Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Landasan Profesional Pendidikan. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kejahilan kepada
alam kebenaran.
Resume ini saya susun untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen Pembimbing pada mata kuliah yaitu
Bapak Prof. Dr. Prayitno, M.Sc., Ed, ibu Dr. Nurfahhanah, M.Pd., Kons., dan ibu Indah
Sukmawati, M.Pd., Kons. Resume ini disusun berdasarkan hasil pembelajaran sesuai silabus
mata kuliah dan hasil tugas kelompok yang dirangkum dari modul yang menjadi referensi.
kritik dan sarannya. Semoga resume ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Penyusun
HAL. i
DAFTAR ISI
HAL. ii
B. Kegiatan Belajar....................................................................................................... 16
1. Suasana Belajar ..................................................................................................... 16
2. Proses Pembelajaran ............................................................................................ 16
3. Kegiatan Belajar ................................................................................................... 17
4. Paradigma / Upaya Pendidikan ............................................................................. 17
PENGEMBANGAN POTENSI DAN FOKUS PENDIDIKAN KEGIATAN POKOK
PENDIDIKAN: Belajar, Pilar Pendidikan / Pembelajaran .......................................... 22
A. Pengembangan Potensi Dan Fokus Pendidikan Kegiatan Pokok Pendidikan:
Belajar ....................................................................................................................... 22
a. Tujuan Belajar .................................................................................................... 23
b. Materi Pembelajaran .......................................................................................... 24
c. Proses Pembelajaran .......................................................................................... 25
B. PILAR PENDIDIKAN ............................................................................................ 27
1. Kewibawaan ........................................................................................................ 28
2. Kewiyataan .......................................................................................................... 32
3. Pilar Budaya Nasional ........................................................................................ 36
4. Sosok Upaya Pendidikan Menyeluruh .............................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 39
HAL. iii
LANDASAN PENDIDIKAN
A. Konsep Pendidikan
disbanding binatang, karena insting yang ada pada diri manusia sangatlah
akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Tujuan Pendidikan
HAL. 1
terumuskan pada UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
diri, (3) kepribadian, (4) kecerdasan, (5) akhlak mulia, dan (6) keterampilan,
pengendalian diri, (3) kepribadian, (4) kecerdasan, (5) akhlak mulia, dan
B. Kualifikasi Pendidikan
Ada delapan kualifikasi pendidik menurut UU No. 20/ 2003 tentang Sistem
pendidikan formal.
HAL. 2
2. Dosen adalah mata kuliah, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di
perguruan tinggi.
4. Pamong belajar adalah materi kegiatan belajar bagi peserta idik di luar
5. Tutor adalah materi belajar bagi pengembangan diri peserta didik secara
peserta didik.
peserta didik.
8. Fasilitator adalah materi bidang atau subtansi tertentu yang menjadi bahan
HAL. 3
MODAL DASAR KEHIDUPAN MANUSIA
Prayitno (2020:4) Konsep dasarnya adalah ruh itu adalah sesuatu yang luar
biasa, yang difitrahkan oleh Tuhan sebagai energi kehidupan manusia. Dengan
demikian, ruh merupakan sesuatu yang luhur dan mulia yang menjadikan manusia
sebagai makhluk yang luhur dan mulia. Dengan kondisi ruh demikian itu, maka
kondisi dasar atau hakikat manusia dipahami dengan apa yang disebut “Harkat
Lebih jauh dapat dikonsepkan bahwa HMM yang luhur dan mulia itu
a. Daya taqwa
b. Daya cipta
c. Daya rasa
d. Daya karsa
e. Daya karya
3. Pancazona, yaitu manusia memiliki daerah kehidupan dalam lima zona sebagai
HAL. 4
berikut:
a. Zona kefitrahan
b. Zona keindividualan
c. Zona kesosialan
d. Zona kesusilaan
e. Zona keberagamaan
berikut
PANCAZONA
HMM
PANCACITRA PANCADAYA
Demikianlah kandungan ruh yang ditiupkan oleh Tuhan Yang Maha Esa
ke dalam janin yang menghasilkan diri manusia dalam kondisinya yang paling
awal di perut Sang Ibu, berupa bayi manusia yang telah memiliki hak hidup
HAL. 5
B. Fasilitas Kehidupan Dan Petunjuk Tuhan
manusia yang luhur dan mulia, menyertai kandungan ruh yang ditiupkan ke dalam
janin, yaitu komponen dan unsur-unsur HMM yang luhur dan mulia itu, maka
Tuhan Yang Maha Esa, Sang Maha Pencipta, memodali manusia yang diciptakan-
Nya, dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam
kehidupannya, baik secara langsung maupun melalui usaha yang harus atau perlu
terarahkan dan terjamin untuk terwujudkannya HMM yang luhur dan mulia.
