tuntas, perangkat yang lama hanya diganti
sehingga pelaksanaan pembelajaran di tahunnya, belum adanya evalausi atau
kelas berjalan seadanya sesuai dengan perbaikan materi pembelajaran yang ada
kemampuan guru, pembelajaran di kelas dalam RPP, kurang optimal penguatan
cenderung membosankan dan siswa pada praktik pembiasaan di dalam kelas
kurang semangat belajar. Guru dan diluar kelas sebagai pengalaman
menerangkan tentang sholat tidak cukup siswa dalam perilaku yang Islami dalam
dengan ceramah saja harus melakukan kehidupan sehari-hari.
demontrasi agar siswa bersemangat Program sekolah yang
untuk mengikuti pembelajaran dan bisa menunjang pada pendidikan agama
mempraktikkan serta mengamalkannya Islam yaitu melaksanakan program
dalam kehidupan sehari-hari. pembiasaan-pembiasaan. Pembiasaan di
Menyikapi masalah di atas dapat dalam kelas seperti: selalu berdo’a
dikemukakan sebuah alternatif sebelum belajar, memberikan motivasi
pemecahan masalah yaitu kearah religius, melaksanakan hapalan-hapalan
rekontruksi metodologis pembelajaran al-Qur’an sebelum pembelajaran, dan
pendidikan agama Islam. Pendidikan pembiasaan di luar kelas seperti:
Agama Islam dengan pola konvensional senyum, sapa, salam, sopan, santun di
tradisional tidaklah menarik untuk anak dalam lingkungan sekolah.
didik dan cepat membosankan. Maka Membiasakan berslaman antar siswa dan
4

guru bila bertemu. Melaksanakan sholat wawancara, pengamatan dan studi


berjama’ah, setiap hari jumat dibiasakan dokumentasi. Analisa data menggunakan
membaca Al-Qur’an secara bersama- analisis interaktif. Langkah-langkah
sama dan siraman rohani, dan siswa analisa data penelitian adalah Pertama,
dapat mempraktikkan kompetesi materi pengumpulan data, Kedua, reduksi data,
yang dipelajarinya dari jenjang ke Ketiga, penyampaian data dan Keempat,
jenjang. Membiasakan membuang penarikan kesimpulan dan verifikasi.
sampah pada tempatnya. Program Keempat komponen itu merupakan
tersebut di atas belum secara optimal siklus yang berlangsung terus menerus.
diaksanakan guru dan siswa. Masih ada
yang melanggar peraturan sekolah, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
budi pekerti. Hasil
Berdasarkan uraian yang telah Hasil penelitian sebagai berikut :
dikemukakan, maka penulis tertarik Pertama perencanaan pembelajaran guru
untuk melakukan penelitian dengan PAI diawali dengan membuat perangkat
“Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan pembelajaran yang terdiri dari : kalender
Agama Islam (Studi Deskriptif Kualitatif pendidikan, analisis waktu, silabus,
di SMPN 2 Muara Pinang, Kecamatan program tahunan, program semester,
Muara Pinang, Kabupaten Empat RPP, KKM/KBM, agenda harian dan
Lawang)”. format penilaian. Kedua, pelaksanaan
Rumusan masalah secara umum pembelajaran PAI dipengaruhi oleh
dalam penelitian ini dapat dirumuskan metode pembelajaran yang digunakan
sebagai berikut: Bagaimana pengelolaan oleh guru PAI. Guru PAI yang
pembelajaran PAI di SMPN 2 Muara menggunakan kurikulum KTSP dan
Pinang Kabupaten Empat Lawang?. kurikulum 2013 masih cenderung
Selanjutnya rumusan masalah khusus menggunakan metode ceramah dari pada
adalah:Bagaimana perencanaan, tanya jawab dan demontrasi. Media
pelaksanaan, evaluasi,dan masalah dan pembelajaran yang digunakan oleh guru
solusi pengelolaan pembelajaran PAI? yang mengajar dengan KTSP dan
Tujuan umum dari penelitian ini Kurikulum 2013 masih sederhana dan
untuk mendeskripsikan pengelolaan manual seperti menggunakan media
pembelajaran PAI di SMPN 2 Muara peta konsep, gambar, karton yang
Pinang Kabupaten Empat Lawang . bertuliskan ayat Al-Qur’an atau Hadis,
Tujuan khusus penelitian ini adalah dan belum menggunakan media berbasis
mendeskripsikan iptek. Guru PAI mengadakan pembinaan
perencanaan,pelaksanaan, evaluasi, dan pembiasaan-pembiasaan di dalam kelas
masalah dan solusi pengelolaan dan di luar kelas.
pembelajaran PAI. Pembiasaan di dalam kelas
seperti guru PAI masuk kelas membaca
METODE salam siswa menjawabnya, ketua kelas
Penelitian ini menggunakan menyiapkan untuk berdoa sebelum
metode deskriptif kualitatif. Lokasi pembelajaran, ketua kelas menyiapkan
penelitian di SMPN 2 Muara Pinang siswa dan berdiri untuk memberi salam
Kecamatan Muara Pinang Kabupaten dan guru berdiri menjawab salam,
Empat Lawang. Subyek penelitian setelah mengabsen guru melihat
adalah kepala sekolah, wakil kurikulum, kebersihan kelas dan siswa, dan sebelum
guru PAI dan siswa.Teknik menyampaikan materi guru PAI
pengumpulan data dipakai yaitu teknik bersama-sama siswa membaca ayat Al-
5

