Anda di halaman 1dari 11

Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

FIQIH DAN PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM


Zulkifli
zulkifli.royani123@mail.com
(Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan bersifat deskriptif analitik. Fokus
penelitian diarahkan untuk mengkaji Fiqih Ibadah dan Prinsip Ibadah dalam Islam.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa;Islam menegakkan ibadah atas beberapa sendi yang
dapat membersihkan jiwa dan tetap memelihara inti sari ibadah dan setiap ibadah memiliki
hikmah. FiqihIbadahadalahpemahamanterhadapyangberkaitan
denganperibadahanmanusiakepada Allah SWT. ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan
dan harapan untuk mecapai ridla Allah SWT.

Kata Kunci: Fiqih, Ibadah, Islam.

A. Pendahuluan cara pelaksanaan ibadah tersebut. Islam


Nash al-Qur‟an dan Hadis Nabi harus mengikuti ibadah yang dicontohkan
SAW selain menunjukkan hukum melalui dan dilakukan oleh Nabi SAW, dan tidak
bunyi bahasanya juga melalui ruh tasryi‟ boleh membuat ibadah yang tidak berdasar
atau maqasid syari‟at. Pengembangan ini pada al-Qur‟an dan Hadis.Dalam tulisan
dilakukan dengan menggunakan metode ini, akan dikaji tentang bagaimanaFiqih
istinbat seperti qiyas, istihsan, maslahah ibadah dan prinsip ibadah dalam islam
mursalah, dan „urf yang pada sisi lain juga yang sesuai dengan al-qur‟an dan hadis.
disebut sebagai dalil.Ibadah merupakan
unsur mutlak dalam agama. Agama intinya B. Pengertian Fiqih Ibadah
adalah keyakinan tentang adanya zat yang Menurut etimologi, kata fiqih berasal
berkuasa di atas alam raya, dan kerinduan dari bahasa Arab ‫ ال َف ْه ُُم‬yang berarti paham,
manusia untuk mengagungkan dan
berhubungan dengan-Nya, melahirkan seperti pernyataan ‫س‬ َُ ‫فَق َّْهتُالد َّْر‬yang berarti
berbagai macam cara pengabdian, dan “saya memahami pelajaran itu”.1Arti ini
ibadah. sesuai dengan arti fiqih dalam salah satu
Ibadah merupakan perkara yang hadis yang diriwayatkan oleh Imam
perlu adanya perhatian, karena ibadah itu Bukhori:
ُ‫ُخْي ًراُيُ َف َُّق ْهوُ ُِِفُالدُيْ ِن‬ ِ
َ َ‫َُم ْنُيُِردُاهلل‬
tidak bisa dibuat main-main apalagi
disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus
berpedoman pada apa yang telah Allah Barang siapa yang dikehendaki Allah
SWT perintahkan dan apa yang telah SWT. menjadi orang yang baik di sisi-Nya,
diajarkan oleh NabiMuhammmad SAW niscaya diberikan kepadanya pemahaman
kepada umat islam yang dilandaskan pada yang mendalam dalam pengetahuan
kitab yang diturunkan Allah SWT kepada agama”.
Nabi Muhammad SAW berupa kitab suci Menurut terminologi, fiqih pada
al-Qur‟an dan segala perbuatan, perkataan, mulanya berarti pengetahuan keagamaan
dan ketetapan Nabi SAW atau disebut yang mencakup seluruh ajaran agama, baik
dengan hadis Nabi. Umat islam tentunya 1
mengetahui apa itu ibadah dan bagaimana Rachmat Syafe‟i, Fikih Mu‟amalat,
(Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 13.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

