Anda di halaman 1dari 10

RESUME PENGEMBANGAN AGAMA MORAL ANAK USIA DINI

PERTEMUAN 1-7
Disusun Untuk Memenuhi Midterm
Mata Kuliah : Pengembangan Agama Moral
Dosen Pengampu : Muthmainnah S.Pd,.M.Pd

Disusun Oleh
Nama : Zety Suarizzah
NPM : 2006104210070
Rombel : 07

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM , ACEH
TAHUN 2021
MATERI PERTEMUAN 1
KONTRAK KULIAH / ORIENTASI PERKULIAHAN
Dalam Undang – undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya, di Pasal 37 ayat (2) menyatakan bahwa
kurikulum pendidikan wajib memuat Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan
Pendidikan Bahasa. Tiga mata pelajaran wajib ini mengisyaratkan bahwa tujuan pendidikan
nasional berusaha untuk mewujudkan manusia Indonesia yang religius/beragama, bangsa yang
dapat menghargai warga negaranya dan identitas kebangsaan dengan bahasa nasionalnya.
Pendidikan agama Islam menjadi salah satu isu penting dalam setiap pembahasan yang
menyangkut kehidupan umat Islam. Itulah sebabnya berbagai pertemuan ilmiah baik yang
berskala lokal, nasional maupun internasional mengenai pendidikan agama Islam sudah sekian
banyak dilaksanakan. Dalam konteks nasional, bahkan isu itu mengemuka secara inheren setiap
kali muncul permasalahan dalam pendidikan nasional. Ketika orientasi dan tujuan pendidikan di
Indonesia dibicarakan, masalah pendidikan agama Islam pasti menjadi salah satu topik
pembahasan.

Pendidikan agama Islam pada dasarnya dapat dipahami dalam tiga aspek. Pertama, sebagai
sumber nilai adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh
hasrat dan semangat cita- cita untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam , baik yang tercermin
dalam nama lembaganya maupun dalam kegiatan yang diselenggarakan. Kedua, sebagai bidang
studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain adalah jenis pendidikan yang
memberikan perhatian sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program
studi yang diselenggarakan. Ketiga, jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian di atas.

Pengembangan moral agama sangat erat kaitannya dengan budi pekerti, sikap sopan santun, dan
kemauan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan filosofis yang
di kemukakan oleh Kilpatrick pendidikan moral akan terus berkembang dengan berbagai
pendapat pakar dalam aspek budi pekerti, nilai moral dan keagamaan.

Menurut Syaodih menyatakan bahwa perkembangan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini
antara lain: anak besikap imitasi (imitation) yakni mulai menirukan sikap, cara pandang serta
tingkah laku orang lain, anak bersikap inernalisasi yakni anak sudah mulai bergaul dengan
lingkungan sosialnya dan mulai terpengaruh dengan keadaan di lingkungan tersebut, anak
bersikap introvert dan ekstrovert yakni reaksi yang ditunjukkan anak berdasarkan pengalaman.
MATERI PERTEMUAN 2
ANALISIS PERKEMBANGAN AGAMA MORAL DALAM PERMENDIKBUD NO.137
Perkembangan agama menurut permendikbud 137 yaitu mencakup kemampuan dan
berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama yang dianut , wujud dalam
mengerjakan ibadah , berperilaku jujur , penolong , sopan , hormat , sportif , menjaga kebersihan
diri dan lingkungan , menghormati , dan toleran dengan agama orang lain.

