Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI

STAI SEBELAS APRIL SUMEDANG


TAHUN 2020
Nama : Eki Puji Prasetia
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Topik Penelitian : Pendidikan Agama Islam
Judul : STRATEGI GURU PAI DALAM MENGINTERNALISASI NILAI-NILAI IHSAN
UNTUK MEWUJUDKAN PRIBADI MUHSIN SISWA DI SMK PEMUDA SUMEDANG

I. Judul
STRATEGI GURU PAI DALAM MENGINTERNALISASI NILAI-NILAI
IHSAN UNTUK MEWUJUDKAN PRIBADI MUHSIN SISWA DI SMK
PEMUDA SUMEDANG
II. Latar Belakang (Maksimal 500 kata)
Riset ini akan meneliti strategi guru PAI dalam menginternalisasi nilai-nilai ihsan
yang mengarah pada proses mewujudkan perbuatan baik yang dilakukan siswa SMK
Pemuda Sumedang. Perbuatan baik ini secara terkhusus dilakukan sebagai bentuk
ibadah menyembah Allah sekaligus dengan diiringi bentuk perbuatan-perbuatan
baik.
Sekarang masih banyak siswa khususnya di SMK Pemuda Sumedang yang
berperilaku kurang baik, malas mengerjakan sholat, tidak jujur, bolos sekolah, dan
tidak mentaati aturan sekolah. Padahal mereka mengetahui bahwa tindakan tersebut
menyimpang dan akan mendapat hukuman jika melakukannya. Tetapi kebanyakan
siswa tersebut mengabaikannya dan merasa tidak diawasi. Sehingga guru pendidikan
agama Islam dengan dibantu oleh warga sekolah lainnya menindak lanjuti dengan
melakukan pembelajaran, keteladanan, penguatan dan pembiasaan.
Fakta lainnya menyatakan banyak sekali terjadi pada siswa sekarang seperti tawuran
pelajar, membolos, malas, tidak disiplin, tidak jujur, tidak mentaati tata tertib,
membangkang, kosongnya jiwa menolong, tidak hormat kepada guru dan orang tua,
dan sebagainya (OL: Kanwil Kemenag Kalsel). Sebagai sebuah gambaran,
pendidikan seharusnya mencetak insal kamil, namun realitasnya masih “instan
kamil”, manusia instan yang mempunyai karakter tidak utuh. Pendidikan seharusnya
mencetak individu dengan jiwa bahagia, namun faktanya sering kita jumpai produk
pendidikan yang cenderung galau dan tidak siap menghadapi realitas kehidupan.

1
Kedua, pendidikan cenderung fokus menggarap aspek fisik-material semata, kurang
menekankan aspek mental-spiritual. yang pertama fokus pada kesadaran tubuh (body
consciousness), sedangkan yang kedua lebih pada kesaradan jiwa (soul
consciousness). Maka dari itu internalisasi merupakan sentral perubahan kepribadian
yang merupakan dimensi kritis terhadap diri manusia untuk mendapatkan identitas
sebagai rangkaian proses dari realitas sosial.
Teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann (1990). Kenyataan
sosial adalah hasil (eksternalisasi) dari internalisasi dan obyektivasi manusia
terhadap pengetahuan –dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini sebagai proses
meng-internalisasikan nilai-nilai ihsan yang bertumpu pada kemampuan atau
kapasitas pembelajaran dalam setiap pribadi peserta didik. Pemaknaan terhadap ihsan
mengacu kepada dua hal, pertama; ihsan dalam hubungan vertikal (beribadah)
kepada Allah dan kedua; ihsan dalam membangun intergritas akhlakul karimah antar
sesama makhluk sebagai bentuk pemeliharaan hubungan horizontal. Dalam konteks
membangun hubungan vertikal kepada Allah dalam segala aktifitasnya akan
mengantarkan seseorang kepada tingkatan muraqabah. Tingkatan muraqabah berada
pada seseorang yang tidak mampu memperhatikan sifat-sifat Allah, dia yakin bahwa
Allah melihatnya. Sedangkan, dalam konteks membangun hubungan horizontal antar
sesama sangat diperlukan sikap kedewasaan, saling memberikan penghargaan,
menempatkan kemuliaan seseorang tanpa pamrih.
Kedua pemaknaan ihsan tersebut merupakan tujuan pendidikan Islam, yaitu untuk
menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya, dan
dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat. Dalam konteks
sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil’alamin, baik dalam skala kecil
maupun besar.
Fenomena di atas, menjadi menarik untuk diteliti. Berangkat dari ketertarikan
tersebut, peneliti tergerak untuk mengadakan riset dengan judul : STRATEGI
GURU PAI DALAM MENGINTERNALISASI NILAI-NILAI IHSAN UNTUK
MEWUJUDKAN PRIBADI MUHSIN SISWA DI SMK PEMUDA
SUMEDANG.
III. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi guru PAI dalam menginternalisasi nilai-nilai ihsan untuk
mewujudkan pribadi muhsin siswa di SMK Pemuda Sumedang?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam menginternalisasikan nilai-nilai