berupa akidah, akhlak, maupun amaliah merendahkan diri. Menurut al-Azhari, kata
(ibadah), yakni sama dengan arti syariah ibadah tidak dapat disebutkan kecuali
islamiyyah. Namun, pada perkembangan untuk kepatuhan kepada Allah SWT.4
selanjutnya, fikih diartikan sebagai bagian Menurut kamus Al-Muhith5al-
dari syariah islamiyyah, yaitu pengetahuan abdiyah, al-ubudiyah, dan al-íbadah
tentang hukum syariah islamiyyah yang artinya taat. Dan dalam Mukhtar Ash-
berkaitan dengan perbuatan manusia yang Shihhah6, makna dasar al-ubudiyah adalah
telah dewasa dan berakal sehat yang ketundukan dan kepasrahan, sementara at-
diambil dari dalil-dalil yang terinci. Dalam ta‟bid artinya kepasrahan. Dikatakan thariq
pandangan Wahbah az-Zuhaili, terdapat (jalan) muábbad dan unta yang muábbad
beberapa pendapat tentang pengertian kata artinya yang sudah disiapkan. Semua
al-fiqh. Beliau mengutip pendapat Abu makna ini sesuai dengan isytiqaq-nya.
Hanifah yang mendefinisikannya sebagai Sedangkan úbudiyah artinya
berikut:2 menampakkan ketundukan, walaupun kata
‫اُعلَْي َها‬
َ ‫اُو َُم‬ ِ ‫َم ْع ِرفَةُُالنَّ ْف‬
َ َ‫س َُماُ ََل‬
ibadah dalam maknanya karena merupakan
puncak ketundukan dan tidak ada sesuatu
“…pengetahuan seseorang tentang apa pun yang berhak mendapat penghambaan,
yang menguntungkan dan apa kecuali yang memiliki puncak keutamaan
yangmerugikan.” yaitu Allah SWT. Firman Allah SWT:
ُ ُ ‫يل ُال ُتَ ْعبُ ُدو َن ُإِال‬ ِ ِ َ َ‫َخ ْذنَا ُِميث‬
َ ‫َوإِ ْذ ُأ‬
Selain itu Wahbah az-Zuhaili juga
mengutip ulama kalangan Syafi„iyyah َُ‫اهلل‬ َ ‫اق ُبَِِن ُإ ْسَرائ‬
yang mendefinisikan al-fiqh sebagai ُ‫ني‬ِ ِ‫وبِالْوالِ َديْ ِن ُإِ ْحسانًا ُوُِذي ُالْ ُقرََب ُوالْيَتَ َامى ُوالْمساك‬
berikut: ََ َ َ ْ َ َ َ َ
َُّ‫ُُث‬ َّ ‫ُالصال َة َُوآتُوا‬
ُ ‫ُالزَكا َة‬ َّ ‫يموا‬ ِ ِ
ِ ‫َوقُولُوا ُللن‬
ِ ‫َح َك ِام ُالشَّر ِعيَّ ِة ُالْ َعملِيَّ ِة ُالْمكُْتَس‬
ُ‫ب ُِم ْن‬ َ ُ َ ْ
ِ
ْ ‫الع ْل ُم ُبِاأل‬ ُ ‫ُح ْسنًا َُوأَق‬ ُ ‫َّاس‬
ِ ِ ِ
‫صْيلِيَُِّة‬
ِ ‫أ َِدلَّتِهاُالتَّ ْف‬
َ
ُ)٣٣(ُ‫ضو َن‬ ُ ‫تَ َولَّْيتُ ْمُإالُقَليالُمْن ُك ْم َُوأَنْتُ ْم‬
ُ ‫ُم ْع ِر‬
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil
Pengetahuan tentang hukum syarayang
janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah
berhubungan dengan amal perbuatan,
kamu menyembah selain Allah, dan
yang digali dari dalil yang terperinci.”
berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa,
Fiqih adalah hukum Islam yang
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
tingkat kekuatannya hanya sampai zan,
orang-orang miskin, serta ucapkanlah
karena ditarik dari dalil-dalil yang zanny.
kata-kata yang baik kepada manusia,
Bahwa hukum fikih itu adalah zanny
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
sejalan pula dengan kata “al-
kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
muktasab”dalam definisi tersebut yang
kecuali sebahagian kecil daripada kamu,
berarti “diusahakan” yang mengandung
dan kamu selalu berpaling.(QS. al-
pengertian adanya campur tangan akal
Baqoroh [2]:3)
pikiran manusia dalam penarikannya dari
al-qur‟an dan sunnah Rasulullah
SAW.3Sementaraibadah secara 4
Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih,
bahasaberarti patuh (al-tha‟ah), dan tunduk (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. Ke-2,hlm. 17.
5
(al-khudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan Al-Qamus Al-Muhith. Al-Fairuzabadi
(Muhammad bin Ya‟qub Majduddin Al-
Fairuzabadi). Cairo: Mathba‟ah Mushthafa Al-Babi
2
Satria Effendi dan M. Zaeni, Usul Fikih, Al-Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M, hlm. 311.
6
(Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 2. MukhtarAsh-Shihhah. Ar-Razi
3
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, (Muhammad bin Abu Bakr bin Abdul Qadir).
Kamus Ilmu Usul Fikih, (Jakarta: Amzah, 2005), Cairo: Al-Mathabi‟ Al-Amiriyyah, 1355 H, hlm.
hlm. 67. 407, 408.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Pengertian Ibadah secara yang dilaksanakan dengan niat ibadah.


