Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

SETRATEGI GURU DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN KARAKTER


RELIGIUS MELALUI METODE SURI TAULADAN GURU DAN PENGARUHNYA
TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN
SMPN 1 DAN SMPN 2 AIRMADIDI
(SISWA MUSLIM MEYORITAS DAN MINORITAS DI SEKOLAH NEGERI)

ABIYAN MAULANA

(2021010123)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
WONOSOBO JAWA TENGAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beakang Masalah
Hakikat manusia dari sisi penciptanya (Allah swt) adalah makhlukyang mulia karena
dibekali dengan akal dan hati. Dengan akal manusia dapat berfikr dan membedakan mana
yang benar dan mana yang salah dan tentang kelangsungan hidupnya dan generasinya.
Manusia akan terus untuk menemukan bebagai cara untuk survive baik bagi dirinya
maupun keturunan dan generasinya.1 Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi
setiap individu. Penddikan merupakan proses perubahan tingkah perilaku seseorang atau
komunitas orang dari tidak baik menjadi baik melalui upaya pengajaran dan latihan.
Pendidikan juga diartian sebagaibimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan peserta didik baik rohani maupun jamani sehingga menjadi kepribadian
yang sempurna.2

Hal terpenting dalam membentuk sifat dan karakter manusia agar menjadi insan kamil
adalah pendidikan. Melalui pendidikan baik pendidikan keluarga atupun sekolah, ataupun
lingkungan sekitar. Manusia dapat terbuka fikirnnya bahwa apa-apa yang ada dialam
semesta ini terdapat banyak sekali ilmu. Pendidikan berupaya memelihara dan
memancarkan nilai-nilai asas suatu masyarakat. Demikian juga, pendidikan merupakan
elemen terpenting dalam proses perkembangan dan kematangan seseorang yang dapat
melahirkan generasi. Dewasa ini berbicara tentang pendidikan merupakan fokus
pembahasan yang sangat bagus untuk dibahas karena berkaitan dengan maju
munundurnya tujuan pendidikan yang mana bisa kita perhatikan juga pada aspek karakter
peerta didik zaman sekarang.3 Dan berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan bukan hanya
dari seberapa banyak pemahaman materi yang di kuasai, tetapi hakekatnya adalah nilai
implementasinya.

Saat ini tengah terjadi krisis, hal ini berakar pada lemahnya karakter peserta didik.
Pendidikan yang di harapkan mampu menciptakan manusia unggul yang siap menjadi
pemimpin yang handal ternyata tak mampu menjawab harapan tersebut secara cepat dan
tepat. Sekolah belum mampu menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik
sebagai calon-calon pemimpin masa depan. Terdapat peserta didik yang harus selalu
diingatkan dan ditegur dalam beberapa kegiatan keagamaan seperti solat,membaca Al-
Qur’an dan menanamkan nilai-nilai karakter religious adalah dengan diberikannya
pelajaran tentang bagaimana tata cara bersuci,sholat,serta diberikan hafalan beberapa ayat
Al-Qur’an secara tematik semisal tentang berbakti kepada kedua orang tua,toleransi
kepada sesama,berakhlak mulia terhadap sesame yang nantinya dapat diterapkan dalam

1
https//journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul
2
Fuadyanwar@fis.unp.ac.id
3
https/journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul
kehidupan sehari-hari.4 yang itu semua di awali dengan pembiasaan yang harus dilakukan
oleh pendidik terlebih dahulu yang mana di sini berposisi sebagai suritauladan yang baik.

Menurut E Mulyasa bahwa peran guru dalam proses belajar mengajr yaitu: sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, teladan, pembangkit pandang, dan
aktor.5 Guru pendidikan agama islam adalah guru agama disamping melaksanakan tugas
pelajaran yaitu memberikan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas
pendidikan dan pembinaan bagi siswa, ia membantu kepribadian akhlak, juga
menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan peserta didik.6 Sebagai
orang yang digugu dan ditiru sudah sepatutnya seorang pendidik atau guru memiliki sifat,
sikap, dan perilaku yang baik terutama dalam lingkup pendidikan atau dalam masyarakat.
Karena guru adalah suri tauladan yang di jadikan panutan serta contoh oleh peserta didik.7

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, pendidkan


merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran. Lembaga pendidikan juga merupakan institusi social yang menjadi agen
sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga dan lembaga atau tempat berlangsungnya
proses pendidikan dengan tujuan mengubah tingkah laku individu kea arah yang lebih baik
melalui interaksi dengan lingungan sekitar.8

Untuk mecapai tujuan pendidikan sebagaimana seperti yang diharapkan, khususnya


terhadap tingkah laku dan karakter peserta didik terhadap nilai religious maka harus
adanya upaya-upaya untuk mewujudkan hal tersebut. Hal ini seperti yang terjadi di sekolah
SMPN 1dan SMPN 2 AIRMADIDI yang notabenya sebagai sekolah formal Negeri yang
jauh dan kurang meperhatikan terhadap asas-asas keagamaan terhusus agama islam
sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan didunia.

Selain krisis dari aspek religious ia juga dari aspek sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan ibadah. Terbukti ketika wawancara kepada siswa muslim SMPN 2
AIRMADIDI MINORITAS yang kami ambil sampel dari kelas yang berbeda pertanyaan
tentang sholat lima waktu mayoritas dari jawaban mereka berdasarkan dari wawancara
lima (5) siswa. Empat dari lima siswa 80% tidak pernah sama sekali sholat di sekolah dan
satu dari lima 20% siswa melaporkan sama sekali tidak sholat di rumah disisi lain tiga
dari lima 60% siswa melaporkan sering sholat di rumah dan tidak ada yang melaporkan
sholat di sekolah, satu dari lima 20% siswa melaporkan jarang sholat di sekolah dan jarang
juga sholat di rumah. Dari data ini dapat dilihat kecilnya peran sekolah berdasarkan
laporan dari 5 siswa tersebut. Dari lima siswa yang wawancara soal komitmen
menjalankan sholat lima waktu, satu siswa menunjukan komitmen tinggi dan empat
lainnya menunjukan komitmen kurang tinggi. Salah satu siswa yang menunjukan

4
https://doi.org/10.14421/jpai.2020.171-02
5
Sudirman, Interaksi dan motifasi belajar mengajar,(Jakarta: Rajawali Pres, 2011) h 144
6
https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index/irsyaduna
7
https://www.kompasiana.com
8
https://www.kompas.com
komitmen tinggi menyatakan bahwa: selalu menjaga sholat, sebagian sholat dimasjid
ponegoro maupun di rumah sering sholat karena kemauan diri sendiri.9

Hasil wawancara lima orang siswa muslim minoritas di sekolah SMPN 1


AIRMADIDI tentang peran guru dalam membentuk perilku keagamaan. Dari sepuluh
siswa yang ditanya tentang kesepuluh gurunya mengungkapkan bahwa guru di sekolah
minoritas lebih sering memberikan motivasi kepada siswa muslim, sedangkan di sekolah
mayoritas tidak perna memberikan motivasi kepada siswanya agar rajin sholat.
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka dalam penelitian ini memilih judul “
upaya guru dalam menerapkan pendidikan karakter religious melalui metode suri
tauladan guru dan pengaruhnya terhadap lembaga pendidikan SMPN 1 DAN
SMPN 2 AIRMADIDI”.

B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi guru menerapkan pendidikan karakter religious untuk
siswa dengan metode suri tauladan ?
2. Sejauh mana pengaruhnya terhadap lembaga pendidikan formal negeri
dengan diterapkannya metode suri tauladan ?
C. Tujuan Penelitian
Menyesuaikan permasalahan diatas maka, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana setrategi guru dalam menerapkan pendidikan
karakter religious untuk siswa dengan metode suri tauladan.
2. Agar mengetahui sejauh mana penaruhnya terhadap lembaga pendidikan
formal negeri dengan diterapkannya metode suri tauladan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan agar bermanfaat untuk Empat objek:
1. Untuk siswa supaya dapat meningatkan motivasi semangat dalam beragama sebagai
landasan dan pedoman dalam hidup dan pengetahuan tentang pendekatan metode
suri tauladan.
2. Untuk guru supaya menambah wawasan tentang cara atau metode dalam mendidik
dan membimbing siswa dengan metode suri tauladan.
3. Untuk lembaga sebagai bahan inovasi dan masukan dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan

9
Hasil wawancara dengan Rizky Ardani siswa SMP
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1) Setrategi Pendidikan Karakter religious
a) Pengertian Setrategi Pendidikan Karakter Religious
Setrategi secara istiah merupakan rencana berskala besar dengan tujuan masa
depan guna menghadapi persaingan untuk mencapai tujuan itu sendiri10 Pada
dasaranya pendidikan (UU SIDIKNAS NO.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktig mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperluan dirinya dan masyarakat.11 Menurut ki Hajar Dewantara (
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan
yaitu: pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak.