2
ihsan untuk mewujudkan pribadi muhsin siswa di SMK Pemuda Sumedang?
3. Bagaimana upaya mengatasi faktor penghambat dalam menginternalisasikan
nilai-nilai ihsan untuk mewujudkan pribadi muhsin siswa di SMK Pemuda
Sumedang?
IV. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk merumuskan
strategi dalam menginternalisasikan nilai-nilai ihsan untuk mewujudkan pribadi
muhsin siswa di SMK Pemuda Sumedang. Sehingga pendidikan di sekolah formal
tidak hanya berorientasi terhadap fisik-material semata. Tetapi memiliki identitas
atau nilai dan moralitas yang tinggi.
V. Kajian terdahulu yang relevan
1. Intan Nur Kholifah.Skripsi Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Dengan
Metode Pembiasaan Pada Siswa di SMP Muhammadiyah 10 Andong
Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
IAIN Surakarta. 2017. Dalam skripsi memberikan informasi tentang
internalisasi nilai-nilai keislaman dengan metode pembiasaan seperti sholat
duhur berjamaah, sholat dhuha, membaca doa dan Al-Qur’an sebelum dan
sesudah pembelajaran, berjabat tangan, mengucap salam, dan pengumpulan
dana sosial. Kaitan dengan penelitian adalah pembiasaan nilai-nilai
keislaman yang dilakukan pada skripsi tersebut merupakan bagian dari ihsan
yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadikan siswa
yang memiliki kepribadian muhsin.
2. Muhammad Jadid.Skripsi Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Dalam
Pembelajaran Pendidikann Agama Islam Kelas VIII di SMP IT Alam Nurul
Islam Sleman. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.2016. Latar belakang dari skripsi tersebut berawal dari isu
perkelahian pelajar, tindakan kekerasan, premanisme, konsumsi minuman
keras, etika berlalulintas, perubahan pola konsumsi makanan, kriminalitas
yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Dengan kondisi tersebut perlu
adanya solusi konkrit dan berkelanjutan. Maka dari itu penanaman nilai-nilai
keislaman kepada seluruh peserta didik melalui pembelajaran agama Islam
sangat penting untuk dilakukan sebagai bekal untuk beribadah kepada Allah
Swt. dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Titik singgung dari penelitian ini adalah isu latar belakang yang menjadi

