Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, Sutrisno, mengungkapkan bahwa banyaknya
pengangguran di Kota Semarang disebabkan oleh kondisi mental pekerja yang belum siap.
Hal itu terbukti dengan banyaknya lulusan SMK yang mendominasi pengangguran terbanyak
“Lowongan kerja banyak, tetapi ketika melihat kontrak kerja pada saat seleksi akhir jadi
sedikit. Ternyata mental kerja teman-teman di Kota Semarang, belum siap,” ungkapnya.
Sutrisno berharap kepada perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
menyiapkan mental siswa dan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja setelah lulus.
“Kami berharap pada perguruan tinggi, sekolah SMK untuk menanamkan mental kerja itu
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menyebutkan persentasi jumlah
pengangguran di Kota Semarang dari 9,6 persen pada tahun 2021 menjadi 7,9 persen. Meski
begitu, jumlah tersebut menurutnya masih di atas rata-rata nasional maupun provinsi.“Salah
satu yang memang menjadi konsen adalah terkait tingkat pengangguran terbuka,” jelasnya.
Melalui kegiatan Job Fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang
merupakan rangkaian Hari Jadi ke-476 Kota Semarang, dirinya meminta gelaran tersebut
tidak hanya digelar sebagai sebuah pesta maupun senang-senang, namun sebagai sebuah
SOLUSI
Membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya
Dengan meningkatnya lowongan kerja, maka akan sangat banyak seklai para pencari kerja
yang akan datang melamar. Maka bila lowongan pekerjaannya banyak bisa lebih memberikan
Ketika peredaran modal usaha bertambah, hal ini juga bisa meningkatkan jumlah pekerja.Ini
juga merupakan salah satu solusi terkait bagaimana cara mengatasi pengangguran.
Para pekerja haruslah menjadi yang terbaik untuk melakukan pekerjaannya. Keahlian yang
dimiliki harus diasah sedemikian rupa agar dapat dipergunakan baik untuk tempat dia bekerja
(perusahaan). Hal ini harus selalu menjadi komitmen agar sumber daya manusia menjadi
optimal. Karena itulah keahlian memerlukan training dan pelatihan yang berhubungan
Ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen sampai saat penempatan. Dengan menempatkan
pekerja di bagian dan wilayah yang tepat, maka akan membuat pekerja semangat dan loyal
mudah dilakukan dan para pekerja juga akan lebih cepat mengerjakannya.
semua orang bisa menunjukkan kreatifitasnya masing-masing. Bila pekerja sudah merasa
nyaman dengan yang dia lakukan, maka ini akan mudah untuk diatasi bersama-sama.
REFERENSI
https://www.talenta.co/blog/cara-menurunkan-angka-pengangguran-yang-tepat/
https://lingkarjateng.id/news/angka-pengangguran-di-kota-semarang-tinggi-banyak-pekerja-
tak-siap-mental/
Pemerintah Kota Semarang mengungkapkan, sebanyak 2,3 persen atau 1.364 anak di Kota
Semarang terkena stunting. Salah satu kelurahan yang memiliki kasus tertinggi yaitu
Wali kota Semarang, Hevearita G Rahayu menjelaskan, beberapa kelurahan lain mengalami
Muktiharjo Kidul. “Daerah-daerah tersebut yang memiliki tingkat kemiskinan nya tinggi,”
Di sisi lain, survey SSGI menyatakan, angka penurunan prevalensi stunting di Semarang
tinggi mencapai 10,2 persen. Namun, hasil tersebut sangat berbeda dengan survey yang
Ita mengukapkan, ada tiga penyebab yang mengakibatkan anak terkena stunting. Yakni gizi
buruk, pola asuh orang tua terhadap anak, dan sanitasi. Oleh karena itu, dari pihaknya
dan Anak Republik Indonesia. Yaitu dengan membuat Rumah Pelita untuk penanganan anak
stunting di Semarang.
“Di sana (Rumah Pelita) ada yang penanganan gizinya, ada juru masak yang memasak sesuai
umur anak stunting. Kemudian pola asuh yang dimana anak anak di treatment, dan sanitas
setiap anak sudah diberikan gosok gigi sendiri, sabun sendiri, handuk sendiri untuk mandi.
Hal ini kita harapkan menjadi prototipe di daerah lain,” tuturnya. Pihaknya juga berencana
SOLUSI
Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta (Rumah Pelita) yang diusung
Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi solusi tepat dalam mewujudkan Kota
Semarang nol kasus stunting. Widwiono menuturkan Rumah Pelita adalah inovasi
Pemerintah Kota Semarang dalam mewujudkan zero stunting melalui daycare atau tempat
penitipan anak yang dikhususkan untuk balita stunting di wilayah Semarang Barat.
Rumah Pelita itu berada di Balai Kelurahan Manyaran Jalan Candi Pawon Timur III,
Kecamatan Semarang Barat yang telah diresmikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga. Menteri PPPA Bintang Puspayoga
mengatakan Rumah Pelita didirikan dengan berpegang teguh pada lima pilar percepatan
penurunan stunting yaitu komitmen pimpinan, sosialisasi dan komunikasi, konvergensi dan
koordinasi program, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi. Wali Kota
Semarang Hevearita Gunaryanti menyatakan Rumah Pelita ini bentuk penanganan stunting
dari hulu hingga hilir. Pihaknya telah menyiapkan pengasuh, juru masak, dan pendampingan
ahli gizi.
REFERENSI
https://joglojateng.com/2023/02/24/kasus-stunting-di-kota-semarang-capai-1-364-anak/
https://www.antaranews.com/berita/3411012/bkkbn-rumah-pelita-solusi-wujudkan-
semarang-nol-stunting