MAKALAH
IJAZ AL – QUR’AN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : ‘Ulumul Qur’an
Disusun oleh :
Fatih
JAKARTA
1
[Type text]
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul ahruf sab’ah dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ustadz Khaleed Zaenal pada mata kuliah
Ulumul Qur’an. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ustadz Khaleed Zaenal selaku guru mata
kuliah Ulumul Qur’an. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
2
[Type text]
Contents
MAKALAH.....................................................................................................................................1
IJAZ AL – QUR’AN.......................................................................................................................1
Fatih.................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
3
[Type text]
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal manusia yang terbatas dan terpaku
dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab akibat yang telah kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu
yang tidak sejalan dengan logika atau hukum yang berlaku. Manusiadengan akal yang dimilikinya tidak mampu
merenungkan ciptaan Allah di muka bumi dan di alam semesta. Mereka tidak mencoba untuk menyempatkan diri
mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis pada alam semesta. Sehingga Allah mengutus setiap rasul pada
kaumnya. Kemudian bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan mukjizat sebagai tandingan terhadap
kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang ditengah-tengah kaumnya. Kemampuan luar biasa atau yang lebih
sering dikenal sebagai mukjizat yang dimiliki oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar
biasa yang ada di kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup melawan dan muncullah perasaan
lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya membawa mereka pada keimanan dengan risalah yang dibawa oleh
rasul. Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran merupakan suatu mukjizat tersendiri, dimana para peneliti tidak
bisa mencapai kesempurnaan dari setiap sisi-sisi kemukjizatannya. Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar
kemukjizatan Alquran akan penulis coba paparkan jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke depan
makalah ini dapat memberi pencerahan bagi kita semua.
Rumusan masalah
Tujuan Masalah
4
[Type text]
5
[Type text]
BAB 2
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN IJAZ QURAN DAN MUKJIZAT
c. Pengertian mukjizat:
ً هي أمر خارق للعادة مقرون بالتحدي سالم عن المعارضة يظهر على يد مدعي النبوة موافقا
لدعواه
Mukjizat adalah Sebuah perkara luar biasa (khoriqun lil ‘adah) yang disertai tantangan (untuk
menirunya), yang Selamat dari pengingkaran, dan muncul pada diri seorang yang mengaku nabi
menguatkan /menyesuaikan dakwahnya.
Kata mukjizat dari segi bahasa berarti melemahkan, menundukkan, atau ketidak
mampuan mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti suatu perkara yang tidak
dapat dilakukan manusia baik secara individu maupun kolektif. Dikehendaki dengan i’jaz dalam
pembahaan ini ialah:
6
[Type text]
Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang
dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang
Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih,
hal ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat.
Al-Qur’an digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk menentang orang-orang pada masanya
dan generasi sesudahnya yang tidak mempercayai kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah
(bukan ciptaan Muhammad) dan risalah serta ajaran yang dibawanya. Terhadap mereka,
sungguhpun memiliki tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi di bidang bahasa Arab, Nabi
memintanya untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan :
7
[Type text]
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
3. Mendatangkan satu surat saja yang menyamai surat-surat yang ada dalam
Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan oleh surat Al-Baqarah (2) ayat: 23
ْ ور ٍة ِم ْن ِم ثْ لِ ِه َو
اد عُ وا َ س
ِ ِ ِ ٍ و إِ ْن ُك ْن ت م فِ ي ر ي
ُ ب م َّم ا َن َّز لْنَ ا َع لَ ٰى َع ْب د نَا فَ أْتُ وا ب َْ ُْ َ
ين ِ ُش َه َد اء ُك م ِم ن ُد
ِ ِ ون اللَّ ِه إِ ْن ُك ْن تُ م
َ ص اد ق
َ ْ ْ ْ َ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Sejarah telah membuktikan bahwa orang-orang Arab temyata gagal menandingi Al-Qur’an.
Inilah beberapa catatan yang memperhatikan kegagalan itu :
1. Musailamah bin Habib al-Kadzdzab yang mengaku sebagai Nabi juga pernah berusaha
mengubah sesuatu yang mirip dengan ayat-ayat Al-Qur’an. la mengaku bahwa dirinya
pun mempunyai Al-Qur’an yang diturunkan dari langit dan dibawa oleh malaikat yang
8
[Type text]
له خرطوم طويل وذنب وثيل ومل ذاك من خلق ربنا يقيل.الفيل ما الفيل وما أدراك ما الفيل
“Gajah, apakah gajah, tahukah engkau apa gajah? Dia mempunyai belalai yang panjang, dan
ekor yang mantap. Itu bukanlah bagian dari ciptaan Tuhan kita yang kecil.
2. Diceritakan bahwa Abu al-A’la al-Mu’arri, al-Mutanabbi, dan Ibn al-Maqaffa juga
berusaha menandingi Al-Qur’an. Namun sebelum memulainya, mereka merasa malu
sendiri kemudian memecahkan pena serta merobek-robek kertasnya. Diceritakan pula
bahwa ketika hendak menandingi Al-Qur’an Ibn al-Muqaffa tiba-tiba mendengar seorang
anak kecil membacakan ayat:
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan
airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit
Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim".
Ketika itu pula, ia merobek-robek apa saja yang telah dikumpulkan dan merasa malu
tampil di depan khalayak ramai setelah peristiwa itu, ia mengucapkan kata-katanya yang
masyhur.
9
[Type text]
a. Mukjizat Material Inderawi Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh umat-umat
tempat nabi-nabi menyampaikan risalah.
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi
ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam
kobaran api yang sangat besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular;
penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain, kesemuanya
bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir
dengan wafatnya mereka.
b. Mukjizat Immaterial Logis Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu
Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi
atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa
tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya
dimana dan kapan-pun. Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok :
10
[Type text]
11