USIA TINGKAT PENCAPAIAN


PERKEMBANGAN
- Tertarik pada kegiatan ibadah (meniruka gerakan ibadah
, meniru bacaan do’a)
- Menirukan gerakan ibadah dan do’a
1-2 Tahun - Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti
yang diajarkan agama) terhadap orang yang
sedang beribadah.
- Mengucapkan salam dan kata-kata baik , seperti maaf ,
terima kasih pada situasi yang sesuai.
- Mengetahui perilaku yang berlawanan meskipun
belum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku
3-4 Tahun baik-buruk
, benar-salah , sopan-tidak sopan.
- Mengetahui arti kasih dan saying kepada ciptaan Tuhan.
- Mulai meniru doa pendek sesuai dengan agamanya.
- Mengenal agama yang dianut
5-6 Tahun
- Mengerjakan ibadah
4 lingkup penilaian dalam penilaian pengembangan agama :
1. Penilaian harian
2. Penilaian mingguan
3. Penilaian bulanan
4. Penilaian tahunan
5. Penilaian semester
Rubrik merupakan panduan bagi fasilitator pendidikan (guru) untuk mencantumkan
kriteria dalam sebuah penilaian yang konsisten. Tetapi, rubrik tidak hanya
membantu guru tetapi juga bermanfaat bagi murid.
MATERI PERTEMUAN 3
PENERAPAN SOSIAL EMOSIONAL DAN NILAI AGAMA MORAL PADA ANAK
USIA DINI
Seorang anak dapat belajar dengan sebaikbaiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan
mereka merasa aman dan nyaman secara psikoligis. Para ahli perkembangan yang menganut
paham kematangan sebagai dasar pertumbuhan berpendapat bahwa pertumbuhan,
perkembangan, dan pembelajaran merupakan buah dari hukum kematangan internal. Ini
menunjukkan bahwa anak akan bisa belajar apabila cukup waktu untuk berkembang. Namun
behaviorist berpendapat berbeda, menurut mereka pertumbuhan dan pembelajaran adalah hal
eksternal bagi anak dan dikendalikan oleh lingkungan. Dengan memengaruhi secara langsung,
berbagai stimulus dan respons yang berasal dari lingkungan, anak itu akan belajar. Dengan
menata lingkungan yang penuh dengan stimulus yang serasi dengan tiap perkembangan anak
maka anak dengan nyaman akan belajar tentang lingkungan sekitarnya.
Kompetensi sosial dan emosional adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan
mengekspresikan aspek-aspek sosial dan emosional kehidupan seseorang, dengan demikian
seorang anak mampu meraih keberhasilan, melaksanakan tugas sehari-hari seperti belajar,
membentuk hubungan/ berinterkasi, memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, dan
beradaptasi dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks. Ini mencakup
kesadaran diri, kontrol impulsif, bekerja kooperatif, dan peduli tentang diri sendiri dan orang
lain.
Norris juga mengatakan pembelajaran sosial emosional adalah pendekatan pembelajaran yang
mengajarkan regulasi diri, monitoring diri dan keterampilan sosial dalam berbagai setting/
lingkungan. Zins dkk (2001) mengatakan Pembelajaran sosial dan emosional adalah proses
dimana anak-anak meningkatkan kemampuan mereka untuk mengintegrasikan pikiran, perasaan,
dan perilaku untuk mencapai tugas-tugas sosial yang penting
Menurut Ramli (2001), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriterianya
adalah nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan
bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di
Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya
bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan proses interaksi antara pesertadidik dengan
lingkungan belajar yang telah diatur oleh pendidik yang berguna untuk membina dan mengasuh
secara sistematis dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal,memahami,menghayati,mengimani hingga mengamalkan ajaran agama Islam
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa melalui ajaran-
ajaran dasar yang terdapat didalam alquran dan hadits.
MATERI PERTEMUAN 4
MEMAHAMI , MENJELASKAN , SERTA MENYAMPAIKAN IMAN KEPADA
ALLAH, RASUL , DAN MALAIKAT PADA AUD
Iman kepada Allah didefinisikan sebagai suatu keyakinan yang mantap dan menghujam bahwa
Allah adalah Rabb segala sesuatu, pemiliki, pengaturnya, menciptakannya, memberi rezeki,
mematikan, dan menghidupkan. Dialah yang berhak untuk disembah dan ditaati, ketundukan dan
kepatuhan hanya diberi kan kepada-Nya dalam bentuk ibadah [ CITATION Har14 \l 1057 ]. Esensi
dari beriman kepada Allah adalah pengakuan tentang keesaan (tauhid-Nya), yakni yakin tentang
kebenaran keesaan Allah, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun[ CITATION Nan19 \l 1057 ].
Iman kepada Nabi dan Rasul merupakan perintah keempat dalam rukun iman. Iman kepada Nabi
dan Rasul adalah membenarkan dengan teguh bahwa Allah telah mengutus Rasul-nya untuk
memberi petunjuk kepada makhluk-Nya untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.
Percaya kepada malaikat merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang merupakan salah satu
rukun iman. Malaikat merupakan makhluk ghaib (yang tidak dapat diindrakan) yang diciptakan
Allah swt. mereka tidak memerlukan apapun yang bersifat fisik atau jasmani dan mereka
menghabiskan waktu siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah ( Ibrahim dan
Darsono, 2009) dalam [ CITATION Abd18 \l 1057 ]
Cara Menanamkan Tentang Keberadaan Allah Serta Sifat Yang Maha Baik Pada AUD:
- Harus jujur
- Mengambil contoh di alam sekitar yang anak mampu mengerti
- Mengajak anak untuk berkunjung ketempat beribadah
- Membacakan cerita-cerita tentang ketuhanan Mengajarkan anak lagu-lagu tentang
kekuasaan Tuhan
- Memperdengarkan kalimat tauhid saat anak lahir
Cara Memahamkan tentang Kisah-Kisah Nabi serta MukjizatNya pada AUD :

