Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ahmad Tauviqillah

NIM : 2220040115
Kelas : PAI-LPDP
Semester : III

RESUME ARTIKEL
PERAN GURU PAI TERHADAP PERKEMBANGAN AGAMA DAN
KEBERAGAMAAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk karakter dan moral peserta didiknya. Mereka bukan hanya seorang pengajar yang
mengajarkan materi agama, tetapi juga menjadi contoh yang harus diikuti dalam hal akhlak,
pengetahuan, dan perilaku. Guru PAI bertanggung jawab untuk memberikan teladan yang
baik kepada peserta didik agar mereka memiliki pemahaman agama yang luas, perilaku yang
baik, dan keterampilan berdasarkan nilai-nilai Islam. Dalam esensinya, peran guru PAI
adalah mengajak peserta didiknya untuk selalu berbuat baik, sesuai dengan prinsip dakwah
Islamiyyah yang mengajak umat Islam untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 104.

Setiap guru, terutama guru PAI, harus memiliki empat kemampuan dasar terhadap
peserta didiknya, yaitu kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih.
Meskipun kemampuan mendidik menjadi yang paling dominan, namun semua kemampuan
tersebut bersifat integral dan saling melengkapi. Selain itu, guru juga memiliki peran yang
kompleks yang dapat digambarkan dengan istilah EMASLIMDEF (Educator, Manager,
Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Dynamisator, Evaluator, dan Facilitator).
Dengan demikian, guru PAI tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai
manajer, administrator, pengawas, pemimpin, inovator, dinamisator, evaluator, dan fasilitator.

Secara keseluruhan, peran guru PAI sangat besar dalam membentuk karakter dan
moral peserta didiknya. Mereka tidak hanya bertugas untuk mentransfer pengetahuan agama,
tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan yang tercermin dalam perilaku yang
terpuji. Sehingga, guru PAI memainkan peran sentral dalam pendidikan agama Islam yang
holistik dan berkesinambungan.
Sifat-Sifat Perkembangan Agama dan Keberagamaan Peserta Didik Sekolah Dasar

Sifat-sifat perkembangan agama dan keberagamaan pada peserta didik sekolah dasar
memiliki karakteristik yang tercermin dalam perkembangan psikologis mereka.
Perkembangan agama pada anak-anak mengacu pada pertumbuhan, perubahan, dan evolusi
dalam kepercayaan, praktik keagamaan, dan pandangan tentang Ilahi. Seiring dengan
bertambahnya usia dan kematangan emosi, sifat-sifat ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal dan eksternal.

Pertama, anak-anak pada tahap ini cenderung unreflective atau kurang berpikir kritis.
Mereka menerima informasi agama tanpa melakukan analisis mendalam. Berpikir kritis
umumnya muncul pada usia 12 tahun ke atas, terutama terkait dengan perkembangan moral.
Namun, ada juga anak-anak di bawah usia 12 tahun yang mampu berpikir kritis, tergantung
pada lingkungan sosial mereka.

Kedua, anak-anak pada usia sekolah dasar cenderung bersikap egois atau egosentris.
Mereka percaya bahwa pandangan dan ide mereka adalah yang benar, tanpa memperhatikan
pandangan orang lain. Bahasa yang mereka gunakan juga bersifat egois, di mana pandangan
mereka dianggap benar dan tidak perlu direspons negatif oleh orang lain.

Ketiga, anak-anak sering kali memiliki pemahaman agama yang bersifat antromorfis.
Mereka mencoba menghubungkan konsep agama yang abstrak dengan pengalaman konkret
dalam kehidupan mereka. Ini mencerminkan usaha mereka untuk memahami agama dengan
cara yang relevan dengan pengalaman pribadi.

Keempat, kehidupan agama anak-anak pada tahap ini seringkali lebih bersifat verbal
dan ritualis. Mereka menghafal kalimat-kalimat agama dan melakukan amaliah berdasarkan
tuntunan yang diajarkan kepada mereka.

Kelima, anak-anak cenderung meniru dalam tindakan keagamaan mereka. Mereka


belajar berdoa dan beribadah dengan meniru apa yang mereka lihat dan dengar dari orang
dewasa. Pendidikan agama dalam keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan agama
anak.

Keenam, anak-anak seringkali merasa heran dan kagum terhadap aspek-aspek agama
yang mereka pelajari. Namun, rasa kagum ini belum bersifat kritis atau kreatif, dan lebih
cenderung pada keindahan lahiriyah.
Perkembangan agama dan keberagamaan anak-anak di sekolah dasar dipengaruhi oleh
kematangan emosi, bertambahnya usia, serta faktor-faktor luar diri mereka. Sifat-sifat ini
mencerminkan tahap perkembangan mereka yang masih dalam proses pertumbuhan dan
evolusi. Oleh karena itu, pendidikan agama pada anak-anak perlu memperhatikan
karakteristik perkembangan ini agar dapat memberikan pengaruh yang positif dan memahami
perjalanan spiritual anak-anak dalam proses belajar mereka.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Agama dan Kebergamaan Peserta


Didik Sekolah Dasar

Perkembangan agama dan keberagamaan pada peserta didik sekolah dasar


dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang memainkan peran penting dalam
membentuk kepribadian serta perilaku keagamaan anak-anak. Faktor internal meliputi:

1. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama (Fitrah): Setiap manusia memiliki kebutuhan


batiniah terhadap agama. Agama berfungsi sebagai panduan moral dan spiritual dalam
kehidupan individu. Dorongan ini perlu dipenuhi agar individu merasa puas dan damai.
2. Pengalaman Pribadi: Pengalaman hidup anak-anak, baik di keluarga maupun di
lingkungan sekitarnya, membentuk pola pikir mereka tentang agama. Pengalaman
beribadah dan praktik agama yang positif di rumah dapat membawa dampak positif pada
perkembangan agama anak.
3. Pengaruh Emosi: Emosi memainkan peran penting dalam pembentukan sikap dan
perilaku keagamaan. Mood yang baik dapat meningkatkan kualitas ibadah dan
keberagamaan anak, sementara mood yang buruk dapat menghambatnya. Oleh karena itu,
orang tua dan guru perlu memahami dan mengelola emosi anak dengan baik.

