Anda di halaman 1dari 83

Dumai, 2 Maret 2023

(Dumai) - Pelatihan Fasilitator Tim Pendamping Keluarga (TPK) Tahun 2023 tingkat Kab/Kota
dan Kecamatan di Kota Dumai dilaksanakan pada Kamis, 2 Maret 2023. Bertempat di Aula
Kantor OPD KB Kota Dumai.

Pelatihan Fasilitator TPK Kota Dumai ini dihadiri oleh peserta dari OPD KB, Dinas Kesehatan, IBI
Kabupaten, PKK dan Fasilitator Kecamatan dari 7 Kecamatan di Kota Dumai. Pelatihan Fasilitator TPK
ini dibuka oleh Sekretaris OPD KB Kota Dumai yakni Bapak Amrizal Anara, S.Sos, M.Ip dan Sambutan
dari Kabid P4 yakni Ibu Jusnidar, SKM. Harapannya melalui Pelatihan Fasilitator TPK ini maka
Orientasi Kader TPK dapat berjalan dengan lancar, sehingga kader TPK dapat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan target dan tujuan yang diinginkan. Hadir sebagai pemateri Remon Hendra, S.Sos,
M.Si, Betty Syandra, M.Pd. dan Afranisa, S.Psi, M.Psi dari Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Pelatihan
Fasilitator TPK ini juga merupakan Refreshing terkait Update Aplikasi Elsimil terbaru yakni Elsimil 2.0
serta tahap ketiga dari rangkaian Pelatihan/Orientasi TPK Tahun 2023.

Selain itu juga hadir 2 orang Fasilitator dari Kec. Rupat dan Rupat Utara ikut bergabung dalam
Pelatihan Fasilitator di Kota Dumai.
Pekanbaru, 3 Maret 2023

Duta GenRe Tingkat Kelurahan diharapkan bisa menjadi Role Model bagi teman sebayanya.

Stunting yang merupakan kondisi gagal tumbuh kembang akibat kekurangan gizi dan masalah
kesehatan dalam jangka waktu yang lama tentunya tidak hanya dapat mengganggu pertumbuhan
fisik, tetapi juga perkembangan motorik. Oleh karena itu Stunting telah ditetapkan menjadi salah
satu program prioritas nasional yang telah memiliki target 14% ditahun 2024. Percepatan penurunan
stunting ini menjadi program yang sangat penting karena berhubungan dengan pembangunan
manusia Indonesia yang lebih berdaya saing di masa mendatang.

"Mengahadapi hal tersebut, BKKBN hadir tidak hanya untuk mengurus masalah keluarga berencana
saja, melainkan terus melakukan upaya bagaimana menciptakan keluarga berkualitas yang dimulai
dari Hulu yakni dari remaja. Mengingat 30-35% komposisi penduduk Indonesia saat ini adalah
remaja, dan masih dijumpai banyak remaja yang mengalami Distorsi dan terlibat dalam pergaulan
bebas. Oleh karena itu pada hari ini dilakukan pengukuhan Duta Genre tingkat Desa/Kelurahan
dengan harapan upaya Percepatan Penurunan Stunting dapat menyentuh masyarakat hingga ke
tingkat Desa," jelas Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia, M. Si saat
memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan secara resmi (2/3/23).

Melalui strategi ini remaja yang dikukuhkan nantinya akan mendapat edukasi terkait Triad KRR
GenRe dan PIK-R dari narasumber yang dihadirkan. Kaper berharap pengukuhan ini tidak hanya
menjadis sebuah ceremonial dan pajangan semata. "Tentunya pengukuhan ini tidak saja menjadi
sebuah ceremonial saja, saya berharap semua yang dikukuhkan pada hari ini bisa menjadi role model
bagi remaja lainnya serta bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan teman sebayanya minimal di
lingkungan tempat tinggalnya" lanjutnya.
Adapun Duta Genre yang dikukuhkan berasal dari seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Kampar
Utara, yakni Kelurahan Kampung Panjang, Kayu Aro, Muara Jalal, Naga Beralih, Sungat Jalu, Sungai
Tonang dan Sendayan. Total ada 8 pasang Duta yang dikukuhkan hari ini. Duta Genre dikukuhkan
langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau bertempat di Aula SMAN 1 Kampar Utara.
Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Kampar yang berkesempatan hadir, turut mengucapkan selamat
kepada Duta Genre yang telah dikukuhkan dan berharap setelah ini angka stunting kabupaten
kampar yang berada di angka 14,5% bisa lebih diturunkan lagi.
Narasumber yang dihadirkan pada kesempatan ini adalah Khansen Wirantober yang merupakan
Ketua Genre Indonesia Riau yang menjelaskan materi tentang Genre dan materi Pengelolaan PIK
Remaja oleh Fitiwarti yang merupakan salah satu guru di SMAN 1 Kampar Utara.
Selain remaja yang dikukuhkan menjadi Duta Genre Tk. Kelurahan, kegiatan ini juga turut dihadiri
oleh PKB/PLKB dan jajaran Tim Pokja KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
Kuantan Singingi, 3 Maret 2023

Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2023

Sebagai wujud keseriusan dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting, pada hari ini
(03/3/23) dilaksanakan Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2023 di Ruang Rapat
Bappedalitbang Kab. Kuantan Singingi. Kegiatan ini dihadiri oleh TPPS Kab. Kuantan Singingi
diantaranya Sekretaris Daerah Kab. Kuantan Singingi, Ketua TP PKK, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala
Bappedalitbang, Kepala DP2KBP3A Kab. Kuantan Singingi, dan lainnya.

Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Kuantan Singingi, Bapak Drs. Rustam selaku sekretaris TPPS Kab.
Kuantan Singingi menyampaikan bahwa tujuan dari adanya kegiatan ini adalah untuk memonitoring
dan mengevaluasi capaian kinerja TPPS dalam melaksanakan kinerja percepatan Penurunan Stunting
serta menyusun rencana kerja kedepannya dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten
Kuantan Singingi.

Sekretaris Daerah, Bapak H. Dedi Sambudi, S.Kep, S.Km, M.Kes dalam arahannya guna mempercepat
penurunan stunting action harus dimulai dari level bawah yaitu dari desa hingga ke kecamatan dan
menekankan fungsi camat agar benar - benar mengawasi dan memverifikasi dana desa guna
mencover dana kegiatan percepatan penurunan stunting dengan harapan agar Kabupaten Kuantan
Singingi bisa mencapai angka prevalensi stunting dibawah 10%.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dalam hal ini diwakili oleh Ketua Tim Satgas Provinsi Riau,
Bapak Fahrurozin, MPA dalam hal ini juga menyampaikan arahannya mengenai kinerja TPPS di
tingkat Kabupaten/Kota dimana dengan sudah dibentuknya TPPS di seluruh tingkatan agar dapat
bekerja sesuai dengan tupoksinya yaitu mengawal dan memastikan terselenggaranya program
percepatan penurunan stunting karena ini merupakan salah satu Proyek Prioritas Nasional dan juga
TPPS yang dibentuk harus melakukan kinerjanya secara positif diantaranya TPPS harus memiliki
rencana kerja yg terarah, terukur dan terpantau dengan baik, TPPS harus melakukan kinerja yang
baik dan TPPS harus melaporkan penyelenggaraan rapat TPPS minimal 2 kali dlm setahun kepada
Kemendagri dan kemudian kemendagri menyampaikan laporannya kepada BKKBN.
Beliau juga menyampaikan bawa dalam 12 Kabupaten yang berjalan diharapkan Kabupaten Kuantan
Singingi jangan sampai ketinggalan karena Kabupaten Kuantan Singingi merupakan salah satu
Kabupaten yg memiliki potensi yang baik dalam percepatan penurunan stunting. Adanya arahan dari
ketua TPPS dalam melakukan kegiatan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kuantan
Singingi, diharapakan Kabupaten Kuantan Singingi dapat menciptakan prestasi yang baik.
Pekanbaru, 4 Maret 2023

Sekda Kota Pekanbaru Pimpin Rapat Kerja TPPS dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting

Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Provinsi Riau terus dilakukan, apalagi tahun ini
merupakan tahun terkahir dalam upaya mencapai target/sasaran RPJMN dan Renstra 2020-2024
terutama yang berkaitan dengan percepatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan
Stunting. Sebagai wujud keseriusan dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting, pada
hari ini (3/3/2023) dilaksanakan Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum
Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Rapat Sekda Kota Pekanbaru Lantai 4.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru selaku Ketua TPPS Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution,
S.T, M.Si menyebutkan dengan memperhatikan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022
prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21, 6 persen dan ditargetkan bisa turun hingga 14
persen di Tahun 2024 sedangkan Kota Pekanbaru Tahun 2022 diangka 16,8 persen mengalami
kenaikan dibandingkan pada Tahun 2021, “Ini ada sesuatu mengapa bisa naik, pertama
kemungkinannya bisa jadi kita tidak melakukan intervensi atau miskomunikasi, ini menjadi perhatian
khusus, oleh sebab itu kita berharap stunting ini kedepan bisa kita tekan lagi”, ucap Sekda.

Selaku Ketua TPPS, Sekda berharap kedepan intervensi harus jelas sasarannya. Sekda sepakat dengan
Walikota, seluruh Kepala OPD nanti akan menjadi Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS),
daftarnya akan dibuat oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Pekanbaru sebelum
tanggal 12 Maret dan akan dilaunching di Mall Pelayanan Publik Kota Pekanbaru.

“Dalam upaya percepatan penurunan stunting, kami mengharapkan kontribusi dan aksi nyata
seluruh unsur pemangku kepentingan melalui program BAAS, program ini diharapkan dapat
memberikan intervensi kepada sasaran audit kasus stunting atau berdasarkan data sasaran yang
akurat dan update dilapangan”, tambah Sekda.

Sekda berharap bisa bersama-sama mendukung dan mensukseskan program nasiona ini khusunya
kepada segenap TPPS untuk memiliki komitmen yang kuat dan bekerja sungguh-sungguh dalam
menjalankan tugas dan fungsi dalam percepatan penurunan stunting, agar semua masyarakat
memiliki kesadaran yang kuat untuk mendukung percepatan penurunan stunting Kota Pekanbaru
dan prevalensi stunting Kota Pekanbaru bisa kembali di angka 11 persen.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si mengucapkan terima kasih
atas terlaksananya kegiatan forum koordinasi ini dalam rangka menyamakan persepsi, menyatukan
komitmen guna percepatan penurunan stunting khususnya di Kota Pekanbaru.
“Pada kesempatan ini, intervensi tentu melibatkan semua OPD terkait, kira-kira masalahnya apa,
apakah menyangkut gizi, apakah pola pengasuhan ataupun lingkungan dan tentu kami harapkan
kolaborasi semua OPD terkait bersama-sama dalam intervensi percepatan penurunan stunting
tersebut, saya yakin dan percaya dengan komitmen Bapak Sekda selaku Ketua TPPS Kota Pekanbaru,
InsyaAllah stunting di Kota Pekanbaru bisa kita turunkan sesuai dengan cita-cita Presiden RI 14
persen di tahun 2024”, ungkap Kaper. Turut hadir pada kesempatan ini TP. PKK, Kemenag, Kepala
OPD terkait, Tim Pakar, Satgas Stunting Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau.
Pekanbaru, 5 Maret 2023

Musyawarah Wilayah ke 26 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Riau.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau menghadiri pembukaan Musyawarah Wilayah ke-26
Muhammadiyah dan Aisyiyah Riau di Gor A Sport Centre Teluk Kuantan, Sabtu (4/3/2023).
Pembukaan perhelatan yang biasa dilakukan lima tahun sekali ini dimeriahkan dengan penampilan
Marching Band, Pencak Silat Tapak Suci, serta peragaan Semaphore dari para siswa Perguruan
Mualimin Muhammadiyah dan Pondok Pesantren KH Ahmad Dahlan, Teluk Kuantan.

Turut hadir Gubernur Riau yang diwakili Kepala Biro Kesra Zulkifli Syukur, Plt Bupati Kuantan Singingi
Drs. Suhardiman Ambi, Ak. MM, jajaran Forkompimda Kuantan Singingi, Rektor Umri Dr. H. Saidul
Amin MA, Ketua PW Muhammadiyah Dr. H. Abdul Wahid MUs, beberapa anggota DPRD Provinsi
Riau dan Kabupaten Kuantan Singingi, serta beberapa pengurus ormas Islam.

Plt. Bupati Kabupaten Kuantan Singingi, Drs. H. Suhardiman Amby, Ak. MM yang berkesempatan
hadir secara langsung mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah dan 'Aisyiyah atas peran
besarnya dalam bidang dakwah, pendidikan, serta pembangunan. Beliau berharap Muswil ini bisa
menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat, bisa membawa generasi muslim yang beriman,
ilmiah, dan berwawasan kebangsaan. Ditempat yang sama, Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Riau H
Zulkifli Syukur berharap agar Muswil ke-26 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Riau dapat melahirkan
kader berkemajuan sesuai dengn tema yang diangkat, "Mencerahkan Umat Untuk Riau
Berkemajuan".

Selain itu, Siti Muslimah Widiastuti, M. Sc selaku Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah mengatakan jika
berbicara tentang kemajuan umat, saat ini Indonesia masih dihadapi dengan permasalahan yang bisa
menghambat kemajuan umat, yakni Stunting. Oleh karena itu, salah satu isu strategis yang menjadi
fokus pembahasan pada Muktamar 'Aisyiyah yang dilaksanakan November lalu adalah mengenai
Ketahanan Keluarga dan Stunting.

Terkait ketahanan keluarga dan Stunting ini, beliau mengatakan dimulai sejak tahun 2019 pihaknya
telah berupaya mengagendakan isu Stunting untuk bisa menjadi gerakan bersama dari tingkat pusat
sampai dengan ranting. Gerakan bersama dimulai dengan cara memberikan edukasi pencegahan
sampai dengan melakukan upaya preventif lewat pencegahan pernikahan dini pada anak. Karena
menurutnya pernikahan dini pada anak lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.
"Fatwa Tarjah Muhammadiyah pun sudah menjelaskan bahwa pernikahan dini pada anak lebih
banyak Mudhorotnya daripada manfaatnya. Karena menuju pernikahan itu ada banyak hal yang
perlu disiapkan. Salah satunya adalah kecukupan usia. Kecukupan usia ini nantinya akan
mempengaruhi kualitas rumah tangga dan keluarga dimasa mendatang," lanjutnya.
Maka dari itu, pada kesempatan ini beliau mengajak seluruh hadirin untuk bersinergi dan bergerak
bersama dengan pemerintah sehingga angka Stunting 14% di Tahun 2024 seperti yang telah
ditetapkan oleh Presiden RI dapat dicapai.
Kuantan Singingi, 5 Maret 2023

Kunjungan Audiensi kepada Plt. Bupati Kuantan Singingi terkait dukungan Program Bangga
Kencana dab Percepatan Penurunan Stunting, sekaligus Penyerahan secara Simbolis DAK Sub
Bidang KB TA. 2023 kepada Plt. Bupati Kuantan Singingi (4/3/23).

Disebutkan bahwa anggaran yang diberikan merupakan alokasi pemerintah pusat melalui BKKBN
untuk mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga
Berencana (Bangga Kencana) khususnya upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kabupaten
Kuantan Singingi. Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB merupakan anggaran yang dialokasikan ke
daerah untuk membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional dalam pelaksanaan urusan
pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi urusan daerah termasuk percepatan
penurunan stunting.

Total anggaran yang diberikan adalah Rp 5.281.945.000. Penyerahan DAK Sub Bidang KB BKKBN
tersebut diterima langsung oleh Plt. Plt. Bupati Kuantan Singingi, Drs. Suhardiman Ambi, Ak. MM
pada Sabtu, 4 Maret 2023.
Pekanbaru, 6 Maret 2023

Apel pagi dilaksanakan di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang diikuti oleh
seluruh ASN, Non ASN, Satgas Stunting Provinsi Riau dan Siswa PKL pada Senin, 6 Maret
2023.

Sebagai pelaksana apel kali ini adalah Bidang Dalduk. Tresna Widyawati, S.Sos selaku Penata KKB Ahli
Muda menyampaikan informasi Tim Kerja Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK),
Parameter Penduduk dan SIPERINDU telah melaksanakan pendampingan penyusunan Indikator
Program Bangga Kencana pada dokumen perencanaan daerah di beberapa kabupaten/kota dan juga
akan melaksanakan kegiatan pendampingan perguruan tinggi yang akan mengikuti Matching Fund
Batch 2, informasi undangan Rakornis Kemitraan BKKBN Tahun 2023 yang diikuti oleh mitra
perguruan tinggi secara virtual pada tanggal 7 Maret 2023, kemudian akan dilaksanakan juga
Workshop Pencegahan Stunting (The Best Practice) 2023 yang diikuti oleh 10.000 ASN melalui virtual
meeting yang diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Riau Pada 8 Maret 2023, untuk Tim Kerja
Kampung KB dan Rumah DataKu telah dilaksanakan fasilitasi dan pembinaan Kampung KB dalam
rangka persiapan lomba Kampung Keluarga Berkualitas 2023.

Selanjutnya, Penata KKB Ahli Madya Ermayani, SE.Ak menyampaikan pesan Tim Kerja SMAP dan ZI
WBK yang setiap Apel Pagi harus disampaikan yakni tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan,
untuk mendukung penerapan SMAP ISO 37001:2016 diharapkan seluruh pegawai tidak melakukan 4
hal yaitu yang pertama tidak boleh ada suap-menyuap dan pemerasan, kedua tidak boleh ada
hadiah atau gratifikasi yang bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, ketiga
tidak boleh ada komisi tanda terima kasih baik dalam bentuk uang dan bentuk lainnya, dan keempat
tidak boleh ada penyambutan dan jamuan yang berlebihan. Untuk mengawal penerapan SMAP
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah membentuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan (FKAP) yang
bertugas mengidentifikasi, mengevaluasi resiko penyuapan serta mencegah, mendeteksi dan
merespon penyuapan.
Hari ini akan dilaksanakan pelantikan CPNS, ditambahkan bahwa dalam bulan ini akan dilaksanakan
verifikasi terkait dengan penilaian kampung keluarga berkualitas dengan cara mencocokkan
instrumen penilaian dengan website kampung keluarga berkualitasa yang sifatnya adalah online,
selanjutnya akan dilaksanakan verifikasi secara langsung dilapangan dan akan dilanjutkan untuk
kategori di tingkat nasional. “Pesan dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati
Yulia, M.Si menyampaikan bahwa kita selaku ASN dan Non ASN harus benar-benar memahami dan
bisa melakukan tugas, pokok dan fungsi kita yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan sehingga
tidak ada alasan lagi tidak bisa melaksanakan kewajiban kita”, tambah Ermayani.
Pekanbaru, 7 Maret 2023

Enam Orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi Tahun 2021 telah resmi diangkat menjadi
PNS di di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Pelantikan dan pengambilan sumpah
dilakukan secara daring dan serentak kepada 310 orang CPNS lainnya se – Indonesia pada Senin
(6/3/23).

Kepala BKKBN, Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, SP.OG. (K) mengawali sambutannya dengan
mengucapkan selamat kepada seluruh PNS baru yang telah dilantik.
“Sebagai generasi muda, tentunya masa depan BKKBN ini ada di tangan anda semua. Besar harapan
saya, anda semua dapat bekerja dengan penuh tanggungjawab dan mengeluarkan segala
kemampuan dalam berkreatifitas sehingga tercipta inovasi – inovasi baru”, ucapnya.

Beliau juga menyampaikan pesan agar jangan bekerja hanya karena menjalankan rutinitas semata,
namun cobalah untuk berkarya. “Jangan berfikir bahwa ketika bekerja sebagai PNS dengan segala
rutinitas dan SOP yang ada, maka anda tidak punya kesempatan untuk berkarya. Anda masih punya
kesempatan itu. PNS tidak menjadi hambatan anda untuk berkarya. Perumpamaannya seperti
mengecat tembok. Jika anda mengecat dengan menghitung luas tembok, pendapatan sehari berapa,
penyelesaiannya per hari berapa, itu dinamakan dengan bekerja. Namun akan berbeda jika anda
diminta untuk melukis tembok. Ketika anda diminta untuk melukis, itu artinya anda harus berkarya
dan berkreasi di tembok itu. Anda tidak akan pernah menghitung luas dan pendapatan per harinya.
Namun anda akan berkonsentrasi untuk menuangkan fikiran anda dengan meninggalkan ide dan
gagasan yang ada menjadi sebuah karya”, jelas hasto. “Oleh karena itu, jangan hanya menjadi tukang
cat tembok dalam bekerja, tapi cobalah untuk berkarya dengan mengeluarkan inovasi yang
kemudian dapat menjadi nilai dalam diri anda” lanjutnya.

Usai pelantikan, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si
menyerahkan secara langsung Surat Keputusan pengangkatan PNS kepada seluruh PNS yang baru
dilantik. Enam PNS Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang baru dilantik terdiri dari 1 orang Arsiparis, 1
orang Pranata Komputer, 1 orang Analis AKIE, sedangkan 3 orang lainnya adalah Analis Ketahanan
Keluarga.
Pekanbaru, 8 Maret 2023

Pangkalan TNI AU Roesmin Noerjadin Pekanbaru Terima Penghargaan Program Bangga


Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting dari BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberi penghargaan kepada
sejumlah orang dan institusi atas dukungan, komitmen, dan kerjasama dalam program
pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta upaya
percepatan penurunan stunting. Penghargaan diberikan langsung oleh Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr.
Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan 2023 yang
dibuka oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr.
Muhadjir Effendy, M.A.P di Hotel Grand Sahid Jaya di Jakarta, Selasa (07/03/2023).

Panglima TNI periode 2021-2022 Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.
menerima penghargaan berupa piagam apresiasi karena telah memberikan dukungan dan komitmen
yang luar biasa kepada BKKBN dalam program Bangga Kencana dan upaya mempercepat penurunan
stunting. Penghargaan serupa juga diberikan kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudho Margono,
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI
Angkatan Udara (AU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana
TNI Muhammad Ali.

“Kami berterimakasih atas gotong royong yang luar biasa kepada para mitra semuanya. Dan juga Pak
Andika dan Ibu (Hetty Andika Perkasa) ini yang mengawali dan kita keliling.

Kemudian dilanjutkan oleh para jajaran Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Udara. Kami
ucapkan terima kasih semua dan juga kepada Kepolisian,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Dalam pemberian penghargaan, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa dan istri, Hetty Andika Perkasa
menerima langsung piagam penghargaan yang ditandatangani Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan
Menko PMK Muhadjir Effendy.

Untuk Riau, penghargaan juga diberikan kepada Pangkalan TNI Angkatan Udara Roesmin Noerjadin
Pekanbaru, yang diterima oleh Kolonel Tek. Parluhutan Siboro, ST.

Rakornis Kemitraan yang digelar dua hari Selasa-Rabu (7-8/03/2023) secara luring dan daring.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso,
M.Pd. mengatakan Rakornis Kemitraan BKKBN merupakan forum pertemuan untuk menggalang
komitmen bersama BKKBN dengan para mitra.
“Tujuannya untuk menggalang komitmen Bersama dalam mencapai program Bangga Kencana dan
upaya percepatan penurunan stunting. Setelah Rakornis ini akan ditindaklanjuti dalam rencana aksi
yang akan dilaksanakan di masing-masing wilayah,” kata Teguh.
Sebanyak 600 orang mengikuti secara langsung Rakornis Kemitraan yang dipusatkan di Grand Sahid
Jaya Jakarta dan lebih dari 3 ribu orang mengikuti secara daring dari seluruh Indonesia, peserta dari
Riau dihadir lansung Danrem 031/Wirabima, Ketua TP. PKK. Provinsi Riau, Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau, Ketua PD.IBI Provinsi Riau, Dokkes Polda Riau dan Kepala OPD OB Kabupaten/Kota se
Provinsi Riau.
Pekanbaru, 9 Maret 2023

Roadshow bersama Menko PMK RI dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting dan
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota se Provinsi Riau

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI


menggelar Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di
wilayah Provinsi Riau secara daring pada Kamis (09/03/2023).

Pelaksanaan roadshow kali ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar
Nasution selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau, seluruh
Bupati/Walikota se Provinsi Riau atau yang mewakili, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Kepala
DP3AP2KB Provinsi Riau dan OPD terkait.

Dalam kesempatan ini, Menko PMK RI Muhadjir Effendy mengatakan tujuan pertemuan ini adalah
melakukan koordinasi untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan stunting dan kemiskinan
yang ada di masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Menko PMK RI mengatakan stunting
Provinsi Riau berdasarkan SSGI mengalami penurunan cukup drastis yaitu dari 22,3 persen menjadi
17 persen. "Ini luar biasa, terima kasih Bapak Gubernur, Wakil Gubernur dan Bupati/Walikota serta
Wakil se Provinsi Riau, ini suatu prestasi yang luar biasa karena Provinsi Riau ini posisinya dibawah
nasional, karena nasional masih 21,6 persen, mudah-mudahan ditahun 2024 nanti Provinsi Riau nanti
bisa mendekati 10 persen, ini kondisi yang sangat bagus karena itu mari kita terus kerja keras
mengejar supaya pencapaian kita lebih besar pada tahun ini”, harapnya.

Untuk mencegah stunting, Menko PMK menargetkan pertengahan tahun 2023 seluruh Puskesmas
yang ada di Indonesia termasuk Provinsi Riau harus sudah ada USG dan harus sudah tersedia
antropometri terstandar. "Untuk memantau kondisi kehamilan dan mencegah stunting di puskesmas
harus sudah ada USG di pertengahan tahun 2023", ucapnya. Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Brigjen
TNI (Purn) Edy Afrizal Natar Nasution mengucapkan terima kasih kepada Menko PMK RI yang telah
berkenan menyelenggarakan roadshow ini Pada kesempatan tersebut, Wagubri juga menyampaikan
beberapa harapan kepada Menko PMK RI untuk percepatan penurunan stunting dan penghapusan
kemiskinan ekstrem di Provinsi Riau diantaranya :
1. Dukungan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk memenuhi ketersediaan
Hemoglobin (Hb) Kit dan alat USG di Puskesmas sebagai sarana untuk percepatan stunting dari hulu.
2. Perlu upaya percepatan penyelesaian administrasi kependudukan, khususnya masyarakat miskin
ekstrem dan stunting agar dapat dilakukan intervensi.
3. Perlu percepatan dan memastikan masyarakat miskin ekstrem beresiko stunting masuk dalam Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
4. Diharapkan para pihak terkait memastikan keluarga beresiko stunting dan miskin ekstrem menjadi
sasaran utama dalam pensasaran program kegiatan.
5. Mengingat pencapaian target antara percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem
pada tahun 2024, dengan waktu yang tersisa tinggal 1 tahun 10 bulan lagi, maka perlu memastikan
semua tingkatan pemerintah pusat/daerah serta para pihak lainnya melakukan pensasaran intervensi
sesuai kewenangan berbasis data keluarga beresiko stunting dan kemiskinan ekstrem.

"Semoga tujuan bersama dalam rangka percepatan penurunan stunting dan penghapusan
kemiskinan ekstrem dapat tercapai dengan sebaik-baiknya," pungkasnya. Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia sangat menyambut baik Roadshow Percepatan Penurunan
Stinting dan Penghapusan Ekstrem ini bersama Menko PMK kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini
TPPS dan Bupati/Walikota se Provinsi Riau. Mardalena berharap semoga penanganan stunting di
Provinsi Riau lebih fokus lagi serta kerjasama semua lintas sektor termasuk kepala daerah dan
diharapkan stunting Provinsi Riau bisa turun sesuai dengan target 2024 yaitu 14 persen.
Kuantan Singingi, 10 Maret 2023

Kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting


kepada Masyarakat dilaksanakan di aula Desa Geringging Baru Kecamatan Sentajo Raya
Kabupaten Kuantan Singingi pada tanggal 10 Maret 2023.

Peserta yang hadir yaitu ibu hamil, keluarga baduta dan Balita, TPK, PKB/PLKB, perangkat desa, Bidan
Desa dan DP2KBP3A Kabupaten Kuantan Singingi. Kegiatan di buka langsung oleh Nang Didi selaku
Kepala Desa Geringging Baru, beliau menyampaikan bahwa beliau menyambut baik kegiatan ini
sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa nya terkait pengasuhan anak agar
terhindar dari stunting.

Materi tentang pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) disampaikan oleh Staf Kesga Gizi
Kabupaten Kuantan Singingi, Ibu Indriyana Silitonga, SKM. Beliau menyampaikan bahwa Perilaku
orang tua merupakan kunci pertumbuhan dan perkembang anak pada masa periode emas,
diantaranya rajin cek kehamilan di posyandu, makan makanan yang bergizi, stimulasi janin dalam
kandungan, melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) saat bayi baru dilahirkan, memberikan asi
ekslusif, memberikan imunisasi dasar lengkap, memperhatikan pola makan dan MPASI, pola hidup
bersih dan sehat, serta mendukung eksplorasi anak.

Selanjutnya, Senita Rizki Wahyuni, S.Tr. Keb menyampaikan tentang penggunaan Kartu Kembang
Anak (KKA) untuk memantau perkembangan anak. Ibu Senita langsung mempraktekkan cara
pengisian dan penggunaan KKA bersama para peserta.
Pekanbaru, 11 Maret 2023

Pj. Walikota Pekanbaru Dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting oleh Deputi ADPIN
BKKBN

Diketahui angka Prevalensi Stunting di Kota Pekanbaru berdasarkan Hasil Survei Status Gizi
Indonesia (SSGI) pada Tahun 2022 yaitu 16,8 persen mengalami kenaikan dari Tahun 2021 yaitu 11,4
persen.mBKKBN terus melakukan upaya untuk dapat menurunkan angka stunting ini, salah satunya
melalui Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Pemerintah Kota Pekanbaru laksanakan
Pengukuhan BAAS dengan tema "Pekanbaru Bergerak Pekanbaru Peduli Stunting".

Pada kesempatan ini Pj. Walikota Pekanbaru Muflihun, S.STP., M.AP dan Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah (Forkopimda) se Kota Pekanbaru dikukuhkan menjadi BAAS yang bertempat di Ballroom
Gedung Utama Lt. 6 Kantor Walikota Pekanbaru Komplek Perkantoran Tenayan Raya pada Jum’at, 10
Maret 2023. Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN RI Drs. Sukaryo
Teguh Santoso, M.Pd menyampaikan pesan Kepala BKKBN RI yaitu mengapresiasi komitmen
Pemerintah Kota Pekanbaru dalam penurunan stunting, dan yakin angka stunting bisa diturunkan
melebihi target nasional.

