Anda di halaman 1dari 8

Mata kuliah Ibadah dan

Muamalah

Pengertian syariah dan fiqih

Nama : Sendri Afsol


Kelas : Penjaskes 1b

Universitas Islam Riau


A.Pendahuluan

Islam merupakan agama rahmatan lil‟alamiin, agama yang besifat universal, ajaranajarannya
berlaku sepanjang zaman, dalam keyakinan para pemeluknya memiliki nilai-nilai

luhur yang tiada keluhuran dari yang lainnya. Sebagai suatu ajaran, Islam meliputi tiga asfek

penting yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan, ketiganya terjalin dalam satu

sistem. Aspek pertama dinamai aqidah, yang kedua dinamai amaliyah, dan yang ketiga

dinamai khuluqiyah. Aqidah adalah ajaran mengenai keimanan, yaitu segala sesuatu yang

berhubungan dengan apa yang harus diyakini, keyakinan itu ada dalam hati dan pikiran

manusia. Amaliyah adalah ajaran-ajaran yang bersifat perbuatan fisik, yaitu segala sesuatu

yang harus dikerjakan. Sedangkan khuluqiyah adalah ajaran mengenai nilai keyakinan dan

perbuatan fisik, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang harus dituju.

Efistimologi fiqh mengalami tahap perkembangan, tahap pertama katagorisasi ajaranajaran


yang dihasilkan dari pemahaman terhadap nash al-Qur‟an dan al-Hadis yang

berhubungan dengan esfek-asfek keyakinan, perbuatan dan moral, dinamai dengan fiqh,

karena ajaran-ajaran tersebut bersifat ideal dan berisi tentang apa yang seharusnya, maka Abu

Hanifah memberikan definisi fiqh secara umum, yaitu pengetahuan pemahaman seseorang

mengenai hak-hak dan kewajibannya. Hak-hak dan kewajiban seperti itu dinamai dengan
Hukum. Hukum-hukum di maksud meliputi; al-ahkam al-i‟tiqadiyah (hukum tentang

keimanan), al-ahkam al-wujdaniyat (hukum-hukum tentang moral) dan al-ahkam al-

„amaliyat (hukum tentang perbuatan)1

Fiqih pada awalnya adalah bagian dari ilmu syariah. Fiqih kemudian

berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri yang kemudian disebut ilmu fiqih. Dapat dikatakan
bahwa Fiqih berasal dari ilmu yang sudah ada. Dalam bukunya Deden Makbuloh, Ibnu Khaldun
mengatakan bahwa: “Fiqih adalah

pengetahuan tentang hukum-hukum Allah mengenai perbuatan-perbuatan


orang-orang yang mukallaf seperti wajib, haram, sunat, makruh, dan mubah.

Jadi, fiqih merupakan disiplin ilmu yang berisi peraturan-peraturan yang

memberi pegangan dan pedoman dalam berperilaku.1

Fiqih merupakan bagian dari pendidikan Islam yang bertujuan untuk

menanamkan jiwa taqarrub kepada Allah.

B.Pembahasan

Apa itu Syariah? Kata syariah belakangan ini mulai marak diperbincangkan khalayak, terlebih
dengan pertumbuhan ekonomi syariah yang kian menggeliat. Namun, apakah syariah hanya mengatur
perekonomian saja? Apa itu syariah?

Syariah secara istilah dapat diartikan sebagai suatu sistem atau aturan yang bisa jadi mengatur
hubungan antara manusia dengan Allah, atau hubungan manusia dengan manusia. Imam Abu
Muhammad Ali bin Hazm dalam kitab Al-Hikam fi Ushulil Ahkam membeberkan perbedaan definisi
syariah berdasarkan klasifikasi tadi.

Menurutnya, syariah adalah jika terdapat teks yang tidak multitafsir dari Alquran, hadis, taqrir
Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat, tabiin, tabi’ tabiin, ataupun konsesus ulama. Artinya,
syariah dapat bersumber dari hal-hal tersebut yang dapat diaplikasikan secara langsung. Semisal
perintah shalat atau hal-hal yang menyangkut akidah, muamalah, ibadah, dan akhlak.

Namun syariah sendiri juga dalam perkembangannya diklasifikasikan berdasarkan perkembangan


zaman yang ada. Syariah bagi umat Muslim sangat familiar sebab Allah SWT telah mengabadikan
keberadaan syariah bagi umat Muslim dalam Alquran.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al-Maidah ayat 48 berbunyi: “Likulli ja’alna
minkum wa minhajaa,”. Yang artinya: “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan
jalan yang terang,”.
Dalam kehidupan sehari-hari, syariah sangat berkaitan erat dengan ilmu fikih. Karena syariah
sendiri merupakan landasan fikih, sedangkan fikih merupakan metode ilmu yang memerinci syariah
dalam realitas yang terjadi.

