Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN

PEMBAHASAN DAN RTL HASIL KUNJUNGAN SASARAN AUDIT KASUS STUNTING


DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA,
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2023

1. Latar Belakang
AKS merupakan salah 1 kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan BKKBN No 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
Stunting menurut PerPres No 72/2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yg ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada dibawah standar yg ditetapkan oleh menteri yg
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya percepatan
penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama dalam mewujudkan
SDM Indonesia yg berkusalitas dan berdaya saing. Stunting bukan sekedar
masalah perawakan tubuh yg pendek namun lebih dari itu, stunting merupakan
hasil dari tidak adekuatnya asupan gizi yg terjadi secara berkepanjangan dan
atau penyakit infeksi yg kronis dan berulang yg dampak jangka panjangnya
dapat mempengaruhi kualitas SDM Indonesia. Melalui penguatan deteksi dini
dan intervensi yg tepat baik intervensi spesifik maupun sensitive secara
kolaboratif dan bersinergi, kejadian stunting dan dicegah.
Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari semua
program dan lintas sektor serta mitra kerja harus selalu berkomitmen dalam
upaya percepatan penurunan stunting. Konvergensi ini dikuatkan dengan
PerPres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, yg
dilaksanakan di opusat, provinsi, kabupaten sampai level desa.
AKS yg merupakan kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya kasus
stunting sebagai upaya pencegahan kasus serupa, melalui kegiatan identifikasi
resiko dan penyebab resiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin
atau sumber data lainnya.
Identifikasi resiko pada AKS adalah menemukan atau mengetahui resiko2
potensial penyebab langsung (yakni asupan tidak adekuat, penyakit infeksi) dan
penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu
nifas dan baduta/balita. Sedangkan penyebab resiko pada AKS adalah
identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu pada calon
pengantin, ibu hamil, ibu nifas dan baduta/balita.
Pertemuan Pembahasan dan RTL Hasil Kunjungan Sasaran AKS hari ini,
adalah merupakan tindak lanjut dari Kunjungan Sasaran AKS yang telah kami
laksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Juni di Desa Sambongdukuh Kec
Jombang dan hari Rabu tanggal 7 Juni 2023 di Desa Segodorejo Kec Sumobito
dan Hari Kamis tanggal 8 Juni 2023 di Desa Bareng Kec Bareng, sehingga
diharapkan pertemuan ini dapat menjadi wahana sharing untuk penguatan dan
kovergensi program serta memastikan intervensi spesifik dan intervensi sensitive
sampai pada sasaran, agar semua intervensi dapat kita laksanakan secara
optimal dan berdampak pada percepatan penurunan stunting sekaligus dalam
rangka mewujudkan ZERO Stunting di Kab Jombang.
2. Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 13 Juni 2023
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bakti Kencana
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak Kab Jombang

3. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2023;
 Program : Pembinaan Keluarga Berencana
 Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2023.
 Sub Kegiatan : Pengendalian Pprogram KKBPK

4. Tujuan Kegiatan :
 Meningkatya pemahaman peserta tentang prosedur/tahapan AKS
 Ter-identifikasinya kasus stunting yang layak diaudit pada calon pengantin, ibu
hamil, ibu nifas/ ibu bersalin dan Baduta
 Mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran
sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana
kasus yg serupa
 Adanya pemberian rekomendasi dengan pertimbangan aspek klinis dan
manajemen pendampingan keluarga terhadap penanganan kasus, perbaikan
tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan.
5. Sasaran/peserta yang diundang sebanyak 70 orang, terdiri dari unsur
* Tim Percepatan Penurunan Stunting Kab
* Perguruan Tinggi dari Undar
* Organisasi Propfesi : IBI dan Persagi
* Camat, Kepala KUA, Ketua TP PKK Kecamatan 2 Lokus Stunting (Kec Jombang dan
Bareng)
* Kepala Pusk, Ahli Gizi dan Bidan Desa Lokus Stunting (Kec. Jombang dan Bareng)
* Organisasi Masyarakat : Pimpinan Cabang Aisyiyah Jombang dan Bareng
* Kepala Desa Sambongdukuh dan Desa Bareng, Ketua TP PKK Desa Lokus AKS
Tahun 2023, TP PKK Desa Sambongdukuh dan Desa Bareng,
* Koordinator PKB 2 Kec dan PKB Pembina desa Lokus Stunting (Kec Jombang dan
Bareng)
* Perwakilan Kader TPK.
6 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai DAK Non Fisik BOKB Sub Kegiatan dan Anggaran Tahun
2023..
KEGIATAN PERTEMUAN KOORDINASI TIM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023