“Kami menyambut baik kegiatan pada hari ini dan mengapresiasi selamat kepada Pj. Walikota
Pekanbaru beserta seluruh jajarannya yang pada hari ini mewakafkan diri sebagai Bapak Asuh Anak
Stunting sebagai bukti kegotong-royongan kita dalam rangka menurunkan prevalensi stunting yang
ada di Kota Pekanbaru, dan kami juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Pekanbaru
karena pada hari ini sebagaimana kita saksikan bersama APBD murni Kota Pekanbaru diberikan
kepada para KB pelopor Pembangunan Keluarga PPKBD, Sub PPKBD dan Kelompok KB, ini luar
biasa”, ungkap Deputi ADPIN.
“Upaya menurunkan angka prevalensi stunting, ada tiga sasaran kunci yang harus dilakukan pertama
yaitu kepada calon pengantin sudah disepakati pemerintah bersama Kementerian Agama dan BKKBN
untuk memberikan edukasi dan pemeriksaan sebelum menikah sehingga calon pengantin ini tidak
hanya siap nikah tetapi juga siap hamil oleh karena itu para kader mengingatkan kepada calon
pengantin yang ingin menikah agar merekam di aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap
Hamil), yang kedua yaitu ibu-ibu yang saat ini sedang hamil pastikan dapat diperiksakan dengan
baik, hadir di posyandu, memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali untuk memastikan bahwa ibu
yang hamil berada dalam kondisi yang sehat, lalu yang ketiga yaitu ibu-ibu yang saat ini sedang
menyusui dan juga memiliki balita dibawah dua tahun karena pada usia ini adalah usia yang sangat
menentukan apakah nanti masuk tahun ketiga balita ini masuk stunting atau tidak, oleh sebab itu
semoga SSGI 2023 Kota Pekanbaru jauh akan turun dari angka 16, 8 persen," tutup Deputi ADPIN.
Pj. Walikota Pekanbaru mengatakan, BAAS dilaunching sebagai implementasi dari antusias atas
atensi Presiden RI Joko Widodo dalam upaya penurunan angka stunting di Kota Pekanbaru.
"Kita punya komitmen, bagaimana stunting di Pekanbaru bisa terus menurun dari hari ke hari. Hari
ini ada 318 anak stunting di Pekanbaru," ujar Muflihun usai pengukuhan.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si yang hadir pada kesempatan tersebut
pengukuhan BAAS ini memperlihatkan komitmen Pj Walikota dalam percepatan penurunan stunting.
"Sehingga apa yang diharapkan Pekanbaru bergerak bersama peduli stunting insya allah bisa
terwujud", ujar Mardalena.

Mardalena mengatakan untuk daerah di Kabupaten/Kota di Riau juga sudah bergerak. "Kita
harapkan dengan adanya ini apa yang kita harapkan yaitu percepatan penurunan stunting bisa
terlaksana", harapnya. Dilanjutkan dengan Penyerahan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang KB
Tahun Anggaran 2023 Kota Pekanbaru sebesar Rp. 5.927.776.000, pemberian bantuan kepada
keluarga beresiko stunting dan penyerahan secara simbolis insentif kepada PPKBD, Sub PPKBD, dan
Kelompok KB se kota Pekanbaru.
Pekanbaru, 11 Maret 2023

Talkshow bersama Deputi ADPIN BKKBN RI, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru,
dan Ketua Pembina Wilayah 'Aisyiyah Provinsi Riau dengan mengusung tema "Sinergi
Pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra".

Talkshow yang di adakan di Rtv ini dipandu oleh Ali Dahlan sebagai Host. Mengawali Talkshow ini
Deputi ADPIN BKKBN RI, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd menjelaskan tugas utama BKKBN adalah
mewujudkan keluarga berkualitas dan penduduk tumbuh seimbang. Keluarga berkualitas dan
penduduk tumbuh seimbang akan diwujudkan melalui Program Bangga Kencana yang mulanya
bernama KKBPK. istilah yang berbeda, namun esensinya masih sama. Mengingat keluarga
merupakan wahana pertama untuk menghasilkan sumber daya berkualitas.

Masalah Stunting saat ini masih menjadi konsen pemerintah, karena selain mempengaruhi
pertumbuhan fisik, juga mempengaruhi perkembangan sel otak. "Faktanya 1 dari 5 balita Indonesia
itu Stunted (pendek). Tentunya Stunted ini kita harapkan tida jadi Stunting. okeh karena itu, BKKBN
senantiasa meningkatkan sinergi, kolaborasi dan kerjasama dengan mitra lain terkait seperti
pelaksanaan talkshow ini. Melalui penguatan mitra bersama RTV tentunya edukasi dan
penyebarluasan informasi terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
dapat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi," Ujar Deputi ADPIN.

Selanjutnya Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama TNI Setiawan, menyampaikan
keterlibatan TNI dalam program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
"Stunting juga akan mempengaruhi kualitas ketahanan negara dimasa mendatang. Untuk bisa
mengitu rekruitmen TNI, tentu saja dibutuhkan kondisi fisik, Intelegensi dan Skill yang memadai.
Ketika anak menjadi Stunting, maka pertumbuhan Fisik dan Intelegensinya juga tidak akan maksimal.
Oleh karena itu, kami siap mendukung Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan
Stunting, satunya adalah dengan upaya pemanfaatan fasilitas TNI AU yakni RS.Sukirman untuk bisa
digunakan sebagai tempat pelayanan KB," jelasnya.

Ditempat yang sama, Dewan Pembina Wilayah 'Aisyiyah Riau, Dr. Hj. Hikmani, M.Pd pun turut
menyampaiakan dukungan dan peranan dari pihaknya terkait Program Bangga kencana dan
Percepatan Penurunan Stunting di Riau.
"Kami telah memiliki kader Stunting hingga ke tingkat Cabang (Kecamatan), dan memiliki Majlis
Kesejahteraan Masyarakat, Majlis Kesehatan yang bisa berkontribusi untuk kesejahteraan umat.
Namun pergerakannya masih belum berjalan optimal, oleh karena itu diharapkan kerjasama dengan
BKKBN bisa mendorong program ini lebih maksimal lagi," ucapnya.
menanggapi hal tersebut, Deputi ADPIN mengharapkan kerjasama yang terjalin bisa terus berlanjut.
"Prinsip kerjasama ini memanfaatkan wadah yang ada untuk berkolaborasi, seperti pemanfaatan
RS/Klinik untuk pelayanan KB dan pengoptimalan sumber daya manusia dalam penyuluhan Stunting.
Tentunya saya sangat mengapresiasi dukungan yang telah diberikan oleh Komandan Lanud Roesmin
Nurjadin dan Dewan Pembina Wilayah 'Aisyiyah Riau terhadap Program Bangga Kencana dan
Percepatan Penurunan Stunting di Riau. Semoga kerjasama yang telah terjalin bisa terus dilanjutkan,"
tutupnya.
Indragiri Hulu, 11 Maret 2023

Ketua Tim Kerja KB-KR beserta anggota datang mengunjungi Disdalduk-kb Indragiri Hulu
dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Intensifikasi Pelayanan KB di Faskes dan Koordinasi
dan Evaluasi Penggerakan Pelayanan KB MKJP serta Ayoman Komplikasi dan Kegagalan.

Pada kunjungan ini, tim kerja mengevaluasi terkait cakupan pelaporan pelayanan KB pada Aplikasi
New SIGA, “Saya berharap cakupan pelaporan pelayanan KB baik itu di PMB, Rumah Sakit, Klinik,
Puskesmas maupun faskes lain benar-benar terlaporkan di New SIGA”, ucap Supriyadi, S.Pd, M.Sc
selaku Ketua Tim Kerja.

Halisa Rohayu, S.Si turut menyampaikan bahwa masih ada faskes di Kabupaten Indragiri Hulu yang
belum teregister pada Aplikasi New SIGA. Diharapkan hal ini dapat segera ditindaklanjuti, namun
tetap perlu digaris bawahi bahwa setelah faskes di register pada Aplikasi New SIGA, maka seluruh
pelayanan KB pada faskes tersebut harus dilaporkan pada Aplikas New SIGA.

Untuk penggerakan pelayanan KB MKJP menggunakan dana BOKB, Nurhamzalis, SH menyampaikan,


OPD-KB boleh melakukan konversi sesuai dengan ketentuan dan memberikan justifikasinya ke
Perwakilan BKKBN Riau, agar Perwakilan BKKBN Riau bisa melaporkan ke tingkat pusat.

Kunjungan ini diterima baik oleh Rika Varia Nora, S.Si.T.M.P.H selaku Kepala Disdalduk-KB Indragiri
Hulu. "Kita akan mencoba berkoordinasi dan meminta dukungan kepada pimpinan daerah untuk
membuat instruksi terkait kewajiban pencatatan dan pelaporan pelayanan KB pada Aplikasi New
SIGA, karena walaupun hal ini bersifat teknis, tetapi ini menyangkut dengan gambaran kesejahteraan
keluarga dan masyarakat. Untuk penggunaan dana BOKB kita akan segera melakukan analisa”, jelas
Rika.
Pada kesempatan ini, tim kerja juga menyampaikan terkait teknis Lomba Pelayanan KB Terbaik di
Klinik Swasta dan Lomba Kelompok KB Pria, serta penyerahan penghargaan apresiasi untuk kegiatan
Pelayanan KB Terintegrasi TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan Terpadu tahun 2022.
Pekanbaru, 13 Maret 2023

Orientasi Pengelola Rumah Data Kependudukan Tahun 2023

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data yang menjadi basis perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan kependudukan serta pemantapan dan penguatan dalam pengelolaan Rumah Data
Kependudukan (Rumah DataKu), Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan kegiatan "Orientasi
Pengelola Rumah Data Kependudukan bagi Kader dan Operator Aplikasi Rumah DataKu
Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Riau yang berlangsung pada tanggal 12 s.d 13 Maret 2023 di Hotel
Grand Central Pekanbaru.

Dalam Renstra BKKBN dan RPJMN 2020-2024, Tim Kerja Pengendalian Pendududuk memiliki peran
strategis dalam pencapaian pembangunan prioritas nasional yaitu meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing, dalam kegiatan prioritas percepatan cakupan
administrasi kependudukan dengan pengembangan data dan informasi kependudukan yang akurat,
lengkap dan tepat waktu dengan indikator program adalah persentase Rumah DataKu Paripurna
yang terbentuk di Kampung KB. Pentingnya penyediaan data yang valid, terpercaya, dan terbarukan
terutama dalam bidang kependudukan di level mikro, mutlak diperlukan guna menunjang
perencanaan pembangunan di daerah, serta sebagai dasar pengambilan keputusan maupun
kebijakan di tingkat desa/kelurahan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada. Dan
tujuan dari pembangunan, yaitu untuk meningkatkan kualitas dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk dapat tercapai. Selain itu, perencanaan pembangunan di desa/kelurahan dengan
menggunakan data yang berkualitas dan terkini akan memberikan gambaran yang jelas serta
pembangunan yang dilakukan lebih tepat sasaran.

Rumah Data Kependudukan yang selanjutnya disingkat Rumah DataKu, merupakan kelompok
kegiatan masyarakat yang berfungsi sebagai pusat data dan informasi kependudukan di tingkat
mikro, untuk memenuhi kebutuhan akan data dan informasi keluarga dalam pembangunan di
Kampung KB pada khususnya dan desa/kelurahan pada umumnya. Besar harapan dengan Rumah
Dataku akan menjadi pusat data dan informasi kependudukan di wilayah tingkat desa, selain itu
dapat juga sebagai penyedia data basis bagi intervensi pembangunan serta menjadi instrumen
pendidikan data kependudukan bagi masyarakat tentang pentingnya data dan aspek kependudukan
dalam pembangunan. Rumah DataKu sebagai kelompok kegiatan masyarakat yang berfungsi
sebagai pusat data dan informasi kependudukan/keluarga di tingkat mikro menjadi krusial
peranannya untuk memenuhi kebutuhan akan keterpaduan data yang bersumber dari masyarakat.
Oleh sebab itu, keberadaan Rumah DataKu penting untuk diwujudkan di seluruh desa/kelurahan
untuk dapat memasok kebutuhan data yang akan digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pembangunan.

Salah satu tujuan dari pendirian Rumah DataKu di wilayah desa/kelurahan adalah sebagai penyedia
data dan analisis kependudukan serta informasi keluarga bagi pemerintah dan lintas sektoral dalam
upaya memberikan intervensi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran dan tepat
guna. Sehingga secara bersamaan dapat memperkuat Rumah Data yang tidak semata-mata sebagai
tempat mengumpulkan dan mengolah data penduduk dalam skala mikro namun juga sebagai
wahana koordinasi kelompok sasaran intervensi pembangunan desa, sekaligus pusat pembelajaran
kader pendata di desa.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si berharap dengan diadakan
orientasi ini, dapat meningkatkan pemahaman pengelola terkait penyelenggaran Rumah DataKu baik
dari segi pengumpulan, pengolahan, penyajian serta analisis data di tingkat mikro sehingga dapat
tersedianya data di tingkat Desa/Kelurahan yang berkualitas serta dapat dimanfaatkan untuk
perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan.
Dumai, 14 Maret 2023

Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum Koordinasi Percepatan
Penurunan Stunting Kota Dumai.

Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Provinsi Riau terus dilakukan, apalagi tahun ini
merupakan tahun terakhir dalam upaya mencapai target/sasaran RPJMN dan Renstra 2020-2024
terutama yang berkaitan dengan percepatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan
Stunting. Sebagai wujud keseriusan dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting dan
tindak lanjut dari forum koordinasi percepatan penurunan stunting tingkat provinsi yang telah
dilaksanakan sebelumnya, maka pada hari ini (13/3/23) dilaksanakan Forum Koordinasi Percepatan
Penurunan Stunting di Ruang Rapat Wan Dahlan Ibrahim Kota Dumai.

Mengawali pertemuan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si
memberikan apresiasi atas keberhasilan Kota Dumai dalam menurunkan angka prevalensi stunting.
Berdasarkan Data SSGI Tahun 2022 diketahui angka Stunting kota Dumai berhasil diturunkan dari
angka 23 persen menjadi 12,8 persen. "Tentu saja saya sangat mengapresiasi keberhasilan ini,
karena angka ini sudah berada dibawah target nasional yakni 14 persen di tahun 2024. Namun, kita
tidak boleh lengah. Mengingat masih ada Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan," ucapnya.

Dikatakan bahwa kegiatan ini dilakukan guna mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2022 agar
bisa dijadikan pedoman untuk menyepakati kegiatan-kegiatan untuk tahun 2023. "Semoga tahun ini
Kota Dumai bisa Zero Stunting. Mengingat semangat dan komitmen yang telah diberikan
Pemerintah Kota Dumai terhadap Percepatan Penurunan Stunting di Kota Dumai," harapnya.

Berbicara Stunting, perlu diketahui bahwa pengaruh stunting tidak hanya pada fisik anak, namun
juga mempengaruhi kognitif anak. anak yang stunting tentu tidak sama dengan anak pada
umumnya, ia akan mengalami kesulitan belajar sehingga bisa menyebabkan putus sekolah, lalu
karena tidak sekolah maka akan sulit untuk mendapatkanpekerjaan, dan akhirnya akan menimbulkan
kemiskinan.

Oleh karena itu berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
dijelaskan bahwa ada 5 aksi yang harus dilakukan bersama lintas sektor terkait, yakni penyediaan
data keluarga beresiko Stunting yang dalam hal ini telah disediakan oleh DP2KBP3A Kota Dumai,
pendampingan kepada keluarga beresiko Stunting oleh Tim Pendamping Keluarga, pendampingan
calon PUS / Catin bersama Kemenag, Surveilens keluarga beresiko stunting hingga Audit Kasus
Stunting yang melibatkan tim pakar. Menanggapi hal tersebut, Ketua TP PKK Kota Dumai Hj. Leni
Ramaini, SKM menyampaikan pihaknya telah melakukan semua kegiatan seperti yang tekah
disebutkan.

