Anda di halaman 1dari 4

APINDO: Inklusivitas Tenaga Kerja Disabilitas dalam Mewujudkan Budaya

Perusahaan yang Baik

Diajukan untuk memenuhi tugas PKKMB Politeknik Ketenagakerjaan

Disusun oleh:

Mahya Magdalina Yazida-MSDM-4 Baladewa

POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN KOTA JAKARTA

TIMUR

2022
Nama : Mahya Magdalina Yazida

Prodi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Kelompok : 4 Baladewa

APINDO: Inklusivitas Tenaga Kerja Disabilitas dalam Mewujudkan Budaya


Perusahaan yang Baik

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh inaya lutfiana dari universitas islam
negeri jakarta mengatakan bahwa berdasarkan observasi, penyandang disabilitas salah
satunya adalah tunanetra dalam kehidupan sehari hari seperti terasingkan dari pekerjaannya.

Padahal aksesibilitas pada konteks ketenagakerjaan khususnya hak atas pekerjaan


dapat dimaknai sebagai tahap penyandang disabilitas memperoleh akses mengenai
informasi pekerjaan secara terbuka, luas, dan tanpa adanya diskriminasi, katanya. Namun
kenyataannya masih banyak penyandang disabilitas yang belum terjamin pemenuhan
haknya untuk mendapatkan pekerjaan karena sebagian perusahaan belum melaksanakan
kewajiban tersebut. Hasil Survei Sosial Ekonomi (SUSENAS) pada tahun 2012
menunjukan 38 persen penyandang disabilitas berumur 10 tahun keatas memiliki pekerjaan
dalam satu Minggu terakhir setelah survei diterbitkan. Sebagian besar pekerjaan yang
dilakukan adalah pertanian.

Penyandang disabilitas di Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai angka 1.536.208
orang, sebagaimana yang tertulis pada situs departemen sosial. Sedangkan data jumlah
penyandang disabilitas dan jenis pekerjaannya sebagai berikut:
jasa : 18,31 persen, perdagangan : 15,29 persen, industri :8,94 persen, pertanian : 51,41
persen, dan lainnya 0,06 persen

Disisi lain data departemen sosial tentang jumlah penduduk disabilitas di DKI Jakarta
pada 2008 menunjukkan: kepulauan seribu: 240 orang, Jakarta Selatan : 2.961 orang,
Jakarta Timur: 5.666 orang, Jakarta Pusat : 3.653 orang, Jakarta Barat : 3.717 orang, dan
Jakarta Utara: 5.842 orang

Semua manusia adalah sama, memiliki hak hidup yang sama, memperoleh hak
pekerjaan yang sama. Sehingga kaum disabilitas pun juga harus mendapatkan pekerjaan
yang layak sesuai dengan bidang keahlian masing -masing. Sebelumnya, yang dimaksud
dengan kaum (karyawan) disabilitas adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik,
mental, intelektual dan atau sensorik namun tetap memiliki kemampuan kerja yang sama
baik dengan karyawan pada umumnya. oleh karena itu perlindungan kesempatan kerja bagi
tenaga kerja penyandang disabilitas juga diakui dalam UU No 13 tahun 2003 tentang
tenaga kerja yaitu pada pasal 5 yang menyatakan bahwa : "Setiap tenaga kerja memiliki
kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan".

Demi mendukung kesamaan hak, perusahaan juga harus merekrut karyawan disabilitas.
tidak bisa dipungkiri terkadang perusahaan belum bisa mengerti atau bahkan diskriminatif
ketika mereka ingin merekrut karyawan disabilitas. Maka harus ada langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam merekrut karyawan disabilitas di perusahaan. Di Indonesia sendiri
ada beberapa aturan yang mengatur tentang karyawan disabilitas di dalam perusahaan. Pada
pasal 53 dalam undang undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas
mengatakan :

"1. Pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, dan badan perusahaan
milik daerah wajib memperkerjakan paling sedikit 2 persen penyandang disabilitas dari
jumlah pegawai atau pekerja.
2. perusahaan swasta wajib memperkerjakan paling sedikit 1 persen penyandang
disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.

Adapula hukum yang mengatur tentang kuota. Guna memberikan kesempatan yang
sama kepada penyandang disabilitas, yaitu pada pasal 28 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 tahun 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial
penyandang disabilitas yang mengatakan : "Pengusaha wajib memperkerjakan sekurang-
kurang nya satu orang penyandang disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan
kualifikasi pekerjaan sebagai karyawan pada perusahaannya untuk setiap 100 orang pekerja
perusahaan."

Langkah-langkah APINDO dalam merekrut tenaga kerja disabilitas adalah sebagai


berikut :

1. Lebih mengedepankan UU No. 8 tahun 2016 yang mengatakan bahwa tiap 100
pekerja, perusahaan wajib mengambil satu persen dari kelompok difabel.
2. Perlu adanya pelatihan yang terukur bagi penyandang disabilitas agar siap
diterjunkan ke dunia usaha.
3. APINDO harus merilis buku sebagai panduan bagi perusahaan-perusahaan dalam
mengakomodasi kesetaraan dan inklusivitas di tempat kerja.
4. APINDO harus mampu memberi sangsi bagi perusahaan baik swasta maupun
pemerintah jika tidak melaksanakan UU tahun 2006.
Daftar Pustaka

1. Ignatius, Marjono dalam "Diskusi Multi Stakeholder Dalam Isu Inklusi dan
Disabilitas" yang digelar Jawa Pos Institut of Pro Otonomi (JPIP) serta United States
Agency for Internasional Development (USAId) di hotel Mercure Mirama Surabaya, Senin
12 Maret 2018
2. Situs resmi APINDO
3. Amir Fiqi, "Komnas Disabilitas Apresiasi Upaya APINDO Wujudkan Tenaga Kerja
Inklusif", 25 Maret 2022. Majalah Cara Pandang Online.
4. Radar Bandung, Asep Rohmat 25 Maret 2022
5. Widhi Cahyo Nugroho, dalam "Perlindungan Hak Disabilitas Mendapatkan
Pekerjaan Di Perusahaan Swasta dan Perusahaan Milik Negara"Mimbar Keadilan No. 12
No. 1 Februari-Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai