PERTEMUAN 1-7
Disusun Untuk Memenuhi Midterm
Mata Kuliah : Pengembangan Agama Moral
Dosen Pengampu : Muthmainnah S.Pd,.M.Pd
Disusun Oleh
Nama : Zety Suarizzah
NPM : 2006104210070
Rombel : 07
Pendidikan agama Islam pada dasarnya dapat dipahami dalam tiga aspek. Pertama, sebagai
sumber nilai adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh
hasrat dan semangat cita- cita untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam , baik yang tercermin
dalam nama lembaganya maupun dalam kegiatan yang diselenggarakan. Kedua, sebagai bidang
studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain adalah jenis pendidikan yang
memberikan perhatian sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program
studi yang diselenggarakan. Ketiga, jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian di atas.
Pengembangan moral agama sangat erat kaitannya dengan budi pekerti, sikap sopan santun, dan
kemauan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan filosofis yang
di kemukakan oleh Kilpatrick pendidikan moral akan terus berkembang dengan berbagai
pendapat pakar dalam aspek budi pekerti, nilai moral dan keagamaan.
Menurut Syaodih menyatakan bahwa perkembangan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini
antara lain: anak besikap imitasi (imitation) yakni mulai menirukan sikap, cara pandang serta
tingkah laku orang lain, anak bersikap inernalisasi yakni anak sudah mulai bergaul dengan
lingkungan sosialnya dan mulai terpengaruh dengan keadaan di lingkungan tersebut, anak
bersikap introvert dan ekstrovert yakni reaksi yang ditunjukkan anak berdasarkan pengalaman.
MATERI PERTEMUAN 2
ANALISIS PERKEMBANGAN AGAMA MORAL DALAM PERMENDIKBUD NO.137
Perkembangan agama menurut permendikbud 137 yaitu mencakup kemampuan dan
berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama yang dianut , wujud dalam
mengerjakan ibadah , berperilaku jujur , penolong , sopan , hormat , sportif , menjaga kebersihan
diri dan lingkungan , menghormati , dan toleran dengan agama orang lain.
Qiyamah berasal dari bahasa Arab dari kata qa-wa-ma yang artinya; bangkit, berdiri, tegak,
teguh. Yaumul Qiyamah berarti hari berbangkit atau hari bangkitnya makhluk (khususnya
golongan jin dan manusia) dari kematian mereka. Sedangkan jika dilihat dari teks (terutama al-
Qur-an) tidak kurang 20 istilah yang sepadan dengan qiyamah, diantaranya yaumul diin, yaumul
khulud, yaumul hasyr, yaumul ‘aqim, al-haqqah dan sa’ah. Dari istilah-istilah tersebut, qiyamah
adalah sebuah proses panjang perjalanan mahluk taklif dari mulai kematian / kehancuran alam,
barzakh (kubur), baats (bangkit), mahsyar (berkumpul), hisab (perhitungan), dan jaza (balasan).
Jadi istilah qiyamah tidak boleh dipersepsi dengan kehancuran alam (dunia dan dan jagat raya)
saja, namun kehancuran itu merupakan salah satu bagian dari rangkaian qiyamah.
Pengetahuan tentang hari kiamat adalah masalah yang dirahasiakan oleh Allah, dan tidak
diperlihatkan kepada makhluk, seperti malaikat, nabi dan rasul-rasul. Tidak ada satu pun
manusia yang mengetahui kapan hari kiamat terjadi, kecuali Allah. Rasulullah s.a.w.
sering menyebut kiamat dan permasalahannya, maka banyak orang yang bertanya tentang
waktu (kapan) terjadinya kiamat.
Pertanda dimulainya kiamat ialah dengan ditiupkannya ash-shur oleh malaikat Israfil. M.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa ( ) صورdari segi bahasa berarti sangkakala atau
terompet, yakni alat yang biasa digunakan untuk memanggil atau mengumpulkan
sekolompok orang. Walaupun di kalangan para ulama ada sedikit perbincangan tentang
apakah sangkakala itu benar-benar berwujud atau hanya sekedar bersifat metaforis.
Namun, beliau menganggap bahwa perdebatan tentang masalah itu tidak terlalu penting.
