Anda di halaman 1dari 7

I’JAZ BALAGHI

Disusun
O
L
E
H

Heriansyah Harahap
(45.12.3.007)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SU


FAKULTAS USHULUDDIN
TAFSIR HADITS INTERNASIONAL
MEDAN
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI                   ..................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN     .............................................................................................. ii
BAB II : PEMBAHSAN         .............................................................................................. 1
A.     Pengertian I’jaz Balaghi............................................................................................. 1
B.     Macam-Macam I’jazul Qur’an ................................................................................. 2
C.     Contoh I’jazul Qur’an  .................................................................................... 4
BAB III : PENUTUP               .............................................................................................. 5
A.     Kesimpulan .............................................................................................................. 5
B.     Kritik/Saran          ..................................................................................................... 5
REFERENCE  .....................................................................................................................

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Di dunia yang begitu luas ini, Allah SWT menciptakan berbagai makhluk, gunung-
gunung yang besar, lautan yan besar dan berombak dan samudera yang luas. Demikianlah Allah
menciptakan alam semesta ini atas kuasaNya dan kepada manusia, Allah memberikan beberapa
keistimewaan. Di antaranya adalah kemampuan berpikir yang digunakan untuk membukakan
rahasia-rahasia unsur-unsur kekuatan yang tersembunyi di alam ini.
Begitu pula para nabi yang di utus oleh Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan
manusia terhadap pesan dan misi yang dibawa oleh Nabi. Dan mukjizat itu selalu dikaitkan
dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap nabi (Harun Sihab,
dalam Rosihon Anwar, 2009:9). Namun apakah suatu mukjizat itu dapat ditandingi?
Berdasarkan alasan di atas. Maka makalah ini membahas topik tentang i’jaz Al-Qur’an. Dimana
akan dijelaskan mengenai dasar pembahasan i’jaz Al-Qur’an dan keindahan dari segi-segi
kemukjizatan Al-Qur’an.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1.      Apakah pengertian i’jaz Balaghi?
2.      Apakah macam-macam i’jaz Al-Qur’an itu?
3.      Bagaimana contoh i’jaz balaghi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian I’jaz Balaghi


I’jaz Balaghi terdiri dari dua kata, yaitu I’jazun dan Balaghotun. Al-mu’jizat adalah
bentuk kata Muannats dari kata mudzakkar al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fa’il dari kata kerja
(fi’il) a’jaza. Secara harfiah, mu’jizat mempunyai arti lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak
sanggup dan tidak kuasa. Al-‘ajzu adalah lawan kata dari al-qudroh, yang berarti sanggup,
mampu atau kuasa.[1]
Dalam hal ini, istilah mu’jiz atau mu’jizat lazim diartikan dengan al-‘ajib, artinya sesuatu
yang ajaib (menakjubkan atau mengherankan) karena orang atau pihak lain tidak ada yang
sanggup menandingi atau menyamai sesuatu itu. Juga sering diartikan dengan suatu yang
menyalahi tradisi.[2]
Dalam al-qur’an, kata a’jaza dalam berbagai bentuk terulang sebanyak 26 kali dalam 21
suroh dalam 25 ayat. Dan a’jaza dalam al-qur’an digunakan dalam beberapa pengertian di
antaranya “tidak mampu”, seperti dalam firman Allah :

‫ت َأ ْن َأ ُكونَ ِم ْث َل هَـ َذا ْالغُ َرا ِ ُأ‬


ُ ‫اري َسوْ ءةَ َأ ِخي ِه قَا َل يَا َو ْيلَتَا َأ َع َج ْز‬
َ‫وْ ءة‬L‫ي َس‬ ِ ‫ َو‬Lَ‫ب ف‬
َ ‫ار‬ ِ ْ‫ث فِي اَألر‬
ِ ‫ض لِي ُِريَهُ َك ْيفَ يُ َو‬ ُ ‫ث هّللا ُ ُغ َرابا ً يَ ْب َح‬
َ ‫فَبَ َع‬
َ‫َأ ِخي فََأصْ بَ َح ِمنَ النَّا ِد ِمين‬

“kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak supaya menggali bumi (tanah) untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) tentang bagaimana seharusnya ia menguburkan
saudaranya( Habil). Berkata Qabil : “Aduhai, celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini, lalu aku pun dapat menguburkan mayat saudaraku ini ?” karena itu,
maka jadilah dia (Qabil) salah seorang di antara orang-orang yang menyesal.[3]