Sementara itu, karakter merupakan akumulasi watak, sifat, dan kepribadian


individu yang mengarah pada keyakinan dan kebiasaan dan kebiasaannya dalam
kehidupan sehari-hari.12karakter merupakan cara berfikir dan perilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan kerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara.13 Religious merupakan sebuah ketaatan dan
kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan jaran agama yang dianut, termasuk
dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup
rukun dan berdampingan.
b) Macam-macam Karakter

Ada 18 nilai karakter yang akan ditanamkan pada diri peserta didik sebagai upaya
pembangun karakter bangsa. Niai-niai karakter rumsan kementrian Pendidikan
Nasional tersebut selengkapnya adalah berikut:14Relgius, toleransi, kebiasaan, Kerja
keras, Kreatif, Mandiri, Demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau
nasionalisme, sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan,
cinta tah air, menghargai prestasi, Komunikatif, cinta damai, Gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli social, dan tanggung jawab.

c) Macam-macam Metode Pendidikan

10
Pearce II, John A. dan robinson Richard B. Jr. Mnajemen Strategis 10, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), 2.
11
https://pgsd.upy.ac.id
12
https://akupintar.id
13
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hal. 70.
14
Kemendiknas, Panduan Pendidikan Karakter, Jakarta: pusat kurikulum dan Kebukuan Kemendiknas, (2011),
hal. 2
Macam pendidikan sebagai berikut:15
1). Pembiasaan, Hal ini bisa dilakukan dengan membiasakan anak-anak membaca
atau mengucapkan hal yang baik, seperti membaca basmalah sebelum memakai sepatu.
2). Latihan (Demonstrasi), membiasakan anak melakukan latihan, seperti
mengadakan praktek membaca Al qur’an, sholat 5 waktu atau Sunnah.
3) Teladan, merupakan metode yang sangat berpengaruh dan terbukti paling berhasil
dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos social anak.
Teladan yang baik perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik anak-anaknya, karena
anak-anak biasanya suka mengidentifikasi diri kepada orang tua yang dijadikan
sebagai figure yang dicintai.

B. Metode Suri Tauladan


Penerapan Metode Suri Tauladan

Sebagai mana yang telah di sebutakan pada point ke-3 diatas, Teladan merupakan
metode yang sangat berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalammempersiapkan dan
membentuk aspek moral, Spiritual, etos social anak. Metode keteladanan merupakan
metode tertua dan tersulit. Walupu demikian, seorang guru memiliki keharusan untuk
menerapkan dalam ksehariannya. Bagi guru pendidikan Agama Islam, saat mengajar
sejatinya sedang berdakwah kepada peserta didiknya, maka ada keharusan dalam proses
menyampaikan pelajaran agama tidak hanya secara teoritis saja, melainkan praktik
langsung dengan memberikan teladan yang baik bagi peserta didikanya.

Teladan yang diberikan oleh guru lambat laun akan membentuk karakter peserta
didik. Dan selanjutnya, akan membuahkan perbuatan dn tingkah laku yang baik
dalamkehidupan sehari-hari, karena bagaimanapun penanaman nilai-nilai keteladanan
yang dilakukan oleh guru sebagai figure otoritas akan selalu diamati dan ditiru
perilakunya, sehingga terpatri kata-kata, tindakan, rasa, dan nilainya didalam jiwa dan
perasaan mereka.16

15
Adisusilo, Sutarjo, 2012. Pembelajaran Nilai – Karakter: Konstruktivis medan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan
Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
16
Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Saifullah Kamalia & Hery Noer Ali, (
Jakarta: Pustaka Asy-Syifa; 1999), hal 151.
Kekurangan dan kelebihan Metode Suri Tauladan

Layak metode-metode yang lain, metode keteladanan juga memiliki kekurangan dan
kelebihan. Namun kelemahan metode ini tidak dapat dilihat secara kongkrit. Tetapi
secara garis besar mengatakan kelebihan dan kekurangan metode ini dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:

Kelebihan:

1) Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya di


sekolah.
2) Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi muridnya.
3) Agar tujuan penidikn lebih terarah dan tercapai dengan baik
4) Bila keteladanan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat baik, maka
akan tercipta suasana yang baik pula.

