Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN PROPOSAL TESIS

NAMA : Mariatul Ummah


NIM : 2150100003
SEMESTER : III (Tiga)
PRODI : Pendidikan Agama Islam

Mengajukan judul tesis sebagai berikut:

ASPEK USULAN PERTAMA USULAN KEDUA USULAN KETIGA


Implementasi Pendidikan Agama Pengaruh Motivasi dan Gaya Peranan Guru Pendidikan Agama
Judul Islam dalam Membangun Nilai- Belajar Terhadap Hasil Islam dalam Membina Kebiasaan
Nilai Religius Pada Peserta Didik Belajar Pendidikan Agama Shalat Berjama’ah Siswa SMA N 1
SMA N 1 Batahan Islam Peserta didik SMA N 1 Batahan
Batahan
Dalam pendidikan karakter Sebuah proses Dalam memperoleh gambaran
Latar Belakang terdapat beberapa nilai, salah pembelajaran bisa dikatakan tentang pola berpikir dan berbuat
Masalah satunya yaitu nilai religius. Dari berhasil atau tidak, dapat diukur dalam pelaksanaan pendidikan agama
segi etimologis nilai adalah harga, melalui dua hal, yang pertama Islam pada khususnya, diperlukan
derajat. Sedangkan dari segi nilai atau angka yang diperoleh berpikir teoritis yang mengandung
terminologis nilai merupakan mutu dan kedua, perubahan tingkah konsep-konsep ilmiah tentang
empirik yang kadang-kadang sulit laku yang dapat dilihat. kependidikan agama Islam, di samping
atau tidak bisa didefinisikan. Jadi, Jadi hasil belajar PAI konsep-konsep dalam masyarakat.
nilai merupakan dasar yang dapat adalah nilai yang diperoleh Dengan kata lain bahwa untuk
mempengaruhi manusia dalam siswa setelah ia mengikuti memperoleh suatu keberhasilan dalam
memilih dan melakukan segala proses kegitan pembelajaran proses pendidikan agama Islam, maka
sesuatu atau tindakan yang akan sebagai hasil akhir belajar siswa. diperlukan ilmu-ilmu tentang
dilakukan sesuai dengan Selain itu tujuan dari hasil kependidikan agama Islam itu sendiri
kepercayaan dan keyakinannya. belajar Pendidikan Agama Islam baik yang bersifat teoritis maupun
Agama merupakan sumber diharapkan dapat membentuk praktis.
dari nilai religius dan mempunyai generasi muda yang memiliki Demikian pula halnya dengan
keterkaitan yang sangat erat untuk nilai-nilai islami dalam dirinya peranan-peranan pendidikan agama
masuk kedalam jiwa seseorang. serta dapat menjadi generasi Islam di kalangan umat Islam
Dalam membentuk tingkah laku yang beriman dan bertaqwa merupakan salah satu bentuk
ataupun prilaku seseorang dimana kepada Allah SWT. Untuk manifestasi dari cita-cita hidup untuk
mampu membedakan dan dapat mencapai tujuan tersebut melestarikan, mengalihkan, dan
pula menentukan baik buruknya tentunya setiap manusia menanamkan nilai-nilai Islam tersebut
sesuatu itu pun nilai religius lah membutuhkan panduan untuk kepada pribadi generasi penerusnya
yang dijadikannya pedoman. Oleh hidup dijalan yang benar, sehingga nilai-nilai kulturalreligius
karena itu dengan nilai religius ini dengan berpedoman kepada yang dicita-citakan dapat tetap
dapat membentuk seorang insan AlQuran dan Hadis. berfungsi dan berkembang dalam
mempunyai pribadi yang baik Pencapaian siswa dalam masyarakat dari waktu ke waktu.