1. Latar Belakang
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak
terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Sedangkan menurut PerPres No 72/2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting, yang dimaksud dengan Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yg
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yg
ditetapkan oleh menteri yg menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Adapun gejala stunting jangka pendek diantaranya meliputi hambatan
perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan
gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi
obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan
osteoporosis.
Pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya percepatan
penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama dalam mewujudkan
SDM Indonesia yg berkusalitas dan berdaya saing. Stunting bukan sekedar
masalah perawakan tubuh yg pendek namun lebih dari itu, stunting merupakan
hasil dari tidak adekuatnya asupan gizi yg terjadi secara berkepanjangan dan
atau penyakit infeksi yg kronis dan berulang yg dampak jangka panjangnya
dapat mempengaruhi kualitas SDM Indonesia. Melalui penguatan deteksi dini
dan intervensi yg tepat baik intervensi spesifik maupun sensitive secara
kolaboratif dan bersinergi, kejadian stunting dan dicegah.
Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari semua
program dan lintas sektor serta mitra kerja harus selalu berkomitmen dalam
upaya percepatan penurunan stunting. Konvergensi ini dikuatkan dengan
PerPres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, yg
dilaksanakan baik di pusat, provinsi, kabupaten sampai level desa.
Diharapkan pertemuan ini dapat menjadi wahana sharing untuk
penguatan peningkatan peran organisasi masyarakat, baik Pimpinan Cabang
Aisyiyah,Pimpinan Anak Cabang Muslimat maupun TP PKK Kecamatan serta
adanya kovergensi program agar semua intervensi/kolaborasi atau integrasi
antara pihak pemerintah dan organisasi masyarakat dapat seiring sejalan dalam
pelaksanaannya di lini lapangan, sehingga berdampak pada percepatan
penurunan stunting sekaligus dalam rangka mewujudkan ZERO Stunting di Kab
Jombang.

Tak lupa kami juga mengapresiasi yg setinggi2nya kepada teman2


Pimpinan Cabang Aisyiyah se-Kab Jombang yang selama ini sudah
berkontribusi dengan Gerakan Al Ma’un nya dengan PROGRAM TEBAR TELUR
EMAS (Eliminasi Masalah Stunting) yang dibagikan kepada anak2 stunting yang
ada di wilayahnya masing2 minimal selama 3 bulan, dibagikannya setiap
seminggu sekali dengan data BNBA dari bidan desa setempat.
Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setulus2nya kepada
PCA Se-Kabupaten Jombang atas kontribusinya dalam berperan untuk
membantu menyurunkan angka stunting di Kab Jombang, semoga jerih payah
kita semua dicatat oleh Allah sebagai amal jariyah kita dan kita harus yakin
bahwa Allah akan membalas kebaikan ibu2 semua dengan berkali2 lipat.
Jazakumulloh khoiron kastsiro kami sampaikan kepada ibu2 semua. Aamiin
YRA.

2. Pelaksanaan kegiatan, dilaksanakan pada hari ini


Hari : Rabu
Tanggal : 30 Agustus 2023
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bung Tomo Pemerintah Kab Jombang
Peserta : 105 Orang, yang terdiri dari unsur
- Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Se-Kab Jombang
- Ketua Pimpinan Anak Cabang Muslimat Se-Kab Jombang
- Ketua TP PKK Kecamatan Se-Kab Jombang

3. Dasar kegiatan pada hari ini adala :


Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2023;
 Program : Pembinaan Keluarga Berencana
 Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2023.
 Sub Kegiatan : Advokasi Program KKBPK kepada Stakeholders dan Mitra
Kerja.

4. Out Put Kegiatan :


 Meningkatnya pemahaman peserta tentang Program Bangga Kencana
(Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana );
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas dan
Bonus Demografi yang sedang terjadi di Indonesia.
 Menurunnya angka stunting dan keluarga beresiko stunting di Kabupaten
Jombang

5 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai dari Anggaran DAK Non Fisik BOKB melalui Sub
Kegiatan dan Anggaran Tahun 2023..

LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN


PERTEMUAN KOORDINASI TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023

4. Latar Belakang
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak
terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Sedangkan menurut PerPres No 72/2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting, yang dimaksud dengan Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yg
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yg
ditetapkan oleh menteri yg menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Adapun gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan,
penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem
pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan
toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya percepatan
penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama dalam mewujudkan
SDM Indonesia yg berkusalitas dan berdaya saing. Stunting bukan sekedar
masalah perawakan tubuh yg pendek namun lebih dari itu, stunting merupakan
hasil dari tidak adekuatnya asupan gizi yg terjadi secara berkepanjangan dan
atau penyakit infeksi yg kronis dan berulang yg dampak jangka panjangnya
dapat mempengaruhi kualitas SDM Indonesia. Melalui penguatan deteksi dini
dan intervensi yg tepat baik intervensi spesifik maupun sensitive secara
kolaboratif dan bersinergi, kejadian stunting dan dicegah.
Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari semua
program dan lintas sektor serta mitra kerja harus selalu berkomitmen dalam
upaya percepatan penurunan stunting. Konvergensi ini dikuatkan dengan
PerPres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, yg
dilaksanakan baik di pusat, provinsi, kabupaten sampai level desa.
Diharapkan pertemuan ini dapat menjadi wahana sharing untuk
penguatan dan kovergensi program serta memastikan intervensi spesifik dan
sensitive sampai pada sasaran, agar semua intervensi dapat kita laksanakan
secara optimal dan berdampak pada percepatan penurunan stunting sekaligus
dalam rangka mewujudkan ZERO Stunting di Kab Jombang.

5. Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Mei 2023
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bakti Kencana
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Peserta : 55 Orang, yang terdiri dari unsur
- Kepala KUA Se-Kab Jombang
- Ketua TP PKK Kecamatan Se-Kab Jombang
- Dharma Wanita Persatuan kab Jombang dan
- Organisasi Masyarakat ( Pimpinan Daerah Aisyiyah, Nasyiatul
Aisyiyah, Muslimat dan Fatayat)

6. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2023;
 Program : Pembinaan Keluarga Berencana
 Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2023.
 Sub Kegiatan : Advokasi Program KKBPK kepada Stakeholders dan Mitra
Kerja.

4. Out Put Kegiatan :


 Meningkatnya pemahaman peserta tentang masalah Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
 Menurunnya angka stunting dan keluarga beresiko stunting di
Kabupaten Jombang

5. Tujuan :
 Meningkatkan pemahaman peserta tentang masalah Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
 Meningkatkan pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
 Menurunkan angka stunting dan keluarga beresiko stunting di
Kabupaten Jombang menuju Jombang Zero Stunting

6 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai dari Anggaran DAK Non Fisik BOKB melalui Sub
Kegiatan dan Anggaran Tahun 2023..

LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN


PERTEMUAN KOORDINASI TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023

7. Latar Belakang
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak
terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Sedangkan menurut PerPres No 72/2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting, yang dimaksud dengan Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yg
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yg
ditetapkan oleh menteri yg menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Adapun gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan,
penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem
pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan
toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya percepatan
penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama dalam mewujudkan
SDM Indonesia yg berkusalitas dan berdaya saing. Stunting bukan sekedar
masalah perawakan tubuh yg pendek namun lebih dari itu, stunting merupakan
hasil dari tidak adekuatnya asupan gizi yg terjadi secara berkepanjangan dan
atau penyakit infeksi yg kronis dan berulang yg dampak jangka panjangnya
dapat mempengaruhi kualitas SDM Indonesia. Melalui penguatan deteksi dini
dan intervensi yg tepat baik intervensi spesifik maupun sensitive secara
kolaboratif dan bersinergi, kejadian stunting dan dicegah.
Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari semua
program dan lintas sektor serta mitra kerja harus selalu berkomitmen dalam
upaya percepatan penurunan stunting. Konvergensi ini dikuatkan dengan
PerPres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, yg
dilaksanakan baik di pusat, provinsi, kabupaten sampai level desa.
Diharapkan pertemuan ini dapat menjadi wahana sharing untuk
penguatan dan kovergensi program serta memastikan intervensi spesifik dan
sensitive sampai pada sasaran, agar semua intervensi dapat kita laksanakan
secara optimal dan berdampak pada percepatan penurunan stunting sekaligus
dalam rangka mewujudkan ZERO Stunting di Kab Jombang.

8. Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Mei 2023
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bakti Kencana
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Peserta : 55 Orang, yang terdiri dari unsur
- Kepala KUA Se-Kab Jombang
- Ketua TP PKK Kecamatan Se-Kab Jombang
- Dharma Wanita Persatuan kab Jombang dan
- Organisasi Masyarakat ( Pimpinan Daerah Aisyiyah, Nasyiatul
Aisyiyah, Muslimat dan Fatayat)

9. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2023;
 Program : Pembinaan Keluarga Berencana
 Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2023.
 Sub Kegiatan : Advokasi Program KKBPK kepada Stakeholders dan Mitra
Kerja.

4. Out Put Kegiatan :


 Meningkatnya pemahaman peserta tentang masalah Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
 Menurunnya angka stunting dan keluarga beresiko stunting di
Kabupaten Jombang

5. Tujuan :
 Meningkatkan pemahaman peserta tentang masalah Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
 Meningkatkan pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
 Menurunkan angka stunting dan keluarga beresiko stunting di
Kabupaten Jombang menuju Jombang Zero Stunting
6 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai dari Anggaran DAK Non Fisik BOKB melalui Sub
Kegiatan dan Anggaran Tahun 2023..

Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga


Berencana tahun 2023;
 Program : Pembinaan Keluarga Berencana
 Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan
Edukaksi (KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan
Budaya Lokal Tahun 2022.

4. Tujuan Kegiatan :
 Meningkatya pemahaman peserta tentang prosedur/tahapan AKS
 Ter-identifikasinya kasus stunting yang layak diaudit pada baduta, ibu
hamil dan ibu nifas.
 Mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran
sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata
laksana kasus yg serupa
 Adanya pemberian rekomendasi dengan pertimbangan aspek klinis dan
manajemen pendampingan keluarga terhadap penanganan kasus,
perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus
dilakukan
5. Sasaran/peserta yang diundang sebanyak 70 orang, terdiri dari unsur
* Tim Percepatan Penurunan Stunting Kab terdiri dari 15 OPD,
* Perguruan Tinggi dari Unair dan Undar
* Organisasi Propfesi : IDI, IDAI, IBI dan Persagi
* Camat, Danramil dan Kapolsek 2 Lokus Stunting (Kec Perak dan
Tembelang)
* Kepala Pusk, Ahli Gizi dan Bidan Desa Lokus Stunting (Kec Perak dan
Tembelang).
* Organiosasi Masyarakat : Muslimat, Fatayat, Pimpinan Daerah Aisyiyah
dan Nasyiatul Aisyiyah Jombang
* Kepala Desa, Ketua TP PKK Desa Lokus AKS Tahun 2022
* Koordinator PKB 2 Kec dan PKB Pembina desa Lokus Stunting (Kec Perak
dan Tembelang)
* Perwakilan Kader TPK

6 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai Dana BOKB Sub Kegiatan dan Anggaran Tahun
2022..
LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN
SOSIALISASI PEMBENTUKAN SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN
DI KABUPATEN JOMBANGTAHUN 2024

1. Latar Belakang
SSK sebagai sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan
dan keluarga berencana, ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan
materi pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai
salah satu sumber belajar peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan
integrasi program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) ke dalam beberapa mata pelajaran atau muatan lokal khusus
kependudukan dimana didalamnya terdapat pojok kependudukan (population
corner) sebagai salah satu sumber belajar peserta didik/siswa sebagai
pembentukan Generasi Berencana (GenRe).
Keempat program prioritas yang telah dirumuskan oleh BKKBN terdiri
dari percepatan penurunan stunting, percepatan penghapusan kemiskinan
ekstrem, optimalisasi kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB),
dan program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan
Keluarga Berencana).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam rangka percepataan
penurunan stunting adalah melalui kluster remaja/peserta didik, diantaranya
melalui Sekolah Siaga Kependudukan, Menikah di usia yang ideal yakni minimal
21 tahun untuk Perempuan dan minimal 25 tahun untuk laki-laki.
Latar belakang pembentukan SSK ini tidak lepas dari upaya pemerintah
dalam mensikapi adanya era Bonus Demografi di Indonesia pada tahun 2020
hingga 2035 mendatang.

