Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar setiap individu

dan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia secara

umum. Secara umum, pendidikan diartikan sebagai proses di mana

seseorang yang lebih dewasa memberikan arahan kepada seseorang yang

lebih muda untuk mencapai tujuan perkembangan pribadi. Pendidikan dapat

dikatakan sebagai proses Transfer of Knowledge. Pendidikan memainkan

peran penting dalam menentukan kesuksesan pembangunan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan memiliki potensi

untuk meningkatkan kualitas hidup dan harga diri manusia melalui

pengembangan kemampuan, pengetahuan, dan teknologi.

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah

atau lembaga pendidikan lainnya.

Pendidikan Nasional memiliki peran dalam mengembangkan

kemampuan dan menggali karakter serta budaya bangsa yang memiliki

harkat dan martabat, memiliki perilaku yang mulia, memiliki kepribadian

yang teguh dan mandiri, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik,

dan memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat agar dapat mewujudkan

pembangunan pendidikan bangsa yang berkualitas sesuai denganUU Nomor

20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Serta pasal 1 ayat 1 juga
dijelaskan mengenai pengertian pendidikan, yaitu “Pendidikan merupakan

upaya yang dilakukan dengan kesadaran dan perencanaan untuk

menciptakan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

dapat secara aktif mengembangkan potensi diri mereka untuk memiliki

kecerdasan, kekuatan spiritual dalam beragama, kepribadian, kendali diri,

moralitas yang baik, dan keterampilan yang diperlukan bagi diri mereka

sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara”.1

Pendidikan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari proses

pembelajaran. proses pendidikan peristiwa yang terjadi yang

mempengaruhi individu atau sekelompok orang siswa menjalankan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pengajaran yang sudah

disusun. Proses ini dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah atau cara

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran memiliki tujuan

untuk menumbuhkan perubahan pada peserta didik, dimana peserta didik

akan mengalami transformasi dari tidak mengetahui menjadi mengetahui

serta dari tidak memahami menjadi memahami.

Jenis-jenis pendidikan yang terdapat di lingkungan sekitar antara lain

yaitu: (1), lembaga pendidikan formal, dimana pendidikan tersebut dinaungi

oleh lembaga-lembaga dari pemerintah dan berjenjang serta ada syarat-

syarat tertentu, mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi.

(2), lembaga nonformal yaitu pendidikan yang dilakanakan secara

terstruktur dan berjenjang, digunakan sebagai pengganti, penambah,

maupun pelengkap pendidikan formal. (3), lembaga pendidikan informal

1
Undang-undang No 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional dan
Penjelasannya,(Yogyakarta: Media Wacana Press), hlm. 2.
adalah pendidikan yang diperoleh dari kegiatannya sehari-hari di dalam

keluarga maupun lingkungannya secara sadar maupun tidak sadar.

Salah satu bentuk pendidikan di lembaga pendidikan adalah

pengajaran mengenai agama Islam. Sekolah menyediakan pelajaran

pendidikan agama islam sesuai dengan jenis sekolah dan kurikulumnya.

Namun, bagi sekolah umum seperti SMP, kurikulum pendidikan agama

masih kurang dalam memberikan materi keagamaan kepada siswa. Mulai

dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah, mata pelajaran

agama diajarkan selama dua jam setiap minggunya. Ini adalah suatu hal

yang perlu diberikan perhatian dan memperoleh pemahaman yang lebih

baik mengenai mata pelajaran PAI, mengingat bahwa pendidikan agama

merupakan bagian yang harus ada di setiap sekolah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemahaman dapat

diartikan sebagai memiliki pengetahuan, memahami, atau mengerti

mengenai sesuatu..2 Memahami materi tidak hanya melibatkan rasa ingin

tahu, tetapi juga memerlukan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan

yang telah dipahami oleh subjek belajar. Menurut Jacobsen, pemahaman

adalah langkah berikutnya dalam proses berpikir yang melibatkan

kemampuan siswa untuk mengekspresikan pemahamannya dengan

mengubah atau mengelola informasi. Memahami bukan hanya berarti

mengingat saja, melainkan juga mengharuskan siswa untuk mengubah

informasi menjadi suatu bentuk yang dapat mereka pahami.3 Menurut

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tersedia di http://www.kbbi.web.id. diakses
tanggal 16 Oktober 2023.
3
Jacobsen, David A., Pauleggen & Kauchak, Donald. 2009. Methods For Teaching
(Metode – Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA). Penerjemah: Achmad
Fawaid & Khoirul Anam. . ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.35
Taksonomi Bloom tahun 1956, disepakati bahwa kemampuan pemahaman

lebih tinggi daripada pengetahuan, tetapi ini tidak berarti bahwa

pengetahuan tidak perlu dipertanyakan karena untuk dapat memahami, kita

harus terlebih dahulu mengenal dan mengetahui.4

Peserta didik dikatakan memahami sesuatu jika mereka bisa

menjelaskan atau memberikan deskripsi yang lebih detil tentang sesuatu

dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri serta dapat

mengidentifikasi, membedakan, dan memberikan contoh lain dari yang

telah dicontohkan.

Kurangnya pemahaman materi peserta didik tentang pendidikan

agama islam menyebabkan sekolah maupun guru harus menemukan

alternatif lain selain pembelajaran disekolah, Kegiatan pendidikan agama

islam di sekolah di anggap bahwa sebenarnya sukar disebut sebagai

kegiatan pendidikan, lebih tepatnya disebut sebagai kegiatan pengajaran.

Yang artinya tidak banyak yang dapat dilaksanakan oleh guru Pendidikan

Agama Islam lewat kegiatan pendidikan jenis ini, baik bagi proses

peremajaan sistem pendidikan formal maupun proses pengembangan

pendidikan nonformal.5

Dari segi formalitasnya anggapan tersebut memang beralasan bahwa

kegiatan pembelajaran hanya memiliki dua porsi jam pelajaran dalam

seminggu. Tetapi ,ternyata kegiatan pendidikan agama khususnya Islam

disekolah umum semakin hidup dan berkembang dengan pesat jika dilihat

4
Benjamin Bloom, Taxonomy Of Educational Objectives: The Classification Of
Educational Goals, (Amerika Serikat:1956)
5
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah),
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hlm. 124
dari sitem pendidikan nonformalnya. Beberapa indikator meningkatkan

kegiatan keagamaan disekolah umum yaitu dengan memunculkan kegiatan-

kegiatan diluar sekolah contohnya: Badan dakwah islam, Kegiatan halaqah

dan kajian- kajian keislaman, Penciptaan suasana religius, Kegiatan baca

tulis Al-Qur’an, Optimalisasi pemanfaatan sarana ibadah serta Pengadaan

ekstrakulikuler keagamaan dan lain sebagainya.6

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat efektif dalam

mengembangkan kepribadian siswa. Kegiatan intra kurikuler dan ekstra

kurikuler merupakan sistem pendidikan sekolah pada masa ini. Kegiatan

intra kurikuler adalah kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan

sekolah/ madrasah pada jam-jam pelajaran terjadwal dan terstruktur yang

waktunya telah ditentukan oleh kurikulum. Sedangkan kegiatan ekstra

kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar

jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan,

pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki

kemampuan dasar penunjang.