secara perilaku. hasil belajarnya tidak lepas dari Pendidikan agama Islam bila
Lembaga pendidikan dalam berbagai faktor yang dilihat secara kasak mata umat
upaya membentuk lingkungan mempengaruhi belajar itu manusia tidak lain merupakan salah
religius yang kuat perlu sendiri. faktor yang satu alat pembudayaan masyarakat
ditanamkannya nilai religius itu mempengaruhi hasil belajar manusia itu sendiri. Sebagai suatu alat,
sendiri. Tujuan dibentuknya siswa dapat dibedakan menjadi pendidikan dapat difungsikan untuk
lingkungan religius ini pun tidak tiga macam yaitu faktor internal, mengarahkan pertumbuhan dan
hanya untuk peserta didik saja faktor eksternal dan faktor perkembangan hidup manusia, sebagai
tetapi juga untuk seluruh jajaran pendekatan belajar. makhluk sosial dan pribadi kepada
kependidikan dilembaga tersebut, Faktor eksternal siswa titik optimal kemampuan untuk
guna untuk menanamkan atau salah satunya yakni dari memproleh kesejahteraan hidup di
meyakinkan pula dalam diri tenaga lingkungan keluarga. dunia dan di akhirat kelak. Dalam hal
kependidikan bahwasannya Diharapkan keluarga mampu ini maka kedayagunaan pendidikan
kegiatan pembelajaran pada peserta memberikan perhatian yang sebagai alat kebudayaan sangat
didik yang telah dilakukannya lebih terhadap anak untuk bergantung kepada sipemegang alat
diniatkan sebagai suatu ibadah yang memberi dukungan dalam kebudayaan tersebut yaitu para
tidak mengharapkan hal lainnya. pendidikannya. Namum pada pendidik.
Salah satu mata pelajaran kenyataanya orang tua hanya Guru yang berperan sangat
wajib yang harus diikuti oleh menyerahkan pendidikan anak penting dalam pembentukan perilaku
peserta didik ialah pendidikan pada pihak sekolah saja. keagamaan siswa, maka dari itu guru
agama islam. Hal ini sesuai dengan sehingga hasil belajar PAI yang haruslah mengetahui tugasnya dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan diperoleh siswa hanya yang ia proses belajar mengajar. Guru yang
Nasioanal No 20 Tahun 2003 Pasal dapatkan disekolah kurang bertanggung jawab dalam peningkatan
13 Butir a yang menyatakan bahwa memuaskan. pendidikan adalah guru profesional.
“setiap peserta didik berhak Dalam proses Abdullah Majid mengatakan
mendapatkan pendidikan agama pembelajaran, metode juga bahwa guru adalah salah satu bentuk
sesuai dengan agama yang berperan penting dalam jasa profesional yang dibutuhkan
dianutnya dan diajarkan oleh menunjang keberhasilan belajar dalam kehidupan manusia. Standar
pendidik yang seagama”. Mengenai mengajar. Penggunaan metode guru profesional merupakan sebuah
pendidikan agama dan pendidikan yang tepat akan membantu guru kebutuhan mendasar yang sudah tidak
keagamaan pun termaktub dalam menyampaikan materi dapat ditawar-tawar lagi.
Peraturan Pemerintah RI No 55 pembelajaran pada anak dengan Guru memiliki banyak tugas baik
Tahun 2007 Pasal 3 yakni setiap mudah dan peserta didik akan itu yang terikat oleh pemerintah
satuan pendidikan pada semua lebih mudah menyerap informasi maupun diluar pemerintah, dalam
jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang disampaikan oleh guru. bentuk pengabdian. Apabila di
wajib menyelenggarakan Namun, fenomena yang kelompokkan terdapat tiga jenis tugas
pendidikan agama. terjadi saat ini banyak guru PAI seorang guru, yakni tugas dalam
Amin Abdullah menyoroti yang kurang kreatif dalam bidang profesi tugas, kemanusiaan,
titik lemah kegiatan pendidikan proses pembelajaran seperti guru dan tugas dalam bidang
agama Islam yang berlangsung di menyampaikan materi hanya kemasyarakatan.
sekolah, diantaranya: sekilas lalu siswa disuruh Guru merupakan profesi/jabatan
1. Pendidikan agama lebih mengerjakan buku paket atau atau pekerjaan yang memerlukan
terkonsentrasi pada persoalan- buku pegangan siswa padahal keahlian khusus sebagai guru. Jenis
persoalan teoritis keagamaan mereka banyak yang belum pekerjaan ini tidak dapat dilakukan
yang bersifat kognitif semata. memahami penjelasan yang oleh sembarang orang di luar bidang
2. Pendidikan agama kurang telah disampaikan, penggunaan kependidikan walaupun kenyataannya
concern terhadap persoalan metode belajar yang monoton, masih dilakukan orang di luar
bahkan ada guru sering keluar kependidikan. Itulah sebabnya jenis
bagaimana mengubah
kelas. Akibatnya siswa menjadi profesi ini paling cepat terkena
pengetahuan agama yang
kognitif menjadi “makna” dan bosan dan jenuh mengikuti sindiran dari masyarakat, terutama
“nilai” yang proses
perlu pembelajaran PAI, guru pendidikan agama Islam.
