Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Organisasi terdiri dari sejumlah anggota atau individu yang saling bekerja
sama memberikan sumbangan mereka masing-masing kepada upaya mencapai tujuan
organisasi melalui kedudukan dan peran mereka didalam sebuah organisasi tersebut.
Tetapi dalam organisasi, individu adalah sesuatu yang unik yang akan memunculkan
perilaku yang berbeda dengan individu-individu lainnya. Hal inilah mempengaruhi
perilaku dan perbedaan individu dalam sebuah organisasi.

Berkembangnya organisasi dalam proses perkembangan dapat kita saksikan


berlangsungnya diferensiasinya atau “pecah”-nya satu pekerjaan menjadi berbagai
macam pekerjaan. Diferensiasi ini terjadi baik secara tegak maupun secara mendatar.
(Psikologi Industri dan Organisasi, 2001:33)

Menurut Yoder (1970) tentang organisasi kerja mengatakan, bahwa secara


teoritik istilah organisasi pada umumnya dipakai dengan dua arti, yaitu : (a)
Organisasi dipandang sebagai sebuah asosiasi, yang dibuat untuk jangka panjang, dan
dipelihara untuk mencapai tujuan dan melaksanakan misi-misi khusus, (b) Organisasi
menunjukkan suatu proses pemeliharaan dan penciptaan struktur. Dalam hal ini
proses pemeliharaan organisasi dipakai untuk melembagakan, memperluas, dan
mengusahakan hal-hal lain dari organisasi kerja. (Psikologi Industri, 1995)

Perbedaan individu perlu dibahas dan dipahami oleh suatu organisasi atau
perusahaan, dengan tujuan agar bisa memahami perbedaan dari masing-masing
anggotanya. Setiap invidu mempunyai karakateristik yang berbeda-beda, sehingga
sering timbul permasalahan akibat dari perbedaan itu. Perbedaan itu kita akan
mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan dalam segi
fisik dan psikis seseorang.

Sebagai dasar perbedaan individu adalah keragaman demografi yang terbentuk


melalui karakteristik biografi. Anggota organisasi pada akhirnya terbagi atas
karakteristik gender, usiaetnis dan ras serta karakteristik lainnya. (Psikologi Industri
dan Organisasi, 2005:90)

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian individu ?
2. Bagaimana karakteristik individu ?
3. Factor-faktor apa saja yang menjadikan individu berbeda-beda dalam bekerja?
4. Bagaimana perbedaan kepribadian dalam organisasi?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan dan mengetahui apa yang disebut individu
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik individu
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadikan perbedaan individu dalam
bekerja
4. Untuk mengetahui setiap kepribadian individu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INDIVIDU

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.
Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek
formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo
sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo
educandum dan seterusnya.

Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada awal
kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum
peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan
fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai
mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan
teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak
kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-dan-perbedaan-individu/)

B. KARAKTERISTIK INDIVIDU

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa yang
diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan ha sil diri
perpduan antara factor biologis sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh
lingkungan.

Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap
tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis

3
keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya
pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADIKAN PERBEDAAN INDIVIDU DALAM


BEKERJA
Industri-industri modern sadar akan pentingnya untuk menetapkan pekerjaan
sesuai dengan orangnya, yang tidak hanya baik dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan orangnya, tetapi juga dapat menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya.
(Psikologi Industri, 1995)

Ada beberapa factor yang merupakan sumber perbedaan individu di dalam


bekerja, yaitu meliputi factor fisik dan factor psikis. Secara garis besar factor yang
menimbulkan perbedaan individu dalam segi fisiknya ialah:

a) Bentuk tubuh dan komposisinya


b) Taraf kesehatan fisik pada umumnya
c) Kemampuan panca indranya

Adapun perbedaan individu berdasarkan factor psikisnya meliputi :

a) Inteligensi (kognitif)
b) Bakat
c) Minat
d) Kepribadian
e) Motivasi
f) Edukasi

Disini perlu dijabarkan dari masing-masing klasifikasi perbedaan individu


baik dari segi fisik maupun psikis.

1. Perbedaan Tubuh dan Komposisinya


a. Bentuk Tubuh dan Komposisinya
Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh dan bagian bagiannya, warna kulit
dan kelengkapan anggota badan. Dan komposisinya meliputi bagaimana letak

4
dan kesesuaiannya dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Penting dan tidaknya
pengar uh kedua hal ini di dalam pekerjaan tergantung jenis pekerjaannya.

b. Taraf Kesehatan Fisik


Taraf kesehatan individu pada umumnya berbeda, taraf kesehatan ini sangat
menentukan produktivitas kerja. Oleh karna di dalam bekerja terdapat aktivitas
fisik dan kesehatan di dalam produktivitas kerja.

c. Kemampuan Panca Indera


Kemampuan panca indera diperlukan di dalam bekerja, usaha untuk mengukur
kemampuan alat-alat indera ini banyak sekali dilakukan di dalam penerimaan
calon-calon angkatan bersenjata. Disamping itu banyak sekali riset-riset yang
diadakan menunjukkan pengaruh gangguan sensoris terhadap kuantitas dan
kualitas produksi.