"Walaupun demikian, saya selalu mengingatkan seluruh pihak terkait agar komitmen yang telah
dibuat tidak hanya perjanjian diatas kertas saja, namun diharapkan semua bisa lebih fokus terhadap
peranannya dalam penanganan Stunting. Harapannya pertemuan ini bisa meningkatkan kerjasama
OPD terkait terhadap Percepatan Penurunan Stunting di Kota Dumai" jelasnya.
Turut hadir pada kesempatan ini, Asisten 1 Kota dumai, Dinas Kesehatan Kota Dumai, Bappeda Kota
Dumai, PKB/PLKB, serta Lurah dari desa lokus Stunting Kota Dumai.
Pekanbaru, 14 Maret 2023

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membentuk Tim


Pendamping Keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting hingga ke Tingkat Desa atau
Kelurahan. TPK ini terdiri dari tiga unsur, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, PKK, dan kader
Keluarga Berencana (KB). Tim akan bekerja dibawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana
(PKB) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

TPK akan melakukan pendampingan pada tiga kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil,
serta baduta dan balita. Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan edukasi kepada kelompok
sasaran untuk mencegah stunting. Untuk meningkatkan pengetahuan TPK, Selasa, 14 Maret 2023,
bertempat di Aula Kantor Camat Dumai Barat, Kota Dumai, dilaksanakan Orientasi TPK Tingkat
Kecamatan. Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini dihadiri oleh seluruh Tim
Pendamping Keluarga yang tersebar di Kecamatan Dumai Barat sebanyak 60 orang.

Berdasarkan Data SSGI Tahun 2022 diketahui angka Prevalensi Stunting Kota Dumai berhasil
diturunkan dari angka 23 persen menjadi 12,8 persen. Hal ini tentunya merupakan suatu pencapaian
yang harus di apresiasi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra.
Mardalena Wati Yulia, M.Si yang berkesempatan hadir secara langsung untuk memberikan arahan.

"Pencapaian ini tentunya perlu di apresiasi setinggi-tingginya. Terkhusus kepada seluruh Tim
Pendamping Keluarga yang selama ini telah berkontribusi terhadap Percepatan Penurunan Stunting
khususnya di kecamatan dumai barat. Karena Percepatan Penurunan Stunting ini tidak bisa dilakukan
satu lembaga saja, namun diperlukan kolaborasi dan sinergi dari semua lintas sektor. Pencapaian
Kota Dumai ini sudah berada di atas target nasional, yakni 14 persen di tahun 2024.Namun kita tidak
boleh lengah, mengingat target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Dumai adalah dibawah angka
10 persen,." Ucapnya.

Kemudian beliau menyampaikan keyakinannya terhadap keberhasilan Percepatan Penurunan


Stunting di Kota Dumai. "Saya yakin dan percaya dengan semangat semua TPK, insyaallah target
Stunting itu bisa kita capai," Lanjutnya. Selanjutnya beliau juga menyampaikan harapannya terhadap
pendamping teknis TPK, yakni PKB. "Saya sangat berharap kolaborasi antara PKB dan TPK bisa
terjalin dengan baik, sehingga cita-cita penurunan angka stunting dibawah 10 persen dapat
tercapai," Ujarnya.
Pelalawan, 15 Maret 2023

Forum Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Pelalawan.

Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Provinsi Riau terus dilakukan, dan sebagai wujud
keseriusan dalam melakukan upaya Percepatan Penurunan Stunting, pada hari ini (15/3/2023)
dilaksanakan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Auditorium Lt. 3 Kantor Bupati
Pelalawan. Forum ini merupakan tindak lanjut forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Provinsi Riau beberapa waktu lalu. Stunting masih menjadi masalah serius yang
menimbulkan dampak jangka panjang. Hal ini dikarenakan stunting tidak hanya berpengaruh pada
kondisi fisik, namun juga akan mempengaruhi kognitif anak.

Wakil Bupati Kabupaten Pelalawan, H. Nasarudin, SH, MH menyampaikan bahwa untuk Percepatan
Penurunan Stunting di kabupaten Pelalawan pihaknya telah bekerjasama dengan Kemenag untuk
melakukan skrining kepada calon pengantin dan rencananya TP PKK akan bekerjasama dengan Dinas
Pertanian untuk melakukan gerakan menanam daun kelor yang kaya akan manfaat. Disebutkan
bahwa sebagian besar Stunting ditemukan pada keluarga yang memiliki permasalahan ekonomi.
Oleh karena itu, sebagai wujud komitmen dan kepedulian terhadap Percepatan Penurunan Stunting
di Kabupaten Pelalawan, Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan dikukuhkan menjadi Bunda Asuh Anak
Stunting (BAAS) Tingkat Kabupaten Pelalawan.

Pengukuhan dibuktikan dengan pemasangan selempang oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si kepada Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan, Sella Pitaloka, S.AP.
Selain pengukuhan Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan sebagai BAAS Kabupaten Pelalawan, pada
kesempatan ini juga dilakukan pengukuhan 12 orang Ketua TP PKK Kecamatan sebagai Bunda Genre
Tingkat Kecamatan dan 118 pasang Duta Genre Tingkat Desa/Kelurahan se Kabupaten Pelalawan.
Prosesi pengukuhan disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Pelalawan, H. Nasarudin, SH, MH, Kepala
Dinas P2KBP3A Kabupaten Pelalawan, Forkopimda dan tamu undangan lainnya. Dilanjutkan
penyerahan DAK Sub Bidang KB secara simbolis kepada Wabup Pelalawan dan penyerahan ATTG
kepada Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan. Adapun narasumber pada kegiatan ini berasal dari Dinas
Kesehatan dan BAPPEDA Kabupaten Pelalawan.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan yang telah bersedia untuk dikukuhkan
sebagai Bunda Asuh Anak Stunting, kepada Bunda Genre Tingkat Kecamatan dan kepada Duta Genre
Tingkat Desa/Kelurahan. Menurutnya pengukuhan ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah
Kabupaten Pelalawan untuk mendukung Program Bangga Kencana khususnya Percepatan
Penurunan Stunting.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia dikukuhkan. Program ini diharapkan bisa
memberikan kontribusi lebih terhadap Percepatan Penurunan Stunting di Pelalawan. Sehingga
harapan kita bersama Pelalawan Zero Stunting bisa dicapai,” ucapnya.
Diketahui kondisi Stunting di Kabupaten Pelalawan telah diturunkan dari angka 21,2 persen menjadi
11,2 persen dan Kabupaten Pelalawan berhasil menempati posisi terendah kedua se Provinsi Riau.
“Memang angka ini sudah dibawah rata-rata nasional, namun kita tetap tidak boleh lengah. Upaya
Percepatan Penurunan Stunting harus tetap dilakukan hingga zero stunting.” lanjutnya.
Tak lupa, beliau menyampaikan harapannya kepada Duta Genre Tingkat Desa/Kelurahan se
Kabupaten Pelalawan yang baru saja dikukuhkan. “Remaja cenderung lebih senang bercerita kepada
teman sebayanya, oleh karena itu pada hari ini dilakukan pegukuhan Duta Genre Tingkat Desa dan
Kelurahan agar bisa menjangkau masyarakat luas. Tentu saja harapannya Duta Genre ini tidak hanya
sekedar dikukuhkan, namun saya menunggu aksi nyatanya. Duta genre yang dikukuhkan diharapkan
bisa menjadi Agent Of Changes dan Role Model bagi teman sebayanya.” jelasnya.

Ditempat yang sama, wabup mengatakan saat ini banyak tindak pidana yang terjadi pada anak
dibawah umur. Oleh karena itu Duta Genre yang telah dilantik, diharapkan bisa turut serta mengawal
anak-anak di desanya dan memberikan contoh yang baik untuk teman sebayanya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama PPS dg Kapolres,
Dandim, Kemenag, BAZNAS, IDI, IBI, IAKMI, PPNI, BKMT, PT. RAPP, PT. Tanoto foundation, PT.
Musimas, PT. PMBN, PT. asian agri, dan PT. Sari Lembah Subur.
Kepulauan Meranti, 16 Maret 2023

Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting pada


Masyarakat di Kab. Kepulauan Meranti. 14 Maret 2023

Kegiatan Pro PN ini dilaksanakan di Balai Desa Tanjung Kec. Tebing Tinggi Barat kab. Meranti, yang
diikuti oleh Ibu Hamil dan keluarga baduta, PKB/ PLKB dan Perwakilan DINSOSP3AP2KB Kab
Kepulauan Meranti. Kegiatan Ini bertujuan untuk Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
peserta terkait optimalisasi Pengasuhan 1000 HPK untuk pencegahan Stunting.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Tanjung, Bapak Muhammad Annas, SE, beliau menyambut baik
dilaksanakannnya kegiatan ini di desa nya guna untuk meningkakatkan pengetahuan Ibu Hamil dan
Ibu yang memiliki Balita tentang pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan, agar kedepannya tidak
ada lagi anak di Desa Tanjung ini yang terkena stunting.

dr. Alti Idah Anugrah, MM selaku Penata KKB Alhli Muda dari Perwakilan BKKBN Provinsi Riau juga
memberikan sambutan, dimana Kegiatan ini merupakan Kegiatan Proyek Prioritas Nasional Tahun
2023 yang artinya kegiatan serupa juga dilakukan di seluruh Indonesia, Desa Tanjung adalah salah
satu Desa Lokus Stunting di Kabupaten Kepulauan Meranti, salah satu cara kita untuk mencegah
Stunting adalah dengan terus bekerjasama, bergotong royong, mensosialisasikan Pengasuhan 1000
HPK kepada masyarakat sehingga masyarakat memahami bagaimana mengasuh dan merawat anak-
anaknya.

Raudhatun nikmah Amd.Gz, dari Dinas Kesehatan Kab. Kepulauan Meranti yang menjadi narasumber
pada kegiatan ini menjelaskan tentang Pengasuhan 1000 HPK untuk Mencegah Stunting, dan
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai Kartu Kembang Anak (KKA) oleh Febrina Nelisa, S.Farm dan
Sri Hartanti.
Kepulauan Meranti, 16 Maret 2023

Tujuh Dimensi Lansia Tangguh Dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia di
Kab. Kepulauan Meranti. 14 Maret 2023

Kegiatan Pro PN dilaksanakan di Balai Penyuluh KB Tebing Tinggi Barat Kab. Kepulauan Meranti yang
diikuti oleh Kader BKL yang menjadi lokus Pro PN Thaun 2023, PLKB/PKB serta Perwakilan
DINSOSP3AP2KB Kab. Kepulauan Meranti. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk
mensosialisasikan kegiatan Pro PN kelanjutusiaan dan meningkatkan pengetahuan kader BKL dan
pengelola program lansia terkait materi tujuh dimensi lansia tangguh dan pendampingan PJP bagi
lansia di Kab. Kepulauan Meranti.

“Kegiatan ini merupakan Kegiatan Proyek Prioritas Nasional tahun 2023, dimana pada tahun ini,
Provinsi Riau mendapatkan target 111 Kelompok BKL yang ditetapkan sebagai lokius Pro PN, hal ini
berarti setiap BKL yang menjadi lokus tersebut, wajib menyampaikan materi tujuh dimensi lansia
tangguh dan pendampingan PJP bagi lansia pada pelaksanaan kegiatan rutinnya” Jelas Dr. Alti Idah
Anugrah, MM selaku Penata KKB Ahli Muda saat membuka kegiatan ini secara resmi
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh dr. Muhammad Fadhil Siregar
terkait Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia, dan 7 Dimensi Lansia Tangguh oleh
Retni Agnesty, S.Psi.
Pekanbaru, 16 Maret 2023

Percepatan Penurunan Stunting dan Pelayanan KB bersama Jajaran Polresta Pekanbaru

#SobatBKKBNRiau, sejumlah jajaran Polresta Pekanbaru bersama dengan Bhayangkari Polresta


Pekanbaru dengan antusias menghadiri Aula Zapin Polresta Pekanbaru untuk mengikuti kegiatan
Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting dan Pelayanan KB pada Rabu, 15 Maret 2023 lalu.

Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan Polresta
Pekanbaru ini merupakan langkah awal peran serta Polri sebagai salah satu mitra kerja strategis
dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Riau. Dalam kesempatan tersebut turut
hadir Kapolresta Pekanbaru, DR. Pria Budi, S.I.K., MH dan dr. Raffi Fauzi, Sp.OG yang menyampaikan
materi tentang peningkatan pelayanan KB dan upaya percepatan penurunan stunting.

“Presiden telah menitipkan kepada Polri untuk turut membantu pemerintah dalam penanganan
stunting, karna sejatinya tugas Polri turut serta mengurai permasalahan dalam masyarakat. Kami
meminta BKKBN untuk memberikan pencerahan pemahaman terkait stunting kepada Jajaran
Polresta dan Bhayangkari Polresta Pekanbaru demi terwujudnya keluarga berkualitas untuk
memperoleh bonus demografi pada tahun 2030” ujar Kapolresta Pekanbaru.

Ketua tim kerja KBKR, Supriyadi, S.Pd, M.Sc yang turut hadir dalam kesempatan tersebut
menyampaikan bahwa angka stunting di Provinsi Riau saat ini sebesar 17% dan lebih rendah dari
angka stunting nasional yang berada di angka 21%. Capaian ini tentunya tidak terlepas dari adanya
kolaborasi Polda, Polresta dan mitra kerja lainnya. “Dengan adanya kolaborasi, percepatan
penurunan stunting dilakukan dari berbagai sektor. Untuk pelayanan KB, tujuannya adalah
mengendalikan jumlah penduduk dan melahirkan generasi yang berkualitas. Dengan terkendalinya
jumlah penduduk, maka akan menekan angka kriminalitas dan pengangguran di masa yang akan
datang”.
Pekanbaru, 17 Maret

BKKBN Riau laksanakan Orientasi Peningkatan Kapasitas Pendamping Ibu Hamil dan Ibu Pasca
Persalinan Tentang Stunting Provinsi Riau

Dalam rangka percepatan penurunan stunting, BKKBN melakukan pendampingan kepada keluarga
beresiko stunting melalui Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB
di setiap desa. Upaya untuk peningkatan kapasitas tim pendamping keluarga dalam mendampingi
keluarga beresiko stunting, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan Orientasi Peningkatan
Kapasitas Pendamping Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan Tentang Stunting Provinsi Riau pada
tanggal 16 s.d 17 Maret 2023 bertempat di Hotel Grand Central Pekanbaru.

Mengawali kegiatan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI) Wilayah Riau, karena baru saja telah dilaksanakan penandatanganan MoU antara Perwakilan
BKKBN Riau dengan PERSI Wilayah Riau dengan harapan adanya sinergi dalam mendukung Program
Bangga Kencana, terutama dalam rangka peningkatan Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP).

Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting,
ada sebelas intervensi yang harus kita lakukan, diantara sebelas itu, salah satunya adalah
Peningkatan KBPP. Untuk meningkatkan KBPP maka perlu penguatan pada rumah sakit.
Melalui Ketua PERSI diharapkan nanti seluruh rumah sakit yang melakukan pelayanan KB teregister
di New SIGA, pelayanan KB dengan menggunakan Dana BOKB bisa terealisasi (pelayanan interval
khususnya MOW).

"Semoga sinergi kita ini dalam rangka peningkatan kesertaan ber-KB, peningkatan mCPR, dan
penurunan unmet need di Provinsi Riau akan bisa diwujudkan bersama-sama", ucap Mardalena.
Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader KB dan Kader PKK sangat berarti dan sangat
berkontribusi terutama dalam mendampingi keluarga beresiko stunting. Berdasarkan Hasil Survei
Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Provinsi Riau turun dari 22,3 persen
menjadi 17 persen. Hal ini tentu saja berkat kerjasama dan kerja keras tim pendamping keluarga.
Kuantan Singingi, 17 Maret 2023

Fasilitasi dan Pembinaan Kampung KB dilaksanakan di Kampung KB Karya Bersama, Desa


Simpang Raya Kabupaten Kuantan Singingi Pada Kamis, 16 Maret 2023.