Qur’an, atau hapalan Q.S. Alqur’an Zuz pembelajaran, ketiga mempersiapkan


Amma, dan pembiasaan di luar kelas materi pembelajaran yang diambil dari
yaitu menerapkan senyum, sapa, salam, buku paket dan sumber lainnya, keempat
sopan santun, siswa setiap bertemu Merencanakan evaluasi untuk
dengan guru mengucapkan salam dan mengetahui sejauhmana siswa
bersalaman, setiap hari Jum’at jam memahami pembelajaran yang sudah di
pertama diadakan siraman rohani di ikuti ajarkan. Kemudian dirumuskan dalam
seluruh siswa bertempat di lapangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
upacara, dan melaksanakan sholat (RPP).
Zhuhur berjama’ah secara Guru PAI mempersiapkan
bergiliran.Ketiga, Guru PAI perangkat pembelajaran yang terdiri dari
melaksanakan evaluasi pembelajaran : kalender pendidikan, analisis waktu,
dalam KTSP menggunakan penilaian program tahunan, program semester,
kognitif (kemampuan berfikir), afektif silabus, RPP, jurnal perencanaan
(sikap dan nilai) dan psikomotorik pembelajaran guru, absensi dan daftar
(keterampilan, mempraktikan). nilai.
Sedangkan dalam penilaian Tujuan perencanaan pengajaran
kurikulm 2013 menggunakan penilaian menurut Wahab, (2015) yaitu a) agar
sikap (sikap religius, sikap sosial), tujuan pengajaran lebih jelas, b) guru
penilaian pengetahuan (ulangan harian, lebih menguasai bahan pelajaran, c)
mid semester, semesteran), dan penilaian Agar dapat memilih dan menetukan
keterampilan (kinerja, projek, dan metode yang tepat, d) Agar dapat
portopolio). Keempat, masalah dan menetapkan berbagai alat/media yang
solusi, dalam penngelolaan pembelajaran diperlukan, e). Agar pembelajaran dapat
PAI yaitu adanya keterlambatan guru lebih terarah, f) agar peserta didik lebih
membuat dan mengumpulkan perangkat mudah memahami pelajaran, g) agar
pembelajaran, guru PAI masih peseta didik lebih tertarik terhadap
menggunakan metode konvensional, materi pelajaran yang diajarkan.
dalamhal evaluasi guru PAI KTSP dan Pembelajaran adalah upaya untuk
Kurikulum 2013 masih cenderung pada membelajarkan siswa dalam pengertian
penilaian pengetahuan dan praktik, ini secara implisit dalam pengajaran
sedangkan pada penilaian afektif belum terdapat kegiatan memilih, menetapkan
secara terprogram dan tertulis. Solusinya dan mengembangkan metode untuk
yaitu mengadakan MGMP PAI untuk mencapai hasil pembelajaran yang
menyusun perangkat pembelajaran PAI, diinginkan. Pengembangan metode ini
mengadakan latihan-latihan melalui didasarkan pada kondisi pengajaran yang
MGMP PAI untuk menerapkan metode ada, kegiatan ini pada dasarnya
dan media yang bervariasi, dan teknik merupakan inti dari perencanaan
penilaian afektif. pembelajaran (B. Uno, 2011)
Sumber belajar atau bahan ajar
Pembahasan merupakan informasi, alat dan teks yang
Perencanaan Pembelajaran PAI diperlukan guru untuk perencanaan dan
Pertama merencanakan strategi penelaahan implementasi
pembelajaran dengan pendekatan metode pembelajaran.(Majid, 2007)
dan tekhnik yang sudah disesuaikan Pentingnya perangkat
dengan kompetensi pembelajaran, kedua pembelajaran karena menjadi acuan,
; menyiapkan media pembelajaran yang tolak ukur, pencapaian tujuan dan
disesuaikan dengan keperluan sebagai panduan untuk menyampaikan
6