Beliau menganggap bahwa yang terpenting bagi setiap muslim adalah harus percaya
bahwa ada waktu yang telah ditentukan Allah – yang tidak ada satu makhluk pun
mengetahui kapan datangnya – di mana manusia akan dibangkitkan Allah untuk
mempertanggungjawabkan amal masing-masing, lalu menerima balasan dan ganjarannya.
Saat kita sedang berbicara kepada anak usia dini tentang Allah dan bagaimana cara
kita untuk senantiasa mencintai Allah. Sangat penting untuk membuat mereka fokus
pada pembicaraan, agar mereka mengingikan kebaikan untuk diri mereka.
Guru atau orang tua bisa memulai pembicaran tentang sifat-sifat Allah, kekuatan dan
keindahan ciptaan Allah. Maka dari itu hendakalah kita bersyukur kepada-Nya karena
telah memberi kita kesehatan, kesejahteraan dan kehidupan.
Qada’ dalam pengertianya mempunyai arti dan makna sebuah ketetapan, pemberitahuan,
penciptaan dan kehendak yang telah diberikan kepada kita. Dan qadar ialah secara
bahasa pemberian kepastian dan ketentuan-ketentuan. Guru atau orang tua bisa memulai
mengenalkan tentang qada kepada anak dengan cara mengenalkan contoh-contoh qadar (takdir
yang dapat diubah) diantaranya seperti Seseorang yang kesulitan dalam memahami pelajaran
disekolah jikalau dia berusaha belajar dengan giat insyaallah ia akan memperoleh nilai yang
lebih bagus.
MATERI PERTEMUAN 7
FITRAH ANAK USIA DINI BERLANDASKAN PENDIDIKAN ISLAM
Pada hakikatnya manusia dilahirkan kedunia dalam kondisi fitrah, fitrah manusia tidak hanya
bersifat statis ia dapat berkembang karena banyak hal salah satunya melalui pendidikan, tentunya
dengan pendidikan yang berlandaskan pada islam. Upaya pengembangan fitrah manusia melalui
pendidikan, terutama bagi anak-anak yang masih dalam proses pengenalan diri amat penting
dilakukan guna tercapainya tujuan pendidikan islam itu sendiri. oleh karena itu komponen-
komponen pendidikan pun harus diarahkan pada upaya pengembangan potensi anak.
Abu-Maududi mengatakan bahwa manusia dilahirkan di bumi ini oleh ibunya sebagai muslim
(berserah diri) yang berbeda-beda ketaatannya kepada Tuhan, tetapi di lain pihak manusia bebas
untuk menjadi muslim atau non muslim. Sehingga ada hubungannya dalam aspek terminologi
fitrah selain memiliki potensi manusia beragama tauhid, manusia secara fitrah juga bebas untuk
mengikuti atau tidaknya ia pada aturan-aturan lingkungan dalam mengaktualisasikan potensi
tauhid (ketaatan pada Tuhan) itu, tergantung seberapa tinggi tingkat pengaruh lingkungan positif
serta negatif yang mempengaruh diri manusia secara fitrah-nya.
Mengenai fitrah kalangan fuqoha telah menetapkan hak fitrah manusia, sebagaimana dirumuskan
oleh mereka, yakni meliputi lima hal: (1) din (agama), (2) jiwa, (3) akal, (4) harga diri, dan (5)
cinta.
Konsep fitrah dalam hubungannya dengan pendidikan Islam mengacu pada tujuan bersama
dalam menghadirkan perubahan tingkah laku, sikap dan kepribadian setelah seseorang
mengalami proses pendidikan. Menjadi masalah adalah bagaimana sifat dan tanda-tanda
(indikator) orang yang beriman dan bertaqwa. Maka konsep fitrah terhadap pendidikan Islam
dimaksudkan di sini, bahwa seluruh aspek dalam menunjang seseorang menjadi menusia secara
manusiawi adanya penyesuaian akan aktualisasi fitrah-nya yang diharapkan, yakni pertama,
konsep fitrah mempercayai bahwa secara alamiah manusia itu positif (fitrah), baik secara jasadi,
nafsani (kognitif dan afektif) maupun ruhani (spiritual). Kedua, mengakui bahwa salah satu
komponen terpenting manusia adalah qalbu. Perilaku manusia bergantung pada qalbunya.