terminologis menurut ulama tauhid, dan Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus
hadits ibadah adalah: adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan
ُ‫تَ ْو ِح ُد ُاهللِ َُوتَ ْع ِظ ُموُ ُ َغا ُيَُةَ ُالتَُّ ْع ِظْي ِم َُم َع ُالُتَّ َذ ُلُ ِل‬ dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah SAW. Ibadah dalam arti yang
ُ‫ض ْوِعُلَُو‬
ُ ُ‫اْل‬
ْ ‫َو‬ khusus ini meliputi Thaharah, Shalat,
Mengesakan dan mengagungkan Allah Zakat, Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah
SWT sepenuhnya serta menghinakan diri Nadzar dan Kifarat.
dan menundukkan jiwa kepadanya.” Dari pengertian diatas jika
Para ahli di bidang akhlak digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah
mendefisikan ibadah sebagai berikut: ilmu yang menerangkan tentang dasar-
ُ‫الشَرا ِء ِع‬
َُّ ِ‫اُتُالُْبَ َدُنُِيَّ ِة َُوالْ ِقيَ ُامُب‬
ِ ‫الْعملُبِال ُطَّاُع‬
َ ُ ََ
dasar hukum-hukum syar‟i khususnya
dalam ibadah khas seperti meliputi
Mengerjakan segala bentuk kataatan thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji,
badaniyah dan menyelenggarakan segala kurban, aqiqah dan sebagainya yang
syariat (hukum).” kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa
Ulama tasawuf mendefinisikan ibadah bentuk ketundukan dan harapan untuk
sebagai berikut: mecapai ridla Allah SWT.
ُ‫ُى َوُنَ ْف ِس ِوُتَ ْع ِظْي ًماُلَِرب ِو‬ ٍ ِ
ُ ‫ُعلَىُخالَف‬
َ ‫ف‬ِ َّ‫فِ ْعلُالْم َكُل‬
ُ ُ
Pekerjaan seorang mukallaf yang C. Pengertian Syari’at
berlawanan dengan keinginan nafsunya Syari‟at artinya jalan (thariqah).
untuk membesarkan Tuhannya.” Secara istilah adalah segala bentuk hukum
Menurut ahli fiqih ibadah adalah: baik perintah dan larangan yang terdapat
ِ‫َماُإِبْتِغَاءلِو ْج ِوُاهللُِوطَلَبًاُلِثَ ْوابِِو ُِِفُاْالَ ِخرُة‬ dalam Islam, yang tujuannya untuk
َ َ ًَ mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi,
Segala bentuk ketaatan yang engkau secara praktis antara fiqih dan syari‟at
kerjakan untuk mencapai keridaan Allah tidak jauh berbeda. Perbedaannya fiqih
SWT dan mengharapkan pahala-Nya di jauh lebih teoritik, sementara syari‟at lebih
akhirat.” praktis.Tujuan diciptakannya syari‟at di
Menurut Jumhur Ulama: dalam Islam adalah untuk;
َُ‫ضاهُ ُقَُْوالًُكا‬ ُِ ‫ُىى ُاِسم ُج ِامع ُلِم‬ ِ ِ
َ ‫اُُيبُوُُاهللُ َُويَ ْر‬ َ ٌ َ ٌ ْ َ ُ ُ‫الْعبَ َادة‬
1. Memelihara agama (hifzud din)
2. Meliharaan jiwa (hifzun nufus)
ُ‫ُخ ِفيُاُتَ ْع ِظْي ًماُلَوُ َُو ُطَلَبًا‬ ِ ً‫َن ُإَو ُفِعال‬
َ ‫ُجليُا ُكاَ ُ َن ُإَْو‬
َ ْ ْ 3. Memelihara akal (hifzul aql)
ُ‫لِثَ َوابُِِو‬ 4. Memelihara keturunan (hifzun nasl)
5. Memelihara harta (hifzul mal)
Ibadah itu yang mencakup segala 6. Memelihara kehormatan (hifzul irdh)
perbuatan yang disukai dan diridai oleh 7. Mmelihara lingkungan (hifzul bi‟ah)
Allah SWT, baik berupa perkataan maupun Tujuh kriteria tersebut dapat
perbuatan, baik terang-terangan maupun dijadikan ukuran apakah syari‟at (hukum)
tersembunyi dalam rangka mengagungkan yang diterapkan itu benar atau tidak. Jika
Allah SWT dan mengharapkan pahala- hukum yang dikerjakan ternyata menabrak
Nya.”7 dari salah satu kriteria tersebut, maka
Ibadah dalam arti umum adalah keberadaan hukum tersebut perlu ditinjau
segala perbuatan orang Islam yang halal kembali.
7
Hasan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan
Kontemporer, (Jakarta: Karisma Putra Utama Ofset,
2008), hlm. 4
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

ُ‫ني‬ ِ ِ ِ ْ ١(ُ ‫ُالرِحي ِم‬ َُّ ُ ِ‫اهلل‬


َُّ ‫الر ْْحَ ِن‬ ُ ُ ‫بِ ْس ِم‬
َ ‫)ُاْلَ ْم ُد ُللو َُرب ُالْ َعالَ ُم‬
D. Dasar Hukum
Ibadah adalah cinta dan ketundukan
yang sempurna.8Firman Allah SWT: َ َّ‫)ُإُِي‬٤(ُ ‫ك ُيَ ْوِم ُالدي ِن‬
ُ‫اك‬ ِ ِ‫)ُمال‬
َُ ٣(ُ ‫ُالرِحي ِم‬
َُّ ‫)ُالر ْْحَ ِن‬
َُّ ٢(
ِ ‫ُاْلِ َُّنُواإلنْسُإِالُلِي عب ُد‬
ُ‫ون‬ ُْ َ َ َ ْ ‫ت‬ ُ ‫اُخلَ ْق‬
َ ‫َوَم‬ )٥(ُ‫ني‬ ِ َ َّ‫نَعب ُدُوإُِي‬
ُ ‫اكُنَ ْستَع‬ َ ُْ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan
1.Dengan menyebut nama Allah yang
manusia melainkan supaya mereka
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2.
menyembah-Ku.”(QS.al-Dzariyat [51]:
segala puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta
56)
alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha
Demikian pula firman Allah berikut:
Penyayang. 4. yang menguasai di hari
ُ‫ين ُِم ْن‬ ِ َّ ِ
َ ‫اُرُبَّ ُك ُمُاُلَّذ‬
َ ‫يُخلَ َق ُك ْم َُواُلذ‬ َ ‫ُاعبُ ُدو‬ْ ‫اس‬ ُ َّ‫يَاُأَيُ َهاُالُن‬ Pembalasan. 5. hanya Engkaulah yang
‫قَ ْبلِ ُك ْمُلَ َعُلَّ ُك ْمُتَتَُّ ُقو َُن‬
Kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah Kami meminta pertolongan.
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang 2. Ikhlas (Al-Bayinah [98]:5)
َُ‫ُحنَ َفاء‬ ِ ِ ُ ُ ‫وما ُأ ُِمروا ُإِال ُلِي عب ُدوا‬
ُ ‫ين‬ َ ُ‫ني ُلَوُ ُالد‬
َ ‫اهللَ ُُمُْلص‬
telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” ُْ َ ُ ََ
‫ينُالْ َقي َم ُِة‬ ِ ِ‫اُالزَكا َةُو َذل‬ ِ
(QS.Al-Baqarah [2]: 21)
ُ ‫كُد‬َ َ َُّ ‫اُالصال َة َُويُ ْؤتُو‬
َُّ ‫يمو‬ ُ ‫َويُق‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali
Dasar Ilmu Fiqih:
supaya menyembah Allah dengan
Dasar ilmu Fiqih Ibadah adalah
memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya
yakni al-Qur‟an dan as-Sunnah al-
dalam (menjalankan) agama yang lurus,
Maqbulah. As-Sunnah Al-Maqbulah
dan supaya mereka mendirikan shalat dan
artinya sunnah yang dapat diterima. Dalam
menunaikan zakat; dan yang demikian
kajian hadis sunnah al-Maqbulah dibagi
Itulah agama yang lurus.
menjadi dua, Hadis Shahih dan Hadis
3. Tidak menggunakan perantara
Hasan. Hal ini disandarkan pada hadis
(washilah) (QS. al-Baqarah [2]: 186)
berikut;
ِ ِ َ ‫ُعب ِادي‬ ِ َ َ‫وإِ َذا ُسأَل‬
ُ‫ت ُفِي ُك ْم‬ َ َ‫ُعلَْي ِو َُو َسُلَّ َم ُق‬
ُُ ‫ال ُتَ َرْك‬ َ ُ‫ُلُلَّىُاهلل‬
ُِ ‫ول‬
َ ‫ُاهلل‬ َُّ ‫أ‬
َ ‫َن ُ َر ُس‬
ُ‫ُد ْع َوَة‬
َ ‫يب‬ ُ ‫يب ُأُج‬ ٌ ‫ُعِن ُفَإِّن ُقَ ِر‬ َ ‫ك‬ َ َ
ِ ِ ِ
ُ‫ُد َعان ُفَ ْليَ ْستَجيبُوا ُِِل َُولْيُ ْؤمنُوا ُِِب ُلَ َعلَّ ُه ْم‬ ِ
‫ابُاهللِ َُو ُسُنَّةَُنَبِي ُِو‬ ِ ِِ َُّ ََ‫ضلُواُماَُت‬ ِ َ ‫َّاع ُإ َذا‬
ِ ‫الد‬
َ َ‫سكْتُ ْمُِب َماُكت‬ َ َ‫أ َْمَريْ ِنُلَ ْنُت‬
Bahwa Rasulullah SAW. bersabda:“Aku ُ‫يَ ْر ُش ُدو َن‬
meninggalkan untukmu dua perkara, kamu Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
tidak akan tersesat jika berpegang pada kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
keduanya, yakni: Kitab Allah (al-Qur‟an) bahwasanya aku adalah dekat. aku
dan Sunah Nabi. mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
E. Prinsip Ibadah Maka hendaklah mereka itu memenuhi
Adapun prinsip melaksanakan (segala perintah-Ku) dan hendaklah
Ibadah sebagai berikut: mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
1. Niat lillahi ta‟ala(Al-Fatihah [1]:5) selalu berada dalam kebenaran.
4. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-
Qur‟an dan sunnah
5. Seimbang antara dunia akherat (QS. al-
Qashash [28]:77)
8
Dr. Yusuf Qardhawi, Konsep Ibadah
Dalam Islam, (Bandung: Mizan, 2002), Cet. Ke-
2,hlm. 67.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

ُ‫ك‬ ِ َ‫ُاآلخرَُة ُوالُتَْنس ُن‬ِ ِ


َ َ‫صيب‬ َ َ ‫اهللُ ُالدُ َار‬ ُ ُ ‫اك‬
َ َ‫يماُآت‬
َ ‫َوابْتَ ِغ ُف‬
beban yang berat sebagaimana Engkau
َ bebankan kepada orang-orang sebelum
ُ‫ك َُوال ُتَْب ِغ‬ َ ‫اهللُ ُإِلَْي‬
ُ ُ ‫َح َس َن‬ ِ ‫ِمن ُالدُنْيا ُوأ‬
ْ ‫َحس ْن ُ َك َما ُأ‬
ْ َ َ َ kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau

َُ ‫الُُيبُُالْ ُم ْف ِس ِد‬
ُِ ُ‫اهلل‬ pikulkan kepada Kami apa yang tak
ِ ِ ‫الْ َفس َاد ُِِفُاألر‬
‫ين‬ َُ ُ‫ضُإ َّن‬ ْ َ sanggup Kami memikulnya. beri ma‟aflah
Dan carilah pada apa yang telah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
dianugerahkan Allah kepadamu kami. Engkaulah penolong Kami, Maka
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang
janganlah kamu melupakan bahagianmu kafir.”(QS. al-baqoroh [2]:286]
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana F. Ruang LingkupFiqihIbadah
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan 1. Shalat
janganlah kamu berbuat kerusakan di Sholat merupakan salah satu
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak perbuatan yang dimulai dari tahbirotul
menyukai orang-orang yang berbuat ihram dan diakhiri dengan salam sesuai
kerusakan. dengan syarat-syarat tertentu. Sholat
6. Tidak berlebih-lebihan (QS. al-A‟raf diwajibkan bagi setiap umat islam karena
[7]:31) barang siapa yang mendirikan sholat maka
ُ‫ُعْن َد ُ ُكل َُم ْس ِج ٍد َُوُكلُوا‬ ِ ‫يا ُب ِِن ُآدم ُخ ُذوا ُ ِزينَتَ ُكم‬
ْ ُ ََ َ َ
maka ia menegakkan agama dan barang
siapa yang meninggalkan sholat maka ia
َُ ِ‫ُالُُيبُُاُلْ ُم ْس ِرف‬
‫ني‬ ُِ ‫اُوالُتُس ِرفُواُإُِنَّو‬
ُ ْ َُ ‫َوا ْشَربُو‬
merobohkan agama.
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang 2. Zakat
indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan Zakat adalah sebuah ibadah
dan minumlah, dan janganlah berlebih- yangmenuntutkeridhoan umat Islamuntuk
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak mengeluarkan sebagian hartanya sesuai
menyukai orang-orang yang berlebih- ketentuan yang ditetapkan. seperti yang
lebihan. terdapat dalam al-qur‟an .QS. At-Taubah
7. Mudah (bukan meremehkan) dan [49]: 103)
Meringankan Bukan Mempersulit(QS.
al-Baqarah [2]:286) 3. Puasa
ُ‫ُو َعلَْي َها‬
َُ ‫ت‬ ْ َ‫اُماُ َك َسب‬ ِ
َ َ‫الُو ْس َع َهاُ ََل‬
ُ ‫اهللُُنَ ْف ًساُإ‬ ُ ُ‫ف‬ ُ ‫الُيُ َكل‬ Puasa adalah tindakan sukarela
ِ ِ
َ َ‫َخطَأْن‬
ُ‫اُربَُّنَا‬ ْ ‫ت َُربُنَاُالُتُ َؤاخ ْذنَاُإِ ُْنُنَسينَاُأ َْوُأ‬ ْ َ‫َماُا ْكتَ َسب‬
dengan berpantang dari makanan,
minuman, atau keduanya, perbuatan buruk
ُ‫ُم ْنُقَ ْبلِنَا‬
ُِ ‫ين‬ ِ َّ
َ ‫ُعلَىُاُلذ‬ َ ُ‫اُْحَْلتَو‬
َ ‫لًراُ َك َم‬ُْ ِ‫ُعلَْي نَاُإ‬ ِ َْ ‫و‬
َ ‫الَُتم ْل‬ َ dandari segala hal yang membatalkan
ِ ِِ puasa untuk periode waktu tertentu.
َ َّ‫ُعُن‬
ُ‫اُوا ْغف ْر ُلَنَا‬ َ ‫ف‬ ُ ‫اُِب َو ْاع‬
ُ َ‫اُماُالُطَاقَةَ ُلَن‬ َ َ‫الَُتَم ْلن‬
ُ ‫اُو‬ َ َ‫َربَُّن‬ Puasamutlak biasanya didefinisikan
َُ ‫اُعلَىُالْ َق ْوِمُالْ َكافِ ِر‬
‫ين‬ َ َ‫ص ْرن‬
ُ ْ‫ت َُم ْوالنَاُفَان‬ َ ْ‫َو ْارْحَْنَاُأَن‬ sebagai berpantang dari semua makanan
dan cairan untuk periode tertentu,
Allah tidak membebani seseorang
biasanyasatu hari (24 jam), atau beberapa
melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
hari. Puasa lain mungkin hanya membatasi
ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
sebagian, membatasi makanan tertentu atau
diusahakannya dan ia mendapat siksa
zat. Praktik puasa dapat menghalangi
(dari kejahatan) yang dikerjakannya.
aktivitas seksual dan lainnya serta
(mereka berdoa):“Ya Tuhan Kami,
makanan. Seperti dalam QS. al-Baqoroh
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
[2]:183)
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami,
4. Haji
janganlah Engkau bebankan kepada Kami
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Ibadah adalah nama sebutan bagi 1. Hakikat Ibadah