materi. Perangkat pembelajaran terdiri optimal atau adanya ketidak sesuaian


dari kalender pendidikan, analisis waktu, dengan rencana yang dituangkan dalam
silabus, program tahunan, program RPP. Kurang sesuai dalam menerapkan
semester, RPP, jurnal harian dan daftar strategi pembelajaran, kurang pahamnya
penilaian. guru menggunakan metode dalam
Guru merupakan sumber belajar belajar-mengajar, guru menggunakan
yang mempunyai kewajiban media pembelajaran sangat kurang, dan
menyelenggarakan pembelajaran yang kurang dalam pengembangan materi
kreatif dan lingkungan kondusip. Guru pembelajara dan hanya menggunakan
harus melakukan pemilihan dan satu sember yaitu buku paket. Kedua
penentuan metode yang akan dipilih dalam pembiasaan di dalam kelas dan di
dalam pembelajaran untuk mencapai luar kelas sudah baik. Ketiga, guru PAI
tujuan. belum menguasai pengelolaan kelas.
Guru PAI membuat perencanaan Pendekatan strategi
strategi, pemilihan metode, tekhnik, dan pembelajaran, penggunaan metode,
media yang akan digunakan dalam teknik dan media merupakan komponen
kegiatan pembelajaran, sehingga materi yang mempunyai fungsi yang
yang disampaikan kepada siswa dapat menentukan keberhasilan pencapaian
diterima dan mudah dipahami, tujuan kompetensi pembelajaran. Guru
menyiapkan sumber belajar yang harus memahami peran dan fungsi
didukung dari reperensi-reperensi yang strategi, metode dan strategi pelaksanaan
terkait dalam materi, perencanaan pembelajaran.
kegiatan evaluasi. Perencanaan Strategi pembelajaran harus
pembelajaran ini yang tersusun dalam dilakukan oleh guru pada siswa agar
perangkat pembelajaran. siswa dapat memahami dan mengerti
terhadap materi yang disajikan.
Pelaksanakan Pembelajaran Pendekatan quantum learning
Pendidikan Agama Islam digunakan strategi membaca, mencatat,
Guru PAI dalam melaksanakan mengingat dan menulis. Strategi ini
pembelajaran mempunyai peran penting digunakan untuk memberikan dorongan
dalam keberhasilan kegiatan belajar belajar terhadap siswa agar materi yang
mengajar karena berhubungan langsung diajarkan oleh pendidik dapat mudah
dengan siswa sebagai objek dan subjek untuk dipahami dan diingat oleh siswa.
belajar. Kemampuan guru PAI dalam (Wahab; 2014).
mengimplementasikan ilmunya harus Pemilihan metode yang akan
mengacu pada silabus dan RPP yang digunakan dalam mengajar perlu
telah dirumuskan dalam program mempertimbangkan faktor kesesuaian
perencanaan. dengan tujuan intruksional dan
Berdasarkan hasil penelitian keterlaksanaannya dengan
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan mempertimbangkan waktu dan sarana
Agama Islam di SMPN 2 Muara Pinang yang tersedia. Kemajuan ilmu
dilakukan oleh guru PAI yaitu pertama pengetahuan dan teknologi, akan
melaksanakan Rencana Pelaksanaan membawa pengaruh pada penyusunan
Pembelajaran (RPP) yang sudah dan strategi pembelajaran. Maka suatu
disiapkan sebelumnya yang didalamnya sekolah diperlukannya alat pendidikan
memuat tentang strategi, metode, media yang baik. Dalam kegiatan
dan materi pembelajaran. Dalam pembelajaran diperlukan alat pendidikan
pelaksanaannya guru PAI kurang
7

