Anda di halaman 1dari 8

Upaya Meningkatkan Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs Negeri Batang

Melalui Metode Menyanyi Lagu Sholawat

Oleh : Edy Subeno

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum pada Madrasah menjelaskan bahwa satuan pendidikan
dapat melakukan inovasi dan pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) sesuai kebutuhan peserta didik, akademik, sosial budaya
dan kebutuhan madrasah. Inovasi dan pengembangan KTSP meliputi struktur
kurikulum, beban belajar, desain pembelajaran, muatan lokal dan
ekstrakurikuler. Dengan demikian satuan pendidikan dapat melakukan
terobosan-terobosan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan melakukan
inovasi dalam implementasi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan madrasahnya (KementerianAgamaRI, 2019).
Mencermati maraknya kenakalan remaja akibat kemajuan teknologi
informasi maka pemantapan karakter religius dan sikap ini sangat dibutuhkan
oleh peserta didik di tingkat madrasah tsanawiyah dengan menyusun kegiatan
pembelajaran yang berbasis religi melalui rencana pembelajaran, kemudian
melaksanakan aktifitas nyata berbasis religi.
Dalam observasi melalui penilaian sikap oleh beberapa guru mapel PPKn
dan Aqidah Akhlak bahwa siswa yang mempunyai nilai B ke atas hanya 40%
dan kebanyakan mempunyai nilai C ke bawah.
Pembentukan Sikap Religius dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya adalah metode bernyanyi. Dalam mepel seni budaya pada materi
bernanyanyi penulis menambahkan genre lagu sholawat disamping lagu
nasional dan lagu daerah. Dengan penyampaian materi tersebut diharapkan
dapat menaikan nilai sikap religius siswa – siswi
B. Permasalahan
1. Apakah Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs Negeri Batang dapat
ditingkatkan Melalui Metode Menyanyi Lagu Sholawat
2. Bagaiman langkah sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs Negeri
Batang dapat ditingkatkan melalui metode Menyanyi Lagu Sholawat.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs
Negeri Batang dapat ditingkatkan Melalui Metode Menyanyi Lagu Sholawat
2. Untuk mengetahui bagaimana cara Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik
Siswa MTs Negeri Batang dapat dilangkah tingkatkan Melalui Metode
Menyanyi Lagu Sholawat
D. Manfaat
1. Bagi guru dapat megembangkan metode yang baik untuk meningkatkan
Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs Negeri Batang Melalui
Metode Menyanyi Lagu Sholawat
2. Bagi siswa bahwa Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs Negeri
Batang Melalui Metode Menyanyi Lagu Sholawat.
3. Bagi Sekolah dapat digali upaya kreatifitas guru salah satunya adalah
peningkatan Sikap Religius dan Akhlak Yang Baik Siswa MTs Negeri Batang
Melalui Metode Menyanyi Lagu Sholawat

BAB II KAJIAN TEORI


A. Sikap
Sikap merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia,
karena tanpa adanya sikap tersebut sulit untuk dikatakan bahwa orang tersebut
masih menjalankan fungsinya sebagai manusia. Sikap sangat diperlukan bagi
seseorang untuk menilai dan meyakini sesuatu untuk merasakan senang atau tidak
senang terhadap sesuatu dan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Dengan sikap
akan tercermin kepribadian seseorang.
Menurut Gene R. Hawes dan Lynne Salop hawes yang di kutip oleh The
Liang Gie (Gie, 1994) sikap (attitude) dirumuskan sebagai suatu kecenderungan
umum atau kesiagaan mental dalam hubungannya dengan berbagai orang,
keyakinan, atau entitas lainnya apapun; system sistem pendidikan secara khas
berusaha menganjurkan sikap-sikap tertentu pada murid-murid mereka sebagai
tambahan dari menanamkan pengetahuan.
Ellis yang di kutip oleh Ngalim Purwanto (Purwanto, 1990) mengatakan :
yang sangat memegang peranan penting di dalam sikap ialah factor perasaan atau
emosi dan factor kedua adalah reaksi atau respons, atau kecenderungan untuk
bereaksi.
Sikap siswa dapat diartikan sebagai cara siswa bersikap sesuai ajaran
agama Islam rajin beribadah dan konsistenbaik di sekolah maupun di luar sekolah.
Selain itu sikap siswa menentukan apakah siswa bersikap baik terhadap guru,
teman, saudara dan lingkungan sekitar.