- Bermain - Media tentang nabi


- Bernyanyi - Membaca
- Berkisah - Menghafal Al-Qur’an
Cara Memahamkan Serta Menyampaikan Nama-Nama Dan Tugas-Tugas Malaikat Yang 10
Pada AUD :
Belajar melalui gambar juga salah satu perkembangan budaya dan seni dalam PAI.
Mengenalkan nama malaikat dan tugasnya pada AUD bisa dimulai dengan mengenalkan nama-
nama malaikat yang familiar pada anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya, misalnya malaikat
Jibril bertugas menyampaikan wahyu, kemudian dapat diberikan materi tersebut dengan
nyanyian.
MATERI PERTEMUAN 5
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN IMAN KEPADA KITAB ALLAH
( AL-QUR’AN) PADA AUD
Kitab Allah SWT adalah ajaran-ajaran yang bersumber dari Allah SWT yang diwahyukan
melalui malaikat Jibril kepada para rasul untuk disampaikan kepada umat manusia. Kitab Allah
SWT ini berisi tentang petunjuk, baik berupa kewajiban-kewajiban maupun larangan-larangan
yang harus dipatuhi. AllahSWT mewahyukan kitab suci ini bertujuan untukmemberikan
pedoman bagikebahagiaan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu,
kitab suci perlu dibaca, dipahami artinya, dan diamalkan ajaran-ajaran yang terkandung
didalamnya.
Dalam buku Ushul Fikih 1 (2018) karya Rusdaya Basri, kedudukan AlQuran dalam Islam adalah
sebagai sumber hukum umat Islam dari segala sumber hukum yang ada di bumi. Firman Allah
SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya. Wahai orang-orang yang beriman!
Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara
kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Al-quran adalah sumber hukum pertama umat islam yang berisi tentang akidah, ibadah,
peringatan, kisah-kisah yang dijadikan acuan dan pedoman hidup bagi umat Nabi Muhammad
SAW.
Al Quran merupakan kallamullah, atau perkataan ALLAH yang diwahyukan kepada Rasulullah
Muhammad Shallahu Alaihi wasalam melalui malaikat jibril Alaihisalam. setiap orang yang
mengkau beriman harus meyakini kebenaran AL Quran, karena Meyakini kitab-kitab ALLAH
merupakan salah satu dari rukun iman. Kedudukan Al-qur’an :
1. AL quran sebagai kallamulah, atau wahyu ALLAH, tidak ada satupun katadalam AL
quran dari perkataan nabi atau manusia.
2. Kedudukan Al Quran yang utama adalah sebagai sumber ilmu dan referensi utama dari
penentuan hukum - hukum dalam agama islam. seluruh ulama tanpa terkecuali
sependapat bahwa Al Quran adalah sumber hukum dan kebenarannya dalam menentukan
hukum adalah mutlak.
3. Quran sebagai acuan dalam pedoman hidup seluruh manusia, sehingga seluruh masalah
yang dihadapi oleh manusia harus diselesaikan sesuai tuntunan Al Quran.
4. Al quran sebagai acuan kebenaran yang abadi dan terjaga keasliannya.\
5. AL Quran sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya serta tidak tergantikan hingga
akhir dunia dan tidak ada kontradiksi didalamnya.
6. Al quran sebagai kitab berita dan kabar, yaitu kabar yang dibawa oleh Rasulullah untuk
disebarkan kepada manusia
MATERI PERTEMUAN 6