diinternalisasikan dalam diri kurang semangat, malas Tugas guru sebagai profesi
peserta didik lewat berbagai mengerjakan tugas. meliputi mendidik, mengajar, dan
cara. Selain faktor eksternal ada melatih. Mendidik berarti meneruskan
3. Isu kenakalan pula faktor internal yang
remaja, dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
mempengaruhi hasil belajar Mengajar berarti meneruskan dan
perkelahian, premanisme,
siswa. Faktor internal mengembangkan ilmu pengetahuan
minuman keras dan sebagainya,
merupakan salah satu faktor dan teknologi. Sedangkan melatih
walaupun tidak secara langsungyang berasal dari dalam siswa berarti mengembangkan keterampilan-
ada keterkaitan dengan pola untuk menentukan keberhasilan keterampilan pada siswa.
metodologi pendidikan agama pembelajaran karena dalam Tugas guru dalam bidang
yang selama ini berjalan proses belajar mengajar sasaran kemanusian dalam sekolah harus dapat
konvensionaltradisional. utama adalah siswa itu sendiri menjadikan dirinya sebagai orang tua
4. Pendidikan agama sebagai subyek belajar.
lebih kedua. Ia harus mampu menarik
menitik beratkan pada aspek Faktor internal siswa yang simpatik, sehingga ia menjadi idola
korespondensi tekstual, yang dapat menunjang keberhasilan para siswanya. Pelajaran apapun
lebih menekankan hafalan teks-siswa salah satunya adalah termasuk pendidikan agama Islam
teks keagamaan yang sudah motivasi belajar. Dalam proses hendaklah dapat menjadi penyemangat
belajar, motivasi belajar sangat bagi siswanya dalam belajar.
ada.
diperlukan karena seseorang Masyarakat menempatkan guru
5. Sistem evaluasi, bentuk-bentuk
yang tidak mempunyai motivasi pada tempat yang lebih terhormat di
soal ujian agama Islam dalam belajar tidak akan lingkungannya karena dari seorang
menunjuk prioritas utama pada mungkin melakukan aktivitas guru diharapkan oleh masyarakat
kognitif dan jarang pada “nilai”
belajar. dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
dan “makna” spiritual Motivasi merupakan Ini berarti bahwa guru berkewajiban
keagamaan yang fungsional keadaan dalam pribadi seseorang mencerdaskan bangsa menuju
dalam kehidupan sehari-hari. yang mendorong individu untuk pembentukan manusia Indonesia
melakukan aktivitas-aktivitas seutuhnya berdasarkan Pancasila.
Dapat dikatakan bahwa tertentu untuk mencapai sesuatu Maka dari itu guru sangatlah penting
permasalahan diatas merupakan tujuan. Setiap aktivitas yang peranannya dalam pedidikan agama
penyebab rendahnya peserta didik dilakukan seseorang karena Islam dari pada pendidikan lainnya
untuk dapat memahami dan didorong oleh sesuatu kekuatan karena di situ membahas banyak hal
mengamalkan ajaran agama islam dari dalam diri orang tersebut, tentang keagamaan dan pelaksanaan
yang telah dipelajarinya. Maka maka kekuatan pendorong inilah amal baik itu sunnah dan wajib.
seorang pendidik dituntut untuk yang dinamakan motivasi. Siswa SMA Negeri 1 Batahan
berpengetahuan yang baik dan Motivasi belajar sangat sangat kurang dalam melaksanakan
berilmu serta mengajarkan atau berperan penting dalam proses salat secara berjamaah dan sangat jauh
mengamalkan dengan baik pula. pembelajaran dan keberhasilan dari nilai-nilai pendidikan agama
Kemudian pendidik pun harus proses belajar itu sendiri, adanya Islam mereka, karena tidak ada lagi
mengenalkan dan menanamkan motivasi belajar yang tinggi kegiatan-kegiatan keagamaan yang
tauhid atau akidah kepada peserta pada seorang siswa untuk belajar dilaksanakan dan kurangnya
didik sebagai pondasi awal dapat dilihat dari ketekunannya penanaman nilai-nilai pindidikan
sebelum peserta didik mengenal serta tidak mudah putus asa agama Islam dari Guru pendidikan
banyaknya disiplin ilmu lainnya. untuk mencapai kesuksesan agama Islam tersebut. Kenyataannya
Serta pendidik pun diharapkan yang diharapkan meskipun para siswa sangat kurang yang pergi
mampu menjadi contoh suri dihadang berbagai kesulitan. ke masjid untuk melaksanakan shalat
tauladan yang baik pula untuk Dalam proses belajar dzuhur secara berjamaah, padahal
peserta didiknya. mengajar, maka seorang guru sudah diberikan waktu untuk
Selain itu tanggung jawab harus mendorong motivasi siswa melaksanakan shalat secara
dari sekolah tidaklah hanya sekedar agar mereka timbul rasa berjamaah.