3
dasar dilakukannya internalisasi nilai-nilai ihsan di sekolah. Selain untuk
membiasakan beribadah kepada Allah Swt. hal tersebut juga bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik yang siap menjalani realitas kehidupan.
Sehingga moralitasnya tetap terjaga karena merasa diawasi langsung oleh
Allah Swt.
3. Ahmad, Aliy, Rosichin Mansur, and Ach Faisol. "Internalisasi Nilai-Nilai
Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Perilaku Bullying (Studi Kasus
Di Mts Nurul Ulum Malang)." Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam 5.1
(2020): 8-16. Dalam jurnal tersebut menginformasikan internalisasi
merupakan proses memasukan nilai-nilai atau memasuki sikap ideal yang
sebelumnya dianggap berada di luar, sehingga mereka digabungkan dalam
pemikiran, keterampilan, dan sikap pandangan hidup seseorang.
Kaitan dengan penelitian adalah nilai yang merupakan preferensi yang
tercermin dalam perilaku seseorang, sehingga ia melakukan sesuatu. Dalam
hal ini, nilai adalah konsep, sikap, dan kepercayaan pada sesuatu yang
dianggap penting. Karena nilai-nilai ihsan yang merupakan bagian dari
pendidikan agama Islam memiliki implikasi tertentu, baik positif maupun
negatif.
4. Budiwiyono, Teguh.Tesis Insternalisasi Nilai Islami dalam Membentuk
Kepribadian Peserta Didik: Penelitian di SMA Nuruk Fikri Boarding School
Anyer Kabupaten Serang. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.2020.
Penelitian tersebut menginformasikan internalisasi nilai Islami dalam
membentuk kepribadian peserta didik. Pendalaman konsep pembinaan
kepribdian peserta didik dalam penelitian tersebut meliputi program
pembinaan dan implementasi proses internalisasi nilai Islami.
Kaitan dengan penelitian adalah kerangka berpikir bahwa degradasi akhlak
perilaku peserta didik bisa diperbaiki dengan pembinaan kepribadian Islami.
Program pembinaan dan teknik pembelajaran yang tepat dan disinergikan
dengan ibadah menjadi solusi permasalahan degradasi akhlak perilaku.
5. Sri Winarsih.Internalisasi Nilai-Nilai Humanistik Dalam Pembelajaran
Aqidah Akhlak di MA Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta Tahun Ajaran
2019/2020.Skripsi.Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu
Tarbiyah. IAIN Surakarta. 2020. Dalam skripsi tersebut dijelaskan strategi
seorang guru Aqidah Akhlak dalam menirakati muridnya agar kelak
4
muridnya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan mempunyai
akhlak mulia.
Kaitan dengan penelitian adalah nilai-nilai humanistik yang terdapat dalam
pembelajaran aqidah akhlak tersebut meliputi: (a) nilai religius, (b) nilai
kejujuran, (c) nilai disiplin, (d) nilai tanggungjawab, (e) nilai mandiri. Nilai-
nilai tersebut sangat erat kaitannya dengan ihsan yang mencakup beribadah
kepada Allah Swt., akhlak yang baik.
6. Abd Wahid. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter Islam. Jurnal
Pendidikan dan Pranata Islam. STAI Syaikhuna Moch. Cholil Bangkalan.
Vol 10 No. 2. 2019. Inti dari pendidikan Islam adalah pendidikan karakter.
Islam memandang pengajaran moralitas lebih penting daripada kemuliaan
sains. Pendidikan Islam menegaskan bahwa nilai-nilai kebajikan adalah isi
dari Islam.
Kaitan mengenai karakter dan nilai Islam merupakan suatu usaha dalam
mewujudkan peserta didik yang memiliki kepribadian muhsin. Karakter
menjadi peletak dasar jiwa dan kepribadian individu , yang menjadi dasar
utama dalam pengembangan pendidikan Islam. Nilai-nilai muhsin yang
merupakan bagian dari pendidikan Islam mengatur secara mendalam
bagaimana membentuk karakter individu yang berhubungan dengan Tuhan,
interaksi dengan manusia, lingkungan bahkan dalam hubungan dengan
bangsa dan negara.