Mengingat intra kurikuler Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di

dalam kelas waktunya tidak cukup umtuk pengajaran, maka perlu tambahan

melalui ekstra kurikuler/ kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan

keagamaan yang ada pada sekolah biasanya dilaksanakan oleh Rohis

(Kerohanian Islam), yang memberikan alternatif untuk kebutuhan

pengetahuan, pengembangan, bimbingan serta pelatihan mempelajari

agama Islam. Dengan adanya pelatihan alat- alat musik yang bernuansa

Islam, bakti sosial, keterampilan keagamaan, dan peringatan Hari Besar


6
Ibid.,hlm.124.
Islam, dan kegiatan-kegiatan lain yang belum bisa disampaikan pada jam

pelajaran karena keterbatasan waktu, merupakan beberapa bentuk umum

kegiatan keagamaan disekolah .

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan bagian dari usaha

penanaman nilai-nilai agama, disamping sebagai ajang kreatifitas siswa.

Dalam hal ini, siswa berkesempatan untuk menambah pengetahuan dan

pemahamannya, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan

keorganisasian, Siswa juga diberikan peran yang lebih aktif dalam berbagai

kegiatan sekolah, mereka bukan saja sebagai peserta tetapi juga penggagas (

conceptor ) dan pelaksana ( actor ) di suatu kegiatan kegamaan disekolah.

Para pengurus beserta anggota ekstrakurikuler keagamaan diharapkan

khususnya mampu membawa perubahan yang baik bagi diri pribadi

masing-masing dan umumnya dapat menjadikan ummat Islam menjadi

lebih kuat .

Kemudian perlu juga ditegaskan bahwa Pemahaman bersifat dinamis.

Dengan ini diharapkan, pemahaman akan bersifat kreatif. Yang artinya Ia

akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang. Apabila subjek

belajar atau siswa benar-benar memahaminya, maka akan siap memberi

jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah

dalam belajar. Dengan demikian, jelas bahwa pemahaman (understanding)

merupakan unsur psikologis yang sangat penting.7

Peserta didik dalam hal taraf perkembangan perlu pemahaman dalam

belajar terutama pembelajaran agama islam. Salah satu usaha untuk

meningkatkan pemahaman peserta didik dalam belajar adalah dengan


7
Sardiman, 2007: 42
mengikuti organisasi yang diharapkan dapat memberikan nilai-nilai positif

terhadap pribadi seseorang. Dalam berorganisasi peserta didik dituntut

untuk dapat berinteraksi dengan teman-teman, karena hal ini dapat

membantu mengembangkan ketrampilan sosial yang penting seperti

menerima, berbagi dan mendengarkan pendapat orang lain.

Pendalaman ilmu agama sangat diperlukan oleh setiap orang

khususnya pada siswa untuk menumbuh kembangkan semangat belajar

serta pemahamannya mata pelajaran PAI di sekolah, agar siswa dapat

membedakan antara yang baik dan yang benar sesuai syari‘at islam.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Padangratu merupakan

salah satu SMP yang berada di Kecamatan Padangratu. Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Padangratu di tengah-tengah

masyarakat mempunyai peran penting untuk menciptakan generasi-

generasi yang beriman dan berwawasan luas dan memanfaatkan

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk mengembangkan karakter

peserta didik. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan di sekolah ini

yaitu kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan berupa Pelatihan

Beribadah, Program Pesantren Kilat, Seni Dan Budaya Islam, Serta

Peringatan Hari Besar Agama Islam. Kegiatan ini dilakukan di

lapangan utama sekolah.

Seperti firman Allah pada Q.S. Al-Mujadilah:11 yang berbunyi:

‫ﻳﺮﻓﻊ ﷲ اﻟﺬ ﻳﻦءا ﻣﻨﻮأ ﻣﻨﻜﻢ واﻟﺬ ﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟﻌﻠﻢ د رﺟﺖ‬

“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Padangratu dengan alasan bahwa tidak semua sekolah khususnya Sekolah

Menengah Pertama Negeri memiliki kegiatan ekstrakurikuler keagamaan

yang didalamnya adalah sebuah organisasi di bawah OSIS yang

mempunyai banyak agenda, diantaranya agenda harian, agenda bulanan dan

agenda tahunan atau peringatan hari-hari besar Islam

Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “PENGARUH KEGIATAN

EKSTRAKULIKULER KEAGAMAN TERHADAP PENINGKATAN

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI SMP N 1 PADANG RATU LAMPUNG

TENGAH”

B. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan

sebelumnya, peneliti mengidentifikasi permasalahannya yaitu

Kurangnya pemahaman peserta didik tentang PAI

mengharuskan guru untuk menemukan alternatif lain selain

pembelajaran disekolah. Sehingga peneliti mengambil judul

“Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Tentang Pendidikan Agama

Islam Di SMP 1 Padangratu Lampung Tengah”.

C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak melebar dari pokok pembahasan, maka

ditetapkan batasan masalah sebagai berikut.

1 Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah

2 Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan (X) sebagai variabel

bebas dan Pemahaman siswa SMP N 1 Padangratu (Y)

sebagai variabel terikat.

3 Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di Seklolah Menengah

Pertama Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah.

4 Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi

permasalahannya yaitu Kurangnya pemahaman peserta didik

tentang PAI, mengharuskan guru untuk menemukan alternatif

lain selain pembelajaran disekolah. Peneliti juga ingin

mengungkap ada atau tidaknya pengaruh kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan terhadap peningkatan pemahaman

peserta didik tentang Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil masalah

pokok yang akan dikaji lebih lanjut, yaitu:

“Adakah Pengaruh Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Tentang Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah ?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui adanya pengaruh kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Padangratu

Lampung Tengah.”

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai Manfaat yang bersifat

teoritis maupun praktis, kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Secara Teoritis

Sebagai suatu cara untuk memperluas cakrawala pemikiran dan

pengetahuan sekaligus sebagai acuan untuk lebih mengembangkan

potensi- potensi yang telah dimiliki oleh siswa sehingga dapat

disalurkan melalui berbagai jenis kegiatan organisasi, yang

nantinya diharapkan dapat membawa dunia pendidikan di

Indonesia semakin maju.

2. Secara Praktis
1 Bagi Sekolah/ Instansi

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tolak ukur dalam

mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan terhadap peningkatan

pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

2 Bagi tenaga pendidik

Dengan adanya penelitian ini mampu memberikan

sedikit sumbangan dan pemahaman bagi guru khususnya

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam meningkatkan

pemahaman dalam belajar.

3 Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan kepada siswa bahwa mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler juga organisasi itu sangat penting.

4 Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan

tambahan informasi untuk mengadakan penelitian- penelitian

dan mengkaji lebih dalam, sehingga dapat memperkaya

temuan-temuan penelitian baru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Pengertian Pemahaman

Pengertian Pemahaman Bloom Benyamin bersama rekannya

bekerja sama untuk menjelaskan tujuan pembelajaran, upaya tersebut

menghasilkan munculnya istilah taksonomi. Taksonomi terdiri dari

tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.8

Dalam pembahasan ini peneliti memfokuskan dalam bidang kognitif

dan menjelaskan aspek pemahaman yang terkait. Pemahaman

termasuk dalam kategori ranah kognitif setelah pengetahuan.