peserta didik mendapatkan nilai kemauan dan keinginan yang Dengan fakta yang seharusnya
yang bagus dan lulus, akan tetapi kuat untuk belajar. Sehingga dilakukan sebagai orang muslim yaitu
sekolah harus mampu mengarahkan dengan adanya dorongan harus meniru kebiasaan Nabi, dengan
dan membentuk pola pikir, pola motivasi belajar pada siswa, selalu melaksanakan apa yang dia
sikap, dan memiliki akhlak yang maka tujuan pembelajaran yang lakukan yaitu shalat secara bejamaah.
mulia melalui program maupun diharapkan dapat tercapai. Sedangkan yang dilihat di musholla
pembiasaan yang sistematik dalam Disamping motivasi SMA Negeri I Batahan di waktu shalat
pengajarannya agar peserta didik belajar, para pendidik (guru) dan dzuhur, orang yang pergi salat
dapat berkembang secara optimal para orang tua / wali siswa berjamaah hanya segelintir orang saja,
dan dapat berperilaku sesuai sebaiknya memberikan padahal orang yang sekolah di
dengan nilai-nilai ajaran agama keteladanan dan mengarahkan dalamnya mayoritas beragama Islam.
islam. gaya belajar siswa. Bukan Dengan melihat situasi dan
Berdasarkan latar belakang di bermaksud mengubah gaya kondisi yang tercipta di SMA Negeri 1
atas peneliti akan menggali lebih mereka agar disesuaikan dengan Batahan ini, membuat peneliti tertarik
dalam mengenai pembentukan gaya pendidik atau guru, tetapi dan penasaran, sebenarnya apa yang
nilai-nilai religius dalam lembaga diarahkan kepada hal-hal yang terjadi dan apa sebabnya bisa seperti
pendidikan tesebut yang lebih bersifat normatif, yaitu ini. Selain dari situasi dilingkugan
terimplementasikan dalam sikap sopan santun dalam belajar dan sekolah, penelitii melihat masih
dan prilaku sehari-hari baik menghargai ilmu pengetahuan banyak dari siswa SMA Negeri 1
dilingkungan sekolah maupun sebagai suatu anugrah yang Batahan yang jauh dari sifat ahklak
dalam proses pembelajaran agung dan mulia. yang terpuji.
pendidikan agama Islam. Oleh Selain itu, dengan Setelah melihat hal ini maka
karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui gaya belajar peserta penulis sebagai peneliti ingin mencari
mengadakan penelitian dengan didik, pembelajaran juga akan ada masalah apa di dalamnya, apakah
judul “Implementasi Pendidikan lebih efektif dan efisien karena dari guru pendidikan agama Islam
Agama Islam dalam Membangun terdapat interaksi yang baik yang kurang dalam menanamkan nilai-
Nilai-Nilai Religius Pada Pesera antara pendidik dan peserta nilai pendidikan agama Islam atau
didik SMA N 1 Batahan”. didik atau sebaliknya. Gaya siswa yang kurang tertarik terhadap
belajar mengacu pada cara mata pelajaran pendidikan agama
belajar yang lebih disukai Islam, hingga bisa mengurangi minat
peserta didik. Gaya belajar mereka dalam melaksanakan shalat
adalah kunci untuk berjamaah di masjid/musholla.
mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan di sekolah dan dalam
situasi-situasi antar pribadi.
