Anda di halaman 1dari 13

Makalah Psikologi Dakwah

KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI ( PSIKOANALISA, BEHAVIORISME,


KOGNITIF, HUMANISME)

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ALFIANSYAH 3012019027

MUHAMMAD ALIF MUZA 3012019028

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : SANUSI,S.sos.I.MA

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USULUDIN ADAB DAN DAKWAH

IAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KONSEP MANUSIA MENURUT
PSIKOLOGI ( PSIKOANALISA, BEHAVIORISME, KOGNITIF, HUMANISME) ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
PSIKOLOGI DAKWAH. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI (PSIKOANALISA, BEHAVIORISME,
KOGNITIF, HUMANISME) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Langsa, 14 November 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................3

C. TUJUAN...............................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN..............................................................................................................................4

A. KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI................................................................4

1. Sigmund Freud..................................................................................................................4

2. Carl G. Jung......................................................................................................................5

3. Jacques. Lacan..................................................................................................................5

4. Frederick Perls..................................................................................................................5

B. ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI.........................................................................................6

1. Psikoanalisis......................................................................................................................6

2. Behaviorisme....................................................................................................................7

3. Psikologi Kognitif.............................................................................................................8

4. Aliran Humanistik.............................................................................................................8

ii
BAB III........................................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................................9

A. KESIMPULAN.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konsep adalah rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Menurut
J. Sudaminta, konsep secara umum dapat dirumuskan pengertiannya sebagai suatu representasi
abstrak dan umum tentang sesuatu, dan sebagai representasi abstrak dan umum tentu saja konsep
merupakan suatu hal yang bersifat mental, representasi sesuatu itu terjadi dalam pikiran. Konsep
yang merupakan hasil abstraksi pikiran manusia dari objek dialami secara indrawi. Konsep juga
dapat dimengerti dari sisi subjek maupun sisi objek. Dari sisi subjek konsep adalah kegiatan
merumuskan dalam pikiran atau rancangan, sedangkan dari sisi objek konsep adalah isi dari
kegiatan tersebut.

Manusia adalah salah satu dari sekian banyak makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan banyak
kelebihan dari makhluk yang lain, selain karena keistimewaannya manusia juga makhluk yang
unik dan utuh. Manusia sebagai makhluk filosofis memang tidak ada habisnya dibahas oleh para
pemikir dari zaman Yunani sampai zaman sekarang. Kerumitan organisasi tubuhnya beserta
substansi non material yang imanen dalam dirinya yang sulit di terjemahkan oleh nalar menjadi
penegas bahwa mendeskripsikan manusia bukanlah perkara mudah. Tidaklah salah ketika
manusia diposisikan sebagai makhluk misterius. Namun pada posisi itu pula manusia
menjadikajian yang menarik untuk dibahas dan hampir semua lembaga pendidikan
tinggimengkaji tentang manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri,
masyarakat dan lingkungan hidupnya.

Secara bahasa, manusia disebut Insan, di mana dalam bahasa arabnya berasal dari kata Nasiya
yang berarti lupa, dan jika dilihat dari kata dasarnya, al-Uns berarti jinak.Kata insan dipakai
untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dankata jinak dipakai karena
mempunyai arti di mana manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan baru disekitarnya.3
Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-masing, tetapi sampai
sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat tentang manusia. Ini terbukti dari
banyaknya nama lain tentang manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo
economicus (manusia ekonomi), yang kadang disebut economi animal (binatang ekonomi).
Dipandang sudut biologi, manusia hanya merupakan suatu macam makhluk di antara lebih dari
sejuta macam makhluk lain yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini. Definisi manusia
yang cukup populer menyebutkan manusia adalah hewan yang berpikir (al-insan hayawan al-
natiq).5 Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan dengan segala kelebihan dengan
makhluk lain, secara fisik maupun spirit, jasmani maupun rohani, sedangkan dari segi lahiriah
manusia mempunyai postur tubuh yang tegak dan anggota badan yang berfungsi ganda. Dari segi
rohani manusia mempunyai akal untuk berpikir sekaligus nafsu untuk merasa. Akal mampu
membedakan yang baik dan yang buruk, dengan akal pikiran manusia juga dapat
1
mengembangkan dirinya kearah yang lebih positif, akal dan nafsu tidak bekerja secara terpisah,
melainkan saling memberi pertimbangan. Manusia dalam pandangan Islam, selalu dikaitkan
dengan suatu kisah tersendiri. Manusia tidak semata menggambarkan sebagai hewan tingkat
tinggi yang berkuku pipih, berjalan dengan dua kaki dan pandai berbicara. Dalam Islam manusia
lebih luhur dan ghaib. Banyak pendapat tokoh yang menuangkan pikirannya mengenai manusia,
misalnya Omar Mohammad Al-Taumy Al-Syaibany yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang mulia, manusia juga merupakan makhluk yang mampu berpikir dan manusia
merupakan makhluk tiga dimensi (yang terdiri dari badan, ruh dan kemampuan berpikir),
manusia didalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu keturunan
dan faktor lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah konsep manusia menurut psikologi?


