Anda di halaman 1dari 5

Tugas 3

Daniel Bagas Arya Pratama


B.141.22.0005
1.Tingkat Pengangguran di Kota Semarang

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, Sutrisno, mengungkapkan bahwa banyaknya

pengangguran di Kota Semarang disebabkan oleh kondisi mental pekerja yang belum siap.

Hal itu terbukti dengan banyaknya lulusan SMK yang mendominasi pengangguran terbanyak

khususnya di Jawa Tengah.

“Lowongan kerja banyak, tetapi ketika melihat kontrak kerja pada saat seleksi akhir jadi

sedikit. Ternyata mental kerja teman-teman di Kota Semarang, belum siap,” ungkapnya.

Sutrisno berharap kepada perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk

menyiapkan mental siswa dan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja setelah lulus.

“Kami berharap pada perguruan tinggi, sekolah SMK untuk menanamkan mental kerja itu

bagaimana kepada siswa dan mahasiswanya,” tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menyebutkan persentasi jumlah

pengangguran di Kota Semarang dari 9,6 persen pada tahun 2021 menjadi 7,9 persen. Meski

begitu, jumlah tersebut menurutnya masih di atas rata-rata nasional maupun provinsi.“Salah

satu yang memang menjadi konsen adalah terkait tingkat pengangguran terbuka,” jelasnya.

Melalui kegiatan Job Fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang

merupakan rangkaian Hari Jadi ke-476 Kota Semarang, dirinya meminta gelaran tersebut

tidak hanya digelar sebagai sebuah pesta maupun senang-senang, namun sebagai sebuah

pelayanan bagi masyarakat.

SOLUSI
Membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya

Dengan meningkatnya lowongan kerja, maka akan sangat banyak seklai para pencari kerja

yang akan datang melamar. Maka bila lowongan pekerjaannya banyak bisa lebih memberikan

peluang bagi pencari kerja untuk diterima.

Meningkatkan peredaran modal usaha

Ketika peredaran modal usaha bertambah, hal ini juga bisa meningkatkan jumlah pekerja.Ini

juga merupakan salah satu solusi terkait bagaimana cara mengatasi pengangguran.

Training dan pelatihan sertifikasi untuk para calon pekerja

Para pekerja haruslah menjadi yang terbaik untuk melakukan pekerjaannya. Keahlian yang

dimiliki harus diasah sedemikian rupa agar dapat dipergunakan baik untuk tempat dia bekerja

(perusahaan). Hal ini harus selalu menjadi komitmen agar sumber daya manusia menjadi

optimal. Karena itulah keahlian memerlukan training dan pelatihan yang berhubungan

dengan pekerjaan masing-masing.Dengan membuka lowongan kerja yang banyak, maka

perusahaan dapat membantu perekonomian suatu negara.

Menempatkan pencari kerja ke tempat yang sesuai kemampuan

Ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen sampai saat penempatan. Dengan menempatkan

pekerja di bagian dan wilayah yang tepat, maka akan membuat pekerja semangat dan loyal

pada perusahaan.Pemerataan pekerja di berbagai bagian akan membuat pekerjaan lebih

mudah dilakukan dan para pekerja juga akan lebih cepat mengerjakannya.

Melatih para pencari kerja untuk memiliki jiwa entrepreneur

Ini adalah salah satu solusi bagaimana cara mengatasi pengangguran.


Hal ini tentu juga akan mengurangi angka pengangguran, apalagi sekarang dengan online

semua orang bisa menunjukkan kreatifitasnya masing-masing. Bila pekerja sudah merasa

nyaman dengan yang dia lakukan, maka ini akan mudah untuk diatasi bersama-sama.

REFERENSI

https://www.talenta.co/blog/cara-menurunkan-angka-pengangguran-yang-tepat/

https://lingkarjateng.id/news/angka-pengangguran-di-kota-semarang-tinggi-banyak-pekerja-

tak-siap-mental/

2.Kasus Stunting di Kota Semarang Capai 1.364 Anak

Pemerintah Kota Semarang mengungkapkan, sebanyak 2,3 persen atau 1.364 anak di Kota

Semarang terkena stunting. Salah satu kelurahan yang memiliki kasus tertinggi yaitu

Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Timur.

Wali kota Semarang, Hevearita G Rahayu menjelaskan, beberapa kelurahan lain mengalami

peningkatan stunting di Semarang. Di antaranya kelurahan Muktiharjo, Kelurahan Tandang,

Kelurahan Tanjung Emas, Kelurahan Bandarharjo, Kelurahan Rejosari, dan Kelurahan

Muktiharjo Kidul. “Daerah-daerah tersebut yang memiliki tingkat kemiskinan nya tinggi,”

Di sisi lain, survey SSGI menyatakan, angka penurunan prevalensi stunting di Semarang

tinggi mencapai 10,2 persen. Namun, hasil tersebut sangat berbeda dengan survey yang

dilakukan oleh pemerintah kota.

Ita mengukapkan, ada tiga penyebab yang mengakibatkan anak terkena stunting. Yakni gizi

buruk, pola asuh orang tua terhadap anak, dan sanitasi. Oleh karena itu, dari pihaknya

melakukan langkah antisipasi dengan menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Anak Republik Indonesia. Yaitu dengan membuat Rumah Pelita untuk penanganan anak

stunting di Semarang.
“Di sana (Rumah Pelita) ada yang penanganan gizinya, ada juru masak yang memasak sesuai

umur anak stunting. Kemudian pola asuh yang dimana anak anak di treatment, dan sanitas

setiap anak sudah diberikan gosok gigi sendiri, sabun sendiri, handuk sendiri untuk mandi.

Hal ini kita harapkan menjadi prototipe di daerah lain,” tuturnya. Pihaknya juga berencana

merencanakan program urban farming di Rumah Pelita.

SOLUSI

Rumah Pelita Adalah solusi bagi wali kota Semarang

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa

Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta (Rumah Pelita) yang diusung

Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi solusi tepat dalam mewujudkan Kota

Semarang nol kasus stunting. Widwiono menuturkan Rumah Pelita adalah inovasi

Pemerintah Kota Semarang dalam mewujudkan zero stunting melalui daycare atau tempat

penitipan anak yang dikhususkan untuk balita stunting di wilayah Semarang Barat.

Rumah Pelita itu berada di Balai Kelurahan Manyaran Jalan Candi Pawon Timur III,

Kecamatan Semarang Barat yang telah diresmikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga. Menteri PPPA Bintang Puspayoga

mengatakan Rumah Pelita didirikan dengan berpegang teguh pada lima pilar percepatan

penurunan stunting yaitu komitmen pimpinan, sosialisasi dan komunikasi, konvergensi dan

koordinasi program, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi. Wali Kota

Semarang Hevearita Gunaryanti menyatakan Rumah Pelita ini bentuk penanganan stunting

dari hulu hingga hilir. Pihaknya telah menyiapkan pengasuh, juru masak, dan pendampingan

ahli gizi.

REFERENSI

https://joglojateng.com/2023/02/24/kasus-stunting-di-kota-semarang-capai-1-364-anak/
https://www.antaranews.com/berita/3411012/bkkbn-rumah-pelita-solusi-wujudkan-

semarang-nol-stunting

Anda mungkin juga menyukai