Selanjutnya berdasarkan
hasil prasurvey yang dilakukan
di SMA Negeri 1 Batahan,
rendahnya hasil belajar PAI
siswa tersebut diduga
dipengaruhi oleh faktor interen
siswa diantaranya yaitu motivasi
dan gaya belajar siswa itu
sendiri. Pada kegiatan
pembelajaran terutama mata
pelajaran PAI motivasi
belajarnya tergolong rendah hal
ini dapat dilihat dari ciri-ciri
motivasi belajar yang dimiliki
siswa kurang. Ciriciri kurangnya
motivasi belajar diantaranya
yaitu masih ada siswa yang ribut
atau kurang memperhatikan guru
pada saat mengajar di depan
kelas, kurangnya persiapan
siswa dalam belajar, siswa tidak
menghiraukan atau mengerjakan
tugas tugas yang diberikan guru,
dan lain sebagainya. Masalah
tersebut adalah sebagian kecil
akibat kurangnya semangat
siswa di dalam mengikuti
pelajaran PAI.
Selain motivasi, gaya
belajar diduga menjadi faktor
dari rendahnya hasil belajar
siswa. Dimana siswa belum
memahami bagaimana cara
belajar yang sesuai dengan
kemampuan yang meraka miliki.
Karena gaya belajar adalah cara
yang cenderung dipilih
seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut.
Setiap siswa memiliki gaya
belajar masing-masing dalam
proses belajar.
Dengan demikian guru
diharapkan mampu memahami
gaya belajar anak yang lebih
dominan di masing-masing
kelas. Sehingga guru akan lebih
mudah menemukan metode
untuk memberikan materi dan
peserta didik akan lebih mudah
menerima pembelajaran lebih
cepat untuk dipahami.
Permasalahan-
permasalahan di atas berakibat
pada rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI.
Dari beberapa masalah tersebut,
dibutuhkan suata dorongan
maupun kemauan yang kuat dari
diri siswa itu sendiri untuk dapat
bangkit dan meningkatkan hasil
belajarnya sehingga dapat
menghadapi masalah diatas.
Selain itu disini dibutuhkan
peran serta guru di dalam
mengamati keadaan mental
siswa dan harus mampu
menyediakan sarana belajar
yang menarik bagi siswa
sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi.
Dari uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan suatu
penelitian yang berjudul :
“Pengaruh Motivasi Belajar dan
Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar PAI Peseta Didik SMA
N 1 Batahan”.
1. Bagaimana proses 1. Bagaimana pengaruh 1. Bagaimana pelaksanaan
Rumusan Masalah implementasi pendidikan motivasi belajar terhadap pendidikan agama Islam di SMA
agama Islam dalam hasil belajar PAI peseta Negeri I Batahan?
membangun nilai-nilai religius didik SMA N 1 Batahan? 2. Bagaimanakah shalat berjamaah
di lingkungan sekolah SMA N 2. Bagaimana pengaruh gaya siswa SMA Negeri I Batahan?
1 Batahan? belajar terhadap hasil belajar 3. Bagaimana peranan guru
pendidikan agama Islam dalam
2. Bagaimana pembelajaran PAI peseta didik SMA N 1
membina kebiasaan shalat
intrakurikuler yang dilakukan Batahan?
berjamaah siswa SMA Negeri I
guru pendidikan agama Islam 3. Bagaimana pengaruh Batahan?
dalam membangun nilai-nilai motivasi dan gaya belajar
religius pada peseta didik SMA terhadap hasil belajar PAI
N 1 Batahan? peseta didik SMA N 1
Batahan?