karena berhubungan langsung dengan pembiasaan membuang sampah pada


pencapaian tujuannya. tempatnya, setiap hari jum’at jam
Alat pendidikan dikelompokkan pertama diisi dengan pembiasaan tadarus
menjadi dua, yaitu (1) alat-alat al-Qur’an dan siraman rohani. Dalam hal
pendidikan berupa benda seperti gedung keteladanan, guru sebagai tenaga
sekokah, perpustakaan, perlengkapan pendidik harus memberikan
belajar yang biasa disebut alat peraga, ketauladannan baik kepada siswa. Guru
(2) alat pendidikan yang bukan berupa dalam menjalankan tugasnya harus
benda, seperti pembiasaan, keteladanan, mengadakan pengawasan terhadap siswa
pengawasan, perintah, larangan, secara konsekwen,
ganjaran dan hukuman. (Rusmaini,
2014). Evaluasi Pembeajaran Pendidikan
Dalam proses belajar mengajar Agama Islam
kehadiran media mempunyai arti yang Evaluasi pembelajaran
cukup penting. Karena dalam kegiatan merupakan suatu proses penilaian
tersebut ketidakjelasan bahan yang terhadap keberhasilan dan untuk
disampaikan dapat dibantu dengan mengukur pertumbuhan dan
dengan menghadirkan media sebagai pengembangan siswa dalam memahami
perantara. Kerumitan bahan yang akan materi yang diterima.
disampiakan kepada anak didik dapat Ramayulis, dalam buku
disederhanakan dengan media. Media Rusmaimi (2014) menyatakan bahwa
dapat mewakili apa yang kurang mampu fungsi evaluasi pendidikan islam adalah
guru ucapkan melalui kata-kata atau : 1). Untuk mengetahui murid yang mana
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan terpandai dan terbodoh di kelasnya, 2)
bahan dapat dikonkretkan dengan untuk mengetahui apakah bahan yang
kehadiran media. Dengan demikian anak telah diajarkan sudah dimiliki murid atau
didik lebih mudah mencerna bahan belum, 3) Untuk mendorong kompetisi
daripada tanpa bantuan media. yang sehat antar siswa, 4) Untuk
(Djamarah, 2010). mengetahui kemajuan dan
Berdasarkan penelitian bahwa di perkembangan anak didik setelah
SMPN 2 Muara Pinang sudah memiliki mengikuti proses belajar mengajar, 5)
alat pendidikan seperti gedung sekolah untuk mengetahui tepat atau tidaknya
atau ruang kelas yang mempunyai dalam memilih bahan, metode dan
sirkulasi udara, tempat duduk dan meja, berbagai penyesuaian dalam kelas.
papan tulis, dalam keadaan baik, Berdasarkan hasil penelitian,
perpustakaan yang menyediakan buku bahwa tekhnik evaluasi yang digunakan
paket dan reperensi yang menunjang oleh guru PAI menggunakan teknik
materi pembelajaran Pendidikan Agama Evaluasi formatif dan Evaluasi sumatif.
Islam keadaannya menunjang. Penilaian formatif penilaian yang
mempunyai alat peraga pembelajaran, dilakukan pada waktu pelajaran
tetapi alat peraga ini masih dikatagorikan berlangsung yang berfungsi untuk
belum komplit dan kurangnya alat mengetahui sejauh mana siswa mengusai
peraga berbasis ilmu teknologi. materi yang di ajarkan, agar bisa
Alat pendidikan yang bukan melaksanakan perubahan atau tetap
benda seperti pembiasaan-pembiasaan setelah mengetahui hasil evaluasi.
yang sudah dijalankan di SMPN 2 Sedangkan tes sumatif yaitu bertujuan
Muara Pinang, yaitu pembiasaan untuk mengetahui sejauhmana siswa itu
senyum, sapa salam, sopan dan santun, sudah menguasai atau memahami
8