Kondisi kehidupan yang luhur dan mulia dapat berlangsung dengan terpenuhinya
1. Kebutuhan dasar fisik; yaitu kebutuhan dasar jasmaniah (makan, minum, zat-
2. Kebutuhan dasar teknik; yaitu cara untuk mencapai sesuatu, dari yang paling
sederhana (seperti mengusir nyamuk) sampai yang sangat rumit dan kompleks,
HAL. 6
4. Kebutuhan dasar selera; untuk memenuhi rasa kesenangan, kenikmatan dan
kebahagiaan.
Apabila kesemuanya terpenuhi dengan baik dan terintegrasikan maka akan terjadi
1. Damai
2. Berkembang
3. Maju
4. Sejahtera
5. Bahagia
6. di Dunia
7. dan di Akhirat
Siapa yang tidak ingin mendapatkan kondisi kehidupan yang demikian itu?
Kalau tidak damai, apa yang terjadi? Terjadi saling membenci dan keinginan
kesengsaraan. Kalau tidak berkembang, apa yang terjadi? Kodisinya macet, tidak
individu kerdil karena kurang makan dan gizi, disertai bakat dan minat yang
penderitaan dan kesengsaraan. Bagaimana kalau tidak maju? Ya, akan ketinggalan
dari pihak lain, yang akibatnya akan menjadi bulan-bulanan bagi pihak yang lebih
maju.
HAL. 7
Kondisi tidak damai, tidak berkembang dan tidak maju tersebut di atas
ditandai secara nyata dengan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar fisik, sedangkan
tidak bahagia secara nyata ditandai dengan gagalnya pemenuhan kebutuhan dasar
selera. Kondisi tidak sejahtera dan tidak bahagia itu pada umumnya terkait juga
dengan pemenuhan kebutuhan teknik dan social. Dalam hal kondisi kesejahteraan
dan kebahagiaan itu ada suatu kejadian yang menjadi sangat ironis, yaitu misalnya
orang kaya atau orang terkenal seperti bintang film, tokoh dunia dalam bidang
tertentu.
Kebutuhan dasar orang yang dimaksudkan itu yaitu kebutuhan fisik, teknik
dan sosial telah terpenuhi dengan sebaik- baiknya. Dan juga kondisi damai,
berkembang, maju dan sejahtera sudah dicapai. Tetapi orang itu merasa tidak
bahagia karena selera tertentu tidak terpenuhi. Selera apa itu? Seringkali orang itu
sendiri pun tidak tahu. Yang jelas ia sangat menderita, sehingga akhirnya bunuh
diri.
dasar manusia, yaitu kebutuhan fisik, teknik, sosial, dan selera. Sedangkan
petunjuk yang tersediakan untuk diikuti, ditaati dan diselenggarakan kalau bisa
C. Kebutuhan Dasar
menyertai kandungan ruh yang ditiupkan ke dalam janin, yaitu komponen dan
unsur-unsur HMM yang luhur dan mulia itu, maka Tuhan Yang Maha Esa, sang
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupannya. Fasilitas itu semua
HAL. 8
dapat digunakan oleh manusia dalam kehidupannya, baik secara langsung maupun
terarahkan dan terjamin untuk terwujudkannya HMM yang luhur dan mulia.
dengan syarat digunakannya fasilitas dan petunjuk dari Sang Maha Pencipta yang
lain adalah dengan terpenuhinya segenap kebutuhan dasar manusia. Apakah itu?
Yaitu lima kebutuhan dasar fisik, teknik, sosial, selera dan iman-taqwa.
2. Kebutuhan dasar teknik: cara untuk mencapai sesuatu, dari yang paling
sederhana (seperti mengusir nyamuk) sampai yang sangat rumit dan kompleks,
kebahagiaan.
HAL. 9
Tuhan untuk kehidupan manusia sesuai dengan petunjukNya. Untuk itu manusia
dikonsepkan sebagai TJS (tiga jadi satu), yang mana TJS itu sendiri terdiri dari
fasilitas yang diberikan oleh Tuhan hanya bisa dimanfaatkan dengan baik melalui
prinsip ilmiah yang dimaksudkan itu. Tanpa penguasaan ilmiah tersebut maka
fasilitas atau kondisi apapun yang tersedia atau terjadi tidak dapat dimanfaatkan
barang sedikit pun apalagi secara opyimal. Di sisi lain, apabila upaya pemanfaatan
hasil dilakukan tetapi kondisi kemampuannya tidak ada atau kurang memadai,
jangan-jangan yang terjadi justru sesuatu yang kurang positif atau justru kejadian
mencapai tujuan tertentu. Pelaksanaan yang dimaksudkan itu tentulah tidak boleh
dengan kondisi yang ada dan cara-cara yang memadai, kalau bisa sesuai dengan
tuntutan ilmiahnya. Hanya dengan amaliah yang penuh maka kelima kebutuhan
Imaniah artinya, sesuai dengan firman Tuhan. Hal-hal ilmiah dan amaliah
HAL. 10
di atas haruslah imaniah. Artinya tidak menyimpang atau bertentangan dengan
firman Tuhan. Apabila tidak imaniah, betapa pun ilmiahnya sesuatu, tanpa
imaniah maka sesuatu itu menjadi batal, tidak bisa diterima menurut kaidah iman-
taqwa, atau menimbulkan kerugian atau dosa. Sehebat apapun kondisi kehidupan
sekuler yang diwarnai oleh perilaku LGBT, maka kehidupan itu menjadi batal,
penuh dosa dan membawa cedera luar biasa dalam kehidupan akhirat. Demikian
pula untuk kehidupan non-sekuler tetapi diwarnai oleh berbagai penganiayaan dan
kejahatan, juga membawa cedera yang tidak ringan dalam kehidupan dunia
akhirat.
janin, yang menghasilkan terciptanya seorang manusia dengan Trilogi HMM yang
luhur dan mulia pada dirinya. Melalui proses kelahiran dari sang Ibu, dengan
HAL. 11
ARAH KEHIDUPAN
integral demi terwujudnya kondisi kehidupan ideal sebagai manusia yaitu damai,
pembinaan diri, maka manusia harus bisa memanfaatkan fasilitas dan petunjuk
dan petunjuk tersebut bisa mencapai kehidupan yang luhur dan mulia dengan
Lima kebutuhan dasar manusia dengan kekuatan yang ada di dalam diri
individu maupun keuatan dari luar diri individu sehingga terbentuklah pribadi
kehidupan.
Prilaku adalah gerak dinamik psiko-fisik dan lingkungan dalam kondisi tertentu
Jawab).
HAL. 12
Wujud dari prilaku tersebut bisa diidentifikasi dalam kegiatan dan kondisi
lingkungan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, proses dari BMB3 dapat
C. Dinamika BMB3
1. Berpikir
Berpikir adalah mengaitkan suatu hal dengan hal lainnya dalam keadaan
dapat terarah pada pemecahan masalah atau solusi serta mencapai tujuan
tertentu.
2. Merasa
3. Bersikap
Bersikap adalah gerak psikis dalam kondisi yang terdahulu ada pada diri
4. Bertindak
individu yang bersikap positif atau negatif terkait dengan keadaan atau
5. Bertanggung Jawab
melakukan sesuatu; apa yang dilakukan adalah benar; tujuan dan caranya adalah
baik dan menguntungkan semua pihak, diri sendiri dan pihak-pihak terkait.
HAL. 13
D. BMB3-5As dan Asas Kebenaran
teliti, lengkap dan sebaik-baiknya kondisi yang ada, yang lebi penting adalh
mawas diri.
nilai, norma dan moral ang berlaku, sedangkan bertindak tangkas adalah
kebenarannya.
HAL. 14
PENDIDIKAN, SUASANA BELAJAR DAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi 3 peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan adalah membimbing siswa untuk memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan digunakannya untuk menjalani
penguasaan keterampilan, dan perubahan sikap positif dalam kehidupannya, oleh karena
itu pendidikan sangat berpengaruh dan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.
HAL. 15
3. Agar Peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
b. Pengendalian diri
c. Kepribadian
d. Kecerdasan
e. Akhlak Mulia
f. Keterampilan
B. Kegiatan Belajar
1. Suasana Belajar
Suasana belajar adalah kondisi pada diri individu yang sedang melakukan
pembelajaran adalah kondisi yang digerakkan oleh pendidik, agar peserta didik
2. Proses Pembelajaran
(kognitif), tetapi juga membentuk sikap (afektif) dan tindakan (psikomotor) peserta
didik.
HAL. 16
3. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar merupakan dinamika pokok yang harus ada baik dalam
suasana belajar maupun dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa kegiatan belajar maka
BMB3’
e) Bersyukur dan ikhlas: dari tidak bersyukur dan ihlas mejadi bersyukur dan
ikhlas.
lebih makro itu adalah bahwa Pendidikan adalah upaya untuk membuat subyek
yang dididik menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia. Dalam kaitan itu
semua pembicaraan tentang Pendidikan tidak lain adalah bicara tentang bagaimana
memuliakan kesejatian manusia dengan HMM-nya yang luhur dan mulia yang di
dalamnya terdapat tiga komponen yaitu Panca citra, Panca daya, dan Panca zona,
a. Suasana Belajar dan Proses Pembelajaran dalam Prinsip TJS dan BMB3-5As
dengan Pancasila untuk kehidupan dunia dan akhirat, yang menjadi cita-cita
bangsa Indonesia. Jadi prinsip TJS bersifat mendasar dan menyeluruh, dalam
arti;
membahagiakan (Amaliah)
3) Semuanya ini tidak ada yang bertentangan dengan firman Tuhan (Imaniah)
pemahaman yang salah, tidak sesuai dengan kondisi yang dikehendaki. Apa
yang berlaku.
HAL. 18
d) Kebenaran yang dibenar-benarkan, dengan rujukan alasan yang dibuat-
buat
artinya tersusun rapi sehingga enak dilihat. Misalnya merasa benci kepada
pemberian maaf dan doa agar orang yang semula dibenci itu mendapat
itu sangat menyimpang dan menimbulkan dosa besar. Bagaimana cinta yang
laras dan terkemas ; yaitu perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan
kondisi yang ada. Misalnya bersikap ingin menjumpai seseorang. Maka harus
HAL. 19
memperhatikan/dipertimbangkan apakah orang yang ditemui itu layak untuk
yang dimaksudkan itu juga bermakna mawas diri. Artinya kondisi diri sendiri
seseorang itu harus diperhatikan diri sendiri, apakah pantas menemuinya dan
menemuinya. Disamping itu hal-hal lain yang tekait atau berada di lintasan
makna antar-lintas.
dan moral berlaku, serta hasilnya positif. Tangkas artinya mandiri, tidak
malu-malu, lancar dengan cara-cara tepat dan tidak mencederai siapa pun
juga.
tersebutkan diatas. Tanpa kondisi triguna maka suatu tindakan atau perbuatan
mengarah pada sesuatu yang tidak berkualitas atau bahkan negatif (kondisi
tinggi. Perilaku dengn tanggung jawab yang tuntas, baknanya adalah bahwa
perilaku itu dapat dibenarkan sampai ketingkat kebenaran yang paling tinggi
HAL. 20
melakukan korupsi dan saya bertanggung jawab; ditangkap polisi saya juga
oke”. Tanggung jawab apa itu? Tanggung jawab yang tidak tuntas.
HAL. 21
PENGEMBANGAN POTENSI DAN FOKUS PENDIDIKAN KEGIATAN POKOK
PENDIDIKAN: Belajar, Pilar Pendidikan / Pembelajaran
Belajar
yang terintegrasikan secara penuh. Sebagai wujud upaya Pendidikan yang terlaksana
dalam bentuk suasana belajar dan proses pembelajaran, yang keduanya berpangkal pada
pengertian belajar, yaitu: Belajar adalah upaya menguasai sesuatu yang baru melalui
dinamika BMB3, yaitu Berfikir, Merasa, Bersikap, Bertindak, dan Bertanggung jawab.
Untuk bisa menguasai sesuatu yang baru, dalam arti yang benar benar mantap, seseorang
bertanggung jawab terhadap objek yang dipelajari, untuk selanjutnya menjadi sesuatu
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang mana
Proses pembelajaran adalah kondisi yang digerakan oleh pendidik, agar peserta
(berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab). Adanya penerapan BMB3
dalam proses pembelajaran membuat pemberian materi pembelajaran akan meresap lebih
dalam, bukan sekedar menyentuh pikiran (kognitif), tetapi juga membentuk sikap
Kegiatan Belajar merupakan dinamika pokok yang harus ada baik dalam suasana
HAL. 22
belajar maupun dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa kegiatan belajar maka Pendidikan
Belajar adalah upaya menguasai sesuatu yang baru melalui dinamika BMB3’ Dari
5. Bersyukur dan ikhlas: dari tidak bersyukur dan ihlas mejadi bersyukur dan ikhlas.
a. Tujuan Belajar
Untuk mencapai tujuan proses belajar perlu adanya suasana belajar yang
mana suasana belajar adalah insan-insan yang berupaya untuk menguasai sesuatu
yang baru dalam kelima dimensi tersebut. Melalui usaha belajar itulah peserta
adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam bentuk kegiatan
pembelajaran.
tujuan dari sebuah sistem pendidikan yang secara langsung berperan sebagai
subjek atau individu yang perlu mendapatkan pengakuan dari lingkungan sesuai
pembelajaran yang mana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya sebagaimana yang dikehendaki oleh Sang Maha Pencipta yaitu yang
berlebel KDMB yang hidup mandiri dan mampu mengendalikan diri melalui
b. Materi Pembelajaran
yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam perkembangan dirinya secara
mendasar substansi yang dimaksud itu diturunkan dalam kasanah HMM dalam
- Pengendalian diri
- Kepribadian
- Kecerdasan
- Akhlak mulia
Selain hal diatas materi pembelajaran untuk peserta didik meluas kepada
kehidupan yang berkarakter cerdas, bersih, KES, mandiri dan pengendalian diri,
serta KDMB, yang semua itu mengarah kepada kondisi integritas. Yang dalam
HAL. 24
Kerangka pengembangan materi pembelajaran
Daya Taqwa
• Enam fokus pembinaan
Daya Cipta
• Tuntutan kehidupan : KC, Pancasila, Bersih, KES, Mandiri
Daya Rasa
dan mengendalikan diri, dan integritas
Daya Karsa
• Kondisi KES-T
Daya Karya
c. Proses Pembelajaran
mendapatkan high touch dan high tech dari seorang pendidik, dimana kedua hal
- Penguatan dari pendidik atas hal-hal positif yang dilakukan peserta didik
pendidik.