Kekurangan:

1) Jika figure yang meeka jadikan conth kuarang baik, maka mereka cenderung
mengikuti kepada hal-hal yang tidak baik tersebut pula, karena suri tauladan
adalah objek yang meniru adalah subyek yang ditiru.
2) Jika teori tanpa pratek akan menimbulkan verbalisme atau tidak selarasnya
antara ucapan dan tindakan.17

17
Tafsir Ahmad. (2004) Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitianini meliputi sumber penelitian dan waktu penelitian
1. Sumber penelitian: ini berdasarkan kajian pustaka melalui jurnal yang tentunya
mengenai problematika pendidikan di sekolah SMPN 1 DAN SMPN 2
AIRMADIDI melalui wawanara pada setiap SMPN lima anak siswa yang diambil
dari kelas yang berbeda.
2. Waktu Penelitian: penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 juni 2023

B. Subyek Penelitian

Nama Sekolah: SMPN 1 DAN SMPN 2 AIRMADIDI


Alamat Sekolah: Minahasa Utara
Objek : siswa

C.Instrumen Penelitian

Untuk memantau dan mengetahui bagamana strategi guru dalam mendidik dan
membimbing siswanya dan metode yang digunakan dalam rangka terciptanya hasil
belajar. Dengan melalui kajian pustaka tentang SMPN 1 dan SMPN 2 AIRMADIDI
dan kemudian mencari solsi-solusi atau strategi yang cocok untuk lembaga pendidikan
tersebut.

Siklus 1:

1. perencanaan (pleaning)
pada tahapan ini penulis meneliti sumber masalah terlebih dahulu tentang obek yang
akan diteliti melalui kajian pustaka jurnal yang mana didalamnya terdapat
penjelasan mengenai problem yang dipaparkan oleh peneliti sebelumnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pencarian data ini melalui kajian
pustaka dari jurnal. Dan penentuan tema atau judul yang akan dipecahkan terkait
masalah yang dialami lembaga pendidikan terkait yang disebutkan didalam jurnal
yang mana sumber masalah yang akan dipecahkan.
2. Pengamatan (observasi)
Observasi yang dilakukan adalah berhubung penelitian ini melalui kajian pustaka,
maka langkahyang peneliti lakukan adalah melihat data persentase siswa dalam
perilaku keagamaan yang sudah terdata dalam bentu tabel dan dengan hasil akhir
persentase.
3. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi dan evaluasi dilakukan melalui kajian ulang mengenai
pembelajaran karakter dengan metode suri tauladan berdasarkan pemaparan hasil
akhir penelitian dari para peneliti dari berbagai sumber terkait metode pendidikan
karakter.

D.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan sebanyak mungkin data atau


informasi yang dibutuhkan dlam mencapai tujuan penelitian tersebut, yaitu:

1) Kajian Pustaka

Yaitu mencari data atau informasi terkait lembaga yang akan diteliti dengan membaca
jurnal, artikel tentang keberlangsungan kegiatan pembelajaran terkhusus pada
penelitian ini adalah SMPN 1 dan SMPN 2 AIRMADIDI

2) Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah berdasarkn tabel dari
hasil wawancara kepada siswa SMPN 1 dan SMPN 2 AIRMADIDI
E.Teknik Analisis Data
Teknik yang digunaka dalam analisi data ini adalah Metode Kualitatif. Adapun
pendkatan kajiannya yaitu Library research. Referensi primer maupun sekunder yang
menjadi acuan berdasarkan jurnal atau artikel yang berhubungan data- data tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https//journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul
Fuadyanwar@fis.unp.ac.id
https/journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul

Hasil wawancara dengan Rizky Ardani siswa SMP

Pearce II, John A. dan robinson Richard B. Jr. Mnajemen Strategis 10, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), 2.
https://pgsd.upy.ac.id
https://akupintar.id
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hal. 70.
Kemendiknas, Panduan Pendidikan Karakter, Jakarta: pusat kurikulum dan Kebukuan Kemendiknas, (2011), hal.
2
Adisusilo, Sutarjo, 2012. Pembelajaran Nilai – Karakter: Konstruktivis medan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan
Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Saifullah Kamalia & Hery Noer
Ali, ( Jakarta: Pustaka Asy-Syifa; 1999), hal 151.

Tafsir Ahmad. (2004) Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
SUMBER PENELITIAN

Berdasarkan:

Jurnal ini disusun oleh:1. Pahron Setiawan

2.Delmius P. Salim
3. Muh. Idris

Studi kasus tentang perilaku keagamaan siswa SMPN 1 dan SMPN 2 AIRMADIDI

Anda mungkin juga menyukai