Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan bersifat deskriptif analitik. Fokus
penelitian diarahkan untuk mengkaji Fiqih Ibadah dan Prinsip Ibadah dalam Islam.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa;Islam menegakkan ibadah atas beberapa sendi yang
dapat membersihkan jiwa dan tetap memelihara inti sari ibadah dan setiap ibadah memiliki
hikmah. FiqihIbadahadalahpemahamanterhadapyangberkaitan
denganperibadahanmanusiakepada Allah SWT. ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan
dan harapan untuk mecapai ridla Allah SWT.
berupa akidah, akhlak, maupun amaliah merendahkan diri. Menurut al-Azhari, kata
(ibadah), yakni sama dengan arti syariah ibadah tidak dapat disebutkan kecuali
islamiyyah. Namun, pada perkembangan untuk kepatuhan kepada Allah SWT.4
selanjutnya, fikih diartikan sebagai bagian Menurut kamus Al-Muhith5al-
dari syariah islamiyyah, yaitu pengetahuan abdiyah, al-ubudiyah, dan al-íbadah
tentang hukum syariah islamiyyah yang artinya taat. Dan dalam Mukhtar Ash-
berkaitan dengan perbuatan manusia yang Shihhah6, makna dasar al-ubudiyah adalah
telah dewasa dan berakal sehat yang ketundukan dan kepasrahan, sementara at-
diambil dari dalil-dalil yang terinci. Dalam ta‟bid artinya kepasrahan. Dikatakan thariq
pandangan Wahbah az-Zuhaili, terdapat (jalan) muábbad dan unta yang muábbad
beberapa pendapat tentang pengertian kata artinya yang sudah disiapkan. Semua
al-fiqh. Beliau mengutip pendapat Abu makna ini sesuai dengan isytiqaq-nya.
Hanifah yang mendefinisikannya sebagai Sedangkan úbudiyah artinya
berikut:2 menampakkan ketundukan, walaupun kata
اُعلَْي َها
َ اُو َُم ِ َم ْع ِرفَةُُالنَّ ْف
َ َس َُماُ ََل
ibadah dalam maknanya karena merupakan
puncak ketundukan dan tidak ada sesuatu
“…pengetahuan seseorang tentang apa pun yang berhak mendapat penghambaan,
yang menguntungkan dan apa kecuali yang memiliki puncak keutamaan
yangmerugikan.” yaitu Allah SWT. Firman Allah SWT:
ُ ُ يل ُال ُتَ ْعبُ ُدو َن ُإِال ِ ِ َ ََخ ْذنَا ُِميث
َ َوإِ ْذ ُأ
Selain itu Wahbah az-Zuhaili juga
mengutip ulama kalangan Syafi„iyyah َُاهلل َ اق ُبَِِن ُإ ْسَرائ
yang mendefinisikan al-fiqh sebagai ُنيِ ِوبِالْوالِ َديْ ِن ُإِ ْحسانًا ُوُِذي ُالْ ُقرََب ُوالْيَتَ َامى ُوالْمساك
berikut: ََ َ َ ْ َ َ َ َ
َُُُّث َّ ُالصال َة َُوآتُوا
ُ ُالزَكا َة َّ يموا ِ ِ
ِ َوقُولُوا ُللن
ِ َح َك ِام ُالشَّر ِعيَّ ِة ُالْ َعملِيَّ ِة ُالْمكُْتَس
ُب ُِم ْن َ ُ َ ْ
ِ
ْ الع ْل ُم ُبِاأل ُ ُح ْسنًا َُوأَق ُ َّاس
ِ ِ ِ
صْيلِيَُِّة
ِ أ َِدلَّتِهاُالتَّ ْف
َ
ُ)٣٣(ُضو َن ُ تَ َولَّْيتُ ْمُإالُقَليالُمْن ُك ْم َُوأَنْتُ ْم
ُ ُم ْع ِر
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil
Pengetahuan tentang hukum syarayang
janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah
berhubungan dengan amal perbuatan,
kamu menyembah selain Allah, dan
yang digali dari dalil yang terperinci.”
berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa,
Fiqih adalah hukum Islam yang
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
tingkat kekuatannya hanya sampai zan,
orang-orang miskin, serta ucapkanlah
karena ditarik dari dalil-dalil yang zanny.
kata-kata yang baik kepada manusia,
Bahwa hukum fikih itu adalah zanny
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
sejalan pula dengan kata “al-
kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
muktasab”dalam definisi tersebut yang
kecuali sebahagian kecil daripada kamu,
berarti “diusahakan” yang mengandung
dan kamu selalu berpaling.(QS. al-
pengertian adanya campur tangan akal
Baqoroh [2]:3)
pikiran manusia dalam penarikannya dari
al-qur‟an dan sunnah Rasulullah
SAW.3Sementaraibadah secara 4
Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih,
bahasaberarti patuh (al-tha‟ah), dan tunduk (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. Ke-2,hlm. 17.