Pada kegiatan ini dilakukan Fasilitasi dan pembinaan Kampung KB kepada Kader pengelola Kampung
KB yang disampaikan oleh Ketua dan anggota Pokja Kampung KB dan RDK Ibu Ermayani, SE, Ak dan
Tresna Widyawati, S. Sos sebagai upaya pembinaan pengisian pelaporan kegiatan pada menu
intervensi website kampung KB.

Pada Kegiatan ini juga dilaksanakan tinjauan lapangan ke Rumah Data Kependudukan dan Program
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan kebun kates, cabai rawit dan peternakan sapi yang
didampingi oleh Kepala Desa Simpang Raya, Bapak Amran Mangunsong dan Kabid Dalduk Ibu Supri
Andayani beserta Jajaran dari DPPKBP3A Kabupaten Kuansing
Bengkalis, 17 Maret 2023

Fasilitasi dan pembinaan Kampung KB Desa Pamesi, Kec. Bathin Solapan, Kab. Bengkalis.

Fasilitasi dan pembinaan dilaksanakan di Kantor Desa Pamesi pada hari Jum’at 17 Maret 2023.
Kegiatan ini dihadiri oleh Mirza Affendy selaku Penata KKB Ahli Muda DPPKB Kab. Bengkalis, Kepala
Desa Pamesi, Pokja/Kader Kampung KB Desa Pamesi, serta PLKB Kec. Bathin Solapan. Kegiatan ini di
laksanakan dengan tujuan meningkatan pemahaman dan pengetahuan Kader Pokja Kampung KB
dalam mengelola kegiatan di Kampung KB terkhusus dalam hal pelaporan kegiatan pada website
Kampung KB.

Ali Ridwan selaku Kepala Desa Pamesi menyampaikan bahwa harapannya para Kader Pokja bisa
saling bekerjasama dan saling mendukung untuk mengelola dan melaporkan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di Desa Pamesi pada website Kampung KB. Mirza Affendy, selaku Penata KKB Ahli
Muda DPPKB Kab. Bengkalis menyampaikan bahwasanya rencana kerja Kampung KB yang sudah
dibuat bisa di upload pada website, serta ditindaklanjuti.

Pada kegiatan ini juga disampaikan pembinaan mengenai cara melengkapi serta mengupdate data-
data serta intervensi kegiatan yang di laksanakan di Desa Pamesi melalui website Kampung KB. Tim
Kerja Kampung KB Perwakilan BKKBN Provinsi Riau juga mengunjungi Sekretariat Kampung KB Desa
Pamesi yang mana didalamnya juga terdapat Rumah Data Kependudukan, DASHAT (Dapur Sehat
Atasi Stunting), ruang pelayanan KB serta Posyandu. Adapun bagungan sekretariat Kampung KB
merupakan hibah dari perusahaan dan tanahnya merupakan hibah dari desa.
Pekanbaru, 17 Maret 2023

BKKBN Provinsi Riau undang Ustadz H. Zulfikar Nikmat, SH pada kegiatan Pembinaan
Pegawai.

Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan pembinaan jasmani dan rohani melalui ceramah
agama dan sekaligus menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 H pada Jum’at, 17 Maret 2023
bertempat di Aula Lancang Kuning Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan secara daring. Pembinaan ini
diikuti oleh PKB/PLKB, Forum GenRe Provinsi Riau, Satgas Percepatan Penurunan Stunting, Pengurus
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Lancang Kuning, seluruh ASN dan Non ASN Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau.

Mengawali kegiatan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si
berharap pada pembinaan ini dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan, harus disambut
dengan hati yang suci dan dengan hati yang ikhlas sehingga apa yang dilaksanakan, ibadah-ibadah
di Bulan Suci Ramadhan sesuai dengan yang diharapkan. Ustadz H. Zulfikar Nikmat, SH dalam
ceramahnya menyampaikan memberi maaf itu sedekat-dekat taqwa.
“Ada lima hal yang disampaikan yaitu kinerja tetap disiplin dan ikhlas, tegur orang yang tidak mau
menegur kita, memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita, saling silaturahmi
berkunjung kepada orang yang tidak mau berkunjung, dan maafkan orang yang bersalah kepada
kita”, ucap Ustadz.
Pekanbaru, 18 Maret 2023

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah membentuk Tim
Pendamping Keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting hingga ke Tingkat Desa atau
Kelurahan. TPK ini terdiri dari tiga unsur, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, PKK, dan kader
Keluarga Berencana (KB). Tim akan bekerja dibawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana
(PKB) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

TPK akan melakukan pendampingan pada tiga kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil,
serta baduta dan balita. Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan edukasi kepada kelompok
sasaran untuk mencegah stunting. Untuk meningkatkan pengetahuan TPK, Jumat, 17 Maret 2023,
bertempat di Aula Guru Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, dilaksanakan Orientasi TPK Tingkat
Kecamatan Tapung. Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini dihadiri oleh seluruh
Tim Pendamping Keluarga yang tersebar di Kecamatan Tapung sebanyak 144 orang.

Berdasarkan Data SSGI Tahun 2022 diketahui angka Prevalensi Stunting Kabupaten Kampar berhasil
diturunkan dari angka 25,7 persen menjadi 14,5 persen. Hal ini tentunya merupakan suatu
pencapaian yang harus di apresiasi. "Prevalensi Stunting Kabupaten Kampar yang menurun tajam ini
patut diberi apresiasi. Apresiasi ini perlu diberikan kepada seluruh TPK yang senantiasa mendampingi
keluarga, terkhusus keluarga yang beresiko Stunting di Kecamatan Tapung ini. Namun walaupun
demikian, kita tetap tidak boleh lengah. Karena ada beberapa Kabupaten/Kota yang mengalami
kenaikan angka Stunting, " Ucap Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia,
M.Si yang berkesempatan hadir secara langsung untuk memberikan arahan.

Beliau juga kembali memupuk semangat para TPK dengan mengatakan bahwa apa yang telah
dilakukan TPK merupakan tugas mulia. "Tugas yang ibu semua lakukan merupakan tugas mulia.
Dampaknya memang tidak dapat dirasakan sekarang, karena yang ibu lakukan merupakan investasi
jangka panjang demi terciptanya generasi cerdas dan berkualitas," lanjutnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan simulasi pengisian Elsimil guna mendapatkan sertifikat siap
nikah dan hamil.
Bengkalis, 18 Maret

Orientasi Tim Pendamping Keluarga Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis telah


dilaksanakan pada Sabtu, 18 Maret 2023.

Bertempat di Aula Serbaguna Kantor Camat Mandau, hadir sebanyak 246 kader TPK dari unsur Bidan,
Kader KB dan Kader PKK. Pelaksanaan Orientasi ini berlangsung dengan lancar dan dihadiri langsung
oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia.

"Terima kasih atas partisipasi dari kader TPK Kecamatan Mandau khususnya sehingga angka Stunting
di Kabupaten Bengkalis turun menjadi 8,4 persen," ujar Mardalena dalam sambutannya. Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau juga mengapresiasi komitmen kader TPK Kecamatan Mandau untuk
mencapai Zero Stunting di tahun 2023 ini.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Faizal mewakili Camat Mandau, Dedi Suhendri, SH, Kabid K3
Disdalduk KB Kabupaten Bengkalis mewakili Kadis Disdalduk KB Kabupaten Bengkalis, Safra Rita
Kurniasih, S.Tr Keb, selaku Ketua PC IBI Kabupaten Bengkalis dan Fadli, S.Sos dari TP. PKK Kabupaten
Bengkalis. Harapan kedepannya komitmen antar lini lembaga dapat semakin solid sehingga tercapai
penurunan angka Stunting di Provinsi Riau.
Pekanbaru, 20 Maret 2023

Apel pagi dilaksanakan di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang diikuti oleh
seluruh ASN, Non ASN, Satgas Stunting Provinsi Riau dan Siswa PKL pada Senin, 20 Maret
2023.

Sebagai pelaksana apel kali ini adalah Bidang ADPIN. Rudi Salman, SS selaku Penata KKB Ahli Muda
menyampaikan informasi kegiatan Bidang ADPIN telah mengikuti Rapat Koordinasi Teknis Bidang
ADPIN di Provinsi Bali, saat ini sedang berlangsung kegiatan Penguatan Pembinaan Tim Pendamping
Keluarga (TPK) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kabupaten Indragiri Hilir yang
dihadiri oleh Bupati Indragiri Hilir.

Selanjutnya, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Riau drg. Tengku Mita Maya Don, M.Si
menyampaikan pesan Tim Kerja SMAP dan ZI WBK yang setiap Apel Pagi harus disampaikan yakni
tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, untuk mendukung penerapan SMAP ISO 37001:2016
diharapkan seluruh pegawai tidak melakukan 4 hal yaitu yang pertama tidak boleh ada suap-
menyuap dan pemerasan, kedua tidak boleh ada hadiah atau gratifikasi yang bertentangan dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, ketiga tidak boleh ada komisi tanda terima kasih baik dalam
bentuk uang dan bentuk lainnya, dan keempat tidak boleh ada penyambutan dan jamuan yang
berlebihan. Untuk mengawal penerapan SMAP Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah membentuk
Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan (FKAP) yang bertugas mengidentifikasi, mengevaluasi resiko
penyuapan serta mencegah, mendeteksi dan merespon penyuapan.

Sekretaris menyampaikan telah dilaksanakan kegiatan tentang Dukungan Manajemen dalam rangka
Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting. “Dari bagian Kepegawaian,
kedisiplinan kita semua Alhamdulillah dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Februari 2023 hasil
rekap absen kehadiran tepat waktu kita rata-rata sudah semakin baik dan diharapkan untuk Bulan
Maret ini lebih baik lagi agar pada saat evaluasi per triwulan nanti tidak ada yang melakukan datang
terlambat dalam 3 bulan berturut-turut,” ucap Sekretaris. Ditambahkan, untuk penilaian kinerja,
Bidang Sekretariat akan melakukan evaluasi kinerja untuk triwulan pertama yang akan dilaksanakan
pada Bulan April.
Nusa Tenggara Timur, 21 Maret 2023

Jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) menggelar Pencanangan
Pencegahan Stunting Nasional tahun 2023 yang dipusatkan di gedung aula Bandara El Tari, di
Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Senin (20/03/2023).

Pencanangan Progam Pencegahan Stunting Nasional TNI AU tahun 2023 itu ditandai pemukulan
gong oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., C.S.F.A bersama Kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo,
Sp.O.G (K) dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilo Laiskodat, S.H.,M.Si. Dalam
arahannya, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan seluruh jajaran prajurit TNI AU wajib
mendukung program percepatan penurunan stunting dan mendukung pembangunan di Nusa
Tenggara Timur. Marsekal TNI Fadjar mengatakan pemilihan Kota Kupang dalam rangka mendukung
program pencegahan stunting dan mendukung program pembangunan di daerah.

“Hampir sebagian besar pejabat di Mabes AU, saat ini ke Nusa Tenggara Timur. Jadi Mabes (TNI AU)
hampir kosong. Hal ini menunjukkan jajaran TNI AU sangat excited (program pencegahan stunting).
Kami berharap dengan program ini, bisa memberi sesuatu dampak kepada daerah,” kata Marsekal
TNI Fadjar Prasetyo. Selanjutnya Fadjar mengatakan pihaknya akan meneruskan kampanye
penanaman dan pemanfaatan pohon kelor sebagai sumber bahan pangan dan juga sebagai upaya
pencegahan stunting. TNI AU juga akan meningkatkan peralatan di fasilitas-fasilitas kesehatan di
lingkungan TNI AU. “Lanud (Pangkalan Udara TNI AU) akan diwajibkan untuk menanami pohon
kelor. Selain itu kami juga akan meng-up grade (meningkatkan) fasilitas kesehatan TNI AU karena
anak-anak dari anggota TNI AU adalah masa depan kita bersama,” kata Fadjar.

Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) dalam sambutannya mengatakan perlunya
menata mindset atau pola pikir masyarakat dalam mengkonsumsi nutrisi dan gizi. Hasto Wardoyo
menyebutkan daun kelor bisa menjadi sumber nutrisi dan protein yang baik, terutama bagi ibu-ibu
hamil dan menyusui, sehingga anaknya tidak stunting. Sementara itu Gubernur NTT Viktor Bungtilo
Laiskodat dalam sambutan mengatakan berdasarkan hasil pengukuran dengan antopometri, angka
stuntingdi NTT mengalami penurunan menjadi 17,7 persen. Namun demikian, dari 10 ribu Posyandu
yang memiliki antopometri itu baru 5 ribu. “Di Posyandu yang belum punya antopometri maka
dibawa untuk diukur di Posyandu yang memiliki alat antopometri,” kata Viktor. Menurut Viktor,
pihaknya optimistis angka stunting di NTT dapat diturunkan lagi sehingga mencapai target nasional
14 persen.

Salah satu faktor keberhasilan penurunan stunting ini adalah konsumsi daun kelor yang disebutnya
sebagai “pohon ajaib” karena kandungan gizi yang tinggi, selain itu nilai ekonomisnya juga cukup
menjanjikan.“Satu kilo daun kelor basah harganya Rp5 ribu sampai Rp7 ribu. Ini bisa membantu
perekonomian masyarakat,” kata Viktor. Viktor menyebutkan nama pohon kelor itu ajaib sesuai
pemberian nama oleh WHO yakni miracle tree atau pohon kelor dalam Bahasa latin adalah Moringa
oleifera. Karena itu, Viktor berharap TNI AU bisa memanfaatkan lahan-lahannya di Lanud yang ada di
NTT untuk ditanami pohon kelor. Usai Pencanangan Pencegahan Stunting Nasional TNI AU tahun
2023, dilakukan peninjauan kepada pos kesehatan. TNI AU juga memberikan bingkisan paket
makanan dan nutrisi kepada 300 anak yang berisiko stunting. Bingkisan secara simbolis diberikan
oleh Ketua Umum PIA Ardhya Garini Ny. Inong Fadjar Prasetyo, Ketua Dharma Wanita Persatuan
BKKBN dr. Dwikisworo Setyowireni, Sp.A., dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno
Laiskodat.

Hasto menyebutkan, stunting disebabkan oleh tiga hal. Pertama, karena suboptimal nutritional atau
kekurangan nutrisi. Kedua, suboptimal health, yakni karena sakit maka balita itu menjadi kekurangan
gizi. Ketiga, suboptimal parenting yang berkaitan dengan pola pengasuhan dan pemberian asupan
makanan kepada balita. “Ibu hamil kalau makan daun kelor, bisa tercukupi kebutuhan nutrisi dan
kalsiumnya. Sudah dicoba. Ibu-ibu yang mengonsumsi daun kelor selama tiga bulan menjadi tidak
anemia. Mari kita mengkampanyekan pemanfaatan produk-produk (pangan) lokal. Melalui pangan
lokal ini mari kita tingkatkan IQ anak-anak untuk masa depan Indonesia,” kata Hasto Wardoyo.
Selanjutnya, Hasto Wardoyo menjelaskan tentang pentingnya pencegahan stunting dari hulu. Karena
itu Hasto Wardoyo menyampaikan strategi dengan pola mendekati yang menikah.
“Data di NTT, jumlah kehamilan sebanyak 131 ribu per tahun. Dari jumlah kehamilan ini, maka yang
menikah jumlahnya antara 50 ribu sampai 60 ribu. Dari jumlah yang menikah ini, maka yang hamil di
tahun pertama itu sebanyak 80 persen atau sekitar 40 ribu. Pemerintah daerah perlu mendekati
pasangan calon pengantin, supaya bayi yang lahir itu tidak stunting. Kalau berhasil mendekati 40
ribu ini maka bisa dihadang lahirnya bayi-bayi stunting yang baru,” kata Hasto.

Menurut Hasto, BKKBN telah bersepakat dengan Kementerian Agama agar tiga bulan sebelum
pernikahan dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pasangan calon pengantin. Hasto juga
mengatakan dirinya telah bertemu dengan Uskup Ruteng (Mgr. Siprianus Hormat, Pr) terkait
pemeriksaan kesehatan bagi pasangan calon pengantin. “Jika lingkar lengan kurang dari 23,5
centimeter dan Hb di bawah 12 maka boleh menikah tetapi kehamilannya yang ditunda sampai
kondisinya sehat,” Kata Hasto Wardoyo. Pada awal sambutannya, Hasto juga menyampaikan
apresiasi kepada Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang memprioritaskan KB kepada warga miskin di
NTT. “Langkah ini sangat strategis. Dalam peta menunjukkan bahwa mereka yang anaknya banyak
berada di kantong-kantong yakni kemiskinan, rural atau perdesaan, dan yang berpendidikan
rendah,” ujar Hasto.
Pekanbaru, 21 Maret 2023

Bhakti Sosial dalam rangka HUT TNI Angkatan Udara ke-77 (20/3/23).

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin yang pada kesempatan ini diwakili oleh Kadis Potensi
Dirgantara, Kolonel Tek. Parluhutan Siboro, ST mengatakan bahwa bertepatan dengan perayaan HUT
TNI AU ke 77 ini akan dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya Khitanan Massal,
Pelayanan KB, pemberian bantuan kepada keluarga beresiko Stunting dan Vaksinasi Covid-19.

Sehubungan dengan Pencanangan Pencegahan Stunting, pihaknya mengatakan siap untuk


meneruskan kampanye mengenai pemanfaatan Daun Kelor sebagai salah satu sumber pangan untuk
pencegahan stunting. Diketahui bahwa daun kelor bisa menjadi sumber nutrisi yang baik, terutama
bagi ibu hamil dan menyusui. Ibu hamil yang mengonsumsi daun kelor selama tiga bulan tidak akan
mengalami anemia, hal ini dikarenakan Daun Kelor kaya akan Kalsium.

Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si mengucapkan terimakasih
atas sinergi dan komitmen yang telah ditunjukkan oleh Lanud Roesmin Nurjadin. “Sinergi yang
terjalin antara BKKBN Provinsi Riau dan Lanud Roesmin Nurjadin bukanlah hal yang baru.
Sebelumnya sinergi telah dilakukan pada saat pelaksanaan Pelayanan KB serentak dalam rangka
peringatan Hari Keluarga Nasional, dan pada saat pelaksanaan Rakor Kemitraan beberapa waktu
yang lalu, RS. Sukirman milik Lanud Roesmin Nurjadin baru saja menerima penghargaan. Tentunya
penghargaan tersebut diberikan karena komitmen kuat yang telah ditunjukkan oleh Lanud Roesmin
Nurjadin terhadap Program Bangga Kencana khususnya Percepatan Penurunan Stunting” ucapnya.

Hasil SSGI Tahun 2022 menunjukkan bahwa angka Stunting Provinsi Riau sudah berada di angka 17
persen, dan Pekanbaru sendiri angkanya sudah berada dibawah rata-rata provinsi yakni, 16 persen.
“Meskipun telah mengalami penurunan, kita tetap tidak boleh lengah. Karena target yang ditetapkan
oleh Presiden RI adalah 14 persen di tahun 2024.,” lanjutnya.

Stunting ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, namun juga bisa mempengaruhi
perkembangan otak anak. Bila perkembangan otak terganggu, maka ini akan menjadi masalah besar
karena akan berdampak buruk pada masa depan anak. “Untuk itu, BKKBN mengucapkan terimakasih
atas komitmen yang telah diberikan. Karena untuk mencegah terjadinya Stunting tidak bisa hanya
dilakukan satu instansi saja, tetapi diperlukan kolaborasi dari semua pihak. Sehingga harapannya
target 14 persen di tahun 2024 dapat dicapai” ujarnya. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung
Serbaguna Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru usai pencanangan bersama Kasau ini turut dihadiri
oleh Ketua PIA Ardhya Garini beserta jajaran.
Pekanbaru, 21 Maret 2023

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah membentuk Tim
Pendamping Keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting hingga ke Tingkat Desa atau
Kelurahan. TPK ini terdiri dari tiga unsur, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, PKK, dan kader
Keluarga Berencana (KB). Tim akan bekerja dibawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana
(PKB) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

TPK akan melakukan pendampingan pada tiga kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil,
serta baduta dan balita. Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan edukasi kepada kelompok
sasaran untuk mencegah stunting. Untuk meningkatkan pengetahuan TPK, Senin, 20 Maret 2023,
bertempat di Aula Kantor Camat Tambang, dilaksanakan Orientasi TPK Tingkat Kecamatan Tambang.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Tim Pendamping Keluarga yang tersebar di Kecamatan Tambang
sebanyak 153 orang.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si yang berkesempatan hadir
menyampaikan apresiasinya terhadap capaian penurunan prevalensi Stunting di Kampar.
Berdasarkan Data SSGI Tahun 2022 diketahui angka Prevalensi Stunting Kabupaten Kampar berhasil
diturunkan dari angka 25,7 persen menjadi 14,5 persen. "Capaian ini tidak terlepas dari peran TPK
yang senantiasa mendampingi keluarga, terkhusus keluarga yang beresiko Stunting di Kecamatan
Tambang ini. Saya melihat semangat ibu semua yang masih bertahan meskipun cuaca cukup panas,
wajahnya pun tidak menampakkan raut kelelahan. Terimakasih atas segala upaya yang telah ibu
lakukan, sehingga Kabupaten Kampar bisa menurunkan angka Stuntingnya. Namun walaupun
demikian, kita tetap tidak boleh lengah. Karena masih ada beberapa Kabupaten/Kota yang
mengalami kenaikan angka Stunting, " Ucap Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena
Wati Yulia, M.Si yang berkesempatan hadir secara langsung untuk memberikan arahan.
Beliau juga kembali memupuk semangat para TPK dengan mengatakan bahwa apa yang telah
dilakukan TPK merupakan tugas mulia. "Tugas yang ibu semua lakukan merupakan tugas mulia.
Dampaknya memang tidak dapat dirasakan sekarang, karena yang ibu lakukan merupakan investasi
jangka panjang demi terciptanya generasi cerdas dan berkualitas," lanjutnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan simulasi pengisian Elsimil untuk calon pengantin, ibu hamil,
baduta dan balita.
Pekanbaru, 21 Maret 2023

Kegiatan Pengukuhan Duta Genre Kabupaten Indragiri Hilir Senin, 20 Maret 2023 bertempat
di Aula Gedung Wanita Jl. Sungai Beringin Tembilahan, kegiatan ini secara resmi dibuka oleh
Bupati Inhil H. Muhammad Wardan.

Hadir juga dalam kesempatan ini Ketua TP PKK Inhil Hj. Zulaikhah Wardan yang juga merupakan
Bunda Genre Inhil, Kadis DP2KBP3A Inhil Sirajuddin dan beberapa Kepala OPD dan Instansi terkait,
Camat Tembilahan, Camat Tembilahan Hulu, Camat Batang Tuaka, Ketua IBI Inhil, serta para pserta
dan tamu undangan lainnya.

Melalui kesempatan ini, Bupati H. Muhammad Wardan mengukuhkan Duta Genre tingkat kabupaten,
tingkat kecamatan, dan tingkat desa/kelurahan dengan ditandai pemasangan selempang. Ketua
Pokja BKR bapak H. Said Masri, SH, M.Si mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dalam
sambutannya menyampaikan bahwa duta genre merupakan role model bagi anak remaja di tingkat
wilayahnya sehingga nantinya duta genre yang telah dikukuhkan ini dapat memberikan informasi
dan menjadi contoh terkait remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat serta terhindar dari
perilaku seks pranikah, tidak menikah dini dan tidak menyalahgunakan napza.

Bupati H. Muhammad Wardan dalam sambutannya sangat menyambut baik atas diselenggarakannya
kegiatan ini dan berharap melalui kegiatan seperti ini dapat meningkatkan peran, pengetahuan dan
keterampilan tentang program kependudukan dan keluarga berencana sehingga dapat
meningkatkan kualitas kader di Desa/Kelurahan masing-masing. Kegiatan dilanjutkan pada siang
harinya edukasi dan sosialisasi genre kepada remaja dan duta genre Inhil di Balai Penyuluhan.
Narasumber pada kegiatan ini adalah Bapak Drs. Asril selaku Kabid KB dan KS DP2KBP3A Kab Inhil
yang menyampaikan tentang penguatan program bangga kencana, Bapak H. Said Masti, SH, M.Si
selaku Ketua Pokja BKR Perwakilan BKKBN Provinsi riau yang menyampaikan tentang program genre
dan duta genre desa, serta Nano selaku GenRe Indonesia Riau yang menyampaikan tentang
pengelolaan PIK Remaja.
Pekanbaru, 21 Maret 2023

Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting Kabupaten Bengkalis Tahun 2023

Sebagai wujud keseriusan dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting, pada hari ini
(21/3/23) dilaksanakan Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkalis Tahun 2023, yang dilaksanakan bertempat di
Kantor Bupati Kabupaten Bengkalis.

Kabupaten Bengkalis sukses menekan angka stunting yaitu dari 21,9 persen di 2021 menjadi 8,4
persen di akhir 2022. Angka tersebut merupakan angka stunting terendah di Provinsi Riau. Meskipun
begitu, Bupati Kabupaten Bengkalis, Kasmarni diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat, Andris Wasono menegaskan agar seluruh TPPS jangan lengah, intervensi program dan
kegiatan penurunan stunting harus tetap dijalankan secara berkelanjutan.

Melalui forum yang dilaksanakan, seluruh pemangku kepentingan diminta menyamakan persepsi
dan membuat rencana kerja yang lebih cepat, tepat dan terarah. "Kita berharap dengan kinerja dan
strategi yang maksimal, di 2024 Kabupaten Bengkalis zero stunting", harapnya. Beliau juga
menyampaikan tentang pentingnya keakuratan dan keterpaduan data stunting. Untuk itu beliau
menginstruksikan agar TPPS segera menyusun "Satu Data Stunting" sebagai media monitoring dan
evaluasi pelaporan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bengkalis.

Mewakili Ketua TPPS Kabupaten Bengkalis Kepala DPPKB Kabupaten Bengkalis, H Hambali
menuturkan berbagai langkah nyata akan terus dilakukan dalam penurunan stunting, seperti
pemberian makanan tambahan bagi balita, edukasi gizi seimbang, sanitasi layak bagi keluarga dan
ibu hamil, edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja, keterampilan pengolahan bahan makanan lokal
untuk makanan pendamping ASI dan makanan sehat, serta pengecekan rutin bagi ibu hamil.
Pekanbaru, 21 Maret

Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting Kabupaten Bengkalis Tahun 2023

Sebagai wujud keseriusan dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting, pada hari ini
(21/3/23) dilaksanakan Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkalis Tahun 2023, yang dilaksanakan bertempat di
Kantor Bupati Kabupaten Bengkalis.

Kabupaten Bengkalis sukses menekan angka stunting yaitu dari 21,9 persen di 2021 menjadi 8,4
persen di akhir 2022. Angka tersebut merupakan angka stunting terendah di Provinsi Riau. Meskipun
begitu, Bupati Kabupaten Bengkalis, Kasmarni diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat, Andris Wasono menegaskan agar seluruh TPPS jangan lengah, intervensi program dan
kegiatan penurunan stunting harus tetap dijalankan secara berkelanjutan. Melalui forum yang
dilaksanakan, seluruh pemangku kepentingan diminta menyamakan persepsi dan membuat rencana
kerja yang lebih cepat, tepat dan terarah. "Kita berharap dengan kinerja dan strategi yang maksimal,
di 2024 Kabupaten Bengkalis zero stunting", harapnya.

Beliau juga menyampaikan tentang pentingnya keakuratan dan keterpaduan data stunting. Untuk itu
beliau menginstruksikan agar TPPS segera menyusun "Satu Data Stunting" sebagai media
monitoring dan evaluasi pelaporan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bengkalis. Mewakili
Ketua TPPS Kabupaten Bengkalis Kepala DPPKB Kabupaten Bengkalis, H Hambali menuturkan
berbagai langkah nyata akan terus dilakukan dalam penurunan stunting, seperti pemberian makanan
tambahan bagi balita, edukasi gizi seimbang, sanitasi layak bagi keluarga dan ibu hamil, edukasi
kesehatan reproduksi bagi remaja, keterampilan pengolahan bahan makanan lokal untuk makanan
pendamping ASI dan makanan sehat, serta pengecekan rutin bagi ibu hamil.
Pekanbaru, 22 Maret 2023

Kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting


kepada Masyarakat kali ini dilaksanakan di Kantor Dinas P2KBP3A Kabupaten Indragiri Hilir
(Inhil), yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21 Maret 2023.

Peserta yang hadir yaitu ibu hamil, keluarga baduta dan balita , TPK, PKB/PLKB, Kader BKB (dari desa
lokus stunting Sungai Beringin dan Pulau Palas) serta Pegawai Dinas P2KBP3A Kabupaten Inhil.
Kegiatan dibuka dan dimoderatori oleh Fathurrahman, S.Ag selaku Sekretaris Dinas P2KBP3A, yang
pada kesempatan tersebut menyambut baik kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita yang difasilitasi
oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Riau sebagai salah satu upaya pencegahan stunting. Beliau juga
menyampaikan bahwa perlu kerjasama seluruh stakeholder maupun masyarakat agar prevalensi
stunting di Kabupaten Inhil dapat diturunkan, mengingat dari hasil SSGI tahun 2022 lalu, kabupaten
Inhil merupakan kabupaten/kota dengan prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Riau, yakni 28,5
persen.

Materi tentang Pengasuhan 1000 HPK disampaikan oleh Adminkes Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan
Kabupaten Inhil, Rini Indriani, yang menyampaikan bahwa angka stunting di Inhil berdasarkan hasil
SSGI tahun 2022 meningkat tipis 0,1 jika dibandingkan dengan tahun 2021, an tertinggi di Provinsi
Riau. Kondisi wilayah di Inhil yang menghadapi permasalahan sanitasi dan air bersih, berkontribusi
besar terhadap tingginya angka stunting.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa perawatan selama kehamilan dan pola asuh orang tua
terhadap anak, juga menentukan terjadinya kasus stunting. Oleh karenanya beliau menyampaikan
kepada peserta yang hadir untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebagai salah satu
upaya mencegah stunting. Diantara hal yang harus dilakukan adalah tidak menikah di usia dini,
mencukupi nutrisi dan gizi sebelum dan selama masa kehamilan, melakukan IMD, memberikan ASI
Ekslusif selama 6 bulan dan menambahkan MPASI dan nutrisi yang lengkap setelah bayi berusia 6
bulan, aktif ke Posyandu untuk penimbangan bayi, imunisasi dan pemberian vitamin dan pengisian
KMS.

Selain itu orang tua harus rajin memberikan stimulasi, baik kepada janin selama kehamilan maupun
kepada bayi setelah dilahirkan agar tumbuh kembang anak dapat optimal.
Narasumber lainnya Edwin, SE yang menyampaikan materi tentang Bina Keluarga Balita
menyampaikan bahwa BKB sebaiknya dilaksanakan secara terintegrasi dengan Posyandu dan PAUD.
Orangtua yang hadir di Posyandu membawa anaknya, harus diberikan pemahaman tentang
bagaimana pola asuh yang baik dan benar, serta dilakukan pengukuran tumbuh kembangnya
dengan menggunakan Kartu Kembang Anak melalui kegiatan BKB. Dengan pengukuran tumbuh
kembang anak melalui KKA, orang tua akan mengetahui apakah perkembangan anaknya normal
atau tidak. Melalui KKA juga para kader BKB dapat menyimpulkan perlu tidaknya seorang anak
dirujuk ke fasilitas kesehatan guna memperoleh konsultasi dan terapi dari tenaga kesehatan.
Siak, 22 Maret 2023

Orientasi Tim Pendamping Keluarga Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak telah dilaksanakan
pada Selasa, 21 Maret 2023.

Bertempat di Aula Serbaguna Kantor Camat Tualang, hadir sebanyak 90 orang Kader TPK dari unsur
Bidan, Kader KB dan Kader PKK. Pelaksanaan Orientasi ini berlangsung dengan lancar dan dihadiri
langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si. Dikatakan
ditengah upaya mewujudkan SDM berkualitas, Indonesia masih dihadapi dengan permasalahan
stunting yang tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi
kognitif. "Percepatan Penurunan Stunting tidak bisa dilakukan oleh satu OPD saja, tetapi perlu
kolaborasi bersama instansi terkait. Karena stunting ini tidak bisa diobati, namun bisa dicegah", ucap
Mardalena dalam sambutannya.

Pencegahan stunting pada anak hanya bisa dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan yang
dimulai sejak ibu dinyatakan hamil sampai dengan anak berusia dua tahun. Tentunya pencegahan ini
harus dilakukan sedini mungkin. "Dalam hal ini BKKBN telah berkolaborasi dengan Kementerian
Agama untuk melakukan pemeriksaan atau skrining kepada calon pengantin, minimal tiga bulan
sebelum menikah. indikator pengukuran nya adalah tinggi badan, berat badan, HB, dan lingkar
lengan atas. selanjutnya hasil pengukuran empat indikator ini dimasukkan ke dalam Aplikasi Elsimil.
jika dimasukkan ke dalam Aplikasi Elsimil hasilnya merah, maka disinilah peran TPK untuk
mendampingi kelompok sasaran sehingga tidak lagi dijumpai keluarga beresiko stunting", lanjutnya.

Berdasarkan Perpres No 72 Tahun 2021 ditetapkan target angka stunting Indonesia di tahun 2024
adalah 14 persen, namun saat ini angka stunting Kabupaten Siak masih berada di angka 22 persen
dan menjadi dua tertinggi di Provinsi Riau. "Untuk itu dalam hal ini kami sangat mngharapkan peran
dan bantuan dari Bapak Ibu semua untuk bergerak bersama mendampingi keluarga kita. Sehingga
harapannya target yang ditetapkan bisa tercapai", ujarnya.
Turut hadir Hj. Noni Paningsih, SH selaku Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Siak, Sekretaris
Kecamatan Tualang, Anri Fauzan, S,STP M,SI, dan Kasi Kesos, Anton Prawoto, S.Sos.
Pekanbaru, 22 Maret 2023

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau menghadiri acara Pelantikan Pengurus Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Provinsi Riau.

Pelantikan yang dilakukan di Ballroom Hotel Pangeran Pekanbaru ini mengusung tema "Peningkatan
Kemampuan Dokter dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Kasus Stunting di Provinsi Riau".
Kehadiran POGI sangatlah penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan harapan bisa
menurunkan angka kematian Ibu dan kasus stunting.

Ketua POGI Cabang Riau periode 2022-2025 terpilih, Dr. dr. Zulmaeta, Sp.OG, Subsp, K.Fm
mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan
reproduksi khususnya di Provinsi Riau yang tercermin dari parameter angka kematian Ibu dan angka
stunting.

Selanjutnya beliau menekankan pentingnya melakukan Percepatan Penurunan Stunting untuk


meningkatkan kualitas manusia dimasa mendatang. "Untuk mewujudkan SDM yang unggul, anak
anak harus dipastikan bebas Stunting", ucapnya. Kepada BKKBN Provinsi Riau, beliau menaruh harap
agar kedepannya bisa dilakukan sosialisasi mengenai alat Laparascopi, Laparatomi, dan USG.
Pekanbaru, 22 Maret 2023

Kick Off Semesta Mencegah Stunting : Kolaborasi BKKBN - Tribun Network

Dalam rangka sosialisasi dan pengimplementasian gotong royong dalam percepatan penurunan dan
pencegahan stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
berkolaborasi dengan Tribun Network menggelar kegiatan Promosi dan KIE Pencegahan Stunting
Bersama Mitra Kerja melalui Kick Off Talk Show Semesta Mencegah Stunting.

Kegiatan tersebut terpusat di Studio 1 Kompas TV, Jakarta dan diikuti secara luring oleh seluruh
Perwakilan BKKBN Provinsi dan Perwakilan Tribun Network pada Selasa, 21 Maret 2023. Di dalam
kegiatan tersebut akan dikampanyekan gerakan bernama “Cukup Dua Telur” dengan target
kampanye potensial anak muda usia 19 s.d 35 tahun Kolaborasi tersebut ditandai dengan
kegiatan #CukupDuaTelur

Dalam Kata sambutannya, Kepala BKKBN, Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K). menekankan
pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti ikan, telur dan daging untuk mencegah stunting
pada balita, karena menurut Hasto, telur bisa memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi anak selama
masa pertumbuhan. Ia menambahkan, telur dipilih menjadi sumber protein hewani yang paling
mudah dibeli dan didapat karena harganya cukup terjangkau. "Selain mudah didapat dan harganya
terjangkau telur mengandung protein, kolin, selenium, yodium, fosfor, besi, seng serta vitamin A,B
dan D serta K", ungkap Hasto.

Kemudian Kepala BKKBN menilai, Kampanye #CukupDuaTelur nanti akan disosialisasikan di seluruh
daerah di Indonesia khususnya di wilayah yang dianggap angka stuntingnya masih tinggi
berkolaborasi dengan Tribun Network dimana dalam program tersebut juga ada program Kakak
Asuh, dimana nantinya para Kakak Asuh di berbagai daerah di Indonesia bisa menyumbangkan
sebagian dananya untuk pembelian telur untuk kebutuhan selama enam bulan terutama nutrisi
untuk anak-anak.
Pekanbaru, 24 Maret 2023

Dukung Penanganan Stunting, Kapolda Riau Sambut Baik Kunjungan Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau (24/3/23).

Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si didampingi Ketua
Tim Kerja ADPIN dan KSPK melakukan kunjungan audiensi kepada Kapolda Riau Irjen. Pol.
Muhammad Iqbal, S.I.K, MH. Dijelaskan kunjungan dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi sekaligus
ajang koordinasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Riau.
Kunjungan Kaper beserta Jajaran ini disambut hangat oleh Kapolda Riau di ruang kerjanya.

Stunting masih menjadi hambatan dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Mengingat Stunting ini
tidak bisa diobati, melainkan hanya bisa dicegah. Berbicara pencegahan stunting, tentunya harus
dimulai dari Hulu. Yakni dimulai dari calon pengantin hingga 1000 HPK.

"Pencegahan Stunting tidak bisa dilakukan oleh BKKBN saja, namun butuh dukungan, sinergi dan
kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini saya mengajak Kapolda Riau beserta
jajaran untuk bergerak bersama melakukan Pencegahan Stunting, khususnya di Riau" ujar Kaper.

Selanjutnya dikatakan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dijelaskan
bahwa angka Stunting harus berada pada angka 14 persen di tahun 2024 dan berdasarkan
Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.233/III/2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting di
Provinsi Riau, Kapolda Riau bergerak sebagai Tim Pengarah.

Menanggapi hal tersebut, Kapolda tentunya hal ini akan berdampak pada Bonus Demografi yang
akan terjadi beberapa tahun lagi. Indonesia akan menghadapi Bonus Demografi yang bisa menjadi
keuntungan sekaligus ancaman. Generasi Stunting tentunya akan menjadi ancaman bagi kualitas
SDM dimasa mendatang, oleh karena itu beliau mengatakan pihaknya siap mendukung penuh
Program Percepatan Penurunan Stunting di Riau.

"Saya dan jajaran bersedia untuk full support dengan memfasilitasi upaya Percepatan Penurunan
Stunting, khususnya di Provinsi Riau. Bila perlu, mari kita adakan pertemuan lanjutan guna
mensosialisasikan Program Percepatan Penurunan Stunting ini kepada seluruh jajaran
Bhabinkamtibmas," lanjutnya.

Selain rencana tindak lanjut untuk Percepatan Penurunan Stunting, pada pertemuan ini juga dibahas
rencana untuk kembali menghidupkan pelayanan KB di faskes-faskes Polri.
Pekanbaru, 25 Maret 2023

Dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan
Penurunan Stunting di Provinsi Riau, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan Rapat
Pengendalian Program (Radalgram) dan Anggaran Internal pada Jum'at, 24 Maret 2024
bertempat di Aula Lancang Kuning Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.

Peserta Rapat ini yaitu dari Ketua dan Anggota Tim Kerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Masing-
masing Ketua Tim Kerja menyampaikan realisasi program dan anggarannya sampai dengan tanggal
21 Maret 2023.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si menyampaikan selama ini
Radalgram digabung dengan kabupaten/kota, karena dilihat tidak bisa maksimal jadi sebelum
Radalgram dengan kabupaten/kota, terlebih dahulu Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan
evaluasi di internal baik dari sisi kegiatan maupun program.

"Karena kenapa, ketika kita sudah beberapa kali melaksanakan radalgram digabung dengan
kabupaten/kota, kita tidak maksimal baik dari internal kita maupun dengan kabupaten/kota,
sehingga strategi kita diubah lagi, kita evaluasi diinternal dahulu baru kemudian kita radalgram
dengan kabupaten/kota yaitu Kepala OPD KB dan PKB/PLKB", ucap Mardalena.

Ditambahkan tujuan rapat ini yaitu sesuai Permenpan nomor 17 tahun 2022 sebagaimana sudah
dilakukan penyederhanaam birokrasi, dimana harus dievaluasi kinerja itu ada kinerja individu dan ini
beda seperti tahun-tahun sebelumnya tercapai atau tidak tercapai di Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
baik semua, beda dengan tahun ini SKP itu akan berjenjang, ketiga satu gagal semua juga akan
gagal.
Rokan Hulu, 25 Maret 2023

Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum Koordinasi Percepatan
Penurunan Stunting Kabupaten Rokan Hulu.

Memasuki tahun terakhir dalam upaya pencapaian target/sasaran RPJMN dan Renstra 2020-2024,
Program Bangga Kencana dan Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Provinsi Riau
semakin giat dilaksanakan. Oleh karena itu, pada hari ini (27/3/23) dilaksanakan Forum Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Pertemuan Rumah Dinas Bupati Kabupaten Rokan Hulu
yang dibuka langsung oleh Bupati Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Letnan Kolonel Arh (Purn.) H.
Sukiman.

Diketahui berdasarkan hasil SSGI Tahun 2022, angka Stunting Kabupaten Rokan Hulu berhasil
diturunkan menjadi 22 persen yang semula berada di angka 25,8 persen pada tahun 2021. Tentunya
angka ini masih perlu diturunkan. Mengingat target yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang disusul dengan Peraturan
Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 mengenai RAN PASTI diharapkan angka Stunting bisa
diturunkan menjadi 14 persen di Tahun 2024.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Rokan Hulu, menyampaikan perlu adanya peningkatan upaya,
sinergi dan kolaborasi dengan lintas sektor. Menurutnya upaya percepatan penurunan stunting ini
tidak bisa dilakukan hanya satu OPD saja.

"Untuk TPPS Tingkat Desa yang diketuai oleh TP PKK Desa sendiri masih diperlukan adanya
penguatan. karena belum maksimalnya pendampingan kepada keluarga beresiko Stunting. Selain itu,
kita juga harus kembali menggerakkan 927 TPK yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Ketika semua
sudah bergerak sesuai dengan perannya, diharapkan tidak ada lagi ditemui anak-anak beresiko
Stunting" lanjutnya.
Selain itu, Sekretaris Daerah Rokan Hulu, Muhammad Zaki S.STP M.Si berharap program Bapak Asuh
Anak Stunting (BAAS) kembali digalakkan untuk membantu keluarga beresiko stunting yang
disebabkan oleh ketidakmampuan secara ekonomi.
Bersamaan dengan ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis DAK Sub Bidang KB kepada Bupati
Rokan Hulu sebesar 5.975.320.000. Tahun lalu realisasi DAK Rohul menempati posisi tertinggi ketiga
se Provinsi Riau, harapannya DAK Sub Bidang KB tahun ini bisa terserap sepenuhnya dan terarah
pengalokasiannya.
Turut hadir Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Kesehatan,
Bappeda, Puskesmas, Camat, TP PKK, dan Satgas Stunting Kabupaten Rokan Hulu.

"Sebelumnya kami telah melakukan sinergi dan konvergensi, namun masih perlu upaya yang lebih
maksimal lagi untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk itu, kami terus memperkuat
sinergitas program kerjasama lintas sektor mulai dari Dinas kesehatan, Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Puskesmas, Kecamatan hingga ke tingkat desa, serta melibatkan
4 Tim Pakar/Ahli diantaranya Dokter Anak, Dokter Kandungan/Obgyn, Ahli Gizi, dan Psikolog. Mari
kita tumbuhkan semangat kebersamaan untuk bisa bergerak bersama mengentaskan Stunting di
daerah kita" jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si
menjelaskan bahwa pertemuan ini bisa dimanfaatkan untuk penguatan peran dari masing-masing
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang telah dibentuk hingga ke tingkat Desa.
Pekanbaru, 28 Maret 2023

Sebanyak 85 TENAGA LINI LAPANGAN BKKBN IKUTI SELEKSI KOMPETENSI PPPK TENAGA
TEKNIS TA 2022.

Riau - Sebanyak 85 Tenaga Lini Lapangan BKKBN ikuti seleksi PPPK TA. 2022. BKKBN melaksanakan
ujian seleksi kompetensi dengan metode Computer Assisted Test (CAT). Seleksi yang dilaksanakan di
Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pekanbaru ini terbagi menjadi 2 sesi dimulai
dari hari Minggu, 26 Maret 2023 hingga Senin, 27 Maret 2023

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si hadir secara langsung untuk
memantau pelaksanaan seleksi kompetensi. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada Anna
Hasnah Hasaruddin, S.E., M.M selaku Kepala Kantor Regional XII BKN Pekanbaru yang telah
membantu pelaksanaan kompetensi PPPK Teknis TA. 2022.

Pelaksanaan ujian berjalan tertib dimana sebelum peserta memasuki ruangan ujian harus melakukan
verifikasi berkas, menunggu di ruangan tunggu yang sudah steril dan body checking.

Hasil perolehan nilai masing-masing peserta bisa dipantau secara langsung dengan mengakses
laman youtube dari Kanreg XII BKN Pekanbaru. Sistem ini merupakan bentuk transparansi dari
penyelenggara seleksi.

Setelah CAT nantinya akan dilaksanakan seleksi tambahan bagi peserta PPPK Teknis TA 2022 formasi
Penyuluh Keluarga Berencana yang bertempat di Politeknik Caltex Riau pada tanggal 9 April 2023.
Pekanbaru, 29 Maret 2023

Rapat Pengendalian Program Data Februari 2023

Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan Rapat Pengendalian Program (Radalgram) Data dan
Anggaran Februari 2023 secara hybrid yang dihadiri Kepala Dinas OPD KB Kabupaten/Kota se
Provinsi Riau, Pejabat Fungsional, Sekban, Pengelola Anggaran dilingkungan Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau dan PKB/PLKB pada tanggal 28 Maret 2023.

Mengawali rapat ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si
menyampaikan Radalgram merupakan salah satu wadah untuk evaluasi kegiatan yang berjalan
dibulan yang lalu dan tentu untuk mengatur strategi bagaimana permasalahan tersebut bisa
dicarikan solusinya sehingga hal tersebut tidak menjadi masalah atau mengganggu pelaksanaan
kegiatan.

Dalam kesempatan ini dilakukan pemaparan pencapaian Program Data oleh Penata KKB Ahli Muda
Ronaldi Inanda S.Sos dan Data Keuangan dan BMN oleh Analis Pengelola APBN Ahli Muda Arselan
Syarif, SE.

Selanjutnya, Mardalena mengharapkan untuk Radalgram kedepannya PKB/PLKB dan OPD KB


Kabupaten/Kota dapat hadir secara maksimal, menindaklanjuti evaluasi data by kecamatan yang
telah disampaikan sehingga dapat dijadikan pedoman evaluasi kebawahnya termasuk DAK
Subbidang KB dan alat kontrasepsi.
Siak, 30 Maret 2023

Kunjungan Audiensi kepada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Siak terkait dukungan
Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, sekaligus Penyerahan secara
Simbolis DAK Sub Bidang KB TA. 2023 kepada Bupati Siak (29/3/23).

Disebutkan bahwa anggaran yang diberikan merupakan alokasi pemerintah pusat melalui BKKBN
untuk mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga
Berencana (Bangga Kencana) khususnya upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kabupaten
Siak.

Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB merupakan anggaran yang dialokasikan ke daerah untuk
membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional dalam pelaksanaan urusan pengendalian
penduduk dan keluarga berencana yang menjadi urusan daerah termasuk percepatan penurunan
stunting. Total anggaran yang diberikan adalah Rp. 5.343.596.000.

Penyerahan DAK Sub Bidang KB BKKBN tersebut diterima langsung oleh Bupati Siak, Drs. H. Alfedri,
M.Si pada Rabu, 29 Maret 2023.
Siak, 30 Maret 2023

Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Siak.

Diketahui berdasarkan hasil SSGI Tahun 2022, angka Stunting Provinsi Riau adalah 17 persen.
sedangkan Kabupaten siak masih berada di angka 22 persen. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan oleh presiden RI, tentunya angka ini masih perlu diturunkan. Berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang disusul dengan
Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 mengenai RAN PASTI diharapkan angka Stunting
bisa diturunkan menjadi 14 persen di Tahun 2024.

Mengenai angka stunting tersebut, tentunya diperlukan evaluasi bersama lintas sektor terkait
identifikasi faktor yang berpengaruh pada percepatan penurunan stunting di Kabupaten Siak. oleh
karena itu, pada hari ini (29/3/23) bertempat di ruang rapat sri indrapura diadakan Forum Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Siak yang dipimpin langsung oleh Bupati Siak,
Drs. H, Alfedri, M.Si.

Drs. H, Alfedri, M.Si dalam arahannya mengatakan bahwa upaya Percepatan penurunan stunting ini
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh karena akan menentukan kualitas SDM dimasa
mendatang. "Oleh karena itu saya minta semua bisa bergerak dengan satu data, dan membuat
matrix indikator capaian serta mengadakan pertemuan evaluasi tiap bulannya. InsyaAllah kalau ini
berjalan, semua pihak siap berkomitmen dan berkolaborasi, maka harapan angka Stunting 14 persen
di tahun 2024 di Siak bisa kita capai," katanya.

Hal serupa juga disampaikan Wakil Bupati Siak H. Husni Merza, BBA, MM. Beliau berharap
keterlibatan seluruh pihak bisa memberi dampak positif terhadap pencegahan stunting di Siak.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra, Mardalena Wati Yulia, M.Si yang turut hadir pada
kesempatan ini menegaskan bahwa komitmen bapak Bupati, Wakil Bupati dan seluruh peserta yang
hadir tentunya akan memberi dampak pada penurunan angka Stunting di Siak. Hal ini dikarenakan
untuk Percepatan Penurunan Stunting tidak bisa dilakukan oleh 1 OPD saja. "Ketika semua pihak
sudah bersinergi, Stunting bisa di atasi, maka Indonesia emas tahun 2045 tentunya bisa diraih,"
ujarnya.

Dijelaskan bahwa sebelumnya pihaknya bersama TPPS Kabupaten Siak telah melakukan beberapa
upaya Percepatan Penurunan Stunting. Seperti Pembentukan TPPS dan TPK hingga ke Tk
Desa/Kelurahan, MoU dengan pihak kemenag terkait upaya pencegahan Stunting dari hulu,
pelaksanaan Audit Kasus Stunting, hingga Pemberian bantuan kepada keluarga beresiko Stunting
lewat Program Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). ”Segala upaya sebenarnya sudah kita
lakukan. hanya saja masih perlu dilakukan penguatan terkait pemahaman tugas dan fungsi dari
masing-masing OPD, khususnya kepada TP PKK yang menjadi ketua TPPS Tingkat Desa/Kelurahan,"
jelasnya.

Hj. Noni Paningsih, SH selaku Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Siak saat menyampaikan laporan
penyelenggaraan kegiatan menyampaikam kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Siak beserta Camat dan Penghulu yang menjadi Lokus
Stunting tahun 2023. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi
capaian kinerja TPPS Tahun 2022, menetapkan target capaian indikator penilaian kinerja TPPS tahun
2023, dan membahas beberapa kendala yang ditemui di lapangan.
Pekanbaru, 30 Maret 2023

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan meningkatkan capaian Pelayanan
KB Pasca Persalinan untuk mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia,
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan Pertemuan Penguatan Koordinasi bagi
Stakeholder dan Mitra Kerja pada Rabu, 29 Maret 2023 bertempat di Aula Lancang Kuning
Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.

Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen para stakeholder dan
mitra kerja dalam meningkatkan capaian Pelayanan KB Pasca Persalinan di Provinsi Riau. Adapun
yang hadir pada pertemuan ini antara lain Dinas Kesehatan Provinsi Riau, PD IBI Provinsi Riau, POGI
Provinsi Riau, PKB/PLKB Kota Pekanbaru, PERSI Wilayah Riau serta Tim Kerja KBKR Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau.

Ketua Tim Kerja KBKR, Supriyadi, S.Pd, M.Sc, menyampaikan dalam sambutannya bahwa dengan
adanya pertemuan ini diharapkan komitmen dari semua pihak semakin meningkat terhadap capaian
Pelayanan KB Pasca Persalinan di Provinsi Riau yang masih rendah. Padahal KB Pasca Persalinan
merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam menurunkan angka prevalensi stunting di
Indonesia. Dengan melakukan perencanaan yang baik dalam kehamilan, diharapkan ibu dapat
memenuhi kebutuhan si bayi secara maksimal selama 1000 Hari Pertama Kehidupan melalui
pemberian ASI Ekslusif, MPASI yang tepat serta pola asuh yang baik. Untuk membentuk keluarga
yang sehat harus dibarengi dengan perencanaan dalam kehamilan yang dimulai dari pemilihan alat
kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan ibu sehabis melahirkan.

Kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat terutama
bagi ibu pasca salin yang disampaikan oleh dr.Hendry Adi Saputra, M.Ked(OG), Sp.OG (POGI Provinsi
Riau) serta mengenai capaian pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP) dalam New Siga yang
disampaikan oleh Ronaldi Inanda, S.Sos (Penata KKB Ahli Muda Perwakilan BKKBN Riau) dan dipandu
oleh dr. Dovy Saptika Faulin, M.KM (Ketua PERSI Wilayah Riau).

Pada kesempatan tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau menegaskan pentingnya pencatatan dan
pelaporan dari hasil Pelayanan KB yang dilaksanakan di seluruh faskes yang ada agar kerja keras
tenaga medis tidak menjadi sia-sia. Ronaldi Inanda juga berharap ke depannya akan ada sinkronisasi
cara pengisian aplikasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KB antara Kemenkes dan BKKBN
sehingga dapat menghasilkan data yang valid.
Pekanbaru, 30 Maret

Dalam rangka meningkatkan akses penyebarluasan informasi Program Pembangunan


Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) maka diperlukan kerja
sama dengan media informasi dan promosi melalui media massa.

Selanjutnya dalam rangka pemanfaatan media informasi dan promosi melalui media massa
diperlukan pengumpulan data dan penyebarluasan informasi Program Bangga Kencana, Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau membentuk Pengurus Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB).

Tugas dan Fungsi Pengurus IPKB adalah menyebarluaskan data dan informasi kegiatan yang
berkaitan dengan Program Bangga Kencana yang berkualitas, update dan valid melalui media massa.
Dengan telah disusunnya surat keputusan Pengurus IPKB, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
mengukuhkan Pengurus IPKB Provinsi Riau Periode 2022 - 2024 pada Kamis, 30 Maret 2023
bertempat di Hotel Grand Central Pekanbaru.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si mengucapkan selamat
kepada Pengurus IPKB yang telah dikukuhkan. "IPKB adalah mitra kami yang sangat strategis, kami
tidak punya daya, tidak ada arti apa-apa dalam mensosialisasikan Program Bangga Kencana",
ungkap Mardalena.

Mardalena berharap semoga kemitraan dengan IPKB kedepannya semakin jaya, eksis dalam rangka
meningkatkan akses penyebarluasan informasi pelaksanaan Program Bangga Kencana dan
Percepatan Penurunan Stunting yang sedang terjadi pada saat ini. "Mudah-mudahan kemesraan ini
akan saling mendukung pelaksanaan program kita", tutup Mardalena.
Pekanbaru, 31 Maret 2023

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Riau menggelar


Workshop Parenting 1001 Cara Bicara, Tentang Kita bagi Pengelola Pusat Informasi Konseling
(PIK) Remaja Tingkat Provinsi Riau serta Implementasi Elsimil Tingkat Kabupaten/Kota Tahun
2023 mulai 29 sampai 31 Maret 2023.

Penata KKB Ahli Madya selaku Ketua Pelaksana Kegiatan, Said Masri, SH, M.Si dalam laporannya
menyampaikan, tiga kegiatan ini punya keterkaitan dan berkontribusi pada program. Sehingga
program pembangunan keluarga, khususnya ketahanan remaja bisa sesuai dengan yang telah
direncanakan. Pembinaan ketahanan remaja dinilai penting untuk mempersiapkan mereka sebagai
calon orang tua. Caranya dengan memberi akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan
kehidupan remaja. Untuk itu, perlu remaja memiliki persiapan dalam menjalani transisi kehidupan
remaja.

Remaja dapat jadi aset luar biasa bagi bangsa jika dikelola dengan baik. Sebab di tangan remaja
masa depan Indonesia berada. Mereka merupakan bagian dari masa emas Indonesia. Terlebih di
tahun 2035, Indonesia memasuki bonus demografi. Tujuan pertemuan ini adalah meningkatkan
pengetahuan pengelola PIK Remaja dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam membina serta
penguatan karakter remaja, kemudian meningkatkan pengetahuan pendidik dan pembina PIK
Remaja.

Kemudian meningkatkan pengetahuan pengelola. Khususnya yang melakukan pendampingan pasca


salin dan pendampingan calon pengantin yang terdaftar dalam aplikasi Elsimil. Peserta untuk acara
Parenting 1001 Cara Bicara ada 54 orang, pengelola PIK Remaja ada 54 orang. Kemudian untuk
peserta implementasi Elsimil ada 56 orang. Total peserta adalah 164 orang. Diharapkan lewat
kegiatan ini, meningkat pengetahuan seluruh peserta. Kemudian meningkatnya pengetahuan guru
pembina remaja dan kawan sebaya remaja dalam upaya penguatan karakter dan persiapan
berkeluarga bagi remaja.
Dalam sambutannya, Mardalena juga menyampaikan informasi bahwa BKKBN Riau saat ini telah
menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) SNI ISO 37001:2016. Dimana seluruh
pegawai dilarang meminta dan menerima suap. Baik langsung maupun tidak langsung dari pihak-
pihak terkait. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan Penandatanganan Memorandum of
Understanding (MoU) antara Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dengan Politeknik Caltex Riau (PCR)
yang dilakukan langsung oleh Dr. Dadang Syarif SS, S.Si., M.Sc selaku Direktur.
Pemateri kegiatan ini untuk Parenting 1001 Cara Bicara yaitu dengan judul materi Parenting Keluarga
dan Remaja oleh Psikolog Susana Pebrianti, M.Psi, Cara Komunikasi Orang Tua Remaja oleh Yosi
Sandra, S.Pd, Penata KKB Ahli Muda dr. Yusmala Dewi, M.Si, Widyaiswara Ahli Muda Remon Hendra,
S.Sos, M.Si, dan Mekanisme Pengelolaan Bina Ketahanan Remaja (BKR) oleh Widyaiswara Ahli Muda
Remon Hendra, S.Sos, M.Si

Pemateri untuk Tentang Kita yaitu dengan judul materi Mental Health oleh Psikolog Nur Jamilatul
Jannah, M.Psi, Tentang Kita dan Mekanisme Pengelolaan PIK Remaja oleh Forum Genre Riau dan
Pekanbaru. Selanjutnya, pemateri untuk Implementasi Elsimil dengan judul materi Mekanisme Kerja
Tim Pendamping Keluarga oleh TP. PKK Provinsi Riau Nurpelita Sembiring, Pendampingan Ibu Pasca
Persalinan dan Catin oleh Ketua PD. IBI Provinsi Riau Hj. Darmiati, S.Tr. Keb, SKM, M.Kes, Penggunaan
Elsimil untuk Admin oleh Satgas Stunting Provinsi Riau Rahmayudi, Pencegahan Stunting dari Hulu
oleh Penata KKB Ahli Madya Said Masri, SH, M.Si dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan
Stunting oleh Penata KKB Ahli Muda dr. Alti Idah Anugrah, M.M

Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si tiga kegiatan dalam workshop ini
sangat penting. Khususnya terkait peran pemuda dalam upaya pembangunan bangsa. Apalagi
menyambut Bonus Demografi 2034. Menurut dia, bonus demografi bisa menghasilkan dampak
positif jika generasi ke depan sehat dan produktif. Menurut Mardalena, saat ini jumlah remaja yang
tergolong milenial dan generasi Z mendominasi komposisi penduduk Indonesia. Mereka ini adalah
golongan masyarakat yang sangat akrab dengan dunia digital. Untuk itu, BKKBN membuat program
Workshop Parenting 1001 Cara Bicara agar pendekatan keluarga lebih masif dan sesuai dengan
karakteristik remaja terkini."Ini adalah cara pendekatan yang efektif pada remaja kita di era digital
yang begitu masif. Peserta adalah para Pembina PIK Remaja. Mereka akan diberi pemahaman cara
melakukan pendekatan pada remaja dari narasumber yang juga seorang psikolog," ungkap
Mardalena.

Di samping itu, agar remaja tumbuh secara positif, pemerintah juga menaruh perhatian dengan
membuat program Duta Generasi Berencana (GenRe). Kemudian, ada juga PIK Remaja yang
tujuannya untuk menyebarkan informasi terkait Kesehatan Reproduksi Remaja.
Kemudian memberikan edukasi terkait pendewasaan usia perkawinan. Sehingga mereka tidak
menikah di usia anak, tidak melakukan penyimpangan seksual, tidak menggunakan narkoba dan
sebagainya. Sementara, terkait upaya penurunan angka stunting, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
menegaskan tetap fokus mencapai target 14 persen di tahun 2024. Salah satunya yaitu dengan
melakukan skrining pada calon pengantin atau pasangan usia subur. Kemudian, hasilnya diukur
dalam Elsimil. Meski ada skrining, bukan berarti pasangan yang sudah menetapkan jadwal menikah
harus membatalkan rencana itu. Karena, jika hasil Elsimil merah, mereka bisa menikah sesuai jadwal
namun dalam pendampingan. Sebagai contoh, jika calon pengantin berpotensi hamil yang berisiko,
maka diminta untuk ditunda dulu.

Anda mungkin juga menyukai