2. Apakah yang dimaksud dengan psikoanalisa, behaviorisme, kognitif, dan humanisme?
3. Bagaimana penjelasan para ahli mengenai konsep manusia?

C. TUJUAN

1. Untuk memahami bagaimana konsep manusia dalam psikologi.


2. Untuk menambah wawasan mengenai konsep manusia dalam psikologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI

Bertolak dari pengertian psikologi sebagai ilmu yang menelaah tentang perilaku manusia dan
ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dimana psikologi memandang bahwa kondisi
ragawi, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku
dan corak kehidupan manusia. Selain itu psikologi, apapun alirannya menunjukkan bahwa
filsafat manusia yang emdasarinya bercorak antrhoposentrisme yang kemudian menempatkan
manusia sebagai center dari segala pengalaman serta penentu yang menyangkut manusia dan
kemanusiaan. Pandangan ini mengangkat manusia dalam derajat yang begitu tinggi, dimana
manusia seakan menjadi prima-causa yang unik, pemilik akal budi yang hebat. Tentu kita
penasaran bagaimana konsepsi manusia menurut para ahli psikologi. Berikut konsep manusia
menurut 4 psikolog.

1. Sigmund Freud
Sigmund Freud percaya bahwasannya perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 elemen dalam
jiwanya, dimana elemen ini merupakan konsep manusia yang ia bangun yaitu :

a. Id, yaitu aspek biologis dimana id merupakan satu-satunya komponen kepribadian yang
hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk perilaku naluriah
dan primitive. Menurut Freud, id adalah sumber dari segala energy psikis sehingga
komponen utama kepribadian id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk
kepuasan segera dari segala kesenangan.
b. Ego, yaitu aspek psikologis, dimana ego kmerupakan komponen kepribadian yang
bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang
dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat
diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Disini
ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang beruasaha untuk memuaskan id dengan
cara-cara realitis dan sosial yang sesuai.
c. Superego, yaitu aspek sosiologis, dimana superego merupakan aspek kepribadian yang
menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua
orang tua dan masyarakat–kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman
untuk membuat penilaian.

Meskipun ketiga aspek itu masing-masing memiliki fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dan
dinamika sendiri-sendiri namun ketiganya saling berhubungan dan sulit untuk memisahkan
pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia adalah hasil dari ketiga
aspek diatas. Konsepsi ini memberikan gambaran bahwasannya manusia memiliki pertentangan
sendiri yang harus ia hadapi dalam jiwanya.
3
2. Carl G. Jung
Menurut Jung manusia terdiri dari dua alam yaitu:

a. Alam Sadar, alam ini di pengaruhi oleh ego, namun tidak menjadi prioritas dalam
psikologi analitik. Menurut Jung ego adalah pusat kesadaran tetapi bukan inti
kepribadian.
b. Alam Bawah Sadar, yang terbagi atas dua :
 Alam Bawah Sadar Personal, mencakup semua pengalaman individual karena
dibentuk oleh pengalaman individual untuk diri kita sendiri sehingga hal ini
menjadi terasa unik. Pengalaman ini biasanya mampu mengangkat respon
emosional individu.
 Alam Bawah Sadar Kolektif, konsep ini berakar pada masa lalu nenek moyang
seluruh spesies tersebut. Kandungan – kandungan fisik alam bawah sadar kolektif
di turunkan dari generasi ke generasi atau turun temurun yang bersifat universal
seperti Tuhan, ibu, air, bumi dan sebagainya. Sehingga kandungan dari alam
bawah sadar ini setiap orang sama di semua budaya.