Sedangkan fiqih, Menurut bahasa (etimologi), kata fikih berasal dari bahasa Arab ‫ الفَ ْه ُم‬yang
berarti paham, seperti pernyataan “ ‫س‬ ُ ‫ ”فَقَّه‬yang berarti “saya memahami pelajaran itu”.[1] Arti ini
َ ْ‫ْت الدَّر‬
sesuai dengan arti fikih dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori: ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاَ َخ ْيرًا‬
‫ يُفَقِّ ْههُ فِى ال ِّدي ِْن‬Artinya: “Barang siapa yang dikehendaki Allah swt.. menjadi orang yang baik di sisi-Nya,
niscaya diberikan kepadanya pemahaman yang mendalam dalam pengetahuan agama”.[2]Pengertian
Fikih Secara Bahasa dan Istilah Ruang Lingkup dan Objek Kajian Fikih 3 Usul Fikih: Pengertian
Secara BahasaRuang Lingkup dan Objek Kajian Usul Fikih al-Qawa‘id al-Fiqhiyyah Kedudukan
Fikih, Usul Fikih dan al-Qawa’id al-Fiqhiyyah dalam Ekonomi Syariah Menurut terminologi, fikih
pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa
akidah, akhlak, maupun amaliah (ibadah), yakni sama dengan arti syariah islamiyyah. Namun, pada
perkembangan selanjutnya, fikih diartikan sebagai bagian dari syariah islamiyyah, yaitu pengetahuan
tentang hukum syariah islamiyyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan
berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.[3] Fikih menurut al-Mausu‘ah al-Fiqhiyyah
adalah sebagai berikut:[4 Fikih secara bahasa adalah pemahaman yang mutlak, baik secara jelas
maupun secara tersembunyi. Dan telah berpendapat sebagian ulama, bahwa fikih secara bahasa berarti
memahami sesuatu secara mendalam….) Para usuliyyun membagi makna fikih secara istilah dalam
tiga fase, yakni:[5]Fase pertama, bahwa fikih sama dengan syariat, yakni segala pengetahuan yang
terkait dengan apa-apa yang datang dari Allah swt.., baik berupa akidah, akhlak, maupun perbuatan
anggota badan… Fase kedua,… fikih didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-hukum syar‘iyyah
yang bersandarkan pada dalil-dalil yang terperinci. Fase ketiga, dan ini yang berlaku hingga saat ini,
yaitu ilmu tentang hukum-hukum syariah bersifat furu‘iyyah amaliah yang bersandar pada dalil-dalil
terperinci).Dalam pandangan Wahbah az-Zuhaili, terdapat beberapa pendapat tentang definisi kata al-
fiqh. Beliau mengutip pendapat Abu Hanifah yang mendefinisikannya sebagai berikut:[6] ‫س َما‬ ِ ‫ْرفَةُ النَّ ْف‬
ِ ‫َمع‬
‫…“ لَهَا َو َما َعلَ ْيهَا‬pengetahuan seseorang tentang apa yang menguntungkan dan apa yang
merugikan.”Selain itu Wahbah az-Zuhaili juga mengutip ulama kalangan Syafi‘iyyah yang
mendefinisikan al-fiqh sebagai berikut: ‫ص ْيلِيَّ ِة‬ ِ ‫ب ِم ْن أَ ِدلَّتِهَا التَّ ْف‬
ِ ‫الع ْل ُم بِاألَحْ ك َِام ال َّشرْ ِعيَّ ِة ْال َع َملِيَّ ِة ْال ُم ْكتَ َس‬
ِ “Pengetahuan
tentang hukum syarak yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali dari dalil yang
terperinci.”Fikih adalah hukum Islam yang tingkat kekuatannya hanya sampai zan, karena ditarik dari
dalil-dalil yang zanny. Bahwa hukum fikih itu adalah zanny sejalan pula dengan kata “al-muktasab”
dalam definisi tersebut yang berarti “diusahakan” yang mengandung pengertian adanya campur
tangan akal pikiran manusia dalam penarikannya dari Alquran dan sunnah Rasulullah saw..
[7]Sedangkan al-Amidi memberikan definisi fikih yang berbeda dengan definisi di atas, yaitu: “ilmu
tentang seperangkat hukum-hukum syarak yang bersifat furu‘iyyah yang berhasil didapatkan melalui
penalaran atau istidlal”.[8] Hakekat fikih menurut Amir Syarifuddin dalam bukunya Garis-Garis
Besar Fikih adalah: 1) Ilmu tentang hukum Allah swt., 2) Membicarakan hal-hal yang bersifat
amaliyah furu‘iyyah, 3) Pengertian tentang hukum Allah swt. didasarkan pada dalil terperinci, dan 4)
Digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang mujtahid atau faqih.[9]. “Fikih
merupakan seperangkat aturan hukum atau tata aturan yang menyangkut kegiatan dalam kehidupan
manusia dalam berinteraksi, bertingkah laku dan bersikap yang bersifat lahiriah dan amaliah.”Dari
pengertian yang telah dikemukakan tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa fikih merupakan
seperangkat aturan hukum atau tata aturan yang menyangkut kegiatan dalam kehidupan manusia
dalam berinteraksi, bertingkah laku dan bersikap yang bersifat lahiriah dan amaliah, yang merupakan
hasil penalaran dan pemahaman yang mendalam terhadap syariah oleh para mujtahid berdasarkan
pada dalil-dalil yang terperinci. Dengan kata lain bahwa fikih terbatas pada hukum-hukum yang
bersifat aplikatif dan furu‘iy (cabang) dan tidak membahas perkara-perkara i’tiqady (keyakinan)
walaupun pada awal kemunculannya merupakan bagian yang tidak terpisah.
Sekilas, syariah dan fiqih mengandung prinsip yang sama sebagai panduan umat muslim.
Lalu, apa perbedaan fiqih dan syariah?

