Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA

HIDUP MUHAMMADIYAH (MKCHM)

TUGAS AIK III

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. ELSA HABI

2. CHUSNUL KHAIRINA MAHABU

3. DWI SAFIRA PUTRI S. GIU

4. ARMELIA BOTUTIHE

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KEYAKINAN DAN
CITA-CITA KEHIDUPAN MUHAMMADIYAH” Makalah ini berisikan
keyakinan, dan apa-apa saja yang menjadi cita-cita muhammadiyah.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
cita-cita yang akan dicapai oleh muhammadiah. Kami menyadari bahwa Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Gorontalo, 27 September 2021


DAFTAR ISI

JUDUL UTAMA …...................................................................................................i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar belakang……........................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ……................................................................................. 2
1.3 Tujuan penulisan ……………………………………………………………….2
BAB II................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1Islam dalam keyakinan muhammdiyah…………………………….................4
2.2 Cita-cita Hidup Muhammadiyah....................................................................5
2.3 Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akidah, ibadah, akhlak
dan muamalah duniawiyah.................................................................................. 7
BAB III............................................................................................................ 15
Penutupan............................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan …........................................................................................... .15
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Muhammdiyah sebagai organisasi (persyarikatan, jam’iyah) maupun gerakan


secara keseluruhan (gerakan islam), memerlukan perekat yang kuat, yang
dengannya mampu mempertahankan nilai-nilai gerakan, sejarah gerakan,ikatan
gerakan dan kesinambungan gerakan dalam melaksanakan usaha-usaha dan
mencapai tujuannya. Disitulah pentingnya ideologi, yakni siitem paham dalam
perjuangan melaksanakan gerakan untuk mencapai tujuan. Ideologi muhammdiyah
secara subtantif (isi) terkandung dalam Muqaddima Anggaran Dasar
Muhammdiyah serta Matan keakinan dan cita-cita hidup Muhammdiyah, yang
berisi tentang paham agama sekaligus pendangan serta strategis gerakan dalam
mencapai tujuan.

Pada Muktamar ke-37 muhammadiyah melahirkan kebijakan atau gerakan


’’Muhammadiyahkan kembali Muhammadiyah’’ melalui gerakan‘’Re-Tajdid’’
(memperbarui kembali gerakan muhammadiyah melalui ”tajdid” di bidang idiologi
(keyakinan dan cita-cita hidup), garis pejuangan (khitah), amal usaha dan
organisasi (Haedar Nashir, 1992 :30) dalam sidang tanwir tahun 1968, telah di
setujui pikian untuk pembinaan kembali (tajdid) ideologi/ keyakinan hidup dalam
Muhammadiyah, selai itu dibentuk panitia dengan nama panitia tajdid yang diberi
tugas antara lain merumuskan idiologi /keyakinan hidup dan khitah perjuangan.
Berdasarkan mandat tanwir tersebut, dilakukan pembahasan tentang “tajdid”
dibidang keyakinan dan cita-cita hidup, khitah dan hal-hal mendasar lainya untuk
dibahas dalam Muktamar ke-37 tahun 1968 di yogyakarta.
1.2Rumusan masalah

1. Apa islam dalam keyakinan Muhammadiyah?


2. Apa cita-cita Muhammadiyah?
3. Pemikiran gerakan Muhammadiyah dalam bidang Aqidah, Ibadah, Akhlak
dan Mu’amanah Dunyawiyah

1.3Tujuan penulisan
Untuk memenuhi Tugas AIK III dengan dosen pengampuh Dr. Sabara Karim,
M.HI , dan juga untuk mengetahui Matan keyakinan dan Cita-cita hidup
muhammadiyah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Islam dan Keyakinan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi


Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita
dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, adil,
makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia
sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan


kepada Rasul-Nya mulai dari nabi adam hingga nabi terakhir yaitu nabi
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi
dan ukhrawi.

Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

1. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;


2. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpamengabaikan prinsip-prinsip
toleransi menurut ajaran islam.

b. Akhlak

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan


berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan sunnah rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia

c. Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang di tuntunkan oleh rasulullah


SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusa.

d. Muammalah Duniawi

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanakan mu’amalat duniawiyat (pengolahan


dunia Dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta
menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepad Allah SWT.