segala sesuatu yang disukai Allah dan di Dalam syari‟at islam ibadah
Ridhoi-Nya, baik berupa ucapan, mempunyai dua unsur, yaitu ketundukan
perbuatan, yang tampak maupun yang dan kecintaan yang paling dalam kepada
batin. Shalat, zakat, puasa, haji, berkata Allah SWT. Unsur yang tertinggi adalah
jujur, menjalankan amanah, berbakti ketundukan, sedangkan kecintaan
kepada orangtua dan menjaga tali merupakan implementsi dari ibadah
silaturrahim, memenuhi janji, amar ma‟ruf tersebut. Disamping itu ibadah juga
nahi munkar, berjihad melawan orang kafir mengandung unsur kehinaan, yaitu
dan munafiq, berbuat baik kepada kehinaan yang paling rendah di hadapan
tetangga, anak yatin, orang miskin, orang Allah SWT. Pada mulanya ibadah
yang berjuang di jalan Allah, hamba merupakan “hubungan” hati dengan yang
sahaya, termasuk binatang peliharaan, doa, dicintai, menuangkan isi hati, kemudian
dzikir, membaca Al-Qurán, dan yang tenggelam dan merasakan keasyikan,
lainnya. Termasuk juga mencintai Allah akhirnya sampai kepada puncak kecintaan
dan Rosul-Nya, rasa mengkhawatirkan kepada Allah SWT. Orang yang tunduk
Allah, bertaubat, ikhlas, sabra terhadap kepada orang lain serta mempunyai unsur
ujian, syukur nikmat, ridho dengan qadha, kebencian tidak dinamakan „abid (orang
tawakal, berharap akan selamat, khawatir yang beribadah), begitu juga orang yang
dengan azab dan yang lainnya, semua cinta kepada sesuatu tetapi tidak tunduk
termasuk ibadah.9 kepadanya, seperti orang yang mencintai
anaknya atau temannya. Kecintaan yang
Ibadah bukan sebatas bertauhid
sempurna adalah kepada Allah SWT.
seperti dalam (QS. al-Bayyinah [98]:
Setiap kecintaan yang bersifat sempurna
5)Namun, ibadah mencakup tauhid dan
terhadap selain Allah SWT adalah
semua jenis amal baik. Setiap ibadah harus
batil.Dengan melihat hakikat dan
mengacu pada nash yang ada dan telah
pengertiannya Yusuf Qardhawi
disyariátkan Allah, tidak ditambah-tambahi mengemukakan bahwa ibadah merupakan
dan dikurangi. Tidak semua orangpun kewajiban dari apa yang disyari‟atkan
boleh meng-Qiyas-kan atau mengandalkan Allah SWT yang disampaikan oleh para
pendapat pribadi termasuk juga ijtihadnya. rasul-Nya dalam benyak perintah dan
Sebab, jika ada orang boleh menambah larangan. Kewajiban itu muncul dari lubuk
syiar-syiar agama dengan cara qiyas atau hati orang yang mencintai Allah
ijtihadnya sendiri pastilah jumlah taklif SWT.10Manusia ditakdirkan sebagai
akan lebih banyak dari apa yang ada di makhluk yang mempunyai kelebihan akal
zaman Rasulullah SAW. Sehingga sulit dari makhluk lainnya (QS.At Tiin).
untuk membedakan mana yang syariat Kenyataannya, manusia tidak selalu
dasar dan mana yang tambahan. Dan kaum menggunakan akal sehatnya, bahkan ia
muslimin tidak ubahnya seperti orang lebih sering dikuasai nafsunya, sehingga ia
nashrani. Setiap orang yang membuat sering terjerumus ke dalam apa yang
syariat baru atau ibadah tertentu maka ia disebut dehumanisasi, yaitu proses yang
adalah sesuai dengan dalam (QS. Asy- menyebabkan kerusakan, hilang, atau
Syura [42]: 21) merosotnya nilai–nilai kemanusiaan.
Disinilah perlunya agama bagi manusia.
G. Hakikat Ibadah dan Tujuan Ibadah
9 10
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Al-„ibadah fi Al- Yusuf Al-Qardhawi, Al-„Ibadah fi al-
islam, menukil tulisan ibnu Taimiyyah dalam kitab Islam, ( Beirut: Muassasah al-Risalah, cet.6, 1979),
Risalah Al-Ibadah. hlm.32-33.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Dengan agama, hidup manusia tidak akan dikembalikan kepada


menjadi bermakna. Makna agama terletak Kami.”(QS al-Mu‟minun [23]:115)
pada fungsinya sebagai kontrol moral Karena Allah maha mengetahui
manusia. Melalui ajaran–ajarannya, agama tentang kejadian manusia, maka agar
menyuruh manusia agar selalu dalam manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi
keadaan sadar dan menguasai diri. kewajiban ibadah. Tegasnya manusia
Keadaan sadar dan menguasai diri pada diberi kewajiban ibadah agar menusia itu
manusia itulah yang merupakan hakikat mencapai taqwa.12
agama, atau hakikat ibadah. Melalui ibadah
(pengabdian) kepada Allah, hidup manusia H. Jenis Ibadah
terkontrol. Di mana pun dan dalam Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam
keadaan apa pun, manusia dituntut untuk Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan
selalu dalam keadaan sadar sebagai hamba bentuk dan sifat yang berbeda antara satu
Allah dan mampu menguasai dirinya, dengan lainnya:
sehingga segala sikap, ucapan, dan 1. Ibadah Mahdhah, artinyapenghambaan
tindakannya selalu dalam kontrol Ilahi.11 yang murni hanya merupakan
hubungan antara hamba dengan Allah
2. Tujuan Ibadah secara langsung. Ibadah bentuk
Manusia, bahkan seluruh mahluk inimemiliki 4 prinsip:
yang berkehendak dan berperasaan, adalah a. Keberadaannya harus berdasarkan
hamba-hamba Allah. Hamba sebagaimana adanya dalil perintah, baik dari al-
yang dikemukakan diatas adalah mahluk Qur‟an maupun al-Sunnah, jadi
yang dimiliki. Kepemilikan Allah atas merupakan otoritas wahyu, tidak boleh
hamba-Nya adalah kepemilikan mutklak ditetapkan oleh akal atau logika
dan sempurna, oleh karena itu mahluk keberadaannya.
tidak dapat berdiri sendiri dalam kehidupan b. Tata caranya harus berpola kepada
dan aktivitasnya kecuali dalam hal yang contoh Rasulullah SAW.
oleh Alah SWT. Telah dianugerahkan Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa
untuk dimiliki mahluk-Nya seperti dalil perintah atau tidak sesuai dengan
kebebasan memilih walaupun kebebasan praktek Rasul saw.,maka dikategorikan
itu tidak mengurangi kepemilikan Allah. “Muhdatsatul umur” perkara mengada-
Atas dasar kepemilikan mutak Allah itu, ada, yang populer disebutbid‟ah. Salah
lahir kewajiban menerimasemua ketetapan- satu penyebab hancurnya agama-agama
Nya, serta menaati seluruh perintah dan yang dibawa sebelum Muhammad saw.
larangan-Nya.Manusia diciptakan Allah adalah karena kebanyakan kaumnya
bukan sekedar untuk hidup di dunia ini bertanya dan menyalahi perintah
kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, Rasul-rasul mereka.
tetapi manusia diciptakan oleh Allah untuk c. Bersifat supra rasional (di atas
beribadahhal ini dapat difahami dari firman jangkauan akal) artinya ibadah bentuk
Allah SWT.: ini bukan ukuran logika, karena bukan
ُ‫اُوأَُنَّ ُك ْمُإِلَْي نَاُالُتُ ْر َجعُو َن‬ ِ
َ ً‫ُعبَث‬ َ َ‫أَفَ َحسْبتُ ْمُأََُّّن‬
َ ‫اُخلَ ْقنَا ُك ْم‬ wilayah akal, melainkan wilayah
Maka apakah kamu mengira, bahwa wahyu, akal hanya berfungsi
sesungguhnya Kami menciptakan kamu memahami rahasia di baliknya yang
secara main-main (saja), dan bahwa kamu disebut hikmah tasyri‟. Shalat, adzan,
12
Zakiyah Daradjat, Ilmu Fiqih,
(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cet.
11
Hasan Saleh, Op cit. hlm. 6 Ke-1,hlm. 5.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

tilawatul Qur‟an, dan ibadah mahdhah manfaat atau madharatnya, dapat


lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh akal atau
ditentukan oleh mengerti atau tidak, logika.Sehingga jika menurut logika
melainkan ditentukan apakah sesuai sehat, buruk, merugikan, danmadharat,
dengan ketentuan syari‟at, atau tidak. maka tidak boleh dilaksanakan.
Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh d. Azasnya “Manfaat”, selama itu
syarat dan rukun yang ketat. bermanfaat, maka selama itu boleh
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari dilakukan.
hamba dalam melaksanakan ibadah ini
adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba Kategori-kategori ibadah:
wajib meyakini bahwa apa yang 1. Ibadah i‟tiqodiyah (keyakinan). Ibadah
diperintahkan Allah kepadanya, I‟tiqodiyah adalah ibadah yang
semata-mata untuk kepentingan dan berhubungan dengan keyakinan dan
kebahagiaan hamba, bukan untuk keimanan, seperti iman kepada rukun
Allah, dan salah satu misi utama diutus iman, dan iman kepada yang ghaib
Rasul adalah untuk dipatuhi. 2. Ibadah Qolbiyah (ibadah hati). Ibadah
qolbiyah adalah amalan-amalan ibadah
2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni yang lebih banyak dilakukan dengan
semata hubungan dengan Allah) yaitu hati, yang tidak boleh di tujukan dan
ibadah yang di samping sebagai dimaksudkan kecuali hanya kepada
hubunganhamba dengan Allah juga Allah. Seperti Hubb (cinta), Tawakkal,
merupakan hubungan atau interaksi Sabar, Khauf (takut), Roja‟ (berharap)
antara hamba dengan makhluk dan taubat.
lainnya.Ibadah Ghairu Mahdhah, yakni 3. Ibadah Lafzhiyah. Ibadah lafzhiyah
sikap gerak-gerik, tingkah laku dan adalah amalan-amalan ibadah yang
perbuatan yang mempunyai tiga tanda lebih banyak dilakukan dengan lisan.
yaitu: pertama, niat yang ikhas sebagai Seperti mengucap kalimat-kalimat
titik tolak, kedua keridhoan Allah thoyyibah, dzikir dan membaca al-
sebagai titik tujuan, dan ketiga, amal Qur‟an.
shaleh sebagai garis amal.Prinsip- 4. Ibadah Jasadiyah (badan). Ibadah
prinsip dalam ibadah ini, ada 4: jasadiyah adalah amalan-amalan
a. Keberadaannya didasarkan atas tidak ibadahyang lebih banyak dilakukan
adanya dalil yang melarang. Selama dengan badan/jasad seperti ruku‟,
Allah SWT dan Rasul-Nya tidak sujud, thawaf dll.
melarang maka ibadah bentuk ini boleh 5. Ibadah Maliah (harta). Ibadah maliah
diselenggarakan. adalah amalan-amalan ibadahyang
b. Tata laksananya tidak perlu berpola lebih banyak dilakukan dengan sarana
kepada contoh Rasul, karenanya dalam harta benda dan kekayaan. Seperti
ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah zakat, infaq dan shodaqoh, dll.
“bid‟ah”, atau jika ada yang Walaupun ibadah diatas
menyebutnya, segala hal yang tidak dikategorikan sesuai dominasi yang
dikerjakan rasul bid‟ah, maka melakukannya, namun ibadah-ibadah itu
bid‟ahnya disebut bid‟ah hasanah, dapat juga di lakukan dengan gabungan
sedangkan dalam ibadahmahdhah anggota badan yang melakukannya, contoh
disebut bid‟ah dhalalah. Ibadah Haji adalah hati harus meyakini
c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini bahwa haji adalah wjib bagi yang mampu,
baik-buruknya, atau untung-ruginya,
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

saat ibadah haji lisan terus Ar-Raghib Al-Ashfihani, Al-Mufradat fi


mengumandangkan kalimat talbiyah Gharib Al-Qur‟an, dan Mu‟jam Al-
(‫ )لبيك ُاللهم ُلبيك‬anggota badan melakukan Fazh Al-qur‟an Al-Karim. Lajnah
min kubbar Al-„Ulama fi Ad-Din wa
amalan-amalan haji, dan tentunya harta
Al-Lughah. Cairo: Al-Ha‟iah Al
juga memegang peranan penting, sebagai
Mishriyyah Al-„Ammah li Al-kitab ,t
ongkos dan bekal baik untuk yang pergi
t.,
maupun untuk yang di tinggalkannya.
Daradjat, Zakiyah.Ilmu Fiqih, Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995
I. Penutup
Ibrahim Shalih Su‟ad, Fiqih Ibadah
FiqihIbadahadalahpemahamanterhad
Wanita, Jakarta: Amzah, 2011.
apyangberkaitan
Mukhtar Ash-Shihhah. Ar-Razi
denganperibadahanmanusiakepada Allah
(Muhammad bin Abu Bakr bin
SWT. Ibadah adalah segala bentuk hukum,
Abdul Qadir).Cairo: Al-Mathabi‟ Al-
baik yang dapat dipahami maknanya
Amiriyyah, 1355 H
(ma‟qulat al-ma‟na) seperti hukum yang
Saleh, Hasan. Kajian Fiqih Nabawi dan
menyangkut dengan muamalah pada
Kontemporer, Jakarta: Karisma
umumnya, maupun yang tidak dapat
Putra Utama Ofset. 2008.
dipahami maknanya (ghair ma‟qulat
Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar
ma‟na).Dari dua pengertian tersebut jika
Fiqih, Jakarta: Kencana, Cet. Ke-
digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah
2. 2003
ilmu yang menerangkan tentang dasar-
Teungku Muhammad Hasbi Ash
dasar hukum-hukum syar‟i khususnya
Shiddieqy, Prof. DR. kuliyah ibadah.
dalam ibadah khas seperti meliputi
Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji,
2000.
kurban, aqiqah dan sebagainya yang
Yusuf, QardhawiAl-„Ibadah fi al-Islam,
kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa
Beirut: Muassasah al-Risalah.
bentuk ketundukan dan harapan untuk
1979.
mecapai ridla Allah SWT.Islam
___________, Konsep Ibadah Dalam
menegakkan ibadah atas beberapa sendi
Islam, Bandung: Mizan, Cet. Ke-
yang dapat membersihkan jiwa dan usaha
2. 2002
melaksanakan dengan sewajarnya dan
___________, Al-„ibadah fi Al-islam,
dengan semestinya, dan tetap memelihara
menukil tulisan ibnu Taimiyyah
inti sari ibadah dan Setiap ibadah memiliki
dalam kitab Risalah Al-Ibadah.
hikmah.
___________, Konsep ibadah dalam
islam. Subarabaya. Central Media,
1993.
DAFTAR PUSTAKA
___________, Al-Mushthalahat Al-
Arba‟ah fi Al-Qur‟an. Abu Al-A‟la
Al-Fairuzabadi, Al-Qamus Al-
Al-Maududi. Al-„ibadah fi Al-islam.
Muhith(Muhammad bin Ya‟qub
Majduddin Al-Fairuzabadi).Cairo:
Mathba‟ah Mushthafa Al-Babi Al-
Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M,
Ash Shiddieqy, H.Z. Fuad Hasbi, Kuliyah
Ibadah, Semarang: PT. Pustaka Riski
Putra, 2000.
Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam
Pedoman Penulisan

Anda mungkin juga menyukai