Anda di halaman 1dari 8

Jawa Tengah

Nomor : 1215/KB.09/E4/2023 Jakarta, 5 Desember 2023


Sifat : Biasa
Lampiran : Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
Hal : Permohonan Fasilitasi Kegiatan Forum Penguatan Program Kesehatan
Reproduksi Bagi Tim Pendampingan Keluarga Guna Menurunkan Stunting

Yth.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu

di Tempat

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,
BKKBN ditugaskan sebagai koordinator pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan.
Salah satu strategi dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia adalah dengan
pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga beresