PENDAHULUAN
keadaan manusia dari yang kurang baik menjadi baik, dari yang
rendah menjadi lebih tinggi, dan dari yang sederhana menjadi mod-
ern. Seiring dengan hal tersebut Islam juga telah menjelaskan bahwa
pendidikan adalah hal penting yang harus ada dalam aspek ke-
wahyu pertama-Nya.
secara baik dan benar. Pendidikan Agama ialah proses mengubah ting-
dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi diantara sekian
kipun dilahirkan seperti kertas putih, bersih belum berisi apa-apa dan
yang baik. Hal ini untuk menjaga citra serta wibawa guru sebagai
seorang pendidik yang selalu digugu dan ditiru oleh siswa atau-
psikis, yang nampak maupun tidak nampak, yang dilakukan secara sa-
laku yang terdapat pada diri seseorang yang telah melekat, dilakukan
sejak lahir, dan bukan pada sesuatu yang bersifat tetap, akan tetapi
proses dan waktu yang cukup lama, yaitu dengan pendidikan agama
Islam (PAI) dapat diperoleh data mengenai peran mereka dalam mem-
hasil apabila ajaran agama selalu tercermin dalam pribadi siswa, upaya
ian, serta tingkah laku.( wawancara dengan guru PAI kelas IV danV
merupakan seorang yang digugu atau yang diikuti segala sifat ataupun
perilakunya.Peran guru PAI sudah cukup maksimal, guru memberikan
menggunakan bahasa yang baik dan sopan, serta tidak bosan mem-
erminkan tingkah laku yang baik dan dapat dijadikan sebagai teladan
dan contoh bagi siswa, akan tetapi masih ada sebagian siswa yang tid-
yang kurang baik ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang kurang
berkelahi dengan temannya,sering ribut dan keluar kelas saat jam pela-
jaran, kurangnya rasa percaya diri pada siswa, serta kurangnya rasa
jukan hasil yang maksimal di mana akhlak siswa masih kurang baik.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
maka penulis memberi batasan masalah yang akan diteliti. Adapun batasan
2. Akhlak Siswa
D. Rumusan Masalah
ajaran 2021/2022
E. Tujuan Penelitian
rangpandan.
rangpandan.
F. Manfaat Penelitian
1. Hasil Belajar
seseorang ketika telah belajar dan terjadi perubahan tingkah laku pada
ilaku siswa akibat belajar yang diupayakan dari adanya proses belajar
Belajar itu sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk
lam
Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai
Dalam hal ini guru perlu informasi yang dapat mengukur kemajuan
belajar siswa.
jar yang didapat siswa. Hal ini sangat penting sekali selain untuk
).
dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal
siswa.
berupa faktor fisiologis dan faktor psikologi pada diri siswa terse-
but.
iki.
teknologi, kesenian.
maka faktor yang tak kalah pentingnya yang erat kaitannya dengan
masalah belajar yaitu faktor sarapan pagi dan jajan sekolah. Bila
mereka tidak sarapan pagi atau terlalu banyak jajan di sekolah dapat
usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik, untuk
dari kata didik, mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Marim-
dar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak menuju
satu dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum se-
tiap lembaga pendidikan. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan sa-
lah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu
mendidikkan ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pan-
dangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian yang kedua ini dapat
seseorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan atau me-
perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya
dan atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu
kebenaran dan kekuatan yang dapat mengahantarkan pada aktifitas yang dici-
oleh seluruh umat manusia. Dengan demikian yang menjadi dasarnya terdiri
a. Al-Qur’an
kan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh
mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam kehidupan di dunia
maupun di akhirat.
b. Hadits (As-Sunnah)
lam,sunnah (hadit) Nabi SAW mempunyai dua fungsi yaitu: (1) Men-
jelaskan sistem pendidikan Islam yang tepat dalam Al-Qur’an dan men-
nis.
Hal ini dapat dipahami diantaranya dari Firman Allah SWT da-
dimuka bumi...”
lah ihsan (akhlak). Tiga inti pokok ajaran ini kemudian di jabarkan dalam
bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari ketiganya lahirlah be-
berapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu akhlak.
hingga peserta didik selalu berada dala ruang lingkup agamanya dimana
pun ia berada.