Pemahaman diperoleh dari kata paham yang mengandung

makna memahami sepenuhnya mengenai suatu hal.9 Kemampuan

yang dimaksud adalah kemampuan untuk memahami makna dan arti

dari apa yang dipelajari.

Syafruddin Nurdin menjelaskan bahwa pemahaman adalah

keterampilan untuk mengubah, menafsirkan, mengungkapkan makna

di balik kalimat, dan menghubungkannya dengan fakta atau konsep. 10

Menurut Anas Sudjiono pemahaman adalah kecakapan individu

dalam memperoleh pengertian dan memahami suatu hal setelah

pengetahuan dan informasi tentang hal tersebut diketahui dan diingat.

Maknanya, pemahaman melibatkan pengetahuan tentang suatu hal

8
W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 149.
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm. 811.
10
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat
Press, 2003), hlm. 105
serta kemampuan untuk melihatnya dari beragam perspektif. Seorang

siswa dianggap memiliki pemahaman terhadap suatu hal jika dia bisa

menjelaskan dengan lebih detail tentang hal itu menggunakan kata-

kata yang dia pahami.11 Menurut Haryanto, pemahaman merujuk pada

keterampilan dalam memahami konsep dan isu tertentu. Ini dapat

diamati dalam bentuk penerjemahan sesuatu, seperti mengubah angka

menjadi kata atau sebaliknya. 12

Menurut pendapat Ngalim Purwanto, pemahaman merujuk pada

tingkat kemampuan seseorang untuk memahami makna atau konsep,

situasi, dan fakta yang telah diketahui oleh mereka. 13 Pemahaman

menurut Yusuf Anas, dapat dijelaskan sebagai kemampuan dalam

mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari dengan tepat

sesuai dengan tujuan penggunaannya.14 Menurut Bloom

“Comprehension to include those objectives, behaviors, or responses

which represent an understanding of the literal message contained in

a communication” (pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau

tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang

termuat dalam satu komunikasi).15

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah keahlian

seseorang dalam memahami atau mengerti suatu hal setelah ia

11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm.
50
12
Haryanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 60.
13
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 44.
14
Yusuf Anas, Managemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Yogyakarta:
Ircisod, 2009), hlm. 151.
15
Bloom Benyamin, Taxonomy of Educational Objectives, (New York: David Mc.Kay,
1956), hlm. 89.
mengetahuinya dan mengingatnya, serta mampu memahami atau

mengerti apa yang diajarkan kepadanya. Dengan kata lain

pemahaman adalah keterampilan individu dalam menafsirkan dan

menyampaikan arti dari suatu fakta atau konsep. Hal ini disesuaikan

dengan situasi yang sedang dihadapi dan individu mampu

memberikan penjelasan dengan kata-kata mereka sendiri. Selain itu,

individu juga mampu menjelaskan dari berbagai sudut pandang.

Dalam konteks skripsi ini, pemaparan tentang pemahaman merujuk

pada sejauh mana peserta didik mampu memahami pendidikan agama

Islam selama bertahun-tahun di sekolah. Hal ini dapat diamati melalui

prestasi akademis mereka yang berhubungan dengan pendidikan

agama Islam. Dari sini dapat dilihat sejauh mana peserta didik

memahami materi pendidikan agama Islam yang telah diajarkan

dengan baik.

Pendidikan agama memiliki tujuan untuk mengajarkan

pengetahuan dan mengembangkan sikap, kepribadian, serta

keterampilan peserta didik dalam menerapkan ajaran agama mereka.

Pendidikan agama ini diselenggarakan melalui mata pelajaran yang

wajib ada di semua level pendidikan, baik itu di sekolah, perguruan

tinggi, maupun jenis pendidikan lainnya. Pelajaran agama Islam

dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kurikulum sekolah

yang harus dipelajari oleh murid-murid muslim dalam menyelesaikan

pendidikan mereka pada tingkat tertentu. Diharapkan bahwa

pendidikan agama Islam akan memberikan keseimbangan dalam


kehidupan anak di masa depan. Pendidikan agama Islam memiliki

tujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan,

pemahaman, dan penerapan ajaran Islam melalui aktivitas bimbingan,

pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan

secara sengaja oleh pendidik agar peserta didik dapat mempercayai,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Ektrakulikuler keagamaan

Beberapa ahli telah mengemukakan beberapa pengertian

tentang kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Suharsimi Arikunto,

kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar

program sekolah dan biasanya merupakan pilihan bagi siswa. Dalam

rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik,

kegiatan ekstrakurikuler diperlukan sebagai tambahan dalam proses

pembelajaran. Kegiatan ini mencakup berbagai opsi, seperti pramuka,

PMR, kegiatan keagamaan, dan sejenisnya, yang di mana peserta

didik dapat memilih dan mengikuti kegiatan sesuai dengan minat dan

bakat individu mereka.

Menurut Oemar Hamalik, ekstrakurikuler adalah kegiatan

pendidikan di luar yang telah ditetapkan dalam kurikulum, namun

memiliki tujuan pendidikan dan berperan dalam mencapai tujuan

sekolah.16 Bisa disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

melibatkan aktivitas di luar kurikulum utama sekolah namun esensial

dalam mencapai tujuan dan visi sekolah.


16
Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 128
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jadwal

pelajaran reguler, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah,

dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

siswa pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dari

beragam mata pelajaran dalam kurikulum.17 Menurut penjelasan di

atas, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan di

luar jam pelajaran yang dilaksanakan di dalam maupun di luar

sekolah untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam

berbagai mata pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum.

Menurut beberapa pendapat ahli, dapat ditarik kesimpulan

bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan ekstra yang dilakukan di luar

program kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan. Kegiatan ini

bersifat opsional dan dapat disesuaikan dengan minat dan bakat siswa.

Ekstrakurikuler dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah maupun di

luar sekolah untuk memperluas pengetahuan dan kemampuan siswa

serta mendukung visi dan misi sekolah.

Beberapa kegiatan di luar jam pelajaran yang umumnya ada di

sekolah meliputi Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), olahraga,

keagamaan, tata boga, jahit, tari, dan sejenisnya. kegiatan

ekstrakurikuler yang umum ditemukan di berbagai jenis sekolah,

termasuk sekolah negeri dan swasta. Kegiatan ini melibatkan

pengajaran dan pembelajaran agama Islam. Materi pembelajaran

tentang keagamaan dalam Islam Menurut H.M.Arifin merupakan


17
B. Suryosubroto, Op.Cit., hlm. 288
proses transfer pengetahuan dari individu yang memiliki pemahaman

ke individu lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Dalam

aktivitas ekstrakurikuler keagamaan, pengajian agama Islam juga

memiliki makna sebagai kegiatan untuk memperdalam ilmu agama

atau mempelajari pengetahuan agama. Maka, pengajaran agama Islam

juga merupakan kegiatan edukatif.