Dalam ayat di atas, digunakan untuk pengertian tidak mampu atau tidak sanggup. Dalam
kamus al-mu’jam al-wasit, mu’jizat dirumuskan dengan :
‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تأييدا لنبوته‬
“sesuatu yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah di atas kekuasaan
seorang Nabi untuk memperkuat kenabiannya.”[4]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mu’jizat diartikan sebagai “kejadian ajaib yang
sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia”. Pengertian ini tidak sama dengan pengertian
kata tersebut dalam istilah agama islam.[5]
Ada juga yang berpendapat bahwa mu’jizat itu adalah “Suatu tindakan di luar kekuasaan
manusia, atau suatu ketidak mungkina menurut akal, sehingga menimbulkan kekaguman.[6]
Sedangkan balaghah menurut ulama adalah :
‫أن يكون الكالم مطابقا لمقتضى أحوال المخاطبين مع فصاحته‬
            “bahwa perkataan (kalam) yang disampaikan sesuai dengan keadaan pendengarnya
dengan kata-kata yang fasih(jelas).[7]
Jadi, i’jaz balghi adalah kemukjizatan segi sastra balaghahnya, sebab setiap kalimat yang
ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat tersebut.

B.     Macam-Macam I’jazul Qur’an


Penjelasan mengenai macam-macam I’jazul Qur’an ini memiliki perbedaan di kalangan
ulama karena berbeda-beda dalam tinjauannya. Berikut beberapa keterangan mengenai macam-
macam I’jazul Qur’an antara lain:
Dr. Abd. Rozaq Naufal, dalam kitab Al I’jazu Al Adadi lil Qur’anil Karim, menjelaskan
bahwa I’jazil Qur’an ada 4 macam yaitu:
1.      Al-I’jazul Balaghah, yaitu kemu’jizatan segi sastra balaghahnya.
2.      Al-I’jazul Tasyri’i, yaitu kemu’jizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya, yang muncul
pada masa penetapan hukum-hukum syariat Islam.
3.      Al-I’jazul Ilmu, yaitu kemu’jizatan segi ilmu pengetahuan, yang muncul pada masa kebangkitan
ilmu dan sains di kalangan umat Islam.
4.      Al-I’jazul Adadi, yaitu kemu’jizatan segi kuantity atau matematis.[8]
Sedangkan meenurut Imam Al-Khoththoby (wafat 388 H) dalam buku Al-Bayan Fi I’jazil
Qur’an sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Djalal, mengatakan bahwa kemu’jizatan Al
Qur’an terfokus pada bidang kebalaghahan saja. Jadi hanya ada I’jazul Balaghi yang mencakup
kefasihan lafal, kebaikan susunan yaitu keserasian susunan huruf-hurufnya dan ketertiban
kalimat-kalimatnya, serta keindahan makna. Ulama yang sepaham dengan Imam Al-Khoththoby
yang berorientasi pada balaghah saja antara lain ; Imam Ali bin Isa Ar Ramany (wafat 384 H),
kitab An Naktu Fi I’jazil Qur’ani Al Balaghi dan Syekh Musthafa Shodiq Ar Rafii, kitab I’jazul
Qur’an Al Balaghatu An Nabaawiyyatu.
Beberapa pendapat ulama yang menguatkan pendapat di atas, di antara aspek
kemu’jizatan al-qur’an itu ialah dari segi balagah nya, yang mempunyai tingkat tinggi dan tidak
ada bandingannya. Ini adalah pendapat ahli bahasa arab yang gemar akan bentuk-bentuk makna
yang hidupdalam untaian kata-kata yang terjalin kokoh retorika yang menarik.[9]
Hal itu menunjukan al-Quran merupakan pedoman yang tidak mengenal waktu bahkan
semakin maju ilmu pengetahuan maka al-Quran akan semakin menunjukan validitas
kemukjizatannya Bukan hanya maknanya yang multi tafsir gaya bahasanya pun tidak akan ada
yang bisa menandinginya walupun seluruh manusia dan jin berkongsi sepakat membuat satu ayat
saja yang dapat menandingi kebalaghahan al-Quran sebagaimana Allah berfirman dalam Al-