Potensi kalangan peserta didik sebagai anak manusia pengemban amanat Allah swt dan juga
sebagai khalifah di muka bumi ini, ia dilahirkan adanya nilai bertauhid Menurut Nurcholis
Madjid merupakan sebuah peristiwa dengan adanya perjanjian mahkluk (manusia) dengan Tuhan
Allah swt, maka dapat dikatakan bahwa manusia (peserta didik) tersebut terikat dengan
perjanjian itu (pemaknaan bersifat religius). Demikian juga halnya dengan agama pun
sebenarnya memang adalah perjanjian, yang dalam mitsaq dan ah’dun dengan Allah swt. Seluruh
hidup merupakan realisasi atau pelaksanaan untuk memenuhi perjanjian manusia dengan Allah.
Intinya ialah ibadah, artinya memperhambakan diri kepada Allah. Karena Allah swt sendiri telah
diakui sebagai Rabb. Maka implikasinya, akibat dari beribadah kepada Allah itu adalah, bahwa
manusia yakni kalangan peserta didik yang haus akan kebutuhan pengembanagan kepribadian
nilai fitrah-nya diharuskan menempuh jalan hidup yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Bahi, H. Nasir A. Metode Pembelajaran Agama Islam (Dilenghap
Pembahasan Kurihulum 2013). Yogyaharta: Eja Publisher, 2014.
Asti Inawati. 2017. Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Untuk Anak Usia
Dini, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 3 No. 1
Erna Purba. 2013. Peningkatan Nilai-Nilai Agama Dan Moral Melalui Metode
Bercerita Pada Anak Usia 4-6 Tahun, Pg-Paud Fkip Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Hakim, Lukman. 2012. Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan
Sikap Dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muttaqin Kota
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol.10 No.1
Machsunah, Yayuk Chayatun. 2017. Penanaman Pendidikan Karakter Melalui
Keteladanan Pendidik (Studi Kasus Di Lbb Taman Pintar: Sahabat Sekolah
Anak Lamongan). Journal Stkip Pgri Lamongan, Vol.1 No.2
Sabi'ati, Amin. 2016. Membangun Karakter Aud Dalam Pengembangan Nilai Agama
Dan Moral Di Ra Masyithoh Pabelan Kab. Semarang. Al-Athfal: Jurnal
Pendidikan Anak, , Vol.2 No.4
Sapendi, Sapendi. 2015. Internalisasi Nilai-Nilai Moral Agama Pada Anak Usia Dini.
At-Turats, Vol. 9. No. 2
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Pt Pustaka
Aadani)
Zainab, Zainab. 2012. Peningkatan Perkembangan Moral Anak Melalui Metode
Cerita Bergambar Tk Lembah Sari Agam. Jurnal Pesona Paud, Vol 1. No.03
KESAN SINGKAT PERKULIAHAN
Pertama , dalam proses pembelajaran ini sangat efektif bagi kami mahasiwi
daring karena dimudahkan dengan google classroom , dengan adanya
google classroom alhamdulillah untuk kendala jaringan itu hanya
sekian persen jika dibandingkan dengan kendala jaringan
menggunakan zoom.
Kedua , ibu sebagai dosen pengampu juga sangat hebat dan luar biasa dalam
hal membuat mahasiswi untuk aktif ,salah satunya tidak memberi
batasan pertanyaan 1 kelompok 1 perwakilan melainnya juga semua
anggota kelas harus bertanya sehingga ini juga mendapat feedback
baik bagi kelompok yang menjawab yaitu dapat menjawab dengan
kritis , cepat , dan tepat.
Ketiga , selama perkuliahan tidak banyak tugas individu dan itu yang saya
senangi , hanya satu tugas individu sebelum memasuki ujian tengah
semester ini selebihnya presentasi , dengan adanya presentasi ini juga
melatih kami untuk bekerjasama dan berbagi hasil diskusi.
Keempat , terimakasih bu ina untuk bimbingan dan motivasi kepada kami ,
kami mohon maaf jika ada berbuat salah selama setengah semester
ini.