2.2 Cita-cita Hidup Muhammadiyah

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) semula


merupakan usulan Ideologi Muhammadiyah, tetapi karena dikhawatirkan ada
tuduhan sebagai ideologi tandingan negara maka dicarikanlah padanan dari kata
tersebut. Kemudian dipilihlah kata Keyakinan dan Cita-cita untuk menggantikan
kata Ideologi. Meskipun demikian, keputusan ini tercatat sebagai ijtihad di bidang
ideologi dan kemudian disempurnakan di Tanwir Ponorogo tahun 1969. Keyakinan
dan cita-cita hidup ini diputuskan, karena sebetulnya setiap yang hidup pasti
memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita,
dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita
tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka. Cita-cita diiringi dengan
keyakinan akan memberikan kita ghirah (semangat) dalam mengejar cita-cita kita
itu.

Adalah HM Muchlas Rowi, Bendahara BPH IBM Bekasi yang mengungkapkan


bahwa Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) merupakan
rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang hakikat
Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

MKCH tersebut dirumuskan menjadi 3 kelompok yaitu:

 Kelompok satu: mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis,


ialah angka 1 dan 2 yang berbunyi:

Ayat 1: Muhammadiyah adalah gerakan yang berasas islam, bercita-cita dan


bekerja untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah allah di
muka bumi.

Ayat 2: Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama allah yang


diwahyu kepada para rasulnya sejak nabi Adam, sampai nabi penutupyaitu nabi
Muhammad saw. Sebagai hidayah dan rahmat allah kepada umat
manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materi an spiritual,
duniawi dan ukhrawi.
 Kelompok kedua: mengandung persoalan mengenai faham agam menurut
muhammadiyah ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi:

Ayat 3: Muhammadiyah dalam mengammalkan islam berdasarkan; a) Al-


Qur’an; b) Al Hadits, dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa
ajaran islam.

Ayat 4: Muhammadiyah bekerja untuk ajaran-ajaran islam meliputi bidang a)


Aqidah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan, b) Akhlak, yaitu
ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental, c) Ibadah, yaitu
ajaran yang berhubungan dengan tatacara hubungan manusia dengan Tuhan; d)
Mu’amalah dunawiyah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat.

 Kelompok ketiga: mengenai fungsi dan misi Muhammadiah dalam


masyarakat negara indonesia, ialah ayat 5 yang berbunyi.:

Ayat 5: Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa indonesia yang


telah karunia allah berupa tanah air yang mempunyai smber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan negara republik indonesia yang berfilsafat pancasila,
untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara adil makmur dan di
ridhai Allah SWT (Baldatun thayyibatul wa rabbun ghafur).

2.3 PEMIKIRAN DAN GERAKAN MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG


AKIDAH, IBADAH, AKHLAK, DAN MUAMALAH DUNIAWIYAH

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam.


Maksud geraknya ialah Da’wah Islam Amar- Ma’ruf nahi-munkar pada bidang
yang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar-ma’ruf nahi-munkar pada
bidang yang pertama terbagi menjadi dua golongan, kepada yang Islam (umat
ijabah) bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran ajaran
agama Islam yang asli murni. Yang kedua kepada yang belum islam (umat
dakwah), bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah
dana amar ma’ruf nahi-munkar pada bidang yang kedua, ialah kepada masyarakat
bersifat , perbaikan, perbimbingan serta peringatan.

Adapun sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah Islam bukan lagi
bersifat ajakan untuk menerima Islam sebagai keyakinan hidupnya, akan tetapi
bersifat tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan kepada
golongan ini adalah bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian
bersih dan murninya sbagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam
hal tajdid atau pemurnian terhadap amal keberagaman umat ijabah,
muhammadiyah mempunyai pemikiran-pemikiran yang meliputi bidang Aqidah,
Ibadah Akhlak, dan Muamalah duniawiyah.

 Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Aqidah


Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi
logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yan dirumuskan dengan merujuk
langsung kepada sumber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah
shahihah’, yang menolak sebagai bentuk campur tangan pemikiran
teologis. Karakteristik aqidah muhammadiyah itu secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut:

pertama, nash sebagai dasar rujukan. Semangat kembali kepada Al-


Qur’an dan Sunnah sebenarnya sudah menjadi tema umum pada setiap
gerakan pembaharuan. Karena diyakini sepenuhnya bahwa hanya dengan
berpedoman pada kedua sumber utama itulah ajaran islam dapat hidup
dan berkembang secara dinamis. Muhammadiyah juga menjadikan hal ini
sebagai tema sentral gerakannya, lebih-lebih dalam masalah aqidah
seperti dinyatakan: “ Inilah pokok-pokok aqidah yang benar itu, yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan dikuatkan dengan pemberitahuan-
pemberitahuan mutawatir.”Berdasarkan pernyataan diatas, jelaslah
bahwa sumber aqidah Muhammadiyah adalah Al-Qur’an dan Sunnah
yang dikuatkan dengan berita-berita yang mutawatir.

Kedua, keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah


termasuk kelompok yang memandang kenisbian akal dalam masalah
aqidah. Sehingga formulasi posisi akal sebagai berikut “Allah tidak
menyuruh kita membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh
akal dalam hal kepercayaan, sebab akal manusia tidak mungkin mencapai
pengertian tentang Dzat Allah dan hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang
ada pada-Nya.

Ketiga, kecondongan berpandangan ganda terhadap perbuatan manusia.


Pertama, segala perbuatan telah ditentukan oleh Allah dan manusia hanya
dapat berikhtiar. Kedua, jika ditinjau dari sisi manusia perbuatan manusia
merupakan hasil usaha sendiri. Sedangkan bila ditinjau dari sisi Tuhan,
perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.
Keempat, percaya Qada dan Qadar. Serta kelima, menetapkan sifat-sifat
Allah. Seperti halnya pada aspek-aspek aqidah lainnya, pandangan
Muhammadiyah mengenai sifat-sifat Allah tidak dijelaskan secara
mendetail.

 Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Ibadah


Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah, ubudiyah, dan
abdiyah, yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Maksudnya
menyerah dan tunduknya seseorang terhadap orang lai secara patuh tanpa
perlawanan, penyelewengan dan pendurhakaan, hingga dilayaninya orang
itu (yang dipatuhimya) menurut keinginan dan kemauannya. Sementara
Majlis Tarjih Muhammadiyah merumuskan pengertian ibadah yakni
“bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah, dengan mentaati segala
perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan semua
yang diizinkan Allh SWT.”
Dari batasan ibadah di atas, selanjutnya Muhammadiyah membedakan
ibadah menjadi dua yaitu:
Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang telah ditetapkan
secara pasti oleh Syara baik rincian, tingkah laku, maupun tata caranya.
Contohnya thaharah, shalat umrah dan haji.
Ibadah umum yaitu segala amalan keduniaan yang diizinkan Allah.
Ibadah umum ini dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan,
pendidikan, pertahanan dan keamanan.
Pengertian ibadah yang dimaksud dalam pembahasan di sini adalah
ibadah dalam arti khusus, atau yang disebut ibadah mahdliyah. Ibadah ini
berupa aturan ilahi yang mengatur hubungan ritual langsug antara hamba
dengan Tuhannya, yang cara atau tata caranya ditentukan dengan
terperinci dalam Al-Qur’an da Sunnah Rasul. Terhadap bidang ini
tertutup sama sekali dan berbagai ragam ijtihad ataupun berbagai macam
bid’ah serta dalam pengamalan dan penerapannya dilarang sekedar
dengan sikap taqlid semata-mata.
Bid’ah
Dalam urusan ibadah mahdlah, hanya Rasulullah sendiri sajalah yang
mengetahui seluk-beluknya, baik rinciannya, tata cara dan tata
pelaksanaannya. Hal itu dikarenakan hanya Rasulullah yang mendapat
pemberitahuan dari Allah secara langsung, dan umat Muhammad saw
hanya dapat mengetahuinya mengenai perkara mahdlah lewat Rasulullah
semata-mata, bukan dari jalan lain betapapun orang tersebut sudah
menduduki status mujtahid besar. Dan kemudian muncul hal-hal baru
yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, apakah dalam
menambahkannya, mengurangi atau justru mengadakan hal yang baru
sama sekali maka semua itu adalah terlarang menurut agama, dan itulah
yang disebut bid’ah dalam bidang ibadah mahdlah. Orang yang secara
sengaja melakukan hal semacam ini oleh Rasululah diancam masuk
neraka. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw menegaskan. “Barang siapa
berucap mengatasnamakan aku sesuatu hal yang tidak pernah aku
ucapkan, maka ia akan disediakan tempat duduk di atas bara api neraka.”
(H.R. Bukhari dari Salmah bin al- Akwa’ra).
Sikap seseorang yang membuat hal yang baru dalam ibadah mahdlah
serupa itu, kalau dirinya masih mengaku sebagai pengikut Rasulullah
adalah bertabrakan secara diametral dengan Al-qur’an

‫ َوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬  ‫م‬Iْ ‫م هّٰللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك‬Iُ ‫قُلْ اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّوْ نَ هّٰللا َ فَاتَّبِعُوْ نِ ْي يُحْ بِ ْب ُك‬

Artinya:  Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,


niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
.lagi Maha Penyayang. (QS Ali-Imran:31)

 Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak


Mengingat pentingnya akhlak dalam kaitannya dengan keimanan seseorang,
maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas
menempatkan akhlak sebagai salah satu sendi dasar sikap keberagamannya.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah dijelaskan
“Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, tidak bersendi
pada nilai-nilai ciptaan manusia.”
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Nilai dan perilaku baik dan buruk
seperti sabar, syukur, tawakkal, birrul walidaini dan sebagainya (Al-
Akhlaqul Mahmudah) dan sifat sombong, takabur, dengki, ria dan
sebagainya (Al-Akhlakul Madzmuham).
Mengenai muhammadiyah menjadikan akhlak sebagai salah satu garis
perjuangannya, hal ini selain secara tegas dinyatakan dalam nash, juga tidak
dapat dipisahkan dari akar historis yang melatarbelakangi kelahirannya.
Kebodohan, perpecahan diantara sesama orang Islam, melemahnya jiwa
santun terhadap dhuafa, penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap orang
yang dianggap suci adalah bentuk realisasi tidak tegaknya ajaran akhlakul
karimah.
Untuk menghidupkan akhlak yang islami, maka Muhammadiyah berusaha
memperbaiki dasar-dasar ajaran yang sudah lama menjadi keyakinan umat
islam, yaitu dengan menyampaikan ajaran yang benar-benar berdasar kepada
Al-Qur’an dan Sunnah Maqbulah, membersihkan jiwa dari kesyirikan,
sehingga kepatuhan dan ketundukannya hanya semata-mata kepada Allah
usaha tersebut ditempuh melalaui pendidikan. Sehingga sifat bodoh dan
inferoritas berangsur-angsur habis kemudian membina ukhluwah antar
sesama muslim seperti yang tercntum dalam Surah Ali Imran: 103 yang
berbunyi:
ۖI‫َص ُموْ ا بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْيعًا َّواَل تَفَ َّرقُوْ ا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ نِ ْع َمتَ ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْعد َۤا ًء فَاَلَّفَ بَ ْينَ َوا ْعت‬I‫َو ْاذ ُكرُوْ ا‬
ٰ ۚ
ِ َّ‫قُلُوْ بِ ُك ْم فَاَصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم عَلى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِّمنَ الن‬
‫ار فَا َ ْنقَ َذ ُك ْم ِّم ْنهَا‬
ۗ َ‫َك ٰذلِكَ يُبَيِّنُ هّٰللا ُ لَ ُك ْم ٰا ٰيتِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ن‬

Artinya:  Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

 Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Muamalah Duniawiyah


Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan.
Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan
ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan
benda. Dalam hal ini agama islam memberikan berbagai pedoman baik
dalam bentuk qaidah-qaidah hukum yang ditegaskan oleh ajaran islam,
meliputi masalah hukum nikah, waris, dan masih banyak lagi. Tajdid dalam
bidang muamalah ini adalah bentuk membimbingkan, menuntunkan kepada
mereka agara dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai
kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah
digariskan oleh ajaran agama.
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan dalam
bentuk membimbing, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah
ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu
berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran
Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah SWT.
Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih poin 14 disebutkan “ dalam hal-hal
termasuk Al-Umurud Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi,
menggunakan akal sangat diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan
umat.”
Adapun prinsip-prinsip muamalah yang terpenting antara lain:
1. Menganut prinsip mubah
2. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa
3. Harus saling menguntungkan
4. Harus sesuai dengan keadilan.
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan


kepada Rasul-Nya mulai dari nabi adam hingga nabi terakhir yaitu nabi
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi
dan ukhrawi. Rumusan matan keyakinann dan cita-cita hidup muhammadiah terdiri
dari 5 lima angka 5 (lima) angka tersebut dibagi menjadi 3(tiga) kelompok. “agama
(yakni agama islam yang di bawa oleh nabi muhammad saw) ialah apa yang
diturunkan allah didalam al-qur’an dan yang tersebut didalam sunnah shahih
berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunju-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan di akhirat. ” (PUTUSAN MAJLIS TARJIH)

VISI: “terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya”

MISI:

1). Menegakan tauhid yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan As-  Sunnah.

2). Menyebarka ajaran islam yang bersumberkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3). Mewujudkan islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Saiful Amien. Al-Islam dan Kemuhammadiayahan.2016. Malang, UMM Press.

Official Website Muhammadiyah http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-


175-det-matan-keyakinan-dan-citacita-hidup.html. Diakses pada 12 Oktober 2016.

Academia Edu. Aby Maulana. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup


Muhmmadiyah.

Google scholar. meneguhkan ideology gerakan muhammadiyah oleh Haedar


Nashir 2006

Anda mungkin juga menyukai