Anda di halaman 1dari 3

Terjemah

Sedangkan Juz pertama ini akan membahas dua bahasan utama, yaitu; a)Ushul
fiqih b)Qa’idah-qa’idah Fiqih

Kami memohon kepada Allah SWT agar berkenan menjadikan kitab ini sebagai
kitab yang bermanfaat serta berkenan memberikan apa yang sudah kita cita-
citakan.

Mabadi’
Peringatan!

‫غَبيُّ ِبَأ ْلفِ َشا ِه ٍد‬


ِ ‫ْر َوا ِح ٍد مَا الَ ي ُْد ِر ُك ُه ْال‬Pٍ ‫ك اَ َّلذكِيُّ ِب َنظِ ي‬
ُ ‫ي ُْد ِر‬

Orang cerdas sudah bisa paham dengan satu contoh saja mengenai suatu hal
yang tidak bisa dipahami oleh orang bodoh meski dengan 1000 contoh.

MUQADDIMAH
Bagian Pertama : U S H U L F I Q I H
‫بسم اهلل الـرمحن الـرحيم‬ Definisi Al-Ashlu secara bahasa adalah sesuatu yang dijadikan pijakan oleh
sesuatu yang lain. Contoh: Kata ‘Ashlu asy-Syajarah’ berarti; akar pohon. Yang
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat serta Salam semoga senantiasa dimaksud dengan ‘akar pohon’ di sini adalah akar pohon yang tertancap kokoh di
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, para keluarga dan Shahabat beliau yang dalam tanah. Jadi, Ushul fiqih adalah dasar atau pijakan ilmu Fiqih.
senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Definisi Al-Far’u secara bahasa adalah sesuatu yang berpijak pada sesuatu yang
Amma Ba’du. Sudah maklum bagi setiap insan bahwasanya pohon tidak mungkin lain. Contoh: Pohon berpijak pada akarnya, begitu juga dengan Fiqih yang berpijak
bisa berdiri tegak tanpa adanya akar, dan bangunan rumah tidak akan berdiri pada Ushul fiqih. Definisi Al-Ashlu secara Istilah syara’ adalah Dalil dan Qa’idah
kokoh tanpa ada pondasi, demikian halnya dengan Fiqih yang tidak bisa berdiri Kulliyyah (umum). Contoh:
sendiri tanpa adanya Ushul fiqih. Oleh karena itu, Abu Ishaq pernah berkomentar
dalam kitab Jami’ al-Bayan; Ashal hukum kewajiban shalat adalah Al-Qur’an. Kata ‘Ashal’ di sini bermakna;
Dalil, sehingga yang dimaksud oleh pernyataan di atas adalah: Dalil yang
‫ع َأبَ ًدا‬ ِ ِ‫صب‬
َ ‫ب الْ َف ْـر‬ ْ َ‫َم ْن َج ِه َل ا‬
ْ ُ‫ لَ ْـم ي‬، ‫َأْلص َــل‬ َّ ‫( َأقِْي ُـم ْواال‬Dirikanlah
mewajibkan shalat adalah Al-Qur’an. Allah SWT berfirman; ‫ـصـ ـالَ َة‬
shalat).
“Barang siapa tidak mengetahui (memahami) permasalahan pokok, maka dia tidak
akan bisa memahami permasalahan cabang untuk selamanya.” Halalnya daging bangkai bagi orang yang terpaksa sebenarnya bertentangan
dengan hukum Ashal. Kata ‘Ashal’ di sini bermakna; Qa’idah Kulliyah. Jadi,
Akan tetapi kitab-kitab Ushul fiqih yang selama ini beredar di tengah-tengah kita,
maksud pernyataan di atas adalah: Halalnya bangkai bagi orang yang terpaksa
terasa sulit untuk dipahami oleh putra-putri kita, karena sebagian kitab Ushul fiqih ٍ ُّ ‫ُـك ـ‬
tersebut sulit dipahami susunan bahasanya dan sebagian lagi tidak memberikan adalah bertentangan dengan Qa’idah Kulliyyah yang menyatakan : ‫ام‬ٌ ‫ـل َمْيتَـ ــة َـح ـ َـر‬
contoh-contoh atas Qa’idah-qa’idah Ushul fiqih. Oleh karena itu, kami memandang (setiap bangkai adalah haram). Sedangkan dasar dari qa’idah ini adalah Firman
perlu untuk segera menyusun sebuah kitab Ushul fiqih yang mudah dipahami dan ُ ‫( ِإمَّنَـ ــا َح ـ ـ َّـر َم َعلَْي‬Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bangkai
Allah SWT:َ‫ك ُم الْ َمْيتَ ـ ـة‬
disertai dengan contoh-contoh, karena sesungguh-nya menghafal Qa’idah-qa’idah
(Ushul fiqih maupun Fiqih) tanpa disertai pengetahuan tentang contoh-contoh, bagi kamu semua)
tentu manfaatnya kurang sempurna dan hanya menyia-nyiakan waktu belaka.
Definisi Ushul fiqih adalah dalil fiqih yang bersifat global (secara garis besar).
Penulis membagi kitab ini menjadi 3 judul, yaitu: 1)Juz 1 berjudul Mabadi’ Contoh: Setiap perintah menunjukkan kewajiban; setiap larangan menunjukkan
Awwaliyyah 2)Juz 2 berjudul As-Sullam 3)Juz 3 berjudul Al-Bayan keharaman; setiap perbuatan Nabi SAW, Ijma’ dan Qiyas bisa dijadikan sebagai
hujjah (argumentasi atau sumber hukum).
‫ك‬ ِ Masjid. 3) Haram: Hukum yang apabila ditinggalkan akan mendatangkan pahala,
Definisi Fiqih secara bahasa adalah paham. Seperti perkataan; َ ‫ـت َكـالََم‬
ُ ‫ فَق ْـه‬berarti; dan jika dikerjakan akan mendatangkan siksa. Contoh: Riba dan berbuat onar. 4)
saya memahami perkataanmu. Makruh: Hukum yang apabila ditinggalkan akan mendatangkan pahala, dan jika
dikerjakan tidak mendatangkan siksa. Contoh: Mendahulukan anggota badan
Definisi Fiqih secara istilah syara’ adalah pengetahuan tentang hukum-hukum
bagian kiri dan mengakhirkan anggota badan bagian kanan ketika berwudhu'. 5)
Syari’at Islam yang diperoleh melalui jalan ijtihad. Contoh; Pengetahuan
Mubah: Hukum yang jika ditinggalkan tidak akan mendatangkan pahala, dan jika
bahwasanya niat berwudhu’ adalah wajib, serta contoh-contoh lain yang masih
dikerjakan tidak mendatangkan siksa. Contoh: Tidur di siang hari. 6) Shahih:
terkategorikan sebagai masalah-masalah yang menjadi obyek ijtihad (Al-Masaail
Hukum yang sudah memenuhi Rukun dan Syarat yang ada. 7) Bathil: Hukum yang
Al-Ijtihadiyyah). Adapun dalil tentang niat adalah Hadits Nabi Muhammad SAW: ‫ِإنَّ َــم‬ belum memenuhi Rukun dan Syarat. (Rukun) : Sesuatu yang bisa mempengaruhi
‫ـال بِالنِّيَ ـ ِـةـ‬
ُ ‫اَأْلع َمـ‬
ْ ‫( ا‬Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya.) (HR. keabsahan suatu perbuatan, dan sesuatu ini termasuk bagian dari perbuatan tadi.
Contoh: Membasuh wajah ketika berwudhu' dan Takbiratul Ihram ketika Shalat.
Bukhari-Muslim) Hadits ini juga berlaku pada niat wudhu’, karena wudhu’ termasuk (Syarat) : Sesuatu yang bisa mempengaruhi keabsahan suatu perbuatan, dan
suatu perbuatan (amal). sesuatu ini tidak termasuk bagian dari perbuatan tadi. Contoh: Air muthlaq untuk
berwudhu', dan menutup aurat untuk shalat. 8) Rukhshah: Hukum yang berubah
Lain halnya dengan pengetahuan tentang hukum-hukum Syari’at Islam yang tidak dari sulit menjadi mudah karena adanya sebab-sebab hukum tertentu. Contoh:
diperoleh dengan cara ijtihad. Contoh; Pengetahuan bahwasanya shalat lima Musafir diperkenankan untuk tidak menjalankan puasa, meski sebenarnya dia
waktu adalah wajib, zina adalah haram, dan masalah-masalah lain yang sudah mampu untuk berpuasa, dan kebolehan makan bangkai bagi orang yang terpaksa.
mempunyai kepastian hukum (Qath’iyyah). Maka pengetahuan terhadap contoh- 9) 'Azimah : Hukum asli atau Hukum Ashal (sebelum ada perubahan). Contoh:
contoh tadi, bukan termasuk ilmu Fiqih (melainkan termasuk ilmu Ushul fiqih). Kewajiban shalat lima waktu dan keharaman makan bangkai bagi selain orang
Berikut ini daftar beberapa istilah yang perlu diketahui: yang terpaksa.

1) Yakin (‫)ألعلم‬: Sifat seseorang yang mampu menyingkap atau memahami suatu Materi Ushul Fiqih
materi secara sempurna. 2) Tidak tahu (‫)الجهل‬: Tidak mempunyai pengetahuan
terhadap suatu materi. 3) Prasangka (‫ )الظن‬Keyakinan pada posisi lebih unggul. 4) Pembahasan Pertama : A M A R
Salah sangka (‫وهم‬PP‫)ال‬: Keyakinan pada posisi lebih lemah. 5) Ragu-ragu (‫)ألشك‬:
Keyakinan pada posisi yang sama Amar (perintah): permintaan untuk melakukan sesuatu perbuatan dari atasan
kepada bawahan.
Contoh: Ketika diajukan pertanyaan, “Apakah Zaid sedang berdiri atau tidak?”,
maka jika seseorang masih ragu dalam menentukan jawaban – antara "Ya" dan Qa’idah-qa’idah di dalam Amar :
"Tidak" -, maka sikap ini disebut dengan 'ragu-ragu' (‫)ألشك‬. Jika dia sudah lebih
condong untuk memilih pada salah satu jawaban, maka sikap ini disebut dengan 1)Makna ashal dari Amar adalah menunjukkan makna wajib, kecuali jika ada dalil
'prasangka' (‫)الظن‬, dan jika dia tidak mempunyai kecondongan untuk memilih salah yang menunjukkan pada makna lainnya. Contoh; Kewajiban shalat fardhu dan
satu jawaban, maka sikap ini disebut 'salah sangka' (‫)الوهم‬. zakat berdasarkan Firman Allah SWT pada Surat An-Nisaa' : 77.

            ……
Adapun yang dimaksud dengan kata 'yakin' (‫ )ألعلم‬di dalam istilah ilmu Fiqih adalah

mencakup pengertian 'prasangka' (‫)الظن‬.

Hukum-hukum Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka:


"Tahanlah tanganmu (dari berperang), Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!"
Pembagian hukum-hukum dalam syari'at Islam terbagi menjadi 9 macam; Wajib,
Manduub, Mubah, Haram, Makruh, Shahih, Bathil, Rukhshah dan ‘Azimah. 2) Makna ashal dari Amar adalah tidak menuntut adanya pengulangan, kecuali
ada dalil yang menunjukkan adanya pengulangan. Contoh; Kewajiban haji dan
1) Wajib: Hukum yang apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala, dan jika umrah satu kali seumur hidup berdasarkan Firman Allah SWT pada Al-Baqarah :
ditinggalkan akan mendatangkan siksa. Contoh: Shalat lima waktu dan puasa 196
Ramadhan 2) Mandub: Hukum yang apabila dikerjakan akan mendatangkan
     …. 
pahala, dan jika ditinggalkan tidak mendatangkan siksa. Contoh: Shalat Tahiyyatal
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah”          
       
