Anda di halaman 1dari 11

KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Nasifudin Al A’la 2120150985


Ananda Zhauharotul Mutiara Jannah 2120131003
Siti Zulfatul Afifah 2120130984

KELAS A1 LK

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA


JURUSAN ALL PRODI
PROGRAM STUDI ALL PRODI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin,Segalapujihanyalayakkitapanjatkan
kehadirat Allah Swt. Tuhanserusekalianalamatassegalaberkat, rahmat,
taufik, sertahidayah-Nya yang tiadaterkirabesarnya, sehinggapenulisdapat
menyelesaikanmakalah yang berjudul ”[KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN]”.
Penulismemperoleh
banyakbantuandariberbagaipihakataspenyusunanmakalahini, karena itu
penulismengucapkanterimakasih yang sebesar-besarnyakepadaDosen
pengampu Mata KuliahStudi Quran, Bapak Ahmad Saiful Rizal,M.Pd. yang
telahmemberikandukungan, dan kepercayaan yang begitubesar. Semoga
semuainibisamemberikansedikitkebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebihbaiklagikedepannya. Meskipunpenulisberharapisidarimakalahini
bebasdarikekurangan dan kesalahannamuntakadagading yang takretak,
penulissenantiasamengharapkankritik dan saran yang membangun agar
makalahinidapatlebihbaiklagi.Akhir kata, penulisberharapmakalahinidapat
bermanfaatbagisemuapembaca.

Blora,.. September 2021

Penyusun
Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................    i
DAFTAR ISI............................................................................................     ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah............................................  
B. Rumusan masalah......................................................   
C. Tujuan......................................................................    

BAB II PEMBAHASAN

A. FungsiatauKedudukan Utama Al- Qur’an


B. PengertianI’jaz Al-Qur’an...............................    
C. Mengidentifikasi dan Menggambarkan
D. Kemu’jizatan Qur’an......................................
E. Bukti Kemu’jizatan Al-Qur’an.........................      

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................  
B. Saran..................................................................    
 
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................      
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Allah SWT, tak
terkecuali al-Qur`an, al-Qur`an merupakan salah satu mukjizat terbaik dan
terbesar yang diturunkan oleh Allah SWT melalui perantara malaikat  jibril
kepada Nabi Muhammad SAW. Allah menurunkan al-Qur`an dengan tujuan
untuk dijadikan sebagai sumber atau landasan hukum islam dan untuk
menantang orang-orang yang tidak percaya atas kerasuln Nabi Muhammad
SAW. Dan pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan tentang
“Kemukjizatan Al-Qu`ran” secara ringkas dan jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian “mukjizat” menurut para ahli ?
2. Apa saja macam-macam “mukjizat” berdasarkan sifatnya ?
3. Bagaimana “Kemukjizatan Al-Qur`an” ?  
4. Apa saja segi-segi “Kemukjizatan Al-Qur`an” dalam kehidupan ?

C. Tujuan Masalah
Kita mempelajari “Kemukjizatan Al-Qur`an”, agar kita memiliki wawasan
yang cukup luas tentang ilmu tersebut dan hal ini dapat kita renungkan bahwa
Allah sangatlah Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Mukjizat
Secara etimologi mukjizat adalah kata  ‫ يعجز‬-‫أعجز‬  ‫إعج از‬-dari yang
bermakna melemahkan atau menetapkan kelemahan. Sedangkan ‫إعجا‬
‫ز‬ (kemukjizatan) adalah ketidakmampuan seseorang melakukan sesuatu yang
merupakan lawan dari ketidakberdayaan. (1)

Pengertian mukjizat menurut para ahli secara terminologi, antara lain:

a) Dalam kitab  ‫مباحثفيعلومالقرأن‬ karangan Mannā` Khalīl al-Qaṭṭān, beliau


menjelaskan bahwa mukjizat ialah sesuatu hal luar biasa yang disertai
tantangan dan selamat dari perlawanan. Nabi Muhammad SAW memiliki
mukjizat yang berupa al-Qur`an Al-karim yang digunakan untuk
menantang orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Nabi utusan
Allah. (2)
b) Menurut Imam as-Suyuṭi “Mukjizat dalam syara` adalah kejadian yang
melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada
tandingan”. (3)
c) Dalam buku “Sejarah Al-Qur`an”  karangan Drs. H.A. Mustofa, beliau
menjelaskan bahwa mukjizat ialah suatu hal atau perbuatan  yang luar
biasa, yang dijadikan Tuhan timbul dari Rasul-rasulNya, dan Rasul-rasul
tersebut minta tandingan kepada orang-orang yang tidak mempercayai
kerasulannya, supaya orang-orang tersebut mencoba pula melakukan hal-
hal seperti yang telah dilakukan Rasul-rasul tersebut, dan ternyata orang-
orang itu tidak dapat menandingi keajaiban tersebut. Dengan demikian
terbuktilah kebenaran Rasul-rasul tersebut. [4]

2. Macam-macam Mukjizat

Macam-macam mukjizat berdasarkan sifatnya, antara lain:


a) Mukjizat yang bersifat material yakni dapat dicerna oleh pancaindra,
namun melawan hukum alam. Mukjizat yang bersifat ini sering diturunkan
sebelum masa Nabi Muhammad, seperti pada masa Nabi Isa AS, Nabi Isa
dapat menghidupkan orang mati. Melihat hal ini, dapat disimpulkan bahwa
keajaiban yang dilakukan oleh Nabi Isa AS dapat dicerna oleh pancaindra
manusia, tetapi secara logika hal ini sangatlah mustahil dan melawan
hukum alam.
b) Mukjizat yang bersifat rasional yakni yang semuanya dapat dicerna
melalui daya nalar. Setiap manusia menerimanya sesuai dengan
kemampuan daya paham, nalar, dan kemampuannya untuk membedakan
antara yang baik dan yang buruk. Menurut Imam as-Suyuṭi “bahwa
sebagian besar mukjizat yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad
SAW berbentuk rasional. Karena, kecerdasan dan kesempurnaan
pemahaman mereka. Karena syariat ini akan tetap abadi pada lembaran
sejarah umat manusia sampai kiamat, maka al-Qur`an dispesifikasikan
dengan mukjizat akal yang abadi. Tujuannya agar dapat dianalisis oleh
mereka yang mempunyai penalaran.” [5]

3. Kemukjizatan Al-Qur`an dalam Tahapan Tantangan Ayat Al-


Qur`an

Mukjizat Al-Qur`an adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat di


dalam al-Qur`an. [6] Berarti bukti kebenaran yang datang bukan dari luar al-
Qur`an. Contohnya dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang berisi tahap-
tahapan tantangan Allah SWT kepada setiap orang yang meragukan
kebenaran al-Qur`an sebagai firman-Nya dan Nabi Muhammad sebagai
utusan-Nya. Dan gaya bahasa al-Qur`an dalam tantangan (

‫)أس لوبالقرأنفيالتحدي‬ Allah itu ada dua yakni,  ‫التح ديالعا‬


‫م‬dan ]7[ .‫ التحديالخاص‬Dan Nabi Muhammad menantang orang Arab agar
membuat semisal dengan al-Qur`an melalui 3 tahapan, yaitu:
‫ورة‬ ‫ ثمتحداهمبس‬,‫ورمنه‬ ‫ ثمتحداهمبعشرس‬,‫تحداهمبالقرأنكله‬
]8[.‫واحدةمنه‬
Berikut ayat yang berisi tantangan Allah , antara lain:
a) Allah SWT menantang mereka untuk membuat semisal “keseluruhan Al-
Quran” sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Isra`(17): 88,   
ْ‫ َلِئ ِناجْ َت َم َعتِااْل ِ ْنس َُو ْال ِج ّنا َ ْن َيْأ ُت ْو ِابم ِْثل ِٰه َذاالقُرْ َأ ِنالَ َيْأ ُت ْو َن ِبم ِْثل ِِه َو َل ْو َكا َن َع َلى َبع‬  ‫قُ ْل‬
]۸۸[‫ظ ِهيْرً ا‬ َ ٍ‫ض ُه ْملِ َبعْ ض‬ ُ
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa dengan Al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.”
Yang menjelaskan bahwa manusia dan jin tidak akan mampu membuat
sesuatu yang serupa dengan uslub al-Qur`an meskipun mereka saling
bantu-membantu satu sama lain. Tantangan ini termasuk ‫التحد‬  ‫العام‬