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dimaksud di sini

merupakan sebuah program tambahan belajar yang disesuaikan

dengan kebutuhan siswa di SMP Negeri 1 Padangratu. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

agama Islam melalui peningkatan pemahaman tentang pentingnya

pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini

bertujuan untuk mempengaruhi perilaku siswa di sekolah, keluarga,

dan masyarakat serta membantu mencapai tujuan pendidikan. Dalam

kegiatan di sekolah ini, beberapa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan

yang diselenggarakan meliputi Pelatihan Beribadah, Program

Pesantren Kilat, Seni Dan Budaya Islam, Serta Peringatan Hari Besar

Agama Islam.

Prinsip pengembangan kegiatan ekstrakulikuler pada satuan

pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Bersifat Individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakulikuler


dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta

didik masing-masing.

b. Bersifat Pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakulikuler

dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta

didik secara sukarela.

c. Keterlibatan Aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakulikuler

menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai

dengan minat dan pilihan masing-masing.

d. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakulikuler

dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi

peserta didik.

e. Membangun Etos Kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakulikuler

dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun

semangat peserta didik untuk berusaha bekerja dengan baik

dan giat.

f. Kemanfaatan Sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakulikuler

dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan

kepentingan masyarakat.18

Agama berasal dari bahasa latin religio yang berarti

obligation/kewajiban. Agama dalam Encyclopedia of Philosophy

adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada

jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai

moral dengan umat manusia.

Syahminan Zaini mengatakan ada tiga pendapat mengenai asal


18
Permendikbud RI No.81A Tahun 2013, Op.Cit, hlm. 4
kata agama. Pertama, berasal dari bahasa Sansakerta, yaitu a = tidak,

gama = kacau. Jadi agama = tidak kacau. Kedua, berasal dari bahasa

Sansakerta, asal katanya gam =jalan, kata ini ada hubungannya

dengan bahasa Inggris (to go), bahasa Jerman (Gehen), bahasa

Belanda (gaan) yang berarti pergi.

Jadi, Agama berarti jalan yang harus dipakai atau diikuti

sehingga dapat sampai kesuatu tujuan yang mulia dan suci, penafsiran

lainnya yaitu Agama berasal dari kata a = tidak dan gam = pergi, jadi

berarti tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun-temurun.

Ketiga, berasal dari bahasa Arab iqoma kemudian berubah menjadi

Agama.

Dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang berasal dari huruf qof

biasanya menjadi kaf, seperti (‫ )ﻋﻘﻞ‬menjadi akal, (‫)اﻛﻞ‬. Agama dapat

dikatakan ikatan yang kokoh atau kuat yang berupa keyakinan dan

dapat membawa kepada jalan yang lurus serta menunjukkan kepada

suatu tujuan untuk mencapai suatu ketenangan dan kemantapan hati

serta kebahagian.

Dari deskripsi menurut para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa Agama adalah suatu pedoman atau petunjuk bagi kehidupan

manusia dan merupakan ikatan yang kuat yang diyakini dapat

membawa umatnya ke jalan yang lurus serta menunjukkan pada suatu

jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu ketenangan,

kebahagian serta kemantapan hati.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan


ekstrakulikuler keagamaan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar

jam pelajaran, sifat kegiatannya pendidikan non formal membantu

peserta didik mengisi waktu senggang secara terarah, memberikan

pengetahuan, keterampilan, pengalaman langsung, memotivasi

peserta didik dalam bidang tertentu, harus disesuaikan dengan hobi,

kondisi peserta didik dan pengetahuan agama islam, pembentukkan

pribadi peserta didik yang baik serta melaksanakan apa yang

diperintahkan oleh Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya, sehingga

melalui kegiatan tersebut peserta didik dapat memperjelas identitas

diri.

B. Hasil penelitian yang relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Imam Fadhilah Oktafyan Fakultas

Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negri Sumatra Utara

Medan dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap

Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Pai) Siswa Di Smp N 2

Lubuk Pakam”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar PAI siswa. Dengan

hasil nilai t hitung untuk Kegiatan Ekstrakurikuler adalah 2,672

dengan tingkat signifikansi 0,01 maka variabel Kegiatan

Ekstrakurikuler berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Hasil Belajar PAI Siswa dengan nilai t hitung (2,672) > t tabel (2,021)

dan nilai signifikan (0,01) < 0,05. Yang artinya Kegiatan

Ekstrakurikuler memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar PAI

siswa di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam. Berdasarkan data yang


diperoleh dalam penelitian Imam Fadhilah Oktafyan menunjukkan

bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Hasil Belajar PAI Siswa di SMP N 2 Lubuk

Pakam.19

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan peneliti pada

variabel bebas yaitu kegiatan ekstrakulikuler. Perbedaan dalam

peneletian tersebut terletak pada variabel terikat, peneliti

menggunakan variabel terikat peningkatan pemahaman, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Imam Fadhilah Oktafyan

menggunakan variabel bebas hasil belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Nasrudin Fakultas Tarbiyah

Dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Metro dengan

judul “Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaan Terhadap

Pengamalan Agama Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Raman Utara

Kabupaten Lampung Timur”. Bertujuan Untuk mengetahui adanya

pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan keagamaan terhadap

pengamalan Agama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara

Kabupaten Lampung Timur. Ada pengaruh dari variabel X (keaktifan

mengikuti kegiatan keagamaan) terhadap variabel Y (pengamalan

Agama siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara) sebesar 45,83%

dengan persamaan regresi (Ŷ)= 20,113 + 0,677X dan hasil varian

regresi F hitung= 25,386 lebih besar dari pada Ftabel dengan taraf

signifikansi 1% yaitu Ftabel = 7,562 berarti signifikan, Fhitung =

19
Imam Fadhilah Oktafyan, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa di SMP N 2 Lubuk Pakam, (Skripsi,Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2017),hlm.50.
25,386 lebih besar dari pada Ftabel , dengan taraf signifikansi 5%

yaitu F tabel = 4,171 berarti signifikan. Berdasarkan data yang

diperoleh dalam penelitian Imam Fadhilah Oktafyan menunjukkan

bahwa variabel bebas (kegiatan ekstrakulikuler) berpengaruh terhadap

variabel terikat (hasil belajar siswa). Ini berarti semakin sering siswa

mengikuti kegiatan ekstrakulikuler utamanya keagamaan yang

diadakan di sekolah diikuti oleh siswa secara aktif, maka semakin

baik pengamalan keagamanya.20

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan peneliti pada

variabel bebas namun agak berbeda sedikit yaitu peneliti

menggunakan variabel bebas kegiatan ekstrakulikuler keagamaan,

sedangkan penelitian muhamad Nasrudin menggunakan variabel

bebas keaktifan mengikuti kegiatan keagamaan. Perbedaan dalam

penelitian terletak pada variabel terikat. Variabel terikat peneliti yaitu

peningkatan pemahaman, sedangkan variabel terikat penelitian

Muhamad Nasrudin yaitu pengamalan agama.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmahtyasary Program Study