A. Membangun Nilai-Nilai A. Hasil Belajar PAI A. Peranan Guru


Kajian Teori/ Religius 1. Pengertian Hasil Belajar B. Pendidikan Agama Islam
Landasan Teori 1. Pengertian Nilai-Nilai 2. Pengertian PAI C. Shalat Berjama’ah
Religius 3. Faktor-faktor yang D. Kerangka Berpikir
2. Bentuk nilai-nilai religious Mempengaruhi Hasil
3. Macam-macam nilai-nilai Belajar PAI
religius 4. Aspek-aspek Hasil Belajar
B. Pendidikan Agama Islam PAI
1. Pengertian Pendidikan
Agama Islam 5. Kriteria Hasil Belajar PAI
2. Dasar-dasar Pendidikan B. Motivasi Belajar
Agama Islam 1. Pengertian Motivasi
3. Tujuan Pendidikan Agma Belajar
Islam 2. Ciri-ciri Motivasi
4. Ruang Lingkup Pendidikan 3. Macam-macam Motivasi
Agama Islam 4. Faktor-faktor yang
5. Kurikulum Pendidikan Mempengaruhi Motivasi
Agama Islam 5. Upaya Meningkatkan
6. Kompetensi Guru Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Islam C. Gaya Belajar
C. Membangun Nilai-Nilai 1. Pengertian Gara Belajar
Reigius di Lingkungan 2. Ciri-ciri Gaya Belajar
Sekolah 3. Macam-macam Gaya
D. Pembelajaran Intrakurikuler Belajar
Pendidikan Agama Islam 4. Implikasi Gaya belajar
dalam Membangun Nilai-Nilai D. Pengaruh Motivasi dan Gaya
Religius Belajar terhadap Hasil
Belajar PAI
1. Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar PAI
2. Pengaruh Gaya Belajar
terhadap Hasil Belajar PAI
3. Pengaruh Motivasi dan
Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar PAI
E. Kerangka Berpikir

Jenis penelitian yang penulis Bentuk penelitian ini Penelitian ini termasuk dalam
gunakan adalah penelitian adalah kuantitatif, penelitian kategori penelitian lapangan (field
Metodologi deskriptif kualitatif. kuantitatif adalah penelitian research), yakni meneliti peristiwa-
Dalam metode penelitian yang menekankan analisisnya peristiwa yang ada dilapangan
kualitatif, sumber data dipilih pada data-data numerikal sebagaimana adanya. Berdasarkan
secara purposive dan bersifat (angka) yang diolah dengan permasalahan yang peneliti temukan,
snowball sampling. Purposive metode statistika. peneliti menggolongkan penelitian ini
sampling adalah teknik Jenis penelitian ini adalah sebagai penelitian kualitatif yang
pengambilan sumber data dengan “Ex Post Facto”, artinya data bersifat induktif.
pertimbangan tertentu, seperti dikumpulkan setelah semua Peneliti membagi menjadi empat
orang tersebut dianggap paling tahu peristiwa yang diperhatikan bagian sumber data primer yaitu:
tentang apa yang peneliti harapkan. terjadi. Kemudian peneliti 1. Dua guru pendidikan agama
Sedangkan yang dimaksud memilih satu atau lebih efek Islam yang diantaranya dua
snowball sampling adalah teknik (variabel dependen) dan menguji orang yang sudah PNS.
pengambilan sampel yang awalnya data dengan kembali menelusuri 2. Kepala sekolah SMA Negeri 1
jumlahnya sedikit, lama-lama waktu, mencari penyebab, Batahan.
menjadi besar. melihat hubungan, dan 3. Siswa kelas XI SMA Negeri 1
Berdasarakan pendapat ahli memahami artinya. Batahan.
diatas, sehubungan dengan Adapun anggota populasi 4. Salah satu Orang tua siswa
penelitian ini, maka yang dijadikan dalam penelitian yang dimaksud SMA Negeri 1 Batahan.
informan atau sumber data adalah disini adalah seluruh peserta Sekunder Sumber data sekunder
orang-orang yang dianggap didik SMA Negeri 1 Batahan. adalah data tambahan yang berupa
mengetahui tentang Implementasi Adapun pengambilan sampel tulisan, buku, dan bentuk dokumen
Pendidikan Agama Islam dalam pada penelitian ini menggunakan lainnya yang berkaitan dengan obyek
Membangun Nilai-Nilai Religius simple random sampling. Simple yang diteliti. Data dalam bentuk
Peserta Didik SMA N 1 Batahan. random sampling adalah tulisan, buku dan dokumen lainnya
Dimana informan atau sumber data pengambilan anggota sampel dari digunakan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini dibagi menjadi populasi secara acak tanpa menguatkan hasil temuan di lapangan
dua yaitu sumber data primer. memperhatikan strata yang ada agar data tentang problema yang
Sumber data primer adalah sumber dalam populasi itu”. dialami oleh pendidikan dan siswa
data yang langsung memberikan Dalam penelitian ini penulis dapat terungkap secara utuh.
data kepada pengumpul data. melakuakan penilitia terhadap Tehnik pengumpulan data yang
Dalam penelitian tesis ini, Peserta didik kelas XI yang digunakan observasi, wawancara,
sumber data primer yang diperoleh dianggap homogen. Penetapan angket dan dokumentasi.
