Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DINAS KESEHATAN
Jend. A. Yani Km.6 Kel. Kemelak Kec. Baturaja Timur Telp (0735) 320223 Fax (0735) 324462

RESUME DAN NARASI


OKU LOKUS STUNTING 2021

Kabupaten Ogan Komering Ulu ditunjuk sebagai LOKUS Stunting tahun 2021
bersadarkan Surat Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor : KEP/M.PPN/HK/04/2020, tentang Penetapan
perluasan Kabupaten/Kota lokasi fokus intervensi penurunan Stunting terintegrasi tahun 2021

Hasil Riset Kesehatan Dasar/RISKESDAS yang dilaksanakan oleh Balitbangkes


Kementerian Kesehatan Tahun 2018, Prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 30,8 %, di
Provinsi Sumsel sebesar 31,7 % dan Kabupaten OKU Sebesar 33,2%.

Ada trend penurunan dari hasil Pelaksanaan Survei Status Gizi Balita/SSGB pada
Tahun 2019, Prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 27,67 %, Prevalensi Stunting di
Provinsi Sumsel sebesar 28,98 % dan Kabupaten OKU sebesar 27,97%

Pada tahun 2020, berdasarkan data elektonik pencatatan pelaporan gizi bersumber
masyarakat (e-PPGBM) Prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 11,6 %, Prevalensi
Stunting di Provinsi Sumsel sebesar 7,2 %. Jumlah Balita OKU 42.007, entrian sampai
dengan 30 November 2020 sebesar 19.754 balita / 47,02 %, . Dari 19.754 balita yang dientri
lengkap, ditemukan anak Stunting (pendek dan sangat pendek) sebanyak 921 balita. Jadi
Prevalensi Stunting OKU per 31 November 2020 adalah 3,73 %

Ditetapkan SK Bupati OKU Nomor : 445/140/KPTS/Dinkes/2.1/XVI/2021 tentang


Penetapan Desa/Kelurahan Lokosi Fokus Percepatan Penurunan Stunting di Kab. OKU, yaitu
pada 10 Desa, yaitu :

1. Desa Bandar
2. Desa Belambangan
3. Desa Ujan Mas
4. Desa Gunung Meraksa
5. Desa Pedataran
6. Desa Keban Agung
7. Desa Ulak Lebar
8. Desa Gunung Tiga
9. Desa Nyiur Sayak
10. Desa Tualang
Kegiatan yang sudah dilakukan saat LOCUS Stunting 2021