VI. Konsep atau Teori Relevan


Dalam internalisasi nilai-nilai ihsan sebagi usaha mewujudkan siswa yang memiliki
kepribadian muhsin, peneliti akan menggunakan teori konstruksi sosial Peter. Berger
dan Thomas Luckmann. Konstruksi sosial atas realitas (Social Construction of
Reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana
individu atau sekelompok individu, menciptakan secara terus menerus suatu realitas
yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Berger dan Lukmann
berpendapat bahwa institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah
melalui tindakan dan interaksi manusia, walaupun masyarakat dan institusi sosial
terlihat nyata secara obyektif, namun pada kenyataannya semua dibentuk dalam
definisi subbjektif melalui proses interaksi. Objektivitas dapat terjadi melalui

5
penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain, yang memiliki definisi
subjektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang palng tinggi, manusia
menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidup
menyeluruh yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial, serta
memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.
Berger dan Luckmann berpandangan bahwa kenyataan itu dibangun secara sosial,
dalam pengertian individu-individu dalam masyarakat yang telah membangun
masyarakat, maka pengalaman individu tidak dapat terpisahkan dengan masyarakat.
Manusia sebagai pencipta kenyataan sosial yang objektif melalui 3 (tiga) momen
dialektis yang simultan, yaitu: (1) Eksternalisasi, (2) Objektivasi, (3) Internalisasi.
Internalisasi Merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran
sedemikian rupa, sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifikasi akan ditangkap sebagai
gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran.
Internalisasi adalah penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam melalui
suatu pembinaan, bimbingan dan sebagainya. Artinya, internalisasi merupakan
proses yang mendalam untuk menghayati nilai-nilai yang didapatkan oleh peserta
didik dipadukan dengan nilai-nilai pendidikan secara utuh yang sasarannya supaya
menyatu dalam peribadian peserta didik itu sendiri, sehingga menjadi satu karakter
atau watak bagi peserta didik. Internalisasi juga merupakan sentral perubahan
kepribadian yang merupakan dimensi kritis terhadap diri manusia yang di dalamnya
memiliki makna kepribadian terhadap respons yang terjadi dalam proses
pembentukan watak manusia.
Dengan demikian, pendidikan sebagai proses menginternalisasikan nilai-nilai dalam
pribadi peserta didik bertumpu pada kemampuan atau kapasitas pembelajaran dalam
setiap pribadi peserta didik. Untuk itu, pada bagian ini memerlukan kepada melihat
kembali tentang makna atau hakikat dari nilai itu sendiri.
Hakikat Nilai secara etimologi, nilai berasal dari kata valere, berasal dari bahasa
Latin, yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku dan kuat. Dalam bahasa
Inggris disebutkan dengan istilah value, dan secara terminologi, ada beberapa
pengertian mengenai nilai, yaitu: harkat, keistimewaan, dan ilmu ekonomi. Yang
dimaksudkan dengan harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat
di sukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi obyek kepentingan. Keistimewaan
artinya, apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu kebaikan.
6
Lawan dari suatu nilai positif adalah tidak bernilai atau juga sering disebut dengan
nilai negatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ilmu ekonomi adalah yang
bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-benda material, pertama sekali
menggunakan secara umum kata nilai.
Nilai bersifat abstrak, berada di belakang fakta, melahirkan tindakan, melekat dalam
moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan berkembang ke arah
yang lebih kompleks. Proses internalisasi nilai-nilai dapat dilakukan melalui dua
jenis pendidikan, yaitu: pertama, pendidikan dari dirinya sendiri (self-education);
dan kedua, pendidikan melalui orang lain (education by another) (Arifin, 2000: 173).
Sementara itu, strategi pelaksanaan internalisasi nilai-nilai ihsan dapat dilakukan
melalui empat cara, yaitu: (1) Pembelajaran (teaching), (2) Keteladanan (modeling),
(3) Penguatan (reinforcing) dan (4) Pembiasaan (habituating). (Sudrajat: OL).
Strategi tersebut bisa diterapkan dalam proses internalisasi nilai-nilai ihsan dalam
mewujudkan pribadi yang muhsin bagi siswa di SMK Pemuda Sumedang.
VII. Metode dan Teknik Penggalian Data
A. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan metode studi kasus. Alasan
menggunakan kualitatif karena peneliti perlu memahami fenomena tentang suatu
yang dialami subjek secara holistik, dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
basaha, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Penelitian ini memusatka diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang
mempelajarinya sebagai suatu kasus.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Pemuda Sumedang beralamat di
Jln. Raya Sumedang – Cirebon Km. 3.
2. Waktu penelitian; Pengajuan Proposal bulan Maret 2020, sedangkan
Pelaksanaan Penelitian selama 4 bulan mulai April sampai Juli 2020.
C. Instrumen Penelitian
Alat penelitian atau instrumen dalam menggali informasi atau data penelitian yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Agar penelitian lebih mudah dan hasilnya
lebih optimal sesuai dengan topik penelitian maka peneliti berpedoman pada
pedoman observasi dan pedoman wawancara yang telah dirumuskan sebelumnya
(Arikunto: 2013).

7
D. Sampel Sumber Data
Penentuan sampel sumber data pada proposal ini yakni dengan menggunakan
metode snowball sampling yang disebutkan oleh Neuman yakni merupakan suatu
metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu
jaringan atau rantai hubungan yang terus menerus.
Dalam melakukan penelitian ini data-data yang diperlukan di peroleh dari dua
sumber yaitu:
1. Data Primer berupa informasi dari guru agama Islam, Kepala Sekolah, PKS I
bidang kurikulum, PKS II bidang kesiswaan di SMK Pemuda Sumedang.
Tidak menutup kemungkinan sumber data primer memerlukan lebih dari
empat orang informan seiring dengan keperluan data pada saat penelitian.
2. Data sekunder berupa informasi dari yang memiliki hubungan masalah
dengan yang diteliti yaitu meliputi literatur-literatur yang ada. Selain itu data
ini juga dapat diperoleh dari data-data dokumentasi berupa profil sekolah,
keadaan guru, struktur organisasi, keadaan siswa, hingga sarana dan
prasarana.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
A. Observasi
Observasi dilakukan pada guru, kepala sekolah beserta jajarannya, siswa dan
warga sekolah lainnya yang ada di lingkungan SMK Pemuda 1 Sumedang.
B. Wawancara
Wawancara akan dilakukan kepada guru agama Islam, Kepala Sekolah, PKS
I bidang kurikulum, PKS II bidang kesiswaan.
C. Dokumentasi dan Literasi relevan dengan kajian penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada teknik yang sudah umum
digunakan para peneliti yakni dengan dengan menggunakan teknik analisis data
model interaktif yang sebagaimana dibuat oleh Miles dan Huberman (Iskandar:
222), dengan langkah-langkah: (1) Pengumpulan data, (2) Reduksi Data, (3) Displat
data atau penyajian data, (4) Penarikan kesimpulan.

8
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Rencana pemeriksaan uji keabsahan data penelitian ini menggunakan trianggulasi
data, yaitu teknik pemeriksaan data dimana data tersebut digunakan untuk
mengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu, dalam hal ini peneliti
menggunakan trianggulasi teknik sumber yakni membandingkan dan mengkaitkan
data wawancara, obervasi dan dokumentasi untuk memperoleh data upaya guru
dalam menginternalisasikan nilai-nilai ihsan pada siswa.
VIII. Rencana Pembahasan
Judul “STRATEGI GURU PAI DALAM MENGINTERNALISASI NILAI-NILAI
IHSAN UNTUK MEWUJUDKAN PRIBADI MUHSIN SISWA DI SMK
PEMUDA SUMEDANG”.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Kerangka Pemikiran
E. Statement Tesis
F. Sistematika Pembahasan
BAB II Kajian Teori
A. Strategi
B. Internalisasi
C. Nilai Ihsan
D. Muhsin
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Tempat Penelitian
C. Instrumen Penelitian
D. Sampel Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Fakta Temuan Hasil Penelitian