1. Pengertian Akhlak
dari khuluk (khulukun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,
(M.Yatimin,2007)
kondisi atau sifat yang telah meresap di dalam jiwa dan menjadi
kepribadian.Dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara
(M.Yatimin,2007 )
lapang dada dan bersyukur atas apa yang ia peroleh. Kebiasaan orang ter-
dalam diri anak dan dapat juga berasal dari lingkungannya. Secara umum
akhlak bersumber dari dua hal tersebut dapat berbentuk akhlak baik dan
ilaku buruk, maka akan menjadi akhlak buruk bagi dirinya, sebaliknya
anak membiasakan perbuatan baik, maka akan menjadi akhlak baik bagi
dirinya.
lim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rosul-Nya, hormat
akhlak dan syari’ah, karena itu akhalk dalam Islam meliputi Ethos, Ethis,
pribadi.
kesempurnaan
Jadi secara garis besar ruang lingkup akhlak meliputi cara berhub-
Tujuan pendidikan akhlak ialah seperti yang diuraikan para ahli beri-
kut ini:
( Barmawi Umar,1993).
akhlak itu ialah supaya hubungan kita dan sesama makhluik selalu
hasil belajar yang baik maka faktor-faktor penentu tercapainya hasil belajar
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam me-
dengan melalui ajaran Islam, yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
laku atau tabiat. Sedangkan secara terminologi akhlak adalah ilmu yang
menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, ten-
makin tinggi hasil belajar siswa maka semakin baik pula akhlaknya, karena
pola pikir untuk melakukan akhlak yang baik. Akhlak merupakan budi pekerti
seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu hal dengan selalu berpikir
positif
hadap apa yang telah kita dapatkan sehingga akhlak yang tinggi mampu men-
\
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pendekatan kuantitatif.
lam penelitian ini karena hal-hal yang diamati terkait langsung dengan
yang datanya berujud bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau frekuensi),
atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi
dengan tingginya hasil belajar yang diraih mulai kegiatan intrakurikuler mau-
sholat dzuhur berjamaah, istighosah, dan beberapa kegiatan yang lainnya lagi
serta lokasi penelitian yang begitu dekat dengan rumah penulis, sehingga san-
Doplang Karangpandan yang seperti ini merupakan tempat yang sangat ideal
bagi proses belajar yang secara teori dapat mendukung proses belajar
mengajar dan bagi pencapaian prestasi yang baik bagi peserta didik.
1. Subjek
2021/2022.
2. Populasi
3. Sampel
ada populasi maka tidak ada sampel. Secara umum, Sedangkan da-
apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua
jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil 10% - 15% atau 20% -
dari 100. Maka peniliti akan mengambil semua subyek yang ada,
yaitu sejumlah 28 siswa.
1. Variabel Penelitian
digunakan yaitu:
disampaikan oleh guru dan dikuasai oleh siswa baik secara indi-
ten.
nilai.
jaran 2021/2022
adalah:
1) Etika pergaulan.
lah:
2) Toleransi
jelasannya yaitu:
a) Metode dokumentasi
oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek. Dokumentasi
gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan
dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
b) Metode angket
penelitian.
3. Definisi Konseptual
b. Akhlak Siswa
Dalam penelitian ini hal yang akan diteliti adalah Akhlak sesama yang
dimiliki siswa, dimana sekarang banyak sekali siswa yang beretika ku-
4. Definisi Operasional
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau men-
orang yang lebih tua seperti menghormati, patuh dan sopan santun.
e) Akhlak siswa dalam bertutur kata seperti jujur, tidak menghina, tidak
5. Kisi-Kisi Instrumen
Instrumen Penelitian
Alternatif Jawaban
Pernyataan
A B C D
No
15 Sumber
Saya : kisi –teman
mengejek kisi instrumen olehmusibah
yang terkena peneliti
V Jalan
a) Uji Validitas
suatu instrumen. Suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila
didik dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat men-
gukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh pe-
∑𝑠
v=
𝑛(𝑐 − 1)
keterangan :
S = r-Lo
𝑐 = skor tertinggi
𝐿𝑜 = skor terendah
V = validitas aiken’s
b) Uji Reliabilitas
𝑛∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2 ) (𝑛∑𝑦 2 − (∑𝑦)²)
Keterangan :
𝑛 = number of cases
2rxy
rsb =
1 + rxy
Keterangan :
belahan instrument
Kemudian dari hasil perhitungan akan diperoleh penafsiran untuk
indeks reliabilitasnya.
1) Uji Prasyarat
atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan peneliti adalah uji Kolomogo-
Semirnov: jika Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal, jika Sig < 0,05
2) Uji Hipotesis
rxy di interpretasikan.