oleh peneliti adalah guru responden dalam penelitian
pendidikan agama Islam untuk dilakukan dengan cara simple
mengetahui bagaimana proses yang random sampling, yaitu cara
dilakukan dalam membangun nilai- pengambilan sampel dari sejumlah
nilai religius peserta didik baik peserta didik di setiap kelas XI di
dalam lingkungan sekolah maupun SMa Negeri 1 Batahan dengan
proses pembelajaran intrakurikuler. menggunakan cara acak tanpa
Dimana guru pendidikan Agama memperhatikan strata dalam
Islam di SMA N 1 Batahan yang sampel siswa tersebut.
berjumlah 2 Orang. Tehnik pengumpulan data
Sedangkan sumber data menggunakan angket, observasi,
sekunder merupakan sumber yang wawancara dan dokumentasi.
tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat
dokumen.
Tehnik pengumpulan data
ada observasi, wawancara dan
metode dokumentasi.
Setelah data yang diteliti
terkumpul, maka tahap selanjutnya
adalah menganalisa data. Analisa
data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Referensi Abdul Majid, Belajar dan Bobbi De Porter dan Mike Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran Pendidikan Agama Hernacki, Quantum Learning, pembelajaran: Mengembangkan
islam, Bandung: Remaja Bandung: Kaifa, 2014 Cet. Standar Kompotensi Guru Cet. VII;
Rosdakarya, 2012. XVII. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
JS Badudu, Sutan Muhammad Chatarina Tri Anni, dkk, 2011.
Zain, Kamus Umum Bahasa Psikologi Belajar, Jakarta: Abudin Nata, Metodologi Studi
Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Kencana, 2004. Djaali, Psikologi Islam, Cet. XVII; Jakarta: Raja
Pendidikan, Jakarta: Bumi Grafindo, 2010.
Harapan, 2004.
Aksara, 2011. Departemen Baharuddin dan Mulyono,
Abdul Latif, Pendidikan Agama RI, Al-Quran Psikologi Agama Dalam Perspektif
Terjemahan Tajwid, Jakarta: Islam, Malang: UIN Malang Press,
Berbasis Nilai Kemasyarakatan,
Syigma Examedia Arkanlema, 2008.
Bandung: Refika Aditama, 2006. 2010. Departemen Pendidikan Muhaimin, Pemikiran dan
Nasional, Undang-undang Aktualisasi Pengembangan Pendidikan
Lexy J. Moleong, Metodologi
Republik Indonesia No. 20 Islam, Jakarta: PT Rajagrafindo
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Persada, 2011.
Remaja Rosdakarya, 2001.
Jakarta: Depdiknas, 2003. Mulyasa, Menjadi Guru
Mansur Muslich, Pendidikan
Dimyati dan Mudjiono, Profesional Menciptakan
Karakter Menjawab Krisis
Belajar dan Pembelajaran, Pembelajaran kreaktif dan
Multimedia Nasional, Jakarta: PT
Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Menyenangkan , Cet. VII; Bandung:
Bumi Aksara, 2011.
DjamarahSyaiful Bahri dan PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Margono, Metodologi
Aswan zain, Strategi Belajar Soetjipto dan Raflis Kosasi,
Penelitian Pendidikan, Jakarta:
Mengajar, Bandung: Remaja Profesi keguruan , Cet; III, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
Rosdakarya, 2009. Rineka Cipta, 2007.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan
Hartono. Rudi, Ragam Sugiyono, Metode Penelitian
Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Model Mengajar yang Mudah Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Sugiyono, Metode Penelitian
Diterima Murid, Jogyakarta: Kualitatif, dan R&D, Cet. VI;
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Bandung: CV, Alfabeta, 2008.
Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta: 2008. Diva Press, 2013.
Suharsimi Arikunto, “Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Ibrahim Bafadal, Supervisi
Praktik” Jakarta: PT Rineka Cipta, Pengajaran Teori dan
2010. Aplikasinya Dalam Membina
Sutrisno, Metodologi Profesional Guru, Jakarta: Bumi
Research, Yogyakarta: Bumi Aksara, 1992.
Aksara,2003 Suharsimi Arikunto,
Metodologi Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Jakarta.
Rineka Cipta, 1997. Suharsimi
Arikunto, Prosedur Peneltiian
Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Zakiah Daradjat, Metodik
Khusus Pengajaran Agama
Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
2011.

Padangsidimpuan, 05 Juli 2022


Yang Mengajukan

(Mariatul Ummah)

Anda mungkin juga menyukai