2. Pelaksanaan
Hari : Senin
Tanggal : 19 Februari 2024
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Suro Adiningrat
Pemerintah Daerah Kab Jombang

3. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2024;
 Program : Pembinaan Keluarga Berencana
 Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2023.
 Sub Kegiatan : Advokasi Program KKBPK kepada Stakeholders dan Mitra
Kerja
4. Out Put Kegiatan :
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang masalah Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
 Meningkatnya integrasi program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) ke dalam
beberapa mata pelajaran atau muatan lokal khusus kependudukan
dimana didalamnya terdapat pojok kependudukan (population
corner) sebagai salah satu sumber belajar peserta didik/siswa
sebagai pembentukan Generasi Berencana (GenRe).

5. Peserta Kegiatan :
Kepala Sekolah atau pemangku kebijakan di sekolah tentang Program SSK
sebanyak 60 orang, yang terdiri dari Kepala Sekolah SMP, Madrasah
Tsanawiyah, SMA, SMK dan Madrasah Aliyah di Kab Jombang.

6. Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur melalui Sub
kegiatan dan Anggaran Tahun 2024..
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) adalah sekolah yang
mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke
dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran,
di mana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu
sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi .
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020 penduduk Indonesia berjumlah 270,20
juta jiwa. Dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk sebelumnya ( 2010 ), jumlah
penduduk Indonesia bertambah 32,56 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk selama
2010- 2020 tercatat 1,25 persen / tahun.
Pada tataran dunia, jumlah penduduk Indonesia menduduki empat besar, setelah
urutan terbesarnya Tiongkok, India, Amerika Serikat. Problem kependudukan di
Indonesia berkisar pada distribusi penduduk yang terkonsentrasi di Jawa, yang
angkanya lebih dari 60 persen, pertumbuhan penduduk yang masih di atas 1 persen
yang akan menimbulkan berbagai problem terutama masalah supply dan demand
tenaga kerja, yang didalamnya akan muncul problem kesempatan kerja, pengangguran
terutama pengangguran terdidik.
Besarnya jumlah penduduk Indonesia tentu menimbulkan berbagai masalah, tidak saja
masalah yang terkait dengan kuantitas penduduk yang akan berdampak langsung pada
masalah ketersediaan pangan, perumahan, eksploitasi sumber daya alam, dan lain-
lain, namun juga masalah yang terkait dengan kualitas penduduk, seperti masalah
pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan lain- lain.
Begitu banyaknya masalah kependudukan di Indonesia mengharuskan diupayakannya
berbagai cara pengendalikannya, salah satunya adalah dengan hadirnya Sekolah Siaga
Kependudukan (SSK), yaitu sekolah yang mengimplementasikan pendidikan
kependudukan pada program-program pendidikan, baik dalam program Intrakurikuler
maupun Ekstrakurikuler. Dipilihnya sekolah, salah satu alasannya karena sekolah
merupakan agen perubahan (agent of change). Dengan sasaran siswa, diharapkan
tumbuh ‘sense kependudukan’ sejak dini. SSK ini terkait dengan ‘Genre’ yaitu gerakan
berencana dan PIK- R yaitu Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang sudah
digulirkan lebih dulu.
Cara ini dikenal dengan Beyond family planning, yang tokohnya adalah Berelson.
Bernard Berelson mengenalkan kebijakan ini mendasarkan pada dalil bahwa masalah
kependudukan adalah sangat mendesak sehingga jika tidak diselesaikan akan
menimbulkan akibat di berbagai bidang kehidupan termasuk kesejahteraan penduduk,
oleh karenanya perlu aksi nyata yang lebih diperluas jangkauannya dari pada keluarga
berencana. Gagasan ini ketika diterapkan harus memperhatiakan berbagai aspek misal
dana, kultur, etika dsb. Salah satu aksinya adalah lewat pendidikan kependudukan di
sekolah, yang menjadi calon generasi penerus yang intelek dan sekaligus menjadi
komponen pertumbuhan penduduk.
Pendidikan kependudukan sendiri merupakan upaya terencana dan sistematis dari dua
atau lebih pemangku kepentingan untuk membantu masyarakat agar memiliki
pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang kondisi kependudukan serta
keterkaitan timbal balik antara perkembangan kependudukan yaitu kelahiran, kematian,
perpindahan serta kualitas penduduk dengan kehidupan sosial, ekonomi,
kemasyarakatan, dan lingkungan hidup sehingga mereka memiliki perilaku yang
bertanggungjawab dan ikut peduli dengan kualitas hidup generasi sekarang dan
mendatang. Berbasis pengetahuan, kemudian pemahaman maslah kependudukan
secara menyeluruh, maka diharapkan akan punya sikap dan perilaku yang mendukung
keberhasilan kependudukan.
Tujuan secara khusus SSK adalah : memberikan wawasan, pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan siswa tentang Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan
Keluarga, atau yang biasa disingkat dengan KKBPK. Sedangkan tujuan umumnya
adalah : memberikan arah dan pedoman bagi penangungjawab dan pengelola
pendidikan dalam menggarap KKBPK. SSK merupakan sinergi antara Dinas
Pendidikan dengan BKKBN.
SMAN 2 Padang Panjang merupakan salah satu SMA di kota Padang Panjang yang
baru saja menerapkan Sekolah Siaga Kependudukan pada tahun 2023 ini. Dalam
perjalanan kedepannya, SSK Smanda akan bermitra dengan Perwakilan BKKBN kota
Padang Panjang. Implementasi pendidikan kependudukan dilakukan melalui beberapa
cara, antara lain : Integrasi Pendidikan Kependudukan dalam mata pelajaran. Materi
Kependudukan yang akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sudah direncanakan
dalam Silabus, kemudian di break down dalam RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), sampai dimasukkan dalam instrumen penilaian.
Guru mencermati masalah kependudukan apa yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Misalnya pelajaran Biologi pada saat menyampaikan materi reproduksi,
dapat mengintegrasikan masalah reproduksi sehat remaja. Dari penyisipan topik
tersebut diharap siswa mempunyai pengetahuan tentang reproduksi yang sehat bagi
remaja sehingga diharapkan mereka tidak akan melakukan hal- hal yang merugikan
dirinya, juga resiko terhadap masalah kependudukan, seperti pergaulan bebas yang
dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan/ KTD, pernikahan dini, dan lain-
lain. Harapannya mereka akan memiliki sikap yang baik dalam merencanakan
pembentukan keluarga, pada saat yang tepat, ketika usianya sudah matang, ketika
sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, sehingga secara fisik, mental
maupun finansial mampu menjaga keberlangsungan keluarga yang dibina sehingga
anak yang dilahirkan akan memiliki kualitas yang baik. Pelajaran di SMA yang sarat
dengan permasalahan kependudukan adalah Pelajaran Geografi, tanpa menyisipkan,
ada materi dalam pelajaran geografi yang membahas masalah kependudukan, seperti
masalah kelahiran, kematian, perpindahan/ migrasi penduduk dibahas secara
mendalam. Juga masalah kualitas penduduk yang terkait dengan pendidikan,
kesehatan, dan pendapatan penduduk. Masalah- masalah lain yang penting dalam
kependudukan lainnya, seperti bonus demografi, harapan hidup, angka
ketergantungan, komposisi penduduk, dan masih banyak lainnya. Untuk mata pelajaran
yang lain, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Agama, Sosiologi, Sejarah , PPKn, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris sampai Seni Budaya harus mencari materi kependudukan
yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Hal ini menuntut
kejelian dari guru yang bersangkutan.
Dan untuk mendukung program sekolah siaga kependudukan ini, nantinya akan
diadakan semacam workshop untuk meningkatkan kemampuan guru SMAN 2 Padang
Panjang dalam mengintegrasikan masalah kependudukan dalam semua mata
pelajaran. Integrasi masalah Kependudukan ke dalam kegiatan Ekstrakurikuler, seperti
pada Ekstrakurikuler Pramuka ada program Saka Kencana, ekstra PIK- R, PMR, Kader
SSK, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bisa disisipi materi kependudukan.
Selain itu, adanya Pojok Kependudukan (population corner) yang merupakan area yang
disediakan sebagai upaya menyajikan berbagai informasi kependudukan dalam
berbagai versi, seperti mading, poster, buku- buku kependudukan, majalah, buletin,
leaflet, brosur, sampai alat permainan ‘ular tangga’ dengan topik- topik kependudukan,
juga film yang berisi pesan- pesan terkait kependudukan. Pojok Kependudukan juga
dijadikan sebagai area Kader SSK dalam berkegiatan, seperti rapat, diskusi, sampai
konseling teman sebaya seputar permasalahan remaja.
Menjalin kerja sama dengan instansi terkait. Selain mitra utama yaitu BKKBN, dalam
pelaksanaan SSK dan pengembangannya, pihak sekolah juga menjalin kerja sama
dengan PLKB, Puskermas, Dinas Sosial, BNN Propinsi, Kepolisian, dll guna
menyampaikan sosialisasi permasalahan seputar remaja, seperti napza, pendewasaan
usia pernikahan/ PUP, pergaulan bebas, reproduksi sehat remaja, tawuran, dan
kenakalan remaja lainnya.
Diharapkan setelah memiliki pengetahuan tentang hal- hal tersebut diatas, siswa dapat
bertindak yang benar, sehingga tidak melakukan hal- hal yang tidak diinginkan.
Disamping itu, sedini mungkin mereka dibekali dengan penguatan masalah
kependudukan, agar bisa membantu pemerintah dalam kontribusinya menyelesaikan
berbagai permasalahan kependudukan pada suatu saat nanti.
Semoga dengan kegiatan Sekolah Siaga Kependudukan dapat mengantarkan siswa-
siswa memiliki ‘sense of kependudukan’ sehingga mampu berpartisipasi dalam
meminimalisis permasalahan kependudukan yang ada di lingkungannya pada
khususnya dan di Indonesia pada umumnya, juga menyiapkan diri menyongsong
generasi yang lebih berkualitas.
LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN
PENGKAJIAN DAN RTL HASIL KUNJUNGAN SASARAN AKS TAHAP II
DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2022