3) Makna ashal dari Amar adalah tidak menuntut untuk segera dikerjakan, karena Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
tujuan Amar adalah terlaksananya suatu perbuatan, tanpa menentukan waktu kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
pengerjaannya, entah dilakukan pada waktu pertama maupun waktu yang kedua. kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.
4)Perintah terhadap sesuatu berarti perintah terhadap media-media perantaranya.
Contoh: Adanya perintah shalat berarti menunjukkan perintah bersuci (wudhu', 3) Makna ashal dari Nahy adalah menunjukkan batalnya Ibadah-ibadah yang
tayammum maupun mandi besar). dilakukan oleh orang yang dilarang (‫)املنه ــي عنـه‬. Contoh: Batalnya shalat dan puasa

5)Perintah terhadap sesuatu berarti larangan terhadap sesuatu yang berlawanan yang dijalani oleh wanita yang sedang haid.
(kontradiksi) dengannya. Contoh: Perintah bertutur kata yang baik kepada 4)Makna ashal dari Nahy adalah untuk menunjukkan batalnya muamalah-
manusia berarti larangan untuk berkata buruk kepada mereka, seperti dalam QS. muamalah yang dilarang. Ketentuan ini berlaku jika memang larangan tersebut
Al-Baqarah : 83 ditujukan pada akad itu sendiri. Contoh: Larangan jual beli kerikil, berdasarkan
.……    ......... Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi ;
Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
ِ ‫َنهى صلَّى اهلل علَي ِـه وسلَّ ـم عن بي ِع احْل ص‬
‫ـاة‬ َ َ َْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ
6)Apabila pekerjaan yang menjadi obyek perintah sudah dikerjakan sebagaimana
mustinya, maka orang yang diperintahkan ( ‫ ِه‬P‫ ) اَ ْل َمْأمُرْ ِب‬sudah lepas dari tuntutan Nabi SAW telah melarang jual beli kerikil (HR. Muslim)
Amar.
Contoh: Ada orang tidak menemukan air, kemudian dia bertayammum dan Sedangkan jika larangan tersebut ditujukan pada faktor di luar akad, maka
menjalankan shalat, maka orang itu sudah terbebas dari tuntutan Amar. Jadi, tiada akadnya tidak batal. Contoh: Jual beli pada saat adzan Jum’at sudah
kewajiban Qadha' shalat baginya, ketika dia sudah menemukan air. berkumandang. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Jumu’ah : 9

           
          
Pembahasan Kedua: N A H Y Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang
Nahy: Yaitu permintaan untuk meninggalkan sesuatu perbuatan dari atasan
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
kepada bawahan.
Alasannya; Jual beli pada saat adzan Jum’at berkumandang merupakan
Qa’idah-qa’idah di dalam Nahy: bentuk penundaan untuk bepergian menunaikan shalat jum’at yang telah
diwajibkan oleh Ayat di atas, sedangkan bentuk penundaan ini bisa juga berupa
1) Makna ashal dari Nahy adalah untuk menunjukkan hukum haram, kecuali jika kegiatan jual beli atau kegiatan lain semisal; makan.
ada dalil yang menunjukkan pada makna lainnya. Contoh: Larangan berbuat
kerusakan di bumi berdasarkan Surat Al-A’raaf : 85
………             
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-
orang yang beriman".
2)Larangan terhadap suatu hal, berarti perintah untuk melakukan sesuatu yang
menjadi kebalikannya. Contoh: Larangan memakan harta benda secara bathil
berdasarkan Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah : 188, berarti perintah
untuk memakan harta secara hak (sesuai tuntunan syari'at Islam)

Anda mungkin juga menyukai