PENGENALAN TENTANG HARI KIAMAT SERTA IMAN KEPADA QADA DAN


QADAR

Qiyamah berasal dari bahasa Arab dari kata qa-wa-ma yang artinya; bangkit, berdiri, tegak,
teguh. Yaumul Qiyamah berarti hari berbangkit atau hari bangkitnya makhluk (khususnya
golongan jin dan manusia) dari kematian mereka. Sedangkan jika dilihat dari teks (terutama al-
Qur-an) tidak kurang 20 istilah yang sepadan dengan qiyamah, diantaranya yaumul diin, yaumul
khulud, yaumul hasyr, yaumul ‘aqim, al-haqqah dan sa’ah. Dari istilah-istilah tersebut, qiyamah
adalah sebuah proses panjang perjalanan mahluk taklif dari mulai kematian / kehancuran alam,
barzakh (kubur), baats (bangkit), mahsyar (berkumpul), hisab (perhitungan), dan jaza (balasan).
Jadi istilah qiyamah tidak boleh dipersepsi dengan kehancuran alam (dunia dan dan jagat raya)
saja, namun kehancuran itu merupakan salah satu bagian dari rangkaian qiyamah.

Pengetahuan tentang hari kiamat adalah masalah yang dirahasiakan oleh Allah, dan tidak
diperlihatkan kepada makhluk, seperti malaikat, nabi dan rasul-rasul. Tidak ada satu pun
manusia yang mengetahui kapan hari kiamat terjadi, kecuali Allah. Rasulullah s.a.w.
sering menyebut kiamat dan permasalahannya, maka banyak orang yang bertanya tentang
waktu (kapan) terjadinya kiamat.

Pertanda dimulainya kiamat ialah dengan ditiupkannya ash-shur oleh malaikat Israfil. M.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa ( ‫ ) صور‬dari segi bahasa berarti sangkakala atau
terompet, yakni alat yang biasa digunakan untuk memanggil atau mengumpulkan
sekolompok orang. Walaupun di kalangan para ulama ada sedikit perbincangan tentang
apakah sangkakala itu benar-benar berwujud atau hanya sekedar bersifat metaforis.
Namun, beliau menganggap bahwa perdebatan tentang masalah itu tidak terlalu penting.
Beliau menganggap bahwa yang terpenting bagi setiap muslim adalah harus percaya
bahwa ada waktu yang telah ditentukan Allah – yang tidak ada satu makhluk pun
mengetahui kapan datangnya – di mana manusia akan dibangkitkan Allah untuk
mempertanggungjawabkan amal masing-masing, lalu menerima balasan dan ganjarannya.

