Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan proses pembentukan sikap manusia, baik secara kelompok maupun
individu melalui pembelajaran dan pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan. Selain itu,
pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia sekaligus membedakan
manusia dengan hewan. Manusia dikaruniai Tuhan dengan akal, sehingga proses belajar mengajar
merupakan “usaha manusia dalam masyarakat yang berbudaya, dan dengan akal manusia
mengetahui segala hakikat permasalahan dan sekaligus membedakan yang baik dan yang buruk”. 1
Carter V. Good mengatakan bahwa pendidikan adalah “seluruh proses dimana seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk perilaku lain yang bernilai dalam masyarakat di
mana dia tinggal”.2
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah “upaya
mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakat, mampu
mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya sendiri serta memberikan kontribusi yang
baik dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya”. kualitas hidup masyarakat dan
bangsa”.3 Menurut pandangan Islam, pengertian pendidikan disimpulkan sebagai “perbuatan yang
dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah dan potensi menuju
terbentuknya manusia seutuhnya dengan proses kegiatan yang dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan, dan seirama dengan perkembangan peserta didik.”. 4
Pendidikan karakter religius sangat penting untuk dilaksanakan di sekolah. Dengan
melaksanakan pendidikan karakter religius, maka siswa dapat membentuk individu yang memiliki
karakter sesuai dengan norma dan agama. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan karakter religius
siswa menekankan pada sikap, sifat, dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai baik yang harus
dimiliki siswa dan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. 5 Dengan begitu, mereka tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang tidak sesuai dengan agama.
Pendidikan karakter religius sangat dibutuhkan siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan
krisis moral karena karakter religius merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim
yang menginginkan ketenangan dan keridhaan Allah SWT. Tanpa karakter religius, menjadi
sebuah kebohongan seorang siswa akan mencapai kehidupan yang damai, karena pada dasarnya
setiap orang membutuhkan karakter religius, untuk menjalani kehidupan yang lebih terarah dan
1
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 1.
2
Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: C.V Aswaja Pressindo, 2014),
hlm. 6.
3
Asmaun Sahlan, “Mewujudkan Budaya Religius ...”, hlm. 1.
4
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 1992), hlm. 16.
5
Syahraini Tambak, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan: Gagasan Pemikiran Dalam Mewujudkan
Pendidikan Berkualitas untuk Kemajuan Bangsa Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 89.
terarah. Dalam hal ini siswa diharapkan mampu memiliki karakter religius dan berperilaku baik
berdasarkan ketentuan agama.6 Dengan adanya pendidikan karakter religius maka dapat
memperbaiki perilaku individu yang mengarah pada tata krama sesuai dengan ajaran agama.
Proses pendidikan karakter religius tidak bisa dilakukan dalam waktu yang cepat dan hasilnya
tidak bisa langsung terlihat. Pendidikan karakter religius berkaitan dengan jangka waktu yang
panjang, sehingga pendidikan karakter religius harus dilaksanakan dalam kehidupan sekolah, baik
dalam pembelajaran maupun kegiatan di luar kelas.
Menurut Hasan, indikator keberhasilan pendidikan karakter religius dalam pembelajaran adalah
mengucapkan salam, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, melaksanakan ibadah
keagamaan, dan merayakan hari besar keagamaan. Dilihat dari proses pembelajaran di sekolah,
ada dua asumsi yang menjadi penyebab gagalnya pendidikan karakter agama dalam proses
pembelajaran di sekolah. “Pertama, munculnya anggapan atau pemikiran bahwa persoalan
pembentukan karakter keagamaan merupakan persoalan lama yang penanganannya sudah menjadi
bagian tanggung jawab guru PAI. Kedua, rendahnya pengetahuan dan kemampuan guru terkait
strategi pendidikan karakter religius pada setiap mata pelajaran yang diajarkan”. 7
Pendidikan karakter religius pada peserta didik tidak semerta-merta dilakukan oleh guru PAI,
tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh guru. Menurut Muhammad Muntahibun Nafis, guru
merupakan “bapak rohani bagi peserta didik, yang memberikan ilmu, pembinaan akhlak mulia,
dan meluruskan perilaku yang buruk”.8
Pendidikan karakter religius tidak hanya menjadi tugas seorang guru PAI melainkan juga
merupakan tugas dari seluruh guru non-PAI di sekolah. Kontribusi yang diberikan oleh guru non-
PAI kepada peserta didik akan memiliki dampak yang sangat baik dalam pendidikan karakter
religius sehingga dapat terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap religius. Melalui
pendidikan karakter religius diharapkan peserta didik memiliki nilai dan makna lebih dalam
menjalani kehidupan sehingga dapat memberikan uswatun hasanah bagi lingkungannya.
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah menengah pertama swasta unggulan dengan
akreditasi A yang ada di Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang, yakni SMP H. Isriati. Sekolah ini
merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Masjid Raya Baiturrahman yang
menerapkan sistem pendidikan terpadu antara kurikulum pendidikan nasional untuk tingkat
sekolah menengah pertama dengan muatan Islam. Dengan menerapkan kurikulum terpadu ini,
akan tercipta generasi bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berwawasan
Al-Qur'an.