6. Latar Belakang
AKS merupakan salah 1 kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan BKKBN No 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
Stunting menurut PerPres No 72/2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yg ditandai dengan panjang
atau tinggi badannya berada dibawah standar yg ditetapkan oleh menteri
yg menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya
percepatan penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama
dalam mewujudkan SDM Indonesia yg berkusalitas dan berdaya saing.
Stunting bukan sekedar masalah perawakan tubuh yg pendek namun lebih
dari itu, stunting merupakan hasil dari tidak adekuatnya asupan gizi yg
terjadi secara berkepanjangan dan atau penyakit infeksi yg kronis dan
berulang yg dampak jangka panjangnya dapat mempengaruhi kualitas SDM
Indonesia. Melalui penguatan deteksi dini dan intervensi yg tepat baik
intervensi spesifik maupun sensitive secara kolaboratif dan bersinergi,
kejadian stunting dan dicegah.
Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari
semua program dan lintas sektor serta mitra kerja harus selalu
berkomitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting. Konvergensi ini
dikuatkan dengan PerPres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan
penurunan stunting, yg dilaksanakan di opusat, provinsi, kabupaten
sampai level desa.
AKS yg merupakan kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya
kasus stunting sebagai upaya pencegahan kasus serupa, melalui kegiatan
identifikasi resiko dan penyebab resiko pada kelompok sasaran berbasis
surveilans rutin atau sumber data lainnya.
Identifikasi resiko pada AKS adalah menemukan atau mengetahui
resiko2 potensial penyebab langsung (yakni asupan tidak adekuat,
penyakit infeksi) dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada
calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas dan baduta/balita. Sedangkan
penyebab resiko pada AKS adalah identifikasi faktor penyebab langsung
stunting di tingkat individu pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas dan
baduta/balita.

Pertemuan Pengkajian dan RTL Hasil Kunjungan Sasaran AKS


TAHAP II hari ini, adalah merupakan tindak lanjut dari Kunjungan Sasaran
AKS yang telah kami laksanakan pada hari Senin tanggal 24 Oktober di
Desa Gadingmangu Kec Perak dan hari Selasa tanggal 25 Oktober 2022 di
Desaa Kalikejambon Kec Tembelang, sehingga diharapkan pertemuan ini
dapat menjadi wahana sharing untuk penguatan dan kovergensi program
serta memastikan intervensi spesifik dan sensitive sampai pada sasaran,
agar semua intervensi dapat kita laksanakan secara optimal dan
berdampak pada percepatan penurunan stunting sekaligus dalam rangka
mewujudkan ZERO Stunting di Kab Jombang.

7. Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 8 November 2022
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bakti Kencana
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

8. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2022;
9. Program : Pembinaan Keluarga Berencana
10. Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan
Edukaksi (KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan
Budaya Lokal Tahun 2022.
4. Tujuan Kegiatan :
 Meningkatya pemahaman peserta tentang prosedur/tahapan AKS
 Ter-identifikasinya kasus stunting yang layak diaudit pada baduta, ibu
hamil dan ibu nifas.
 Mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran
sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata
laksana kasus yg serupa
 Adanya pemberian rekomendasi dengan pertimbangan aspek klinis dan
manajemen pendampingan keluarga terhadap penanganan kasus,
perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus
dilakukan
5. Sasaran/peserta yang diundang sebanyak 70 orang, terdiri dari unsur
* Tim Percepatan Penurunan Stunting Kab terdiri dari 15 OPD,
* Perguruan Tinggi dari Unair dan Undar
* Organisasi Propfesi : IDI, IDAI, IBI dan Persagi
* Camat, Danramil dan Kapolsek 2 Lokus Stunting (Kec Perak dan
Tembelang)
* Kepala Pusk, Ahli Gizi dan Bidan Desa Lokus Stunting (Kec Perak dan
Tembelang).
* Organiosasi Masyarakat : Muslimat, Fatayat, Pimpinan Daerah Aisyiyah
dan Nasyiatul Aisyiyah Jombang
* Kepala Desa, Ketua TP PKK Desa Lokus AKS Tahun 2022
* Koordinator PKB 2 Kec dan PKB Pembina desa Lokus Stunting (Kec Perak
dan Tembelang)
* Perwakilan Kader TPK

6 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai Dana BOKB Sub Kegiatan dan Anggaran Tahun
2022..
LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN
PERTEMUAN ADVOKASI PROGRAM KKBPK KEPADA STAKEHOLDER DAN MITRA KERJA
DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2022

11. Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 17 Mei 2022
Jam : 08.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bakti Kencana
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jl. Presiden KH. Abdurrahman Wahid 161 Jombang

12. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2022;
13. Program : Pembinaan Keluarga Berencana
14. Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2022
a. Out Put Kegiatan :
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang masalah Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
 Meningkatnya pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
 Meningkatnya integrasi program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan program
pembangunan lainnya ke dalam program Kampung KB/Kampung
Keluarga Berencana

3. Tujuan :
15. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peserta tentang kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
16. Meningkatkan pemahaman peserta tentang keluarga berkualitas.
3. Meningkatkan integrasi program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan program pembangunan lainnya ke
dalam program Kampung KB/Kampung Keluarga Berencana
17. Sasaran :
1. Langsung :
Stakeholder dan mitra kerja yakni Pemerintah desa, IMP, civil society
organization (CSO) antara lain TP. PKK Kab, DWP, Persit, Bhayangkari,
Muslimat, fatayat, PDA, PDNA, dan Radio
2. Tak langsung :
1. Pemangku kebijakan tentang Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK);
2. Pejabat pelaksana pengendalian penduduk, penyuluhan dan penggerakan;

5 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur melalui
Dana BOKB Sub Kegiatan dan Anggaran Tahun 2022..

LAPORAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN


SOSIALISASI SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN TAHUN 2021
DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PERLINDUNGAN AANAK
KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2021

18. Pelaksanaan
Hari : Rabu dan Kamis
Tanggal : 3 – 4 November 2021
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bakti Kencana
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jl. Presiden KH. Abdurrahman Wahid 161 Jombang

19. Dasar :
Sub Kegiatan dan Anggaran Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2021;
20. Program : Pembinaan Keluarga Berencana
21. Kegiatan : Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukaksi
(KIE) Pengendalian Penduduk dan KB sesuai Kearifan Budaya Lokal
Tahun 2021
a. Out Put Kegiatan :
 Meningkatnya pemahaman Siswa atau Remaja tentang masalah
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK);
 Meningkatnya pemahaman Siswa tentang keluarga berkualitas.
 Meningkatnya integrasi program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) ke dalam
beberapa mata pelajaran atau muatan local khusus kependudukan
dimana didalamnya terdapat pojok kependudukan (population
corner) sebagai salah satu sumber belajar peserta didik/siswa
sebagai pembentukan Generasi Berencana (GenRe).

3. Tujuan :
22. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan siswa tentang kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK);
23. Meningkatkan pemahaman Siswa tentang keluarga berkualitas.
24. Meningkatkan sikap kritis generasi muda mengenai kependudukan, manfaat dan
dampak dari kependudukan

25. Sasaran :
3. Langsung :
Remaja/Siswa/i SMAN I Jombang dan MAN I Jombang

4. Tak langsung :
3. Pemangku kebijakan tentang Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK);
4. Pejabat pelaksana pengendalian penduduk, penyuluhan dan penggerakan;

5 . Pembiayaan :
Kegiatan ini didanai dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur melalui
Sub Kegiatan dan Anggaran Tahun 2021..

Anda mungkin juga menyukai