pelajaran yang sudah diajarkan, agar mengembangkan wawasannya. Kegiatan


dapat melakukan perbaikan pada materi pembelajaran dianggap sebagai
berikutnya. pelaksanaan kurikulum saja. Apakah
Evaluasi juga berfungsi sebagai siswa mampu atau tidak menguasai
tolak ukur keberhasilan guru dalam materi.
mengajar. Guru diharapkan bisa Sistem pembelajaran
menganalisis hasil evaluasi, sehingga konvensional di atas akan membuat
bisa mengadakan perbaikan-perbaikan kondisi kelas tidak hidup, tidak adanya
dalam pelaksanaan pembelajaran komunikasi anatara guru dengan siswa,
berikutnya. Perbaikan tersebut seperti pembelajaran terkesan menoton akan
bagaimana strategi menyampaikan mengakibatkan siswa menjadi bosan di
materi dapat diterima oleh siswa dan kelas dan tidak nyaman dalam belajar.
menyenangkan, dan melaksanakan kemungkinan diterapkan (nilai
remidial atau perbaikan bagi siswa yang pragmatis)
tidak tuntas atau tidak mencapai KKM. Solusi dalam pengelolaan
Metode apa yang tepat digunakan dan pembelajaran PAI yaitu guru PAI harus
media apa yang dapat digunakan mampu memilih metode yang berpariasi
disesuaikan dengan sarana yang ada. dan tepat, menggunakan media
Berdasarkan pemaparan- pembelajaran yang berbasis iptek, harus
pemaparan di atas dan hasil dekumentasi mempetimbangkan emosional siswa
dalam kegiatan evaluasi pembelajaran dalam merancang pembelajaran,
PAI di SMPN 2 Muara Pinang. Kegiatan mengadakan pembinaan mental
evaluasi di mualai dari perencanaan keagamaan sebagai tindak lanjut dari
yaitu membuat kisi-kisi dan butir soal, pembelajaran untuk mencapai tujuan
pelaksananaan, mengelola nilai dan PAI.
menganalisis hasil evaluasi, mengadakan
remidial bagi siswa di bawah nilai KKM SIMPULAN DAN SARAN
dan pengayaan bagi siswa di atas rata- Simpulan
rata KKM. Simpulan secara umum
penelitian ini menunjukkan bahwa
Masalah dan Solusi Pengelolaan pengelolaan pembelajaran Pendidikan
Pembelajaran PAI Agama Islam di SMPN 2 Muara Pinang,
Pembalajaran PAI tidak terlepas kecamatan Muara Pinang, Kabupaten
dari permasalahan dalam pengelolan Empat Lawang melaksanakam
pembelajaran pendidikan agama islam. pengelolaan pembelajaran PAI sudah
Pada saat ini, guru PAI di SMPN 2 sesuai dengan kurikulum. Guru PAI
Muara Pinang cenderung menggunakan menyusun perencanaan pembelajaran,
model pembelajaran yang masih bersifat melaksanakan pembelajaran,
konvensional yaitu guru dianggap serba melaksanakan evaluasi, melaksanakan
bisa yang menyampaikan ilmu MGMP PAI dalam
pengetahuan pada siswanya. Siswa menyelesaikanmasalah dalam
sebagai objek harus menerima dan pengelolaan pembelajaran.
melaksanakan dokrin yang disampaikan Saran
oleh gurunya. Guru di kelas seolah-olah Saran penelitian sebagai berikut :
mempunyai hak penuh atas segala pertama dalam hal perencanaan
sesuatu hal sedangkan siswa harus diam pembelajaran guru PAI dalam menyusun
dan mendengarkan dengan baik, siswa perangkat pembelajaran dibuat sesuai
tidak ada kesempatan untuk dengan kurikulum diawal tahun
9

pelajaran yang terjadwal, penyusunan Muhaimin, (2001), Paradigma


materi tidak hanya pada buku paket saja Pendidikan Islam Upaya
tetapi dikembangkan dari sumber- Mengefektifkan Pendidikan
sumber yang relevan. Kedua: dalam hal Agama Islam di Sekolah.
pelaksanaan pembelajaran, guru harus Bandung Rosdakarya.
menguasai pengelolaan kelas, Rusmaini, (2014), Ilmu Pendidikan,
melaksanakan pembelajaran PAI Palembang Grafika Telindo Press
menggunkan keragaman strategi Uno, B, Hamzah, (2011), Perencanaan
pendekatan dalam pembelajaran karena Pembelajaran. Jakarta PT Bumi
siswa senang dan termotivasi pada hal Aksara.
yang baru, ketiga : dalam hal evaluasi Wahab, Rohmalina, (2015), Psikologi
guru PAI harus melaksanakan penilaian Belajar, Palembang Grafika
kognitif dan afektif. Penilaian kognitif Telindo Press
guru PAI harus membuat kisi-kisi soal
dan soal serta di analisis hasil evaluasi
dan mengadakan remidial bagi siswa
yang belum tuntas dan mengadakan
pengayaan bagi siswa nilainya di atas
KKM atau nilai baik, penilaian afektif
guru PAI harus membuat program dan
format penilaian. Keempat dalam hal
menghadapi masalahpengelolaan
pembelajaran, guru harus kreatif dan
inovatif untuk menyelesaikan sebagai
solusi.

DAFTAR RUJUKAN
DEPAG RI, (2001), Kendali Mutu
Pendidikan Agama Islam, Jakarta
Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam.
Djamarah, Bahri, Syaiful, (2010),
Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta Rineka Cipta.
Harto, Kasinyo,A. (2013), Desain
Pembelajaran Agama Islam.
Palembang Awfa Smart Media.
Harto, Kasinyo, B. (2013), Aktive
Learning dalam Pembelajaran
Agama Islam. Palembang Awfa
Smart Media.
Majid, Abdul, (2007), Perencanaan
Pembelajaran. Bandung PT
Remaja Rosdakarya.
10

Anda mungkin juga menyukai