Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN UKM/IKM

DI KOTA MALANG

LAPORAN

DOSEN PENGAMPUH:

MUHAMMAD KHOLISUL, S.E.,M.E.

OLEH KELOMPOK EMPAT:

MUHAMMAD FADHLURRAHMAN (2242520034)


RAHILZA AFANDI PUTRI (2242520224)
SABIRNA FAHIRA (2242520092)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJEMEN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan laporan “Faktor yang memepengaruhi pendapatan UKM/IKM di kota

Malang” ini dengan bentuk dan isinya yang sangat sederhana.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Kholisul yang telah membantu

kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada

teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga bisa

menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Saya menyadari, bahwa laporan  yang kami buat ini masih jauh dari kata

sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,

saya sangat mengharapkan kritik dan saran Bapak Kholisul dalam pembuatan

laporan.

Malang, 13 Desember 2022

Penyusun
Responden-1: Ayam Suwir Rumahan
Nama Siswa: Rahilza Afandi Putri
Kelas: 1G-Akuntansi Manajemen
Absen: 21
Daftar Pertanyaan:
1. Pendapatan (Rp/Bulan) : Rp 7.200.000
2. Pengalaman kerja (Tahun) : 3 Tahun
3. Jam operasional (Jam/Hari) : 6 jam
4. Usia (Tahun) : 37
5. Asal daerah : Batu
6. Penggunaan Teknologi (1=iya, 0=tidak) : 1
7. Modal awal (Rp) : Rp 120.000
8. Ikut paguyuban / asosiasi (1=iya, 0=tidak) : 1
9. Jumlah tenaga kerja (Orang) : 1
10. Pekerjaan lainnya (1=iya, 0=tidak) : 1
Isi Laporan:
Ayam suwir merupakan olahan ayam khas Indonesia yang biasa dipilih
sebagai lauk atau pelengkap. Ibu Hanifah ini memilih berjualan ayam suwir ini
karena menurutnya kita harus melestarikan makanan makanan khas dari Indonesia
agar anak masa depan masih mengenal makanan ini.
Harga satuan ayam suwir ini dijual Rp. 10.000 dengan mengirim ke kantin
sebanyak 30 mika besar jadi dalam satu hari mendapat 300.000 sehingga jika
diakumulasikan mendapat 7.200.000 setiap bulannya. Untuk modal usaha Bu
Hanifah memperkirakan sekitar Rp 120.000 selama sebulan. Dalam berjualan ini
Bu Hanifah setiap harinya sekitar 6 jam namun hanya dalam 6 hari sesuai dengan
hari sekolah karena ayam suwirnya dikirim ke kantin-kantin sekolah disekitar
rumahnya.
Dalam menjual ayam suwir ini Bu Hanifah telah berpengalaman selama 3
tahun lamanya. Awal mulanya beliau berjualan pada tahun 2019 dimana waktu itu
masih belum diserang oleh pandemi covid-19 dimasa itu pendapatan beliau masih
bagus hingga tahun 2020 sampai 2021 Indonesia terserang pandemi yang
membuat beliau terdampak karena pada waktu itu kantin sekolah ditutup tidak ada
proses belajar mengajar dan dengan itu membuat Bu Hanifah mencari cara dengan
menjualkan ayam suwirnya ke media sosial seperti Facebook dan melalui wa
beliau dan Alhamdulillah banyak yang pesan kepada beliau.
Untuk menjual ayam suwirnya Bu Hanifah juga mengikuti paguyuban di
kantin sekolah yang dikirimkannya. Namun dalam menjual ayam suwirnya Bu
Hanifah hanya sendiri tanpa memperkerjakan orang lain. Pendapatan yang didapat
Bu Hanifah ini masih kurang mencukupi untuk kebutuhannya sehari-harinya
sehingga beliau memiliki pekerjaan sampingan sebagai guru les di rumahnya.
Responden-2: Meddia Juice
Nama Siswa: Sabirna Fahira
Kelas: 1G-Akuntansi Manajemen
Absen: 24
Daftar Pertanyaan:
1. Pendapatan (Rp/Bulan) : Rp 15.000.000
2. Pengalaman kerja (Tahun) : 5 Tahun
3. Jam operasional (Jam/Hari) : 10 Jam/ Hari
4. Usia (Tahun) : 37 Tahun
5. Asal daerah : Malang
6. Penggunaan Teknologi (1=iya, 0=tidak) : 0
7. Modal awal (Rp) : Rp 3.500.00
8. Ikut paguyuban / asosiasi (1=iya, 0=tidak) : 0
9. Jumlah tenaga kerja (Orang) : 3
0. Pekerjaan lainnya (1=iya, 0=tidak) : 0

Isi Laporan:
Meddia Juice, usaha mikro kecil menengah yang sudah berdiri selama 5

tahun ini berkembang di bidang kuliner yang menawarkan bebagai macam Juice

buah dengan kuantitas yang terbilang cukup banyak yaitu satu liter, bahkan

seringkali para konsumen memberi label UMKM ini dengan sebutan "juice

seliter" sebagai branding nya. Didirikan oleh Ibu Laila, umur 37 tahun, asal

Malang yang mengawali usaha ini dikarenakan ingin mencari kesibukan selain

menjadi ibu rumah tangga, kini berimbas memperoleh pendapatan yang sangat

tinggi per bulannya dan mampu mempekerjakan 3 orang karyawan.