2. Perbedaan Individu Dalam Segi Psikis


a. Inteligensi
Sejauhmana kemampuan seseorang di dalam mengatasi masalah tergantung
pada taraf kesulitan masalah dan tingkat inteligensi yang dimilikinya.
Inteligensi diberi batasan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan sebaik-baiknya terhadap lingkungan.

b. Bakat
Bakat merupakan Kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana
kesuksesan individu untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu,
apabila individu tiu diberi latihan-latihan tertentu. Hal ini diperlukan karena
untuk masing-masing pekerjaan seringkali menuntut bakat yang berbeda-beda
pula. Dengan adanya kesesuaian antara bakat dan pekerjaan maka hasil
kerjanya menjadi sukses.

c. Minat
Minat merupakan suatu sikap yang membuat orang senang akan obyek situasi
atau ide-ide tertentu, hal ini diikuti dengan perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu. Tingkat prestasi kerja
seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.

5
d. Kepribadian
Menurut super dan crites pengukuran kepribadian di dalam bimbingan jabatan
karyawan berguna bagi maksud-maksud sebagai berikut :

 Bagi mereka yang penyesuaian kepribadiannya tidak baik, mungkin


akan mengalami kesukaran penyesuaian diri di dalam training ataupun
dalam situasi kerja.
 Bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat kepribadian tertentu yang
mengganggu penyesuaian diri dengan posisi kerja bisa dilakukan
usaha-usaha yaitu penempatan yang sesuai dengan kepribadiannya.
e. Motivasi
Motivasi ialah factor yang menyebabkan organisme berbuat seperti apa yang
dia perbuat. Untuk memahami prinsip-prinsip motivasi kita harus
memperhatikan dua aspek motivasi yang disebut need dan incentive.

f. Edukasi
Edukasi ialah pendidikan formal disekolah-sekolah atau kursus-kursus, di
dalam bekerja seringkali factor edukasi merupakan syarat paling pokok untuk
memegang fungsi-fungsi tertentu. Selain itu untuk tercapainya kesuksesan di
dalam bekerja dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan
dipegangnya.

D. KEPRIBADIAN DALAM ORGANISASI


Kepribadian sebagai faktor yang memegang peranan penting dalam perilaku
sehari-hari individu merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dalam pembicaraan
mengenai perlaku organisasi. Pendekatan untuk seleksi dalam organisasi yang lebih
mementingkan aspek-aspek kepribadian, seperti intellegensi, sikap, motivasi dan lain-
lain. Terjadi satu diskusi yang cukup panjang, apakah dalam organisasi, lebih penting
melihat aspek-aspek kepribadian seperti yang telah dilakukan selama ini, ataukah
memandang kepribadian sebagai sesuatu yang holistik. (Psikologi Industri dan
Organisasi, 2005:91)
 Locus of Control Eksternal dan Internal
Locus of control merupakan persepsi seseorang tentang sumber
keberhasilan atau kegagalannya (nasibnya). Pribadi yang mempersepsikan dan
menyakini bahwa mereka adalah pengendali bagi nasibnya sendiri dikatakan
6
memiliki locus of control intenal. Sebaliknya, pribadi yang mempersepsikan
dirinya sebagai pion nasib dan menyakini bahwa segala yang terjadi dalam
kehidupan mereka disebabkan karena keberuntungan dikatakan memiliki locus
of control eksternal.
 Kepribadian Proaktif
Kepribadian yang proaktif menunjukkan respon yang berbeda ketika
dihadapkan pada situasi yang menghambat. Individu dengan kepribadian yang
proaktif memiliki inisiatif yang tinggi untuk merubah situasi melalui
pendekatan aktif hingga mereka berhasil mencapai tujuan yang mereka
inginkan. Kepribadian proaktif bukan berarti sifat yang kurang adaptif.
Sebelum bertindak mereka telah mengidentifikasikan peluang yang mungkin
diraih untuk kemudian menyusun strategi yang logis.
 Self Monitoring
Self monitoring merujuk pada kemampuan individu untuk
menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu
dengan self monitoring yang tinggi terlihat peka terhadap fenomena eksternal
dan mampu menyesuaikan perilakunya dalam menghadapi situasi yang
berbeda.
 Machiavelianisme
Ciri kepribadian machiavelianisme menunjukkan sejauh mana individu
bersikap pragmatis, mempertahankan jaran emosional dan menyakini bahwa
tujuan dapat dicapai dengan menghalalkan segala macam cara.
Kecenderungan individu untuk memunculkan segi machiavelianismenya
sangat tergantung pada faktor-faktor situasional. Pada umumnya kepribadian
ini akan menonjol pada saat : (1) individu berinteraksi langsung atau bertatap
muka dengan orang lain, (2) pada saat aturan yang ada terlalu minim, sehingga
memungkinkan terciptanya ruang gerak untuk manipulasi, dan (3) pada saat
timbul keterlibatan emosional yang cukup kuat antara individu tersebut
dengan orang lain
 Kepribadian Tipe A dan Tipe B
Kepribadian tipe A dicirikan sebagai individu yang sangat agresif
mendebat segala sesuatu, berusha mencapai banyak dalam waktu cepat, atau
bila perlu melawan usaha dan orang yang lain menantang. Kepribadian tipe A
memiliki karakteristik sebagai berikut :
7
 Bergerak, berjalan dan makan dengan cepat
 Merasa tidak sabar terhadap banyak hal
 Berusaha keras untuk berpikir dan melakukan dua hal secara sekaligus
 Kurang dapat menerima waktu luang
 Terobsesi dengan jumlah, mengukur sukses secara kuantitatif
Kepribadian dengan tipe B dicirikan sebagai individu yang sebaliknya.
Mereka jarang terdorong oleh keinginan untuk memperoleh sejumlah barang
secara kuantitatif maupun berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan tertentu.
Kepribadian tipe B memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Tidak pernah merasa terdesak maupun tidak sabar terhadap sesuatu
 Kurang terdorong untuk menunjukkan potensi dan prestasinya, kecuali
dalam keadaan terpaksa
 Berorientasi untuk memperoleh kegembiraan dan relaksasi, bukannya
berkompetisi menunjukkan superioritas
 Bersikap santai tanpa perasaan bersalah
 Afeksi Positif dan Negatif
Afeksi positif merupakan kecenderungan individu untuk mengalami
mood dan perasaan yang positif dalam berbagai situasi dan kondisi yang
berbeda. Individu dengan afeksi yang positif memiliki pola pandang yang
terbuka dan flleksibel, sehingga mudah mengelola dorongan emosi mereka.
Adapun individu dengan afeksi negatif berada dalam kondisi yang sebaliknya
mereka cenderung memandang segala sesuatu secara negatif dan mengalami
kesulitan dalam mengendalikan dorongan emosional mereka.
 Konsep Diri: Self-Esteem dan Self-Efficacy
Self-Esteem menunjukkan keyakinan individu akan kelayakan dirinya
dengan berdasarkan pada evaluasi diri yang menyeluruh. Self-esteem
berkaitan erat dengan harapan akan keberhasilan. Individu dengan self-esteem
yang tinggi memiliki keberanian untuk memilih pekerjaan dengan resiko yang
tinggi bila dibandingkan dengan individu ber-self-esteem rendah.
Self-Efficacy adalah kepercayaan individu atas kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas tertentu dengan sukses. Perkembangan sel-efficacy
ditentukan oleh pengalaman langsung maupun tidak langsung terhadap suatu
tugas. Dengan memahami tugas tersebut, individu berusaha menyimpulkan
kesesuaian antara tugas yang ada dengan kemampuan dirinya.
8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang .
Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik
obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai
kondisinya.
 Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku
apa yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu)
merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis sebagaimana unsure bawaan
dan pengaruh lingkungan.
 Dua factor perbedaan individu adalah factor fisik dan factor psikis. factor fisik
meliputi : bentuk tubuh dan komposisinya, taraf kesehatan fisik pada umumnya,
dan kemampuan panca indera. Sedangkan faktor psikis meliputi : inteligensi,
bakat, minat, kepribadian, motivasi, dan edukasi.
 Individu dengan sifat yang sesuai sebagaimana tuntutan lingkungan kerjanya
akan merasa diterima dalam organisasi. Kepuasan kerja akan tecapai bilamana
terdapat kesesuaian antara tipe dan karakteristik kepribadian dengan
kedudukannya sehingga karyawan merasa sebagai bagian yang tidak terpisah dari
organisasinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, Gerald C. 2006. Psikologi Abnormal (edisi 9). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Handoyo, seger. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Bogor : Grafika Mardi Yuana

As’as, Muhammad. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty

Munandar, Ashar Suntoyo. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press

10

Anda mungkin juga menyukai