HAL. 25
- Diterapkan metode pembelajaran secara tepat dan efektif oleh pendidk,
progresif memperkembangkan.
harus aktif melalui tahap DCT (diperoleh, dicatat, dan diterapkan) dalam makna
mengatasi kondisi “hasil belajar” yang bernuansa 5-H, yaitu harus hapal sesuatu
yang hampa tanpa makna; kalau peserta didik tidak hapal diberi hardikan atau
(sebagai akibat 5-H tersebut) yaitu peserta didik sekedar datang kesekolah,
HAL. 26
Sesuai dengan skema mengenai situasi pendidikan
B. PILAR PENDIDIKAN
merupakan usaha sadar dan terencana secara professional oleh pendidik agar peserta
perangkat pendidikan profesional yang didukung oleh dua pilar, yang di sini disebut
HAL. 27
1. Kewibawaan
penerimaan dan pengangkatan peserta didik oleh pendidik di satu sisi, dan
pendidik oleh peserta didik pada sisi yang lain. Masing-masing menjadi subjek
manifestasinya itu, kewibawaan meliputi lima unsur utama, yaitu (1) pengakuan
dan penerimaan, (2) kasih sayang dan kelembutan, (3) penguatan, (4) tindakan
diri peserta didik. Atas dasar kesadaran dan pemahaman itu pendidk
HAL. 28
dan penerimaan ini merupakan dasar bagi sikap dan perlakuan pendidik yang
peserta didik pada gilirannya akan menumbuhkan hal yang sejalan pada diri
peserta didik terhadap pendidik. Dengan cara demikian itu akan terjadilah
atas kondisi HMM yang melekat pada diri peserta didik, sedangkan
yang nyaman dari pribadi pendidik yang dirasakan oleh peserta didik, melalui
antara peserta didik dan pendidik seperti itu menjadi dasar bagi
hubungan yang berawal dari pendidik kepada peserta didik, dalam bentuk
sosio-emosional yang sejuk, hangat dekat, akrab dan terbuka, serta permisif
HAL. 29
dan fasilitatif-konstruktif yang bersifat pengembangan terhadap peserta
dengan fokus yang terarah pada kepentingan dan kebahagiaan peserta didik
belah pihak membuka diri dan saling memasuki serta mendalami secara lebih
intensif.
c. Penguatan
pada diri peserta didik. Apa yang dikuatkan tidak lain adalah hal-hal positif
yang ada pada didri peserta didik, terutama tingkah laku positif yang
peserta didik akan semakin kaya dengan berbagai tingkah laku positif yang
dengan sikap dan perlakuan kasih sayang dan kelembutan. Tidaklah demikian
untuk mengubah tingkah laku peserta didik yang kurang dikehendaki melalui
HMM dan hubungan baik antara pendidik dan peserta didik. Dengan TTM
HAL. 30
itu pendidik konsisten terhadap HMM, tujuan pendidikarn, pengakuan dan
HMM, tujuan pendidikan serta hubungan peserta didik dan pendidik itu dapat
penguatan dan TTM, yang seluruhnya positif dan normatif itu, diharapkan
dapat diterima dan bahkan ditiru oleh peserta didik. Satu hal yang menjadi
mengandung materi yang "sudah jadi" dan diharapkan diikuti atau diterima
HAL. 31
olch peserta didik. Materi pengarahan lebih bersifat instruktif dibanding
mengikutinyak
2. Kewiyataan
diturunkan dari tujuan dan fokus pendidikan untuk dilaksanakan dengan arahan
operasional isi atau substansi, isi atau substansi tujuan yang dimaksud berada
cipta, rasa,karsa dan kaya peserta didik, yang beronientasi panca citra dalam
HAL. 32
Materi pembelajaran mengacu kepada kondisi dan pengembangan
pengetahuan, teknologi, senidan agama, dari hal yang paling kecil dan
pembelajaran.