B. Sikap Relegius
Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa
asing religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau
kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan
religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri
seseorang (Thontowi, 2012).
Religius sebagai salah satu nilai karakter dideskripsikan oleh (Suparlan,
2010) sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa
dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini siswa
diharapkan mampu memiliki dan berprilaku dengan ukuran baik dan buruk yang di
dasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Pembentukan karakter Religius ini
tentu dapat dilakukan jika seluruh komponen stake holders pendidikan dapat
berpartisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dari siswa itu sendiri
Penekanan utama adalah bahwa Pembentukan karakter Religius ini tentu dapat
dilakukan jika seluruh komponen stake holders pendidikan dapat berpartisipasi dan
berperan serta.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator sikap religius seseorang,
yakni : pertama; Komitmen terhadap perintah dan larangan Allah, Kedua,
Bersemangat mengkaji ajaran agama. Ketiga, Aktif dalam kegiatan agama.
Keempat, Menghargai simbol-simbol keagamaan. Kelima, Akrab dengan kitab suci,.
Keenam Mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan. Ketujuh,
Ajaran agama dijadikan sebagai sumber pengembangan ide dan lain-lain
Contoh sikap religiusitas yang hendaknya dimiliki seseorang yang dapat
dilatih di lembaga pendidikan sejak usia dasar diantaranya adalah :
1) sholat dhuha berjamaah sebelum mulai aktifitas pembeljaaran akademis
sebagai salah satu pembiasaan pada diri siswa. Dengan pembiasaan sholat
dhuha berjamaah diharapkan saat menerima pembelajaran akademis siswa
dalam keadaan telah bersuci dan berdoa disalah satu waktu yang afdhol untuk
berdo’a. Sebagaimana hadits berikut ini “Wahai anak Adam, janganlah engkau
merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah)
akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).
2. Mewajibkan mengikuti sholat berjamaah pada Dhuhur dan Ashar. Aktifitas ini
memberikan pembiasaan sholat tepat pada waktunya dan akan membawa
dampak pembiasaan tepat waktu dalam menyelesaikan kewajiban mengerjakan
tugas akademis.
3. Menyelanggaran pembelajaran Al qur’an yang dikenal dengan Smart Al quran
sebagai salah satu bagian kurikulum internal sekolah. Dengan demikian siswa
lebih mudah menghafal materi pembelajaran yang berbentuk akademis bila telah
dibiasakan membaca al qur’an bahkan bila berupaya menghafal.
4. Mengadakan peringatan hari besar agama tidak hanya sekedar seremonial tapi
dengan adanya praktek langsung sehingga betul – betul memberikan
pengalaman belajar pada siswa.

Ini adalah pengembangan religi pada siswa muslim dan sudah seharusnya
ada kegiatan sepadan yang harus dilakukan oleh yang non muslim.contohnya :
adanya kajian bible pada jam yang bersamaan dengan siswa muslim belajar
Alqur’an , adanya kegiatan Ritmis bagi siswa Nasrani yang dilakukan pada saat
yang muslim Pondok Romadlan.
Uraian diatas adalah aktifitas disekolah dalam pengembangan karakter religi,
namun hal ini tidak bisa terlepas dari kerjasama yang baik dengan orangtua dalam
peningkatan karakter religi dirumah. Karena bagaimanapun waktu yang lebih
banyak di rumah dan agen sosialisasi karakter yang paling primer atau utama
adalah keluarga.
Inilah pentingnya karakter religi menjadi kunci utama dalam pembentukan
karakter peserta didik sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada
segala tantangan zaman utamanya di era globalisasi yang menuntut generasi
Indonesia dapat berjuang melawan tantangan zaman , tantangan tehnologi
informasi dan komunikasi.
Intinya pelajar Indonesia saat ini harus dipertebal karakter religinya sehingga
mampu menghadapi kecanggihan tehnologi yang akan dapat mempercerdas siswa
untuk dapat selektif menyikapi suguhan – suguhan atau tampilan IT yang semakin
canggih.

C. Akhlak
Akhlak merupakan inti dari bangunan Islam. Imam Al Ghazali ketika
membicarakan tentang akhlak membaginya dalam dua hubungan. Yang pertama,
akhlak seorang hamba ketika berhubungan dengan Tuhannya (hablun minallah)
(Nasrullah, 2020).
Akhlak merupakan ukuran kepribadian seorang muslim. Ketika akhlak
seseorang tercermar dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan syariat Islam
maka ia berkepribadian yang tercela. Sebaliknya, orang yang bersikap sesuai
ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah maka akhlaknya mulia. Ukuran baik dan buruk
akhlak seseorang dapat ditinjau dari sudut pandang syariat Islam. Sebab syarit
adalah undang-undang yang mengatur kehidupan umat manusia.
Menurut Imam Al-Ghazali akhlak bukan sekedar perbuatan, bukan pula
sekedar kemampuan berbuat, juga bukan pengetahuan. Akan tetapi, akhlak adalah
upaya menggabungkan dirinya dengan situasi jiwa yang siap memunculkan
perbuatan-perbuatan, dan situasi itu harus melekat sedemikian rupa sehingga
perbuatan yang muncul darinya tidak bersifat sesaat melainkan menjadi kebiasaan
dalam kehidupan sehari-hari (Ghozali, 2003). Hanya saja dewasa ini banyak sekali
tantangan yang dapat mengakibatkan kerusakan akhlak umat Islam. Untuk itu umat
Islam seharusnya memahami secara benar dan menerapkan hakekat dari
pendidikan akhlak sesuai dengan ajaran Islam.

D. Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan
syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan
materi-materi yang akan diajarkan. Menurut pendapat ahli, bernyanyi membuat
suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat
distimulasi secara lebih optimal. Anak sangat suka bernyanyi sambil bertepuk
tangan dan juga menari.
Dengan menggunakan metode bernyanyi dalam setiap pembelajaran

anak akan mampu merangsang perkembangannya, khususnya dalam


berbahasa dan berinteraksi dengan lingkungannya (Fadillah, 2012). Bernyanyi
adalah hal yang sangat menyenangkan dan kita semua tahu bahwa
semua orang senang bernyanyi. Bernyanyi bisa mewakili ekspresi jiwa
dan emosi seseorang. Bernyanyi merupakan aktifitas mengungkapkan
rangkaian kata dengan nada (intonasi) tertentu membentuk sebuah lagu
dengan irama (musik). Aktifitas bernyanyi dapat diiringi alat musik dapat

juga tanpa alat musik (Yokomirantiyo, 2012).


Bernyanyi merupakan bagian dari kebutuhan alami manusia. Bernyanyi
juga merupakan bagian dari emosi manusia. Bernyanyi bisa dilakukan dalam
beberapa bentuk, diantaranya. 1. Bernyanyi aktif, artinya anak melakukan secara
langsung kegiatan menyanyi, baik sendiri, mengikuti, maupun bersama-sama. 2.
Bernyanyi pasif, artinya anak hanya mendengarkan suara nyanyian dan
menikmatinya tanpa terlibat secara langsung kegiatan menyanyi (Parseka, 2007).
Dengan metode bernyanyi maka akan mudah mencapai tujuan
pembelajaran yang mungkin sulit untuk diraih keberhasilannya dengan
menggunakan metode yang lain.
E. Lagu Sholawat

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

References
Fadillah, M. (2012). Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Ghozali, A. (2003). Bidayat Al Hidayah (Terjemah). Yogyakarta: Pustaka Sufi.

Gie, T. L. (1994). Cara Belajar Yang Efektif. Yogyakarta: PUBIB.

KementerianAgamaRI. (2019). SK Dirjen Pendis 6981 tahun 2019 Juknis Penyusunan Kurikulum Tingkat
Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kemenetrian Agama RI.

Nasrullah, N. (2020). 2 Pembagian Akhlak Menurut Imam Ghazali dan Penjelesannya. (Online):
https://www.republika.co.id/berita/q6zl8v320/2-pembagian-akhlak-menurut-imam-ghazali-dan-
penjelesannya.

Parseka, E. (2007). Metode bernyanyi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar. Online:


http://masaikunmasafin.blogspot.com.

Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparlan. (2010). Pendidikan Karaketer, Sedemikian Pentingkah dan Apa yang Harus Kita Lakukan.
(Online): (www.suparlan.com).

Thontowi, A. (2012). Hakekat Relegiusitas. (Online): (http://www.sumsel.kemenag.go.id).

Yokomirantiyo. (2012). Pengertian Bernyanyi. Online: http:??blogspot.com/2012/09/pengertian-


bernyanyi.

Anda mungkin juga menyukai