Faktor eksternal melibatkan:

1. Lingkungan Keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama di mana anak-anak


belajar tentang agama. Orang tua sebagai model peran utama berperan penting dalam
memberikan contoh perilaku agama yang baik. Sikap dan nilai-nilai agama yang
ditanamkan dalam keluarga memengaruhi perkembangan agama anak.
2. Lingkungan Sekolah: Sekolah juga memainkan peran penting dalam perkembangan
agama anak. Interaksi dengan teman sebaya dan pengalaman praktik keberagamaan di
sekolah dapat membentuk persepsi anak tentang agama. Penting bagi sekolah untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung praktik agama yang baik.
3. Lingkungan Masyarakat: Lingkungan masyarakat menyediakan konteks sosial yang lebih
luas di mana anak-anak dapat belajar tentang agama. Tradisi keagamaan, peringatan hari
besar agama, dan praktik keberagamaan dalam masyarakat dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang agama. Interaksi dengan masyarakat juga
berperan dalam membentuk persepsi anak tentang agama.
4. Media dan Teknologi: Media sosial dan internet dapat memberikan informasi tentang
agama, baik positif maupun negatif. Anak-anak dapat dipengaruhi oleh apa yang mereka
lihat dan baca di media, sehingga penting untuk mengawasi dan membimbing mereka
dalam mengonsumsi konten keagamaan yang sehat.

Dalam rangka mendukung perkembangan agama dan keberagamaan anak-anak di


sekolah dasar, penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung praktik agama yang baik, memberikan contoh
perilaku agama yang positif, serta memahami dan mengelola emosi anak dengan baik.
Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang memiliki
nilai-nilai agama yang kuat, perilaku yang baik, dan mental yang sehat.

Analisis Peran Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Perkembangan Agama dan
Keberagamaan Peserta Didik Sekolah Dasar

Peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam perkembangan agama dan
keberagamaan peserta didik sekolah dasar sangatlah penting. Guru PAI tidak hanya
mengajarkan materi keagamaan, tetapi juga memiliki peran yang lebih dalam dalam
membentuk karakter, sikap, dan perilaku keberagamaan peserta didik. Berikut adalah analisis
peran guru PAI dalam perkembangan agama dan keberagamaan peserta didik sekolah dasar:

1. Menjadi Suri Tauladan (Role Model): Guru PAI harus menjadi contoh yang baik dalam
sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan menjadi teladan yang
baik, guru PAI dapat memengaruhi peserta didik untuk meniru kebaikan dan perilaku
agama yang benar. Contoh, melaksanakan shalat berjamaah dan berbicara dengan sopan
santun.
2. Mengajarkan Akhlak yang Baik: Selain memberikan pengetahuan keagamaan, guru PAI
juga bertanggung jawab untuk mendidik peserta didik dalam hal akhlak yang baik. Guru
harus memberikan pemahaman tentang etika, adab, dan sopan santun yang sesuai dengan
ajaran agama Islam. Ini akan membantu peserta didik dalam membentuk kepribadian
yang berakhlak mulia.
3. Meningkatkan Rasa Keagamaan: Guru PAI harus memberikan pemahaman agama yang
mendalam kepada peserta didik. Materi pembelajaran PAI sebaiknya relevan dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik agar mereka merasa terkait dan termotivasi untuk
menjalani ibadah dan kehidupan beragama dengan semangat.
4. Maksimalkan Program Keagamaan Sekolah: Guru PAI dapat berperan aktif dalam
mendukung program keagamaan yang diselenggarakan oleh sekolah. Mengajak peserta
didik untuk berpartisipasi dalam shalat berjamaah, membaca surah-surah pendek, atau
kegiatan keagamaan lainnya akan membantu dalam memperkuat keberagamaan peserta
didik.
5. Membiasakan Kebiasaan Baik: Guru PAI dapat membiasakan peserta didik dengan
kebiasaan baik sehari-hari, seperti mengucapkan salam, makan dengan tangan kanan,
mengucapkan basmalah, dan mengucapkan hamdalah. Metode pembiasaan ini akan
membentuk disiplin dan kebiasaan baik dalam hidup peserta didik.

Melalui peran-peran di atas, guru PAI dapat membantu peserta didik sekolah dasar
dalam mengembangkan agama dan keberagamaan yang kuat. Dengan memberikan teladan,
pendidikan akhlak, pemahaman agama yang mendalam, serta dukungan dalam program
keagamaan sekolah, guru PAI memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk karakter dan
kepribadian peserta didik agar menjadi individu yang religius, berakhlak baik, dan
bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan beragama mereka.

Anda mungkin juga menyukai