6
Megawangi Ratna, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa, (Jakarta: BP.
Migas, 2004), hlm. 5.
7
Aris Shoimin, Guru Berkarakter untuk Implementasi Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Gava Media,
2014), hlm. 62.
8
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 88.
Berdasarkan pengalaman yang penulis lakukan saat melaksanakan PPL di SMP H. Isriati
Semarang, dalam proses pembelajaran siswa terlihat antusias dalam pembelajaran. Karakter
religius sangat diperhatikan di sekolah tersebut. Dalam mengatasi siswa dari perilaku-perilaku
negatif, SMP H. Isriati sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan disertai dengan bimbingan
guru. Upaya yang dilakukan pada sekolah tersebut, yaitu solat zuhur berjamaah, tanya jawab
tentang keagamaan, hafalan Al-Quran sebelum memulai pembelajaran, dan pembacaan Asmaul
Husna sebelum pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh wali kelas.
Tidak hanya itu, SMP H. Isriati juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan memiliki
banyak kegiatan keagamaan yang melibatkan seluruh siswa. Kegiatan keagamaan tersebut sudah
rutin dilakukan dan telah membuat SMP H. Isriati memiliki perbedaan dengan sekolah negeri yang
hanya mementingkan pembelajaran yang bersifat umum saja dan hanya sedikit dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan.
Meskipun SMP H. Isriati memiliki banyak kegiatan keagamaan, tidak semua peserta didik
memiliki karakter religius yang baik oleh karena itu tentu perlu adanya pendidikan karakter
religius kepada peserta didik yang diharapkan mampu menjadi solusi dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, maka perlu untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA PADA MATA
PELAJARAN NON-PAI DI SMP H. ISRIATI SEMARANG”. Hasil dari penelitian ini tentunya
bermanfaat di dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan karakter religius pada peserta didik
dan kepada para pembaca pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apa sajakah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran non-PAI dalam pendidikan karakter religius siswa di SMP H. Isriati Semarang?”.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah: Mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran non-PAI
dalam pendidikan karakter religius siswa di SMP H. Isriati Semarang.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan khususnya bagi
penulis dan memberikan referensi baru bagi pembaca pada umumnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah
Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan koreksi untuk
kepentingan meningkatkan karakter religius siswa di sekolah.
b. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keilmuan terkait tentang
pendidikan karakter religius siswa pada mata pelajaran non-PAI.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada peneliti tentang
pendidikan karakter religius siswa pada mata pelajaran non-PAI, dan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Walisongo Semarang.

E. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka ini, akan memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
apa yang akan dibahas dalam penelitian ini. Mengambil beberapa kajian pustaka sebagai rujukan
perbandingan yang di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Ma’aayisi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Purwokerto dengan judul “Pembentukan Karakter Religius Pada Siswa Melalui Kegiatan
Boarding School di SMA Ma’arif NU 1 Ajibarang Kabupaten Banyumas”. 9 Pada skripsi yang
ditulis oleh Ma’aayisi jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dengan pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan karakter
religius pada santri melalui kegiatan Boarding School di SMA Ma'arif NU Ajibarang Kabupaten
Banyumas yaitu: (1) dengan melakukan langkah-langkah seperti kegiatan harian, tahunan dan
spontan. (2) kurikulum yang dirancang dalam kegiatan Boarding School yaitu kurikulum yang
tergolong tekstual dan kontekstual.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini, yaitu sama-sama menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi serta sama-sama membahas
tentang karakter religius. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada
penelitian saudara Ma’aayisi membahas karakter religius melalui program boarding school
sedangkan penelitian ini membahas karakter religius melalui mata pelajaran non-PAI.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh M. Zainul Labib mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah dengan judul “Implementasi
Pendidikan Karakter dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas VI SD Negeri
Jombang 1 Ciputat”.10 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian

9
Ma’aayisi, (Pembentukan Karakter Religius Pada Siswa Melalui Kegiatan Boarding School di SMA
Ma’arif NU 1 Ajibarang Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2018).
10
Zainul Labib, (Implementasi Pendidikan Karakter dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Akademik
Siswa Kelas VI SD Negeri Jombang 1 Ciputat), Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan tinggi implementasi
pendidikan karakter terhadap perilaku akademik siswa dengan korelasi 0,812 dan koefisien
determinasi sebesar 67%.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat pada sama-sama membahas
pendidikan karakter. Sedangkan perbedaannya, pada penelitian terdahulu menggunakan angket
serta fokus penelitian yaitu implementasi dan pengaruh pendidikan karakter serta pengaruhnya
terhadap perilaku sedangkan penelitian ini menggunakan wawancara dan fokus penelitian pada
pendidikan karakter religius.
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Rizka Saputri mahasiswa STAIN Purwokerto yang berjudul
“Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ta’alumul
Huda Bumiayu Tahun Pelajaran 2013/2014”. 11 Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan
karakter religius, yaitu pada nilai-nilai karakter secara keseluruhan, seperti amanah, jujur, disiplin,
tanggung jawab, dan hormat, yang dilaksanakan melalui pendidikan agama Islam.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada sama-sama membahas
pendidikan karakter serta sama-sama menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu pada
penelitian terdahulu fokus penelitian pada pelaksanaan pendidikan karakter berbasis pendidikan
agama Islam sedangkan penelitian ini berfokus pada pendidikan karakter religius siswa pada mata
pelajaran non-PAI.
Keempat, skripsi yang ditulis oleh Masyud mahasiswa IAIN Purwokerto yang berjudul
“Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidayah Ma’arif NU 2 Langgongsari Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2014/2015”. 12 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Masyud adalah di sekolah tersebut telah melaksanakan pendidikan karakter seperti disiplin,
mandiri, rajin, jujur melalui metode pembiasaan, keteladanan, dan nasihat.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas pendidikan
karakter di sekolah, sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya membahas nilai-nilai karakter
secara keseluruhan, sedangkan penelitian ini lebih fokus pada salah satu nilai yaitu karakter
religius, pendekatan-pendekatan , metode-metode, dan strategi yang digunakan dalam proses
pendidikan karakter religius di sekolah.
Kelima, Artikel ilmiah yang ditulis oleh saudara Wayan Eka Santika yang berjudul “Pendidikan
Karakter pada Pembelajaran Daring”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi yang
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di rumah agar tetap menyenangkan dan mampu
memenuhi tujuan pembelajaran terutama dalam pendidikan karakter. 13 Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wayan menunjukkan bahwa pendidikan karakter melalui multiple intelligences
11
Rizka Saputri, (Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Agama Islam di SD Islam
Ta’alimul Huda Bumiayu Tahun Pelajaran 2013/2014), Skripsi, (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2013).
12
Masyud, (Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidayah Ma’arif NU 2 Langgongsari Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2014/2015), Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2015).
pada setiap mata pelajaran, pengalaman langsung serta internalisasi di masyarakat menciptakan
pembelajaran yang bermakna.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
penelitian kualitatif dan sama-sama membahas pendidikan karakter. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada penelitian terdahulu membahas pendidikan karakter
pada pembelajaran daring sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan membahas pendidikan
karakter religius siswa pada mata pelajaran non-PAI.
Kebaruan penelitian ini terletak pada subjek yang akan diteliti yaitu guru non-PAI. Maksud
guru non-PAI sebagai subjek adalah guru non-PAI akan menjadi pemeran dalam pendidikan
karakter religius pada mata pelajaran non-PAI yang berbeda dengan penelitian terdahulu yang
sering mengambil subjek dari guru PAI ataupun melalui kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
di sekolah.

F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah rangkaian pembahasan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini, maka
disusun sistematika pembahasan sebagai berikut:
Pertama, bagian awal skripsi. Bagian ini berisi halaman judul, surat pernyataan, halaman
pengesahan, halaman abstraksi, kata pengantar, dan halaman daftar isi.
Kedua, merupakan bagian isi dalam skripsi ini yang terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai
berikut:
BAB I: pendahuluan, merupakan tanggung jawab akademik secara teori dan akademis. Secara
terperinci yang akan dimuat dalam bagian ini yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, dan sistematika pembahasan.
BAB II: bab ini mencakup tentang landasan teori sesuai dengan fokus penelitian yaitu tentang
pendidikan karakter religius siswa pada mata pelajaran non-PAI di SMP H. Isriati Semarang.
Adapun pembahasannya yaitu mengenai pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan
karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, prinsip pendidikan karakter, pengertian pendidikan
karakter religius, indikator pendidikan karakter religius, faktor-faktor yang mempengaruhi karakter
religius, pengertian mata pelajaran non-PAI, macam-macam mata pelajaran non-PAI, tujuan
pendidikan karakter religius di sekolah, metode dan langkah-langkah pendidikan karakter religius
di sekolah, dan tujuan pendidikan karakter religius di sekolah.
BAB III: bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam
mengambil data yang sesuai dengan fokus penelitian pada skripsi ini.

13
Wayan Eka Saputra, “Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring”, Jurnal Indonesian Values and
Character Education, (Vol. 3, No. 1, tahun 2020).
BAB IV: bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa profil SMP H. Isriati
Semarang dan langkah-langkah pendidikan karakter religius siswa pada mata pelajaran non-PAI di
SMP H. Isriati Semarang. Pada bagian ini juga dilengkapi dengan keterbatasan penelitian.
BAB V: bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang merupakan suatu yang berkaitan antara
rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Ketiga, adalah bagian akhir skripsi yang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
berisi informasi telah melaksanakan penelitian, pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Bagian akhir ini berfungsi sebagai pelengkap untuk memperkaya informasi, sehingga skripsi ini
menjadi karya yang komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai