Anda di halaman 1dari 3

Nama :MUHAMMAD UMAR TSAQIF & DIMAS IFAN AL-AZIZ

Kelas :XIA
Sekolah :SMAZRA
SERAPAN TENAGA KERJA DISABLITAS MASIH MINIM DI CIREBON
Perusahaan di kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dinilai belum berpihak pada kelompok
disabilitas. Hal itu diakui Dinas Ketenagkerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon. Ahli Muda
Pengantar Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon, Nurul Febiyanti mengutarakan
sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 menyebutkan kelompok disabilitas wajib diberi
kesempatan bekerja. "Kami (pemerintah) juga harus membentuk unit layanan disabilitas sesuai
PP 60 tahun 2020," paparnya saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (21/11/2023). Dalam unit
layanan disabilitas ini sebagai upaya untuk memberikan pelayanan bagi kelompok disabilitas
guna mempertemukan antara pencari dan pemberi kerja. "Bupati juga sudah mengeluarkan surat
edaran kepada perusahaan yang sudah memiliki 100 orang tenaga kerja, wajib menyediakan
lapangan pekerjaan untuk satu orang disabilitas," ungkapnya.
Sampai sejauh ini, sesuai data yang Disnaker Kabupaten Cirebon tercatat sebanyak 453
disabilitas yang tersebar di tujuh komunitas. Namun, hanya 50 orang di antaranya yang sudah
bekerja. Jadi selain minimnya lowongan kerja untuk kelompok disabilitas, ada juga disabilitas
nggak mau masuk ke perusahaan karena minder," paparnya. Dijelaskannya kendala bagi
kelompok disabilitas lainnya juga karena lapangan pekerjaan tidak di publish atau disebarluaskan
secara umum oleh perusahaan, "Sudah saatnya perusahaan secara terbuka membuka lapangan
pekerjaan untuk mereka (kelompok disabilitas)".
Dari data yang dimilikinya, sebanyak 97 orang kelompok disabilitas sudah bekerja di 20
perusahaan di Kabupaten Cirebon. "Rata-rata mereka ditempatkan di posisi jabatan menengah ke
atas mulai dari supervisor sampai kepala toko minimarket," ujarnya. Dari jumlah 1.000
perusahaan besar yang ada, baru 20 perusahaan yang membuka kesempatan pada kelompok
disabilitas."Harapan kami bagi perusahaan bisa memberi kesempatan bagi kelompok disabilitas
dan memohon untuk tingkat pendidikan dan usia tidak dibatasi karena mereka memiliki keahlian
tapi tidak disertai ijazah," ujarnya.
Tak banyak perusahaan di Kota Cirebon yang membuka lowongan kerja bagi
penyandang disibalitas. Imbasnya, teman-teman disabilitas pun tak mendapatkan peluang untuk
bekerja. Terbaru, Baraja Cafe salah satu kafe yang berada di jantung Kota Cirebon
memberdayakan penyandang disabilitas bernama Rio Ferdinand. Teman tuli lulusan SLB
Pancaran Kasih itu mendapatkan kesempatan menjadi barista. Tak banyak disabilitas yang
mendapatkan kesempatan seperti Rio.
Lebih lanjut, dari data yang masuk ke Disnaker Kota Cirebon, hanya lima orang
disabilitas yang membuat kartu kuning sebagai pencari kerja. Dan, lanjut dia, dari lima pembuat
kartu kuning itu belum terserap ke perusahaan."Dari data yang masuk pekerja disabilitas yang
membuat kartu kuning atau pencari kerja hanya llima orang," kata Dinul. Disnaker Kota Cirebon
mengklaim selalu mengupayakan akses yang inklusif bagi para disabilitas. Salah satunya adalah
melalui TKM atau tenaga kerja mandiri. Tetapi, program tersebut belum berjalan secara
maksimal karena keterbatasan anggaran. "TKM pernah terlaksana tapi masih berbenturan dengan
anggaran" ujar Dinul.
Sementara itu, program lainnya yang membantu disabilitas adalah bimtek digital
marketing. Program ini menyasar kawan-kawan disabiltas yang merintis usaha. "Sistemnya
dengan cara Disnaker memfasilitasi untuk berangkat, dan provinsi yang menyediakan
bimteknya" ujar Dinul. Ke depan rencananya Disnaker akan bekerja sama dengan Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) untuk mengembangkan kewirausahaan disabilitas dengan mengajukan
modal usaha bagi. "Jadi dari kami akan mencoba untuk mengajukan modal usaha kepada Baznas
untuk disabilitas" pungkas Dinul.
DSPPA Kota Cirebon memberikan bantuan berupa pengisian bahan bakar kendaraan
ukuran mini atau lebih dikenal dengan pom mini. Pom mini tersebut diberikan kepada kelompok
disabilitas binaan DSPAA. "Pom mini yang diluncurkan melalui program Kula Eksis ini agar
disabilitas biasa hidup layak. Mereka berhak mendapatkan hidup yang bahagia," kata Kepala
DSPPA Kota Cirebon Iing Daiman kepada detikcom, Senin (29/7/2019).
Menurut Iing, pengelolaan pom mini itu diserahkan sepenuhnya kepada kelompok disabilitas.
Menurutnya, disabilitas memiliki peluang usaha yang sama kendati memiliki keterbatasan.
Mereka berhak mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan. Kita serahkan sepenuhnya
kepada mereka," kata Iing. Sedikitnya ada 20 disabilitas yang dibina DSPPA Kota Cirebon.
Selain pom mini, lanjut dia, disabilitas mendapatkan pembinaan tentang menjahit, berdagang dan
lainnya. "Kita juga ada program tentang pembinaan penjualan kerupuk. Kita juga memberikan
modal kepada mereka. Termasuk gagasan tentang pom mini ini. Operatornya semuanya difabel,
ada empat sampai enam orang yang mengelola. Kami serahkan sepenuhnya ke komunitas
tersebut," tuturnya. Kendati pengelolaan pom mini ini diserahkan ke komunitas disabilitas, Iing
menegaskan pihaknya akan tetap mengawasi progres pengelolaannya. "Kita ini hanya sebagai
supervisi. Mereka yang menjalankan pengelolaannya," ucap Iing.
Di tempat yang sama, Jojo selaku Ketua Disabilitas Kota Cirebon mengatakan program
pemberdayaan disabilitas melalui Kula Eksis memotivasinya untuk terus berjuang. "Ini bisa
menambah penghasilan kita. Kita buat sistemnya shift, ini kerja sama yang bagus," ujar Jojo.
Jojo meminta agar DSPPA Kota Cirebon mengembangkan pom mini di beberapa lokasi.
Sehingga, lanjut dia, bisa memberi peluang penyandang disabilitas lainnya untuk mendapatkan
penghasilan yang layak. "Selain keterampilan, harus ada peluang usaha juga. Ya berharap bisa
dikembangkan atau dibanyakin," kata Jojo.
Solusi mengenai permasalahan diatas adalah pemerintah harus ikut andil dalam masalah
ini dengan membuka peluang kerja maupun keterampilan bagi Disabilitas di Cirebon dan
pemerintah hendaknya memberikan peluang penyandang disabilitas untuk mendapatkan
penghasilan dan pekerjaan yang layak. Serta, Harapannya bagi perusahaan supaya bisa memberi
kesempatan bagi kelompok disabilitas dan juga memohon untuk tingkat pendidikan dan usia
tidak dibatasi karena mereka memiliki keahlian.
Kesimpulannya dengan perusahaan membuka peluang kerja yang kompleks dan memiliki
persyaratan yang minim, para Disabilitas ini dapat memperoleh pekerjaan yang layak bagi
mereka maupun Non-Disabilitas dan dengan adanya dorongan Pemerintah dan Perusahaan para
penyandang disabilitas sudah sewajarnya diberikan kemudahan atau solusi dalam memperoleh
pekerjaan yang layak dan sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA

Mahardika, Devteo. 2023. "Serapan Tenaga Kerja Disabilitas Masih Minim di Cirebon".
https://www.detik.com/jabar/cirebon-raya/d-7048480/serapan-tenaga-kerja-disabilitas-
masih-minim-di-cirebon. (diakses 20 Januari 2024).
Labibinajib, Fahmi. 2023. "Minim Loker, Disabilitas di Cirebon Sulit Dapat Kerjaan".
https://www.detik.com/jabar/cirebon-raya/d-7043580/minim-loker-disabilitas-di-cirebon-
sulit-dapat-kerjaan. (diakses 26 Januari 2024).
Wamad, Sudirman. 2019. "Pemkot Cirebon Libatkan Disabilitas Jadi Operator PomMini".
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4643602/pemkot-cirebon-libatkan-disabilitas-
jadi-operator-pom-mini. (diakses 26 Januari 2024).

Anda mungkin juga menyukai