demi kepentingan peserta didik. Agar materi pembelajaran itu dapat diproses
pendekatan, metode dan cara-cara yang tepat agar materi pembelajaran dapat
peserta didik. Pengaktifan daya takwa, cipta, karsa, dan karya dalam
HAL. 33
aktivitas belajar dengan prinsip motivasi instrinsik dan kemandirian menjadi
laboratorium, studio, dan bengkel. Dalam pada itu, alat bantu pembelajaran
tidak terbatas pada materi yang ada di dalam kelas ataupun ruangan,
metode pembelajaran.
mengacu kepada berbagai substansi yang dapat dan perlu dijadikan sumber
alat bantu pembelajaran. Unsur-unsur lingkungan itu dari yang paling jauh,
pembelajaran.
suasana yang terjadi dan dirasakan ditempat dan lokasi di mana kegiatan
HAL. 34
belajar terselenggara, dari ruangan belajar di sekolah, kamar belajar di rumah,
dan nyaman sehingga peserta didik betah belajar di sana. Masalah suhu,
cahaya, kebersihan, luasnya tempat dan lokasi serta kualitas bangunan tempat
kondisi jasmaniah sehat dan bugar individu yang akan menunjang bagi
hasil yang diperoleh itu. Lebih jauh, untuk mengetahui keberhasilan yang
tindak lanjut, seperti apa yang sering disebut pembelajaran perbaikan dan
pengayan.
HAL. 35
3. Pilar Budaya Nasional
proses pembelajaran. Istilah "ingngarso sung tolodo, ing madyo bangun karso,
tutwuri handayani yang diambil dan khasanah budaya Jawa telah sejak lama
pendidikan ini sekarang menjadi motto Depdikbud. Pilar ini sangat tepat
"sentuhan tingkat tinggi” yang dapat dibahasa Inggris-kan dengan kata high
touch. Dalam kaitan ini, untuk kewibawaan yang tinggi tentunya dapat
pembelajaran tingkat tinggi itu dapat berupa “praktik tingkat tinggi” yang dapat
sebagai dua pilar budaya nasional itu, perlu digabung menjadi kesatuan
HAL. 36
pescrta didik, maupun rendahnya mutu pembelajaran dan pendidikan pada
menjadi bagian integral dan upaya yang disebut pendidikan, yaitu Harkat dan
utama, yaitu kewibawaan (high touch dan kewibawaan high tech). Substansi
dari kelima hal tersebut di dapat dirangkai dan disistematiskan menjadi satu
menjadi konsep dasar tentang pendidikan yang menjadi pegangan bagi pendidik
pembelajaran. Peta konsep ini dapat dipelajari dan lebih lanjut dilaksanakan
dalam wujud praktik pendidikan dengan kerangka keilmuan yang solid. Dengan
peta konsep ini arah praktik pendidikan yang akan dilaksanakan dapat
HAL. 37
Demikianlah proses pemisahan dan penyatuan kembali antara teori praktik serta
praktik dan teori dapat dilaksanakan secara profesional yang mana semuanya itu
referensi dari berbagai keilmuan lain yang ada seperti psikologi, sosiologi,
antropologi, sastra, teknologi, seni dan bahkan budaya dan agama. Ilmu
sosiologi dan lain-lain itu, melainkan ilmu yang mandiri , duduk sama rendah
dan berdiri sama tinggi dengan ilmu-ilmu lain yang disebutkan itu. llmu
pendidikan merupakan ilmu yang jelas dan kuat dengan ontologinya sendiri,
kaidah keilmuan pendidikan, dan dengan aksiologinya yang konkrit dan dapat
berarti bahwa bidang-bidang keilmuan lain, teknologi, seni budaya dan agama
pendidikan profesi.
HAL. 38
DAFTAR PUSTAKA
HAL. 39