Pendidikan Teknih Elektro fakultas Teknik dengan judul

“Peningkatan Pemahaman Materi Dan Aktivitas Siswa Mata

Pelajaran Rangkaian Dasar Listrik Kelas X Program Keahlian Titl

Smkn 1 Sedayu Melalui Model Pembelajaran Cooperative Teknik

Think-Pair-Share” Bertujuan untuk mengetahui efektifitas model

20
Muhamad Nasrudin, Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaan Terhadap
Pengamalan Agama Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur,
(Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Metro, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
2018),hlm.64.
pembelajaran cooperative teknik think-pair-share dalam

meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman materi Analisis

Rangkaian Arus Bolak Balik siswa kelas X TITL A SMK Negeri 1

Sedayu pada mata pelajaran Rangkaian Dasar Listrik. Dengan

perolehan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model

pembelajaran Cooperative teknik Think-Pair-Share dapat

meningkatkan pemahaman materi Menganalisis Rangkaian Arus

Bolak Balik. Hal ini terbukti dari hasil wawancara guru dan siswa,

dokumentasi, peningkatan nilai prestasi siswa dan perolehan rata-rata

persentase hasil observasi setiap indikator kriteria pemahaman siswa

siklus II pertemuan kedua secara berturut-turut yaitu Penyelesaian

tugas individual: 79.83%, Analisis tugas individual: 78.22%,

Penguasaaan materi: 79.03%, Penyampaian materi: 80.64%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari peneliatan Rahmahtyasary

bahwa model pembelajaran cooperative teknik think-pair-share

berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman materi dan aktifitas

siswa mata pelajaran rangkaian dasar listrik.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini

dengan sedikit perbedaan pada variabel terikat yaitu peneliti

menggunakan Pemahaman Materi saja sedangkan penelitian

Rahmahtyasaary menggunakan Pemahaman Materi dan Aktivitas

Siswa, Sedangkan untuk variabel bebas, peneliti menggunakan

Ekstrakulikuler Keagamaan sedangkan pada penelitian

Rahmahtyasary menggunakan Model Pembelajaran Cooperative


Teknik Think-Pair-Share.21

4. Penelitian yang dilakukan oleh Harianto Masdar Mt, Jurusan

Teknologi Pendidikan Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, “Pengaruh Kegiatan

Ekstrakurikuler Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2 Sinjai

Barat” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan

ekstrakurikuler terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Sinjai Barat

Kabupaten Sinjai. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler dengan hasil belajar

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sinjai Barat. Berdasarkan uji t, Karena

thitung> ttabel (2,780) >(2,048) maka Ho ditolak. Dengan demikian,

keputusan pengujian ini adalah menolak Ho dan menerima Ha yang

berarti terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler terhadap

hasil belajar siswa.22

Penelitian tersebut memiliki persaman dengan penelitian ini

pada Variabel bebasnya yaitu kegiatan ekstrakurikuler, dan

perbedaannya pada penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu

pemahaman materi sedangkan penelitian Haryanto Masdar Mt

menggunakan variabel terikat yaitu hasil belajar.

5. Penelitian Ayu Rahmawati Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia “Pengaruh Model Pembelajaran


21
Rahmahtyasary, Peningkatan Pemahaman Materi Dan Aktivitas Siswa Mata Pelajaran
Rangkaian Dasar Listrik Kelas X Program Keahlian Titl Smkn 1 Sedayu Melalui Model
Pembelajaran Cooperative Teknik Think-Pair-Share, (Skripsi, FakultasTeknikUniversitasNegeri
Yogyakarta, 2013),hlm.15-17
22
Harianto Masdar Mt, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 2 Sinjai Barat, (Skripsi, Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2017),hlm.23
Problem Based Instruction (PBI) Tipe Think-pair share (TPS)

Terhadap Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi

Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Di SMA Pasundan 8

Bandung)” bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

based instruction tipe think pairshare terhadap pemahaman siswa pada

mata pelajaran ekonomi di SMA Pasundan 8 Bandung. Dengan hasil

penelitian menggunakan uji Wilcoxon untuk dua sampel berpasangan

pada taraf kepercayaan 95% diketahui Zhitung > Ztabel artinya

terdapat perbedaan pemahaman siswa dalam mata pelajaran ekonomi

pada siswa kelompok eksperimen sebelum dan sesudah proses

pembelajaran menggunakan model PBI tipe TPS.23

Penelitian Ayu Rahmawati memiliki kesamaan pada penelitian

ini yaitu pada variabel terikatnya peningkatan pemahaman siswa dan

Perbedaannya terletak pada variabel bebas yaitu model problem based

instruction tipe think pairshare, sedangkan pada penelitian ini (X)

yaitu ekstrakulikuler keagamaan

6. Penelitian Jurnal Habib Satria Universitas Medan Area “Pengaruh

Teknik Cooperative Learning Berbasis Metode Think Pair Share

Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dasar-Dasar Elektronika”

Bertujuan untuk mengetahui seberapa terpengaruhnya pemahaman

siswa terhadap teknik coorperative learning berbasis teknik TPS.

Dengan hasil penelitian yaitu data yang dianalisis dengan

23
Ayu Rahmawati, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Tipe
Think-pair share (TPS) Terhadap Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kuasi
Eksperimen pada Siswa Kelas X Di SMA Pasundan 8 Bandung), (Skripsi, Fakultas Pendidikan
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 2012) hlm.18
menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (t-test).Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh persentase rata-rata posttest kelas eksperimen

77,14% dan kelas kontrol 55,14%. Ini menunjukan bahwa terdapat

peningkatan yang signifikan dari hasil belajar siswa dengan

perbandingan metode think pair share yang lebih baik dibandingkan

metode konvensional.24

Penelitian Habib Satria memiliki kesamaan dengan penelitian

ini pada variabel terikatnya yaitu peningkatan pemahaman siswa dan

Perbedaannya terletak pada variabel bebas yaitu teknik cooperative

learning berbasis metode think pair share, sedangkan pada penelitian

ini (X) yaitu ekstrakulikuler keagamaan.

7. Penelitian Nanik Supiati Fakultas Teknik Universitas Negri

Yogyakarta “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-

pair-share dengan Pendekatan Guided Discovery” Bertujuan untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika juga menerapkan teknik

think-pair-share untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dengan

pendekatan guided discovery dalam pembelajaran fisika dapat

meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil uji coba tes pemahaman konsep fisika siswa materi

hukum Newton di kelas X-9, diperoleh rata-rata skor siswa untuk

aspek translasi sebesar 0,84 dengan skor maksimum 5, interpretasi

24
Habib satria, “Pengaruh Teknik Cooperative Learning Berbasis Metode Think Pair
Share Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dasar-Dasar Elektronika”, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro, Vol.5, No.1, Februari 2021, 17-23
sebesar 1,63 dengan skor maksimum 4, ekstrapolasi sebesar 0,21

dengan skor maksimum 1.25

Penelitian Nanik Supiati memiliki kesamaan dengan penelitian ini

pada variabel terikatnya yaitu peningkatan pemahaman siswa dan

Perbedaannya terletak pada variabel bebas yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe think-pair-share, sedangkan pada penelitian ini (X)

yaitu ekstrakulikuler keagamaan.

8. Penelitian Jurnal Ihwan Zulkarnain Dan Hadi Budiman Pendidikan

Matematika, FMIPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta “Pengaruh

Pemahaman Konsep Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika” Bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan

pengaruh pemahaman konsep terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematika. siswa kelas X jurusan Usaha Perjalanan Wisata

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 14 Bekasi. Dengan hasil

penelitian didapatkan nilai Fhitung > Ftabel (110,02 > 4,20), maka

hipotesis H0 diterima dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan antara pemahaman konsep (variabel X) terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa (variabel Y).

Penelitian ini telah menemukan dan membuktikan bahwa pemahaman

konsep memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap

kemampuan pemecahan masalah khususnya dalam pembelajaran

matematika.26
25
Nanik Supiati, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-pair-share
dengan Pendekatan Guided Discovery”, (Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta,
2011), hlm.15
26
Jurnal Ihwan Zulkarnain Dan Hadi Budiman Pendidikan Matematika, “Pengaruh
Pemahaman Konsep Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”, Research and
Development Journal Of Education, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019, 18-27
Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini

dengan sedikit perbedaan pada variabel terikat yaitu penelitian

menggunakan Pemahaman Materi saja sedangkan penelitian Ihwan

Zulkarnain Dan Hadi Budiman menggunakan Pemahaman Konsep,

Sedangkan untuk variabel bebas, peneliti menggunakan

Ekstrakulikuler Keagamaan sedangkan pada penelitian Zulkarnain

Dan Hadi Budiman menggunakan Kemampuan pemecaham masalah

matematika.

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.27 Maka pada penelitian ini penulis merumuskan

hipotesis-hipotesis sebagai berikut:

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan terhadap peningkatan pemahaman

peserta didik tentang pendidikan agama islam di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Padangratu.

b. Hipotesis Nihil (Ho)

27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung:Alfabet, 2015), hlm. 96
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh kegiatan

ekstrakurikuer keagamaan peningkatan pemahaman peserta didik

tentang pendidikan agama islam di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Padangratu.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Padangratu yang

beralamat di Jalan Kopral Wahabsari No. 1 Sriagung, Kec. Padangratu,

Kab. Lampung Tengah, Lampung. Penelitian ini dilaksanakan

menyesuaikan jam eskulnya yaitu hari jum’at pagi.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian kuantitatif yaitu salah satu penelitian yang cukup

spesifik dimana didalamnya mencangkup penelitian yang sistematis,

terencana, dan terstuktur mulai dari awal penelitian sampai pada

penyusunan desain penelitian. Penelitian ini secara spesifik menggunakan

metode pendekatan kuantitatif jenis penelitian asosiatif kuantitatif,

menggunakan desain penelitian kuantitatif korelasional dan teknik

penelitian menggunakan Angket, Observasi dan Wawancara. Menurut

Sugiono menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan suatu

metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang diman

didalamnya digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel.

Kuantitatif asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih. 28

Penelitian kuantitatif korelasional menurut Sulistyaningsih

merupakan penelitian yang didalamnya untuk menelaah dan menemukan

adanya korelasi antara dua variabel atau lebih sebagai proses investigasi

yang sistematik dan memiliki fungsi untuk menentukan besar kecilnya

suatu variasi yang terdapat pada satu faktor agar dapat mengetahui adanya

28
Muhammad Ali Sodik, dan Sandu Suyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Sleman :
Literasi Media Puslishing) hlm.17
keterkaitan dengan faktor yang lainnya atau tidak berdasarkan dari

koefisien korelasinya. Artinya penelitian korelasional ini merupakan

penelitian yang didalamnya mengkaji pengaruh dari dua variabel yaitu

variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen.

Penelitian ini menggunakan desain ini dengan tujuan untuk meneliti

apakah terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakulikuler keagamaan

terhadap pemahaman materi PAI atau tidak, jika ada maka akan diketahui

seberapa besar pengaruh antara variabel bebas “ kegiatan ekstrakulikuler

keagamaan” dengan variabel terikat “ pemahaman materi PAI”.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam KBBI yaitu seluruh jumlah orang yang terdapat

dalam suatu daerah.29 Adapun menurut Arikunto, populasi ialah

keseluruhan objek penelitian. Menurut Sugiyono populasi ialah suatu

wilayah generalisasi dari objek ataupun subjek yang memiliki kualitas

tertentu dan ditentukan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari lalu

menarik kesimpulan.30

Definisi di atas memberi pemahaman bahwa populasi ialah

serangkaian objek yang ditetapkan oleh peneliti sebagai sasaran

pengamatan yang terdapat dalam suatu wilayah tempat penelitian.

Dengan kata lain, populasi bukan hanya berupa manusia atau

makhluk hidup saja, namun dapat pula berupa benda-benda, ataupun

objek alam lainnya. Bukan hanya itu, populasi bukan hanya sekedar
29
Pariyana, et al., eds., Populasi, Sampel, Dan Variabel Dalam Penelitian
Kedokteran (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2021), hlm. 5-6.
30
Muhammad Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, hlm. 62-63.
jumlah yang terdapat pada objek atau subjek yang dipelajari saja,

namun populasi yang dimaksud dalam hal ini ialah memuat seluruh

karakteristik yang dimiliki oleh setiap objek penelitian. Penelitian ini

menggunakan populasi seluruh peserta didik yang mengikuti

ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 1 Padangratu.

Jadi berdasarkan hal tersebut populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IX di SMP N 1 Padangratu.

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang


dimiliki oleh populasi, atau dalam artian bahwa sampel merupakan
bagian kecil dari anggota populasi yang diambil berdasarkan
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Untuk itu,
sampel yang diperoleh dari populasi harus betul-betul
resperesentatif.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto


menjelaskan bahwa apabila subjek yang akan diteliti kurang
dari 100 subjek, maka lebih baik diambil keseluruhannya, namun
apabila lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25% dari
jumlah populasi.31 Konsep tersebut bermakna karena jumlah
populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden, maka
peneliti mengambil 100% jumlah populasi pada ekstrakurikuler
keagamaan di SMP Negeri 1 Padangratu, yakni terdapat 326 Laki-
laki dan 329 Perempuan. Pengambilan sampel tersebut disebut
menggunakan jenis Probability Sampling dengan teknik Simple
Random sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), hlm. 112.
Terdapat suatu metode yang digunakan oleh para peneliti dalam

mengumpulkan data yang dikenal sebagai teknik pengumpulan data. Dalam

penelitian, pengumpulan data dianggap sebagai tahap yang sangat

signifikan. Dalam penelitian ini, digunakan tiga metode pengumpulan data

yang meliputi:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu aktivitas yang mencakup

pengawasan terhadap suatu objek dengan melibatkan semua panca

indera atau yang sering disebut sebagai pengamatan secara

langsung.32 Observasi sering digunakan untuk mendapatkan data

terkait penelitian dengan cara mengunjungi lokasi penelitian,

mengamati, dan mencatat informasi penting atau kejadian yang terjadi

di lapangan, seperti informasi tentang profil sekolah seperti identitas,

visi misi, tujuan, fasilitas, dan semua aspek terkait.