3. Jacques. Lacan
Yang menggerakkan kehidupan manusia itu adalah hasratnya. Setiap manusia yang
mengidentifikasi dirinya dalam suatu identitas tanpa sadar dibentuk oleh hasratnya.Kemudian
manusia mendapatkan konsep tentang dirinya, oleh Lacan dibagi berdasarkan tiga fase yang
memiliki hubungan dengan tiga ranah dalam psikis manusia, pertama dinamakan fase pra-odipal
pada tatanan Real (the Real), fase cermin pada tatanan Imajiner (the Imaginer), dan fase odipal
pada tatanan Simbolik (the Simbolic). Dalam fase Real, manusia dikatakan berada pada tahap
kebutuhan (need) di mana dalam fase Real yang ada hanya kebutuhan. Dalam fase the Real,
segala sesuatu terpenuhi, tak ada kekurangan, dan utuh contoh pada diri seorang bayi. Kedua,
fase cermin (yang masih merupakan bagian dari fase imajiner, dimana seorang bayi akan
mengenali dirinya sebagai Liyan terlebih dahulu, sebelum mengenal dirinya sebagai “Diri”. Diri
selalu menemukan dirinya melalui refleksi pada orang lain). Ketiga fase Oedipal menuju tahap
kedewasaan (keterasingan antara ibu dan bayi) anak akan mulai melihat dirinya sebagai satu
kesatuan dan memandang ibunya sebagai Liyan.

4. Frederick Perls
Perls merupakan seorang humanis yang memiliki pandangan optimistik tentang sifat dasar
manusia. Dimana, setiap manusia memiliki tujuan yang sama yakni mengaktualisasikan diri.
Perls juga berpandangan bahwa manusia sebagai ciptaan yang memiliki sifat dasar baik (good)
dan memiliki kemampuan untuk menangani kehidupannya dengan sifat berhasil, meskipun
kadang-kadang mereka membutuhkan bantuan. Dengan kata lain, individu itu memiliki
kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang
terpadu.
Menurut Perls manusia yang sehat adalah mereka yang bertindak secara produktif dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan pemeliharaan, dan secara intuitif bergerak menuju
pertumbuhan dan pemeliharaan diri.

4
B. ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

1. Psikoanalisis 
Adalah aliran yang berpendapat bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses
bawah sadar dirinya. Keyakinan, rasa takut, rasa senang dan keinginan yang tidak di sadari oleh
individu tersebut tetapi dapat mempengaruhi perilakunnya.
Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam
kepribadian manusia yaitu:

 Id : yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia


merupakan  pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung
memenuhi    kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan
kenyataan, id adalah       tabiat hewani .contohnya: ketika seseorang yang mengiginkan
sesuatu pasti akan berusaha        mendapatkannya apapun cara yang akan digunakan.
 Ego : adalah mediator antara  hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik.
Egolah  yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup
sebagai wujud       rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas dan menyesuaikan
diri dengan realita.Ego ini      adalah bagian dari Id, namun sudah mendekat dengan dunia
luar untuk mencari dan menemukan objek yang dapat memenuhi kebutuhan.contohnya
saat kita lapar maka aka bertindak dan berfikir bagaimana rasa lapar itu hilang adalah ego
sedang yang menimbulkan rasa lapar itu sendiri adalah Id.
 Super ego : yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif
atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-
norma dan kultur   masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat
yang tidak berlainan       dibawah alam sadar.

Contohnya prilaku seorang anak yang semula dikontrol oleh orangtuanya,tetapi   apabila
superego telah terbentuk, maka control dari dirinya sendiri.
Prespektif psikoanalitik memberikan cara baru untuk memandang beberapa contoh masalah dan
semua tindakan kita memiliki suatu peyebab tetapi peenyebab itu lebih sering merupakan motif
bawah sadar ketimbang rasional yang menggerakan perilaku kita. Salah satu contoh ketika kita
melewati tempat yang begitu seram atau ngeri secara tidak langsung alam bawah sadar kita
timbul, sehingga dapat menyebabkan rasa takut muncul yang ditandai dengan bulu kudung kita
jadi merinding.

2. Behaviorisme 
adalah aliran dalam pikologi yang timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya.
Behaviorisme pada dasarnya adalah gabungan dari empirisme, utilitarianisme, hendoisme. Aliran
Behaviorisme sebagai reaksi aliran instropeksionisme yang salah satu menganalisa jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif, Behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak
saja yang dapat diukur dilukiskan dan diramalkan Teori dari aliran ini dikenal dengan teori
belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Aliran ini juga
mempersoalkan bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktor

5
lingkungan,sehingga menimbulkan cabang Psilkologi stimulus-respon (Psikologi S-R)  yang
mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respon yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut
dan ada hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respon tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan skema proses terjadinya Psikologi stimulus-respon
yaitu:
             
·        Stimulus/rangsangan   Organisme  Respon

Contoh : Ketika seorang ibu ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan berhitung , ia akan
mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik anaknya dan kemampuan dasar yang
dimiliki. ibu akan berfikir ia sebagai subjek dan anaknya sebagai objek. fakta netral harus
dimiliki oleh sang ibu dalam menghadapi anaknya. Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur-
unsur subjektifnya. Ditahap ini materi – materi pembelajaran berhitung akan diberikan sebagai
bentuk stimulus dari ibu terhadap anaknya.
Ibu akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana urutan berhitung sebab – akibat
dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian stimulus) – akibat
ini akan menghasilkan sebuah respon dari anaknya dimana respon ini akan membentuk sebuah
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. teori – teori tersebut akan dipraktekkan
secara instrumental dan universal di kelas – kelas selanjutnya.
Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pembelajaran di rumah dengan penerapan teori
behaviorisme. Ibu mengajari sebuah stimulus berupa materi – materi pengajaran dan
mengharapkan akan mendapatkan sebuah respon yang berupa perubahan tingkah laku dari anak-
anaknya. Perubahan tingkah laku dalam bentuk dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk
mempraktekkan pelajaran yang diberikan berubah menjadi mampu untuk mempraktekkannya.
ibu tidak melihat bagaimana proses anaknya belajar, ibu hanya melihat bagaimana hasil akhir
yang diperoleh. Reinforcement positive atau negative yang akan diberikan tergantung dari
bagaimana perubahan tingkah laku yang dihasillkan.

3. Psikologi Kognitif

          Psikologi kognitif merupakan reaksi terhadap behaviorisme dan sebagiannya lagi kembali
kognitif dari psikologi,dimana memandang bahwa ilmu prilaku dan proses mental. Aliran ini
lahir pada awal tahun 70-an ketika psikologi sosial berkembang ke arah paradigma baru manusia
tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang digerakkan oleh lingkungannya tetapi makhluk
yang paham dan berpikir tentang lingkungannya (homo sapiens). Aliran ini memunculkan teori
rasionalitas dan mengembalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia .asumsi yang
digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimuli secara tidak otomatis bahkan
mendistorsi lingkungan.

6
Contohnya adalah: seorang mahasisa tidak suka dengan salah satu mata kuliah namun karena di
dorong oleh rasa tanggung jawabnya dan tata tertib yang berlaku. mahasiswa tersebut tetap
masuk kuliah agar dapat lulus dengan baik.

4. Aliran Humanistik
Menurut saya aliran ini mengganggap manusia selalu berusaha menjadi lebih baik, bukan
bagaimana menjadi manusia yang baik melainkan apa adanya kita.
 contoh: roni pada awalnya adalah anak yang nakal, lalu dia dimasukan sekolah pesatren oleh
orang tuanya. dengan berjalnnya waktu roni terkrtuk hatinya dan sadar. dia berniat untuk
menjadi lebih baik dan meningkatkan ibadahnya. kesadaran roni singkron terhadap
lingkunyannya yang juga mendukung keinginan roni untuk berubah menjadi pribadi yang jauh
lebih baik.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada banyak kosepsi mengenai defenisi manusia dimulai dari perspektif filsafat, ekonomi, sosial,
pendidikan dan juga konsep dari dunia Islam, tentu saja hal itu sangatlah relevan dengan kajian
dengan Psikologi. Hanya saja pendekatan Psikologi terkadang dengan menggunakan pendekatan
eksperimental dalam upaya mengungkapkan defenisinya, malah hal itu berusaha mengkokohkan
defenisi-defenini menganai manusia itu sendiri yang sebelumnya diungkapkan dalam dispilin
ilmuilmu yang lain namun.

Konsep manusia dalam pandangan Psikologi Transpersonal;

(1) Naluri adalah tenaga atau kuasa awal yang mendorong seorang individuuntuk bertindak
dengan cara tertentu. Ia merupakan tingkah laku yang diwarisi sejak lahir dan tidak
diperoleh dari pengalaman ataupun pelajaran;
(2) Keperluan adalah keinginan memenuhi kekurangan seorang individu dariaspek fisiologi
dan psikologi;
(3) Desakanadalah tindakan atau perubahan tingkah laku akibat satu-satu keperluan fisiologi
yang tidak dipenuhi. Ia merupakan kecendrungan untuk mengekalkan keseimbangan
suatu keadaan fisiologi seperti lapar dan dahaga;
(4) Motivasiadalah perangsang yang membangkitkan dan mengekalkan minatseorang
individu ke arah mencapai suatu sikap tertentu, termasuk mengubah sikap, minat dan
tingkah lakunya. Lalu transpersonal dalam konsep Islam ialah optimalisasi potensi
manusia terhadap nilai-nilai ke Tuhanannya, yang dilakukan dikalangan sufi dalam
upaya menemukan jalan menuju kepada Tuhan, melalui stasiun (maqom) dimulai dari
taubat, zuhud, rida, tawadhu, mahabbah dan ma’rifah yang manifestasi dari hal tersebut.

optimalisasi nilainilai Ketuhanan dalam diri manusia. Aspek psikologi transpersonal yang sangat
berkeorelasi dalam Islam khususnya dalam bidang penyembuhan penyakit mental ialah melalui
sholat, puasa, zikir, doa,dan haji, karena para pelaku yang menjalankan ibadah ini akan
mendapatkan ketenangan batin yang bisa menjadi solusi bagi mereka yang depresi, shock atau
ketakutan.Setiap konsep dan teori yang diajukan oleh para tokoh psikologi ini dilatarbelakangi
oleh masa lalu dan pengalaman yang telah mereka lalui.Pada setiap teori memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Meskipun penulis berupaya mengekplorasi sejauh mana konsep
psikologi transpersonal dalam Islam ini, tentu saja penulis mendapat kendala dalam upaya
pengkajian tersebut dikarenakan keterbatasan, tetapi masih kekurangan tersebut bisa menjadi
rekomendasi kedepan bagaimna upaya penggalian kosep psikologi terutama psikologi
transpersonal dalam Islam itu menuju lebih detail lagi bukan hanya konsep tasawuf, sufi, shalat,
puasa, zikir, doa dan haji semata, tetapi ada hal lain yang bisa dikaji. Tidak semua konsep Islam
bisa sejalan dengan teori barat dan sebagiannya justru bertentangan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pasiska, Pasiska. "Konsep Manusia dan Komunikasi dalam Persepektif Psikologi Transpersonal
dan Islam." Interdisciplinary Journal of Communication 3.2 (2018): 273-292.

Amir, Dinasril. "Konsep Manusia dalam Sistem Pendidikan Islam." Al-Ta lim Journal 19.3
(2012): 188-200.

Situmorang, Tarmizi. "KONSEP MANUSIA DALAM PSIKOLOGI ISLAM." AL-IRSYAD 7.2


(2019).

Arbi, Armawati. Psikologi komunikasi dan tabligh. Penerbit AMZAH, 2012.

Bertens, Kees. Psikoanalisis Sigmund Freud. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Watson, John B. Behaviorisme . Routledge, 2017.

Syifaâ, Ratna. "Psikologi humanistik dan aplikasinya dalam pendidikan." EL TARBAWI 1.1


(2008): 99-114.

Anda mungkin juga menyukai