9
B. Interpretasi Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
IX. Pustaka Acuan atau Bibliografi
PUSTAKA ACUAN / BIBLIOGRAFI
1. Buku
Kholik, Nur, et al. NEVER DIES: Alternative Islamic Education: Internalisasi Nilai-
Nilai Pendidikan Islam dalam Ruang Publik. EDU PUBLISHER, 2020.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2017.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Pers. 2014.
Rahmat, Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000.
Diane Tilman & Diane Soe. (2004). Living values activities for children 3-7 tahun.
(Terjemahan Adi Respati). Jakarta: Grasindo Gramedia Widya Sarana
Indonesia.
Doni Koesoema A., (2007), Pendidikan karakter: Strategi mendidik anak di zaman
global. Jakarta: Grasindo.
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004.
Agus Wibowo. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Abdul Majid, dkk. Pendidikan Karakter Persfektif Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. Ke-1. 2012.
Arifin HM. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. Ke-5. 1991.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Idris, Saifullah. Internalisasi Nilai dalam Pendidikan (Konsep dan Kerangka
Pembelajaran dalam Pendidikan Islam). Yogyakarta: Darussalam Publishing,
FTK Ar-Raniry Press. 2017.
2. OL
Membumikan Sikap Ihsan http://syamsulrijal.com/membumikan-sikap-ihsan/
Teori Konstruksi Realitas Sosial https://dkv.binus.ac.id/2015/05/18/teori-konstruksi-
realitas-sosial/

10
https://kalsel.kemenag.go.id/opini/517/Keteladanan-Pendidik-Dalam-Membentuk-
Akhlak-Siswa
3. Jurnal
Pranata, Alvira. Cultural-Based Character Education Strategy In SMAN 9
Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Yogyakarta. Edisi 3 Vol. V Tahun 2016.
Ahmad, Aliy, Rosichin Mansur, and Ach Faisol. "Internalisasi Nilai-Nilai
Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Perilaku Bullying (Studi Kasus Di
Mts Nurul Ulum Malang)." Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam 5.1 (2020): 8-
16.
Budiwiyono, Teguh. Internalisasi nilai Islami dalam membentuk kepribadian peserta
didik: Penelitian di SMA Nurul Fikri Boarding School Anyer Kabupaten
Serang. Diss. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.
Winarsih, Sri, And Maslamah Maslamah. Internalisasi Nilai-Nilai Humanistik Dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak Di Ma Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta
Tahun Ajaran 2019/2020. Diss. Iain Surakarta, 2020.

RENCANA JADWAL PENELITIAN

11
INTERNALISASI NILAI-NILAI IHSAN DALAM MEWUJUDKAN PRIBADI
MUHSIN SISWA DI SMK PEMUDA SUMEDANG

No Kegiatan Bulan Ke
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
1
A Pengajuan dan Seleksi Proposal
1 Penyusunan dan Perbaikan
Proposal
2 Diskusi dan Presentasi Proposal
3 Pelaksanaan Seminar Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 SK Pembimbing Proposal
B. Pelaksanaan Penelitian dan Analisis Data
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Konsultasi ke Pembimbing
9 Laporan Kemajuan Penelitian
C. Draf Laporan Penelitian
10 Membuat draf laporan
penelitian
11 Pembimbingan Laporan
Penelitian
12 Penyempurnaan laporan
13 Laporan akhir penelitian
14 Ujian Skripsi
15 Perbaikan Finalisasi

IDENTITAS PENELITI

12
Nama Peneliti : Eki Puji Prasetia

NIM : B.2016.1.1.019

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Kuningan, 17 November 1997

Alamat : Dsn. Bojong 004/002 Ds. Rancamulya

Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang

Nomor HP : 082215280151

Alamat e-mail : ekipujiprasetia97@gmail.com

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Rancamulya

2. SMPN 1 Sumedang

3. SMKN 1 Sumedang

13

Anda mungkin juga menyukai