1. Pertemuan LP dengan seluruh Kepala UPTD Puskesmas dan petugas gizi, tentang
Komitmen LP dalam permasalahan gizi (Stunting), dihotel Grand Kemuning, tanggal 28
November 2019.
2. Pertemuan LP dan LS, 18 Kepala UPTD Puskesmas di Kab. OKU dengan Bapelitbangda,
Dinas PMD, Dinas PU Perkim, Dinas Ketahan Pangan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial,
Dinas Pertanian, Dinas KB ,tentang Komitmen Lintas Sektor terhadap permasalah gizi
(Stunting) tingkat Kabupaten, tanggal 5 Desember 2019
3. Pembuatan SK Bupati OKU, Nomor : 455/3054/XVI/2.1/2019, tanggal 01 November
2019, tentang Tim Duta Cegah Stunting melibatkan Peran Ketua Tim Penggerak PKK
Kecamatan dan Desa.
4. Pembuatan MOU dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten OKU, nomor :
445/3041/XVI/2.1/2019 dan 168.a/SKR/ PKK/XI/2019, tanggal 05 November 2019,
tentang Peran Duta Stunting dalam pelaksanaan program prioritas Nasional untuk
pencegahan dan penurunan Stunting di Kabupaten OKU
5. Pembuatan Peraturan Bupati OKU Nomor : 39 tahun 2020, tanggal 17 Juni 2020, tentang
Penanganan dan Penurunan Stunting di Kabupaten OKU, yang memuat Peran
Organisasi Perangkat Daerah (Dinkes, Bapelitbangda, Dinas PMD, Pemerintahan Desa/
Kades, Dinas PU Perkim, Dinas Ketahan Pangan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas
Pertanian, Dinas KB, Dinas PPA dalam Penganganan Stunting terintegrasi.
6. Pertemuan LP dan LS dalam Penanganan dan penurunan Stunting serta Sosialisasi
Perbup OKU tentang Stunting, melibatkan Bapelitbangda, Dinas PMD, Pemerintahan
Desa/ Kades, Dinas PU Perkim, Dinas Ketahan Pangan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial,
Dinas Pertanian, Dinas KB, Dinas PPA, dihotel Grand Kemuning, tanggal 31-08- 2020
7. Bersama dengan Dinas PMD menyusun pembuatan Peraturah Bupati OKU, tentang
Peran Desa Dalam Penanganan Stunting (Dalam proses di bagian Hukum Pemkab OKU)
8. Pembuatan SK Tim Koordinasi tingkat Kabupaten OKU, Nomor
050/691/KPTS/XXXIX/2020, tanggal 23 Juli 2020, tentang Tim Koordinasi Pencegahan
dan Penanggulanagn Stunting Kab. OKU.
9. Pembuatan SK Kepala Dinas Kesehatan Kab. OKU nomor 445/106/XVI/2.1/SK/2020,
tanggal 24 Agustus 2020, tentang Tim Koordinasi percepatan pencegahan dan
penanganan Stunting di Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. OKU
10. Penyediaan alat Antropometri dibiayai dari Dana APBN DAK FISIK tahun 2021 dengan
Pagu Anggaran sebesar Rp. 4.342.300.000,- (Empat Milyar Tiga Ratus Empat Puluh Dua
Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah). Diharapkan 345 Posyandu yang ada di Kabupaten OKU
dapat memiliki alat Antropometri sesuai standar sehingga dapat melakukan pengukuran
secara baik dan benar, guna menjaring anak Stunting di tingkat Desa
11. Rincian anggaran belanja kegiatan BOK Stunting tahun 2021
a. Rapat Koordinasi regulasi daerah terkait penurunan stunting di Kabupaten OKU, Rp.
150,005,000
b. Pemetaan dan analisis situasi tentang penanggulangan stunting di Kabupaten OKU,
Rp. 202,894,000
c. Pertemuan Kegiatan Rembuk Stunting dan Penggalangan Komitmen dalam upaya
penurunan stunting di Kabupaten OKU, Rp. 143,055,000
d. Pertemuan Pembinaan Kader Pembangunan Manuasia di Kabupaten OKU, Rp.
176,925,000

Permasalahan Rendahnya Entrian e-PPGBM di Dinas Kesehatan Kab.OKU

1. Petugas gizi di Puskesmas, tidak semuanya berlatar belakan pendidikan D3/S1 Gizi
2. Jumlah petugas gizi di Puskesmas sangat minim, ada di beberapa Puskesmas, pekerjaan
gizi dilakukan oleh bidan / perawat
3. e-PPGBM adalah aplikasi yang berbasis aplikasi online, sangat memerlukan sinyal n
quota, hal ini terkendala di beberapa Puskesmas yang jauh diluar Kecamatan kota
Baturaja
4. Kurangnya alat Antropometri Kit di UPTD Puskesmas, sebagai alat utama Screening
anak Stunting dilapangan
5. Kurangnya tenaga penginput data ke sisitem e-PPGBM
6. Susahnya petugas Puskesmas mendapatkan KK, sebagai data awal untuk entrian e-
PPGBM
7. Belum maksimalnya kordinasi Puskesmas, Bidan Desa, Kepala Desa, Kader
Pembangunan Manusia(KPM), serta stake holders lainya dalam meramaikan Posyandu
sebagai sarana utama penjaringan anak Stunting

Hambatan dalam proses pelaksanaan Konvergensi Stunting tahun 2021

1. Belum maksimalnya kordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten OKU,


sehingga penanganan stunting belum ter komunikasi dgn baik antar OPD
2. Kegiatan penaganan Stunting terintegrasi dengan OPD / Lintas Sektor Terkait, bukan
tanggung jawab mutlak Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, sedangkan kita tahu
kegiatan stanting bersifat Konvergen ( bersama sama).
3. Kami mohon kepada Kepala Bapelitbangda OKU, berdasarkan buku Panduan
Konvergensi Program Kegiatan Percepatan Pencegahan Stunting, untuk kegiatan
Analisa Situasi dan Rencana kegiatan, Bapelitbangda adalah Koordinator kegiatan
tersebut
4. DPA BOK Stunting baru diterima Dinkes OKU minggu ke 4 Rhamadan yang
mengakibatkan molornya pelaksanaan beberapa kegiatan Konvergensi seperti
Rembug Stunting Kecamatan dan Rembug Stunting Kabupaten
5. Adanya perubahan pelaporan Upload di sistem Bangda Kemendagri untuk pelaporan
tahun 2021 yang mengakibatkan berulangnya proses dari awal

Anda mungkin juga menyukai