Dengan lokasi yang strategis pada Kecamatan Singosari, Jalan

Kartenagara dimana lokasi tersebut banyak dihimpit oleh lembaga pendidikan dan
destinasi wisata menjadi salah satu faktor berkembangnya usaha ini. Begitupun

dengan kualitas rasa dari juice yang disukai oleh banyak kalangan umur kerana

tidak menggunakan pemanis buatan serta proses pembuatannya dapat disaksikan

langsung oleh konsumen, hal ini dapat menambah kepercayaan tentang hegeinitas

produk.

Harga nya juga terbilang sangat ramah dengan kantong pelajar, mulai dari

Rp 10.000 untuk jenis buah yang tidak terikat musim seperti jambu, apel, jeruk,

dan Rp 15.000 untuk buah yang terikat musim seperti Mangga, Alpukat, Anggur,

Naga perbedaan harga ini dikarenakan kelangkaan permintaan memperoleh buah

tersebut, sehingga dapat dikaitkan juga dengan Hukum Permintaan yang berbunyi

ketika terjadi kelangkaan barang, permintaan akan meningkat, sementara

penawaran atau pasokan barang berkurang sehingga harga barang menjadi naik.

Dengan jam operasional penjualan selama 10 jam per hari, Ibu Laila mampu

memperoleh pendapatan dengan kisaran Rp 15.000.000 per bulan belum

pendapatan bersih dengan modal Rp 3.500.000.

Kesimpulan dari saya sendiri, faktor yang mempengaruhi usaha mikro

kecil menengah dari hasil observasi atau penjabaran diatas adalah lokasi usaha,

branding dari masyarakat yang secara tidak langsung dapat mempromosikan

usaha, proses penjualan dalam rangka meningkatkan kepercayaan konsumen pada

produk, harga, kuantitas dan kualitas produk, serta kemampuan dari pemilik usaha

sendiri dalam menentukan SWOT usahanya. Pendapat saya agar usahanya lebih

berkembang sebaiknya Meddia Juice mulai menggunakan platform media sosial

untuk promosi dan lebih dikenal oleh masyarakat. Kemudian, bekerjasama dengan
Gojek, Grab, atau Shopee untuk mempermudahkan konsumen memperoleh

produk.

Responden-3: Warung Ayam Geprek


Nama Siswa: Muhammad Fadhlurrahman
Kelas: 1G-Akuntansi Manajemen
Absen: 17
Daftar Pertanyaan;
1. Pendapatan (Rp/Bulan) : Rp 30.000.000
2. Pengalaman kerja (Tahun) : 4 Tahun
3. Jam operasional (Jam/Hari) : 4 jam
4. Usia (Tahun) : 42
5. Asal daerah : Malang
6. Penggunaan Teknologi (1=iya, 0=tidak) : 0
7. Modal awal (Rp) : Rp 500.000
8. Ikut paguyuban / asosiasi (1=iya, 0=tidak) : 0
9. Jumlah tenaga kerja (Orang) : 3
10. Pekerjaan lainnya (1=iya, 0=tidak) : 0
Isi Laporan:
Warung Ayam Geprek Rifqi Adalah UMKM ( Usaha Kecil Mikro

Menengah ) yang bergerak pada bidang pangan yang berbahan dasar Ayam.

Didirikan oleh Iwan Sugiono pada tahun 2018 di kota Malang, tepatnya di Jl. Joyo

Utomo, Kecamatan Lowokwaru. Usaha ini didirikan ketika Iwan Sugiono berusia

38 tahun dengan bermodal Rp. 500.000 hasil dari menabung saat bekerja sebagai

Tukang Parkir. Iwan Sugiono sendiri tidak ikut tergabung dalam Peguyuban

apapun.
Warung Ayam Geprek Rifqi buka mulai pukul 16.00 s/d 20.00, saat ini

Warung Ayam Geprek Rifqi memiliki karyawan sebanyak 3 orang, Jenis

Makanan yang dijual memiliki 2 jenis, yaitu: Ayam Fillet Crispy dan Ayam

Goreng Jumbo. Warung Ayam Geprek ini mematok harga yang relatif terjangkau

bagi kalangan mahasiswa maupun masyarakat pada Umumnya. Yaitu berkisar

mulai dari Rp. 11.000 sampai dengan Rp. 15.000. perharinya Warung Ayam

Geprek bisa mendapatkan omset hingga mencapai Rp. 1.000.000 dan perbulannya

bisa mencapai Rp. 30.000.000.

Ayam yang digunakan dalam pembuatan Makanan adalah Ayam Potong

yang dibeli langsung dari peternak Ayam Potong, kemudian diolah menggunakan

teknologi seadanya, Warung Ayam Geprek Rifqi juga masih belum menggunakan

kasir digital sehingga dalam pelayanannya yang masih sedikit lebih lama.

Warung Ayam Geprek Rifqi mengusung konsep Warung Semi Tradisional

untuk menarik pelanggan dari kalangan anak muda terutama mahasiswa, dalam

melakukan promosi Warung Ayam Geprek Rifqi Tidak memanfaatkan media

sosial seperti Facebook, Instagram, dan Tiktok. Warung Ayam Geprek Rifqi

Hanya Menggunakan Metode Munual dengan Membuat Benner yang ditaruh

didepan Warung.

Untuk mempertahan ke originalan produk dan membedakannya dengan

produk-produk lain yang serupa. Warung Ayam Geprek Rifqi melakukan inovasi

dengan menambahkan menu-menu baru yang berupa 2 Jenis Minuman dan 2 Jenis

Sambal yang dapat dinikmati bersama sanak saudara, maupun keluarga kita
LAMPIRAN

Responden 1

Responden 2
Responden 3

Anda mungkin juga menyukai