Saat kita sedang berbicara kepada anak usia dini tentang Allah dan bagaimana cara
kita untuk senantiasa mencintai Allah. Sangat penting untuk membuat mereka fokus
pada pembicaraan, agar mereka mengingikan kebaikan untuk diri mereka.
Guru atau orang tua bisa memulai pembicaran tentang sifat-sifat Allah, kekuatan dan
keindahan ciptaan Allah. Maka dari itu hendakalah kita bersyukur kepada-Nya karena
telah memberi kita kesehatan, kesejahteraan dan kehidupan.

Qada’ dalam pengertianya mempunyai arti dan makna sebuah ketetapan, pemberitahuan,
penciptaan dan kehendak yang telah diberikan kepada kita. Dan qadar ialah secara
bahasa pemberian kepastian dan ketentuan-ketentuan. Guru atau orang tua bisa memulai
mengenalkan tentang qada kepada anak dengan cara mengenalkan contoh-contoh qadar (takdir
yang dapat diubah) diantaranya seperti Seseorang yang kesulitan dalam memahami pelajaran
disekolah jikalau dia berusaha belajar dengan giat insyaallah ia akan memperoleh nilai yang
lebih bagus.
MATERI PERTEMUAN 7
FITRAH ANAK USIA DINI BERLANDASKAN PENDIDIKAN ISLAM

Pada hakikatnya manusia dilahirkan kedunia dalam kondisi fitrah, fitrah manusia tidak hanya
bersifat statis ia dapat berkembang karena banyak hal salah satunya melalui pendidikan, tentunya
dengan pendidikan yang berlandaskan pada islam. Upaya pengembangan fitrah manusia melalui
pendidikan, terutama bagi anak-anak yang masih dalam proses pengenalan diri amat penting
dilakukan guna tercapainya tujuan pendidikan islam itu sendiri. oleh karena itu komponen-
komponen pendidikan pun harus diarahkan pada upaya pengembangan potensi anak.

Abu-Maududi mengatakan bahwa manusia dilahirkan di bumi ini oleh ibunya sebagai muslim
(berserah diri) yang berbeda-beda ketaatannya kepada Tuhan, tetapi di lain pihak manusia bebas
untuk menjadi muslim atau non muslim. Sehingga ada hubungannya dalam aspek terminologi
fitrah selain memiliki potensi manusia beragama tauhid, manusia secara fitrah juga bebas untuk
mengikuti atau tidaknya ia pada aturan-aturan lingkungan dalam mengaktualisasikan potensi
tauhid (ketaatan pada Tuhan) itu, tergantung seberapa tinggi tingkat pengaruh lingkungan positif
serta negatif yang mempengaruh diri manusia secara fitrah-nya.

Mengenai fitrah kalangan fuqoha telah menetapkan hak fitrah manusia, sebagaimana dirumuskan
oleh mereka, yakni meliputi lima hal: (1) din (agama), (2) jiwa, (3) akal, (4) harga diri, dan (5)
cinta.
Konsep fitrah dalam hubungannya dengan pendidikan Islam mengacu pada tujuan bersama
dalam menghadirkan perubahan tingkah laku, sikap dan kepribadian setelah seseorang
mengalami proses pendidikan. Menjadi masalah adalah bagaimana sifat dan tanda-tanda
(indikator) orang yang beriman dan bertaqwa. Maka konsep fitrah terhadap pendidikan Islam
dimaksudkan di sini, bahwa seluruh aspek dalam menunjang seseorang menjadi menusia secara
manusiawi adanya penyesuaian akan aktualisasi fitrah-nya yang diharapkan, yakni pertama,
konsep fitrah mempercayai bahwa secara alamiah manusia itu positif (fitrah), baik secara jasadi,
nafsani (kognitif dan afektif) maupun ruhani (spiritual). Kedua, mengakui bahwa salah satu
komponen terpenting manusia adalah qalbu. Perilaku manusia bergantung pada qalbunya.

Potensi kalangan peserta didik sebagai anak manusia pengemban amanat Allah swt dan juga
sebagai khalifah di muka bumi ini, ia dilahirkan adanya nilai bertauhid Menurut Nurcholis
Madjid merupakan sebuah peristiwa dengan adanya perjanjian mahkluk (manusia) dengan Tuhan
Allah swt, maka dapat dikatakan bahwa manusia (peserta didik) tersebut terikat dengan
perjanjian itu (pemaknaan bersifat religius). Demikian juga halnya dengan agama pun
sebenarnya memang adalah perjanjian, yang dalam mitsaq dan ah’dun dengan Allah swt. Seluruh
hidup merupakan realisasi atau pelaksanaan untuk memenuhi perjanjian manusia dengan Allah.
Intinya ialah ibadah, artinya memperhambakan diri kepada Allah. Karena Allah swt sendiri telah
diakui sebagai Rabb. Maka implikasinya, akibat dari beribadah kepada Allah itu adalah, bahwa
manusia yakni kalangan peserta didik yang haus akan kebutuhan pengembanagan kepribadian
nilai fitrah-nya diharuskan menempuh jalan hidup yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Bahi, H. Nasir A. Metode Pembelajaran Agama Islam (Dilenghap
Pembahasan Kurihulum 2013). Yogyaharta: Eja Publisher, 2014.
Asti Inawati. 2017. Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Untuk Anak Usia
Dini, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 3 No. 1
Erna Purba. 2013. Peningkatan Nilai-Nilai Agama Dan Moral Melalui Metode
Bercerita Pada Anak Usia 4-6 Tahun, Pg-Paud Fkip Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Hakim, Lukman. 2012. Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan
Sikap Dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muttaqin Kota
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol.10 No.1
Machsunah, Yayuk Chayatun. 2017. Penanaman Pendidikan Karakter Melalui
Keteladanan Pendidik (Studi Kasus Di Lbb Taman Pintar: Sahabat Sekolah
Anak Lamongan). Journal Stkip Pgri Lamongan, Vol.1 No.2
Sabi'ati, Amin. 2016. Membangun Karakter Aud Dalam Pengembangan Nilai Agama
Dan Moral Di Ra Masyithoh Pabelan Kab. Semarang. Al-Athfal: Jurnal
Pendidikan Anak, , Vol.2 No.4
Sapendi, Sapendi. 2015. Internalisasi Nilai-Nilai Moral Agama Pada Anak Usia Dini.
At-Turats, Vol. 9. No. 2
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Pt Pustaka
Aadani)
Zainab, Zainab. 2012. Peningkatan Perkembangan Moral Anak Melalui Metode
Cerita Bergambar Tk Lembah Sari Agam. Jurnal Pesona Paud, Vol 1. No.03
KESAN SINGKAT PERKULIAHAN
Pertama , dalam proses pembelajaran ini sangat efektif bagi kami mahasiwi
daring karena dimudahkan dengan google classroom , dengan adanya
google classroom alhamdulillah untuk kendala jaringan itu hanya
sekian persen jika dibandingkan dengan kendala jaringan
menggunakan zoom.
Kedua , ibu sebagai dosen pengampu juga sangat hebat dan luar biasa dalam
hal membuat mahasiswi untuk aktif ,salah satunya tidak memberi
batasan pertanyaan 1 kelompok 1 perwakilan melainnya juga semua
anggota kelas harus bertanya sehingga ini juga mendapat feedback
baik bagi kelompok yang menjawab yaitu dapat menjawab dengan
kritis , cepat , dan tepat.
Ketiga , selama perkuliahan tidak banyak tugas individu dan itu yang saya
senangi , hanya satu tugas individu sebelum memasuki ujian tengah
semester ini selebihnya presentasi , dengan adanya presentasi ini juga
melatih kami untuk bekerjasama dan berbagi hasil diskusi.
Keempat , terimakasih bu ina untuk bimbingan dan motivasi kepada kami ,
kami mohon maaf jika ada berbuat salah selama setengah semester
ini.

Anda mungkin juga menyukai