‫ي‬ karena diperuntukkan untuk seluruh makhluk Allah yang meragukan


kebenaran al-Qur`an pada masa dahulu hingga sekarang.
Dan juga tercantum dalam Q.S. aṭ-Ṭur (52): 33-34,
َ ‫واب َح ِديْثم ِّْثل ِِه ِا ْن َكا ُن ْوا‬ ‫ْأ‬
]۳٤[‫صا ِد ِقيْن‬ ِ ‫ َف ْل َي ُت‬ ]۳۳[‫ون‬
َ ‫ِم ُن‬ ‫اَمْ َيقُولُو َن َت َقوّ َل ُه َب ْلالَّيُْؤ‬
“ataukah mereka menyatakan bahwa dia (Muhammad) membuat-
buatnya. Sebenarnya mereka tidak beriman, maka hendaklah mereka
mendatangkan ucapan semisal al-Qur`an jika mereka orang-orang yang
benar (dalam tuduhan mereka)”
Mereka yang meragukan kebenaran al-Qur`an tidak dapat melayani
tantangan tersebut dengan dalih bahwa “kami tidak mengetahui sejarah
umat terdahulu”. Ayat ini termasuk ‫التح ديالخاص‬, karena di
peruntukkan untuk orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an pada
masa turunnya al-Qur`an.
b) Maka untuk tahap kedua Allah SWT meringankan tantangan itu dengan
firman-Nya, sebagaimana tercantum dalam QS. Hud. (11): 13,
‫اَمْ َيقُ ْولُ ْو َنا ْف َت ٰر ُهقُ ْل َفْأ ُت ْو ِاب َع ْشرس َُو ٍرم ِّْثل ِِه ُم ْف َت َر َيتٍوَّ ْادع ُْوا َمنِاس َت َطعْ ُت ْم ِّم ْن ُد ْونِال‬
]۱۳[‫صا ِد ِقيْن‬ َ ْ‫له ِا ْن ُك ْن ُتم‬
“Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat
al-Qur`an (lalu dikatakannya bahwa itu dari tuhan).” Katakanlah,
“(kalau demikian) maka datangkanlah sepuluh surah saja yang dibuat-
buat yang menyamainya dan panggillah orang-orang yang kamu
sanggup memanggilnya selain Allah jika kamu memang benar (dalam
tuduhan kamu).”
Namun, tantangan tahap kedua pun tak dapat dilayani oleh mereka
sedangkan mereka tetap tidak mengakui kebenaran al-Qur`an. Ayat ini
termasuk ‫التحديالخاص‬.
c) Maka untuk tahap ketiga Allah tetap menantang mereka tetapi lebih
ringan daripada tantangan-tantangan sebelumnya, sebagaimana tercantum
dalam Q.S. Yunus (10): 37,
‫اَمْ َيقُ ْولُ ْو َنا ْف َت ٰر ُهقُ ْل َفْأ ُت ْو ِابس ُْو َر ٍةم ِّْثل ِِه َو ْادع ُْوا َمناس َت َطعْ ُتمْ ِّم ْن ُد ْونِالله ِا ْن ُك ْن ُت ْم‬
]۳۷[‫صا ِد ِقيْن‬ َ
“Atau patutkah mereka berkata, “Dia (Muhammad) membuat-
buatnya ?” Katakanlah (kalau benar tuduhan kamu itu), maka buatlah
satu surah semacamnya dan panggillah siapapun yang dapat kamu
panggil selain Allah, jika kamu benar (dalam tuduhamu).”
Ayat ini termasuk ‫التحديالخاص‬.
d) Ketiga tahapan tersebut diturunkan Allah ketika Nabi Muhammad masih
berada di mekkah. Dan Allah menurunkan wahyu yang berisi tentang
tantangan tahap yang keempat kepada Nabi Muhammad ketika berhijrah
ke Madinah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Baqarah (2): 23,
‫ش َهدَآ َء ُك ْم ِّم ْن ُد‬ُ ‫ىع ْب ِد َنا َفْأ ُت ْو ِابس ُْو َر ٍة ِّم ْنم ِّْثل ِِه َو ْادعُوا‬ َ ‫َو ِا ْن ُك ْن ُتمْ ِفي َْري ٍْب ِّممَّا َن َّز ْل َن‬
َ ‫اع َل‬
]۲۳[‫مْصا ِد ِقيْن‬ َ ‫ْونِالله ِا ْن ُك ْن ُت‬
“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang kami
turunkan kepada hamba kami (Muhammad). maka buatlah walau satu
surah yang lebih kurang semisal dengan al-Qur`an. Ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar
(dalam keraguamu).”
Tetapi, pada tahap keempat orang-orang yang meragukan kebenaran al-
Qur`an tetap tidak dapat memenuhi tantangan tersebut. Ayat ini
termasuk ‫التحديالخاص‬.
e) Dan pada tahap terakhir Allah menurunkan ayat yang sangat jelas dan
tegas dan tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang meragukan
kebenaran al-Qur`an pada masa turunnya al-Qur`an, melainkan kepada
seluruh umat manusia yang meragukan kebenaran tersebut, sebagaimana
tercantum dalam Q.S. al-Baqarah (2): 24,
َ ‫اس َو ْالح َِج‬
‫ارةُاُعِ َّد ْتلِل َكاف ِِر ْي‬ َ ‫َف ِا ْن َلمْ َت ْف َعلُ ْو َاو َل ْن َت ْف َعلُ ْوا َف َّتقُ ْواال َّن‬
ُ ‫ارالَّت َِيوقُ ْو ُد َهاال ّن‬
]۲٤[‫ َن‬  
“Maka jika kamu tidak dapat membuat (semacam al-Qur`an) dan pasti
kamu tidak akan mampu, maka peliharalah dirimu dari neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan bagi orang-
orang kafir.”
Ayat ini termasuk ‫التحدي‬  ‫العام‬.
Kesimpulannya bahwa manusia sepanjang masa tidak mungkin mampu
membuat semacam al-Qur`an, walaupun mereka saling bantu-membantu
satu sama lain. [9]

4. Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur`an

Segi kemukjizatan al-Qu`ran, antara lain:


a) Segi bahasa
Gaya bahasa al-Qur`an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum
dan terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara
mereka masuk islam, seperti masuk islamnya sahabat Umar Bin Khattab,
beliau masuk islam dikarenakan membaca petikan ayat-ayat al-Quran .
[10] Unsur-unsur bahasa dalam al-Qur`an antara lain: ,‫أسلوب‬ ,‫مفردة‬
‫بالغة‬.
Sedangkan, orang Arab tidak memiliki kalam yang mencakup unsur-
unsur tersebut. Dan al-Qur`an yang sedemikian banyak dan panjang, ke-
faṣahah-annya senantiasa indah dan serasi, sesuai dengan apa yang
digambarkan Allah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. az-Zumar (39):
23,
ْ‫ َن َّزاَل َحْ َس َن ْال َح ِد ْي ِث ِك َتابًا ُّم َت َش ِابهًا َّم َثانِى َت ْق َشعِرُّ مِن ُه ُجلُ ْو ُدالَّ ِذ ْي َن َي ْخ َش ْو َن َر َّبهُم‬ ‫هللا‬
]۲۳[‫الخ‬.... ‫ُمْوقُل ُ ْو ُبهُمْ ِا َلى ِذ ْك ِرهللا‬ َ ‫ُث َّم َتلِ ْي َن ُجلُ ْو ُده‬
“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran
yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.(dan
seterusnya).”
Betapa menakjubkan rangkaian al-Qur`an dan betapa indah susunannya.
[11] Dan pada hakikatnya lafal, makna, keanekaragaman ajaran,
keserasian susunan dan hurufnya menunjukkan kemukjizatan al-Qur`an.
pada setiap lafal al-Qur`an mengandung keindahan dan pelajaran. Kisah-
kisah tentang masa lalu yang dibawakan al-Qur`an, baik cerita pendek
maupun panjang, tidak mungkin dapat ditandingi  oleh kisah-kisah yang
disampaikan para pujangga.[12]

b) Segi ilmiah
Para pakar selalu berusaha meletakkan metodologi ilmiah untuk
mengikat rantai fenomena-fenomena yang saling berkaitan dalam
kehidupan dan di alam semesta ini. Allah telah menyeru manusia untuk
melakukan riset dan belajar, sebagaimana tercantum pada surah yang
turun pertama kali kepada Nabi Muhammad, yakni Q.S. al-`Alaq ayat 1-
5, yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Begitu juga Rasulullah menganjurkan untuk mempelajari al-Qur`an dan
mendalaminya dalam sabdanya,
)‫َخ ْي ُر ُكمْ َم ْن َت َعلَّ َم ْالقُرْ اَ َن َو َعلَّ َم َه (رواهالبخاريومسلموابوداود‬
“sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan
mengajarkannya.”(HR. Bukhāri, Muslim, dan Abū Dāwud).[13]
 Contoh dalam al-Qur`an terdapat ayat yang menerangkan tentang ilmu
falak (astronomi), sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yaasiin ayat 38-
40, yang artinya:
“Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Telah Kami tetapkan bagi
bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah
yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua. Tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Firman Allah ini menjelaskan bahwa matahari bergerak kearah yang
ditentukan. Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern
pada permulaan abad ke-20 sebelum abad ke-20 para ilmuwan tersebut
bahwa matahari tidak bergerak atau diam di tempat. Sedangkan, gerakan
matahari dari timur ke barat hanyalah gerakan secara lahiriah saja.[14]
 Dan sesuatu yang paling mengejutkan tentang kesesuaian antara
pemahaman pengetahuan ilmiah tentang matahari sebagai sumber panas
dan sinar dengan pemahaman al-Qur`an tampak dalam firman Allah,
]۱٦:‫[نوح‬ ‫اجا‬ َ ‫ل َّشم‬
َ ‫ْسسِ َر‬ ‫َو َج َعاَل‬
“Kami jadikanmataharisebagaipelita yang amatterang.”(Q.S. Nuh:16)
[15]

c) segi tasyri`
Al-Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma, sopan santun,
undang-undang politik, ekonomi, sosial serta hukum-hukum ibadah.
Tentang aqidah, al-Qur`an mengajak kita umat manusia pada aqidah
yang suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah Yang Maha Agung
serta meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.[16] Apabila
aqidah seorang muslim telah benar, maka ia wajib menerima segala
syari`at al-Qur`an baik menyangkut kewajiban maupun ibadah,
sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Muddathir [74]: 38,
ِ ‫ُكلُّ َن ْفسٍ ِب َما َك َس َب ْت َر‬
]۳۸[ ‫ه ْي َنة‬
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”
Dan al-Qur`an telah menetapkan kaidah-kaidah pemerintahan Islam ini
dalam bentuk yang ideal dan baik. Yaitu suatu pemerintahan yang
didasarkan pada musyawarah, persamaan, dan larangan kekuasaan
individual. Sebagaimana tercantum dalam Q.S. Ali Imran [3]: 159,
]۱۵۹[‫ه ْمفِياالَمْ ِر‬ ِ ‫َو َش‬
ُ ْ‫اور‬
“ Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
ُ ‫َواَ ْم ُرهُم‬
]۳۸[ ‫ َبيْن ُه ْم‬  ‫ش ْو َرى‬
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka.” (Q.S. ash-Shura (42): 38).
 Dan semua manusia itu sama sederajat, tidak pandang pangkat.
Sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Hujurat [48]: 10,
ْ ‫ِم ُن ْو َنا‬
]۱۰[ٌ‫ِخ َوة‬ ْ ‫ِا َّن َم‬
‫االمُْؤ‬
“ Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara.”
Ringkasnya al-Qur`an merupakan undang-undang syari`at (dustur tasyri`)
yang menegakkan kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling
utama.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Al-Qur`an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur dan
kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat diragukan lagi. Mukjizat adalah sesuatu
yang luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya.
Dan mukjizat berfungsi untuk membuktikan bahwa kekuasaan Allah berada
diatas segala-galanya dan sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian
dan kerasulan para utusan Allah. Sedangkan, al-Qur`an berfungsi sebagai
sumber atau landasan hukum pertama bagi kehidupan
manusia.  Kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat ditandingi oleh apapun. Karena
dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar semua dibahas dalam al-
Qur`an.

2. Kritik dan Saran


            Kami sebagai penulis merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kami mengharapkan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Abduṣṣamad, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur`an. Jakarta:
Al-Akbar Media Eka Sarana, 2003.
al-Maliki, Muhammad Alwi. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur`an.
Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2001
al-Qaṭṭān, Mannā` Khalīl. Studi ilmu-ilmu Qur`an Terj. Mahahith fi `Ulūmil
Qur`an oleh Mudzakir. Bogor: Litera AntarNusa, 2013.
al-Qaṭṭān, Mannā` Khalīl. Mahahith fi `Ulūmil Qur`an. Riyāḍ: al-
Ḥuramain.1973.
Anwar, Rosihon. `Ulūmul Qur`an untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV
Pustaka Setia , 2006.
aṣ-Ṣabuniy, Shaikh Muhammad Ali. Aṭ-Ṭibyān fī `Ulūmil Qur`an. Bairut: Dar
al- Irshad, 1970.
Mustofa. Sejarah Al-Qur`an. Surabaya: Al-Ikhlas, 1994.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al-Qur`an: Di tinjau dari Aspek Kebahasaan,
Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib. Bandung: Mizan, 1997.
Usman. Ulumul Qur`an. Yogyakarta: Teras. 2009.
                                                                                                    

[1] Usman, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Teras, 2009), 285.


[2] Mannā` Khalīl Al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-ilmu Qur`an Terj. Mabāhith fī `Ulūmil Qur`an oleh
Mudzakir (Bogor: Litera AntarNusa, 2013), 371.
[3] Muhammad Kamil Abduṣṣamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur`an (Jakarta: al-Akbar
Media Eka Sarana, 2003), 1.
[4] Mustofa, Sejarah Al-Qur`an (Surabaya: al-Ikhlas,1994), 138.
[5] Ibid., 2.
[6] M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an: Di tinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah,dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 1997), 43.
[7] Shaikh muhammad Ali Aṣ-Ṣobuniy, Aṭ-Ṭibyān  fī `Ulūmil Qur`an (Bairut: Dar al-Irshad,
1970), 107.
[8] Mannā` Khalīl Al-Qaṭṭān, Mabāhith fī `Ulūmil Qur`an (Riyāḍ: al-Ḥuramain, 1973), 259.
[9] Ibid., 43-47.
[10] Rosihon Anwar. `Ulūmul Qur`an untuk UIN, STAIN, PTAIS (Bandung: Pustaka Setia,
2006),197.
[11] Al-Qaṭṭan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, 384-385.
[12] Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Keistimewaan-keistimewaan Al-
Qur`an (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), 26.
[13] Abduṣṣamad, Mukjizat Ilmiah, 17-18.
[14] Ibid., 28-29.
[15] Ibid., 33.
[16] Anwar, Ulumul Qur`an.199.

Anda mungkin juga menyukai