2. Angket

Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan informasi

dengan cara memberikan sebuah daftar pertanyaan tertulis kepada

responden yang akan diisi dan dijawab.33 Dalam penelitian ini, angket

digunakan sebagai komponen utama dalam penelitian survei untuk

mengumpulkan data. Dalam sebuah studi yang dilakukan dengan

menggunakan metode kuantitatif, terdapat beberapa varian angket

yang digunakan. Salah satunya adalah angket tertutup, yang mana

32
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Mixed Methode (Kuningan: Redaksi, 2019), hlm. 77.
33
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009), hlm. 167.
terdiri dari pernyataan yang disertai dengan beberapa pilihan jawaban

yang telah ditentukan. Selanjutnya, angket yang terbuka

memungkinkan responden memberikan jawaban sesuai dengan

keinginannya. Dan ketiga, penggabungan dari angket terbuka dan

angket tertutup dilakukan. Pada angket tertutup, terdapat beberapa

jawaban yang telah disediakan..34 Kombinasi ini juga melibatkan

angket terbuka yang memberikan kesempatan bagi responden untuk

memberikan jawaban di luar opsi yang telah disediakan. Dalam

penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah kuesioner tertutup.

Angket ini berisi pernyataan dengan beberapa opsi jawaban yang akan

dipilih oleh responden sesuai dengan karakteristik individu mereka.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai metode pengumpulan informasi

yang terkait dengan berbagai hal seperti mencatat, mentranskripsikan,

menggunakan buku, surat, koran, majalah, dan sejenisnya.35 Tujuan

dari dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data

yang terkait dengan kegiatan keagamaan di sekolah yang menjadi

fokus penelitian. Dalam hal ini, penggunaan dokumentasi sebagai

bukti yang mendukung ke sempurnaan laporan penelitian yang sedang

dilakukan juga diharapkan.

Variabel adalah istilah yang selalu ada dalam penelitian dan merujuk

pada unit terkecil dari objek yang sedang diteliti. Variabel penelitian

34
Esty Aryani Safithry, Asesmen Teknik Tes Dan Non Tes (Malang: CV IRDH, 2018),
hlm. 58.
35
Suyoto, Dasar Metodologi Penelitian, hlm. 77.
merujuk pada sebuah karakteristik, sifat, atau nilai yang ada pada individu,

objek, atau kegiatan yang mengalami variasi yang telah ditentukan oleh

peneliti dengan tujuan mempelajarinya dan mengambil kesimpulan. 36 Pada

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

Terhadap Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI

di SMP N 1 Padangratu”, terdapat dua variabel (X dan Y) yang menjadi

fokus penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel ini umumnya dikenal sebagai variabel

independen. Variabel bebas merujuk pada variabel yang

memiliki pengaruh atau menjadi penyebab perubahan atau

munculnya variabel dependen (terikat).37 Dalam penelitian ini,

variabel bebas atau X nya adalah Kegiatan ekstrakulikuler

keagamaan.

Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan adalah kegiatan di

luar pembelajaran yang melibatkan peserta didik yang ingin

meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka dalam

bidang keagamaan sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan

minat mereka sendiri. Beberapa aktivitas keagamaan yang

dimasukkan dalam penelitian ini mencakup studi tentang

Pelatihan Ibadah, mengikuti program Pesantren Kilat, melatih

dan mempelajari Seni dan Kebudayaan Islam, serta mengikuti

dan menjalankan acara peringatan Hari Besar Islam.

36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. hlm 61
37
Ibid., 61 .
2. Variabel terikat (Y)

Variabel ini adalah variabel yang terpengaruh atau terjadi

sebagai hasil langsung dari variabel bebas.38 Yang menjadi

variabel terikat yaitu pemahaman materi peserta didik pada

mata pelajaran PAI sebagai variabel Y.

Memahami materi bukan hanya tentang memiliki rasa

ingin tahu, melainkan juga berkaitan dengan keinginan subjek

belajar untuk menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya. Jika seorang siswa dapat menjelaskan atau

menggambarkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata

pribadinya, berarti ia memiliki pemahaman tentangnya.

Instrumen penelitian adalah salah satu elemen yang sangat

penting dalam suatu penelitian. Dengan ungkapan yang berbeda,

instrumen penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam

penelitian. Instrumen tersebut berfungsi sebagai alat yang membantu

dalam mengumpulkan data ketika peneliti terlibat langsung di

lapangan. Instrumen memegang peran yang sangat penting dalam

suatu penelitian.39 Karena tanpa menggunakan alat bantu, sebuah

penelitian tidak akan dapat mencapai hasil yang sukses. Untuk alasan

tersebut, instrumen penelitian sering dianggap sebagai bagian yang

rumit dalam melaksanakan penelitian. Penting untuk merancang

instrumen penelitian dengan cermat. Sangat penting untuk

memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap hal ini, karena


38
Ibid., 61 .
39
Fauziah Nurlan, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif (Semarang: CV
Pilar Nusantara, 2019), hlm. 79.
jika tidak dilakukan, dapat timbul kesalahan yang berakibat fatal,

bahkan dapat membuat penelitian tersebut gagal atau mengubah

konsep yang telah direncanakan sejak awal.

Pengukuran yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

yaitu Skala guttman yang merupakan skala pengukuran yang tipenya

akan mendapat jawaban yang tegas. Yaitu jawaban “ya” atau jawaban

“tidak”, jawaban benar, atau jawaban salah, jawaban pernah, atau

jawaban tidak pernah. Data yang diperoleh pada skala guttman ini

berupa data interval atau rasio dikotomi atau dua alternatif.

Penelitian pada skala guttman ini bisa dilakukan bila peneliti ingin

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap permasalahan yang jadi

pertanyaan.40

1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Suatu penelitian benar tidaknya data sangatlah

menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Adapun untuk

mengetahui benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya

instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yakni valid dan reliabel.

a. Uji validitas instrumen

Validitas atau validity artinya yaitu kesahihan.

Dengan kata lain, validitas merupakan gambaran sebuah

instrumen yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat untuk mengukur apa yang ingin diukur.41


40
Salma, Menulis Karya Ilmiah, Skala Pengukuran Dalam Penelitian :Pengertian, Jenis
Dan Contoh, (Deepublish CV Budi Utomo D.I.Yogyakarta, 2023)
41
Fauziah Nurlan, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif (Semarang: CV
Sehubungan dengan hal tersebut, uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan bantuan

software SPSS yang menggunakan rumus korelasi product

moment. Teknik ini dilakukan dengan cara

mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor

total. Rumus dari korelasi product momen ini, yaitu:

𝑟𝑋𝑌 𝑁 ∑ 𝑋𝑌− ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
=
√(𝑁 ∑ 𝑋2− (∑𝑋)2)(𝑁 ∑ 𝑌2− (∑𝑌)2)
Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = jumlah responden uji coba X = skor tiap item

Y = skor seluruh item responden uji coba.

Suatu item instrumen dapat dinyatakan valid jika

rhitung ≥ rtabel, dan dikatakan tidak valid apabila item

tersebut memiliki rhitung ≤ rtabel dengan taraf signifikan

yang digunakan pada korelasi Bivariate Person (product

moment pearson) dengan diuji dari dua arah dengan

signifikan sebesar 5%. Adapun untuk memperoleh nilai

rtabel dapat digunakan rumus df= N-2, dalam artian df

yaitu degree of freedom (derajat kebebasan) dan N

merupakan jumlah sampel uji coba.42

b. Uji Reliabilitas

Pilar Nusantara, 2019), hlm.83.