1. Ketentuan syariah terdapat dalam Al Quran dan kitab-kitab hadits. Syariah yang
dimaksud adalah wahyu Allah dan sunah Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya.
Sedangkan fiqih adalah sebuah pemahaman manusia yang memenuhi tentang syariah dan
terdapat dalam kitab-kitab fiqih.

2. Syariah bersifat fundamental dan cakupannya lebih luas. Bahkan meliputi akhlak dan
akidah. Sedangkan fikih bersifat instrumental dan cakupannya terbatas pada hukum yang
mengatur perbuatan manusia.

3. Syariat adalah ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-nya sehingga berlaku abadi.
Sementara, Fiqih merupakan karya manusia dan sangat dimungkinkan mengalami
perkembangan zaman.

4. Syariah hanya satu, sedang fikih berjumlah banyak karena merupakan pemahaman
manusia, seperti terlihat dalam mazhab-mazhab fikih.

5. Syariah menunjukkan konsep kesatuan dalam Islam, sedang fikih menunjukkan


keragaman pemikiran yang memang dianjurkan dalam Islam.

Tetapi juga tidak berarti bahwa hukum Islam itu berbeda sama sekali dengan syariah dan
fikih. Yang dapat dikatakan adalah pengertian hukum Islam itu mencakup pengertian syariah dan
fikih, karena hukum Islam yang dipahami di Indonesia ini terkadang dalam bentuk syariah dan
terkadang dalam bentuk fikih, sehingga kalau seseorang mengatakan hukum Islam, harus dicari dulu
kepastian maksudnya, apakah yang berbentuk syariah ataukah yang berbentuk fikih. Hal inilah yang
tidak dipahami oleh sebagian besar bangsa Indonesia, termasuk sebagian besar kaum Muslim,
sehingga mengakibatkan hukum Islam dipahami dengan kurang tepat bahkan salah. Hubungan antara
syariah dan fikih sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Syariah merupakan sumber atau landasan
fikih, sedangkan fikih merupakan pemahaman terhadap syariah. Pemakaian kedua istilah ini sering
rancu, artinya ketika seseorang menggunakan istilah syariah terkadang maksudnya adalah fikih, dan
sebaliknya ketika seseorang menggunakan istilah fikih terkadang maksudnya adalah syariah. Hanya
saja kemungkinan yang kedua ini sangat jarang. Meskipun syariah dan fikih tidak dapat dipisahkan,
tetapi keduanya berbeda. Syariah diartikan dengan ketentuan atau aturan yang ditetapkan oleh Allah
tentang tingkah laku manusia di dunia dalam mencapai kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
Ketentuan syariah terbatas dalam firman Allah dan penjelasannya melalui sabda Rasulullah. Semua
tindakan manusia di dunia dalam tujuannya mencapai kehidupan yang baik harus tunduk kepada
kehendak Allah dan Rasulullah. Kehendak Allah dan Rasulullah itu sebagian telah terdapat secara
tertulis dalam al-Quran dan Sunnah yang disebut syariah, sedang sebagian besar lainnya tersimpan di
balik apa yang tertulis itu, atau yang tersirat. Untuk mengetahui keseluruhan apa yang dikehendaki
Allah tentang tingkah laku manusia itu harus ada pemahaman yang mendalam tentang syariah hingga
secara amaliyah syariah itu dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi bagaimana pun. Hasil
pemahaman itu dituangkan dalam bentuk ketentuan yang terperinci. Ketentuan terperinci tentang
tingkah laku orang mukallaf yang diramu dan diformulasikan sebagai hasil pemahaman terhadap
syariah itu disebut fikih. Pemahaman terhadap hukum syara’ atau formulasi fikih itu mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi manusia dan dinamika serta perkembangan
zaman. Fikih biasanya dinisbatkan kepada para mujtahid yang memformulasikannya, seperti Fikih
Hanafi, Fikih Maliki, Fikih Syafi’i, Fikih Hanbali, Fikih Ja’fari (Fikih Syi’ah), dan lain sebagainya,
sedangkan syariah selalu dinisbatkan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dari uraian di atas dapat dipahami
bahwa hukum-hukum fikih merupakan refleksi dari perkembangan dan dinamika kehidupan
masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya. Mazhab fikih tidak lain dari refleksi
perkembangan kehidupan masyarakat dalam dunia Islam, karenanya mengalami perubahan sesuai
dengan zaman dan situasi serta kondisi masyarakat yang ada. Jadi, secara umum syariah adalah
hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah yang belum dicampuri daya nalar (ijtihad),
sedangkan fikih adalah hukum Islam yang bersumber dari pemahaman terhadap syariah atau
pemahaman terhadap nash, baik al-Quran maupun Sunnah. Asaf A.A. Fyzee membedakan kedua
istilah tersebut dengan mengatakan bahwa syariah adalah sebuah lingkaran yang besar yang
wilayahnya meliputi semua perilaku dan perbuatan manusia; sedang fikih adalah lingkaran kecil yang
mengurusi apa yang umumnya dipahami sebagai tindakan umum. Syariah selalu mengingatkan kita
akan wahyu, ‘ilmu (pengetahuan) yang tidak akan pernah diperoleh seandainya tidak ada al- Quran
dan Sunnah; dalam fikih ditekankan penalaran dan deduksi yang dilandaskan pada ilmu terus-menerus
dikutip dengan persetujuan. Jalan syariah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya; bangunan fikih
ditegakkan oleh usaha manusia. Dalam fikih satu tindakan dapat digolongkan pada sah atau tidak sah,
yajuzu wa ma la yajuzu, boleh atau tidak boleh. Dalam syariah terdapat berbagai tingkat pembolehan
atau pelarangan. Fikih adalah istilah yang digunakan bagi hukum sebagai suatu ilmu; sedang syariah
bagi hukum sebagai jalan kesalehan yang dikaruniakan dari langit (Fyzee, 1974: 21).

C.Penutup

Berdasarkan penjelasan diatas maka daoat disimpulkan bahwa,Syariat adalah ketetapan Allah
dan ketentuan Rasul-Nya, karena itu berlaku abadi sedangkan fikih adalah karya manusia yang tidak
berlaku abadi, dapat berubah dari masa ke masa dan fiqih (Bahasa Arab: ‫ ;ﻓﻘﻪ‬transliterasi: Fiqih)
adalah salah satu ronde ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas masalah hukum yang
mengatur beragam bidang kehidupan manusia, berpihak kepada yang benar kehidupan pribadi,
bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya
D.Refrensi
https://m-republika-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/q6s37
z430?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQA
rABIIACAw%3D
%3D#aoh=16341702577098&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.republika.co.id%2Fberita
%2Fq6s37z430%2Fapa-itu-syariah
https://www-muisumut-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.muisumut.com/blog/
2020/04/16/syariah-fiqh-dan-hukum-islam-filsafat-
hukum-islam/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&amp=1&usqp=mq331AQK
KAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16341147414480&csi=1&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.muisumut.com%2Fblog
%2F2020%2F04%2F16%2Fsyariah-fiqh-dan-hukum-
islam-filsafat-hukum-islam%2F
https://www-detik-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/edu/detikp
edia/d-5659109/5-perbedaan-fiqih-dan-syariah-dalam-
hukum-islam/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQA
rABIIACAw%3D
%3D#aoh=16341772071254&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.detik.com%2Fedu%2Fdetikpedia%2Fd-
5659109%2F5-perbedaan-fiqih-dan-syariah-dalam-
hukum-islam
https://suduthukum.com/2015/06/hubungan-antara-
hukum-islam-syariah-dan.html
http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-
2962/Fiqh_30736_binamandiri_p2k-unkris.html

Anda mungkin juga menyukai