Qur’an :
ً‫ْض ظَ ِهيرا‬ ُ ‫آن الَ يَْأتُونَ بِ ِم ْثلِ ِه َولَوْ َكانَ بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬ ْ ُ‫ت اِإل نسُ َو ْال ِج ُّن َعلَى َأن يَْأت‬
ِ ْ‫وا بِ ِم ْث ِل هَـ َذا ْالقُر‬ ِ ‫قُل لَِّئ ِن اجْ تَ َم َع‬
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”[10]
C.     Contoh ke-balaghan Al-Qur’an
Di dalam ayat-ayat yang terdapat di  dalam Al-Qur’an, terdapat nama-nama Allah yang
sangat mulia (Asma Al-Husna), seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, yang artinya Maha Pengasih dan
Maha  Penyayang. Sekalipun sebenarnya arti Ar-Rahman dan Ar-Rahim tidak sama dengan
makna Pengasih dan  Penyayang.
            Allah berfirman :
َ َّ‫ ُر ِإن‬L‫ك ْال َخ ْي‬
‫ ْي ٍء‬L‫ك َعلَ َى كُلِّ َش‬ َ ‫ع ْال ُم ْل‬
َ ‫ك ِم َّمن تَ َشاء َوتُ ِع ُّز َمن تَ َشاء َوتُ ِذلُّ َمن تَ َشاء بِيَ ِد‬ َ ‫ك تُْؤ تِي ْال ُم ْل‬
ِ ‫ك َمن تَ َشاء َوت‬
ُ ‫َنز‬ ِ ‫قُ ِل اللَّهُ َّم َمالِكَ ْال ُم ْل‬
‫قَ ِدي ٌر‬
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau Berikan
kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau Kehendaki, dan Engkau Cabut kekuasaan dari siapa
pun yang Engkau Kehendaki. Engkau Muliakan siapa pun yang Engkau Kehendaki dan Engkau
Hinakan siapa pun yang Engkau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh,
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”[11]
Shigoh ke balaghoh an ayat tersebut adalah terdapat pada kalimat qadiir (‫)قدير‬, yang tidak
hanya qadir (‫قادر‬ ) mampu atau kuasa, akan tetapi sangat mampu berbuat dalam hal apapun.
Begitu juga dengan sifat-sifat nama-nama Allah yang lainya, yang menggambarkan
betapa dan sangat Allah berkuasa dalam hal apapun.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
I’jaz Balaghi terdiri dari dua kata, yaitu I’jazun dan Balaghotun. Al-mu’jizat adalah
bentuk kata Muannats dari kata mudzakkar al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fa’il dari kata kerja
(fi’il) a’jaza. Secara harfiah, mu’jizat mempunyai arti lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak
sanggup dan tidak kuasa. Al-‘ajzu adalah lawan kata dari al-qudroh, yang berarti sanggup,
mampu atau kuasa.
‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تأييدا لنبوته‬
“sesuatu yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah di atas kekuasaan
seorang Nabi untuk memperkuat kenabiannya.
Jadi, i’jaz balghi adalah kemukjizatan segi sastra balaghahnya, sebab setiap kalimat yang
ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat tersebut.
B.     Kritk/Saran
Demikian lah makalah ini dibuat, kalau ada kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

[1] Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta : Rajawali Pers, Cet I, 2013), Hal.154


[2] Ibid
[3] Suroh Al-Maidah : 5
[4] Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta : Rajawali Pers, Cet I, 2013), Hal.154
[5] M.Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, ( Bandung : Mizan, Cet I, 1997), Hal.23
[6] Ahmad Deedat, Al-Qur’an Mu’jizat Dari Segala Mu’jizat, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press,
Cet I, 1996), Hal.14
١٩ .‫ ه) ص‬١٤ ٢٢ ,‫ المستوى الرابع‬: ‫ (رياض‬,‫ سلسلة تعليم اللغة العربية‬,‫محمد بن سعود اإلسالمية‬ ]7[
[8] https://www.facebook.com/Islamic.Road.Love/posts/10151445026735876
[9] Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar,
Cet I, 2006) Hal.328
[10] Suroh Al-Isra’ : 88
[11] Suroh Ali Imran : 26

Anda mungkin juga menyukai