42
Vivi Herlina, “Panduan Praktis Mengolah Data Koesioner Menggunakan
SPSS” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019), hlm. 65.
uji reliabilitas merupakan uji yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya dan diandalkan. Hal ini dilakukan karena

suatu alat ukur apabila digunakan sebanyak dua kali

atau lebih dalam mengukur gejala yang sama dengan

hasil pengukuran yang tetap konsisten, maka alat

pengukur tersebut dapat dikatakan sebagai alat ukur

yang reliabel.43 Terdapat beberapa jenis metode

pengujian reliabilitas namun pada penelitian ini

menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan

bantuan software SPSS menggunakan rumus yaitu:

Keterangan :

K = Jumlah butir pertanyaan


Σσ2b = Jumlah varians butir
Σ2t = Varians Total
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen.

Kriteria suatu instrumen penelitian dapat dinyatakan

reliabel dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha

jika koefisien reliabilitas instrumen > 0,6 dan dikatakan

tidak reliabel apabila koefisiennya < 0,6.44

43
Fauziah Nurlan, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif (Semarang: CV
Pilar Nusantara, 2019), hlm. 86.
44
Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, hlm. 58.
E. Teknik Analisis Data

Pengolahan data, atau penafsiran data, sering kali disebut sebagai

analisis data. Maka, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan

rangkaian kegiatan mempelajari, mengatur, mengatur secara sistematis,

menginterpretasikan, dan mengonfirmasi data agar dapat menjadi sebuah

karakteristik yang memiliki nilai secara sosial, akademik, dan ilmiah. 45

Adapun dalam penelitian ini terdapat dua jenis teknik analisis yang

digunakan, yakni:

a. Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono mengartikan statistik deskriptif sebagai metode

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul

dengan cara yang objektif, tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi.46 Dalam penelitian ini, metode

analisis deskriptif digunakan untuk mengestimasi nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum.

Sementara itu, untuk memperoleh statistik deskriptifnya dapat

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.

b. Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial adalah metode statistik yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dengan tujuan

menggeneralisasi hasil ke seluruh populasi.47 Teknik analisis


45
Suyoto, Dasar Metodologi Penelitian, hlm.109.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D,
Dan Penelitian Pendidikan), 3rd ed. (Bandung: Alfabeta, 2019), hlm. 241.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D,
Dan Penelitian Pendidikan), hlm. 243.
inferensial yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1) Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis pada penelitian ini menggunakan tiga

pengujian, yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan uji signifikasi

koefisien korelasi.

a) Uji Normalitas digunakan untuk memeriksa apakah setiap

variabel yang akan dianalisis memiliki distribusi yang

normal.48 Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS melalui penggunaan

rumus Kolmogorov Smirnov. Untuk menemukan

hipotesisnya, berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat

diambil:

H0 = data berdistribusi tidak normal

H1 = data berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya yaitu jika Sign. Kolmogorov Smirnov

< 0,05 berarti H0 berdistribusi tidak normal, dan jika Sign.

Kolmogorov Smirnov > 0,05 artinya H1 berdistribusi normal.

b) Uji Linearitas merupakan suatu metode yang digunakan

untuk mengobservasi apakah terdapat keterkaitan linier

antara variabel bebas dan variabel terikat dalam sebuah

model yang telah dibentuk. Pengujian linearitas dapat

dilakukan dengan menggunakan metode uji statistik test for

linearity dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.


48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D,
Dan Penelitian Pendidikan), hlm. 276.
Adapun kriteria uji linearitas menggunakan tabel ANOVA

yaitu apabila Deviation from Linearity memiliki angka Sig.

> 0,05 itu berarti terdapat hubungan yang linear antara

variabel terikat dengan variabel bebas. Sedangkan, apabila

angka Sig. < 0,05 itu artinya tidak terdapat hubungan yang

linear diantara kedua variabel tersebut.49

c) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi yaitu berfungsi untuk

menguji ketepatan ataupun kekeliruan yang diperoleh dari

hasil hipotesis. Tingkat signifikansi yang biasa digunakan

dalam ilmu sosial seperti halnya pendidikan yaitu α 0,05

dengan tingkat kepercayaan 95%. Cara untuk menentukan

hipotesisnya, yakni sebagai berikut:

H0 : koefisien korelasi sama dengan nol

H1 : koefisien korelasi tidak sama dengan nol atau signifikan

Kriteria pengujian signifikansi koefisien korelasi ini yaitu

jika ternyata Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, dan jika Sig. >

0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.50 Adapun pengujian

ini dapat dilakukan menggunakan bantuan software SPSS

dengan berpatokan pada hasil perhitungan korelasi di bawah

ini:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah

49
Madyo Ekosusilo, Monograf Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah (Klaten: Penerbit Lakeisha, 2021), hlm. 45.
50
Syafril, Statistik Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2019), hlm. 94
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber Data: Buku Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D yang ditulis
oleh Sugiyono Tahun 2018

2) Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini pada dasarnya berfungsi untuk

mengetahui kebenaran akan adanya pengaruh variabel kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan KPM dan variabel sikap religiusitas.

Berikut rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

menggunakan hipotesis statistik yaitu:

I. Hipotesis deskriptif variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan


KPM (X)
H0 : μ ≤ 79%

H1 : μ > 79%

Uji Statistik : One Sample T-Test

Kriteria Pengujian : Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak

II. Hipotesis deskriptif variabel Sikap Religiusitas (Y)

H0 : μ ≤ 79%

H1 : μ > 79%

Uji Statistik : One Sample T-Test

Kriteria Pengujian : Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak

Pengujian kedua hipotesis deskriptif di atas menggunakan bantuan

program SPSS dengan rumus uji-t satu sampel, sebagai berikut:


−x−μ
t=
S /√ n

Keterangan :

𝑥̅ = rata-rata sampel
Μ = rata-rata populasi
S = simpangan baku Sampel
N = banyak data.51

III. Hipotesis asosiatif variabel Kegiatan Ekstrakurikuler


Keagamaan KPM (X)terhadap Sikap Religiusitas (Y)

H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
Uji Statistik : Uji F
Kriteria Pengujian : Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak

Pengujian hipotesis di atas menggunakan Uji F dengan bantuan program

SPSS, menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅2/𝑘
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah variabel independen


N = Jumlah anggota sampel.52

Selanjutnya, setelah mengetahui akan hasil antara hubungan variabel X

dengan Y, lebih lanjut dilakukan analisis regresi linear sederhana yakni

analisis untuk mengukur adanya pengaruh. Analisis regresi linear sederhana

merupakan suatu alat analisis yang berfungsi mengetahui besarnya

pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Sugiyono dalam bukunya


mengemukakan bahwa regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel X dengan satu variabel Y.

Adapun bentuk persamaan umum yang digunakan dalam regresi linear

sederhana yaitu:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Keterangan :

Y = Variabel dependen
A = Konstanta
B = Koefisien regresi
X = Nilai Variabel Independen.53

Sehubungan dengan penjabaran tersebut, hal yang dilakukan

selanjutnya yaitu menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X

terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi

berikut ini:

𝐾𝑑 = 𝑟2 × 100%
Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Koefisien korelasi.54

Anda mungkin juga menyukai