5
(al-khudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan Al-Qamus Al-Muhith. Al-Fairuzabadi
(Muhammad bin Ya‟qub Majduddin Al-
Fairuzabadi). Cairo: Mathba‟ah Mushthafa Al-Babi
2
Satria Effendi dan M. Zaeni, Usul Fikih, Al-Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M, hlm. 311.
6
(Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 2. MukhtarAsh-Shihhah. Ar-Razi
3
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, (Muhammad bin Abu Bakr bin Abdul Qadir).
Kamus Ilmu Usul Fikih, (Jakarta: Amzah, 2005), Cairo: Al-Mathabi‟ Al-Amiriyyah, 1355 H, hlm.
hlm. 67. 407, 408.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam
َُ الُُيبُُالْ ُم ْف ِس ِد
ُِ ُاهلل pikulkan kepada Kami apa yang tak
ِ ِ الْ َفس َاد ُِِفُاألر
ين َُ ُضُإ َّن ْ َ sanggup Kami memikulnya. beri ma‟aflah
Dan carilah pada apa yang telah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
dianugerahkan Allah kepadamu kami. Engkaulah penolong Kami, Maka
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang
janganlah kamu melupakan bahagianmu kafir.”(QS. al-baqoroh [2]:286]
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana F. Ruang LingkupFiqihIbadah
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan 1. Shalat
janganlah kamu berbuat kerusakan di Sholat merupakan salah satu
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak perbuatan yang dimulai dari tahbirotul
menyukai orang-orang yang berbuat ihram dan diakhiri dengan salam sesuai
kerusakan. dengan syarat-syarat tertentu. Sholat
6. Tidak berlebih-lebihan (QS. al-A‟raf diwajibkan bagi setiap umat islam karena
[7]:31) barang siapa yang mendirikan sholat maka
ُُعْن َد ُ ُكل َُم ْس ِج ٍد َُوُكلُوا ِ يا ُب ِِن ُآدم ُخ ُذوا ُ ِزينَتَ ُكم
ْ ُ ََ َ َ
maka ia menegakkan agama dan barang
siapa yang meninggalkan sholat maka ia
َُ ُِالُُيبُُاُلْ ُم ْس ِرف
ني ُِ اُوالُتُس ِرفُواُإُِنَّو
ُ ْ َُ َوا ْشَربُو
merobohkan agama.
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang 2. Zakat
indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan Zakat adalah sebuah ibadah
dan minumlah, dan janganlah berlebih- yangmenuntutkeridhoan umat Islamuntuk
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak mengeluarkan sebagian hartanya sesuai
menyukai orang-orang yang berlebih- ketentuan yang ditetapkan. seperti yang
lebihan. terdapat dalam al-qur‟an .QS. At-Taubah
7. Mudah (bukan meremehkan) dan [49]: 103)
Meringankan Bukan Mempersulit(QS.
al-Baqarah [2]:286) 3. Puasa
ُُو َعلَْي َها
َُ ت ْ َاُماُ َك َسب ِ
َ َالُو ْس َع َهاُ ََل
ُ اهللُُنَ ْف ًساُإ ُ ُف ُ الُيُ َكل Puasa adalah tindakan sukarela
ِ ِ
َ ََخطَأْن
ُاُربَُّنَا ْ ت َُربُنَاُالُتُ َؤاخ ْذنَاُإِ ُْنُنَسينَاُأ َْوُأ ْ ََماُا ْكتَ َسب
dengan berpantang dari makanan,
minuman, atau keduanya, perbuatan buruk
ُُم ْنُقَ ْبلِنَا
ُِ ين ِ َّ
َ ُعلَىُاُلذ َ ُاُْحَْلتَو
َ لًراُ َك َمُْ ُِعلَْي نَاُإ ِ َْ و
َ الَُتم ْل َ dandari segala hal yang membatalkan
ِ ِِ puasa untuk periode waktu tertentu.
َ َُّعُن
ُاُوا ْغف ْر ُلَنَا َ ف ُ اُِب َو ْاع
ُ َاُماُالُطَاقَةَ ُلَن َ َالَُتَم ْلن
ُ اُو َ ََربَُّن Puasamutlak biasanya didefinisikan
َُ اُعلَىُالْ َق ْوِمُالْ َكافِ ِر
ين َ َص ْرن
ُ ْت َُم ْوالنَاُفَان َ َْو ْارْحَْنَاُأَن sebagai berpantang dari semua makanan
dan cairan untuk periode tertentu,
Allah tidak membebani seseorang
biasanyasatu hari (24 jam), atau beberapa
melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
hari. Puasa lain mungkin hanya membatasi
ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
sebagian, membatasi makanan tertentu atau
diusahakannya dan ia mendapat siksa
zat. Praktik puasa dapat menghalangi
(dari kejahatan) yang dikerjakannya.
aktivitas seksual dan lainnya serta
(mereka berdoa):“Ya Tuhan Kami,
makanan. Seperti dalam QS. al-Baqoroh
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
[2]:183)
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami,
4. Haji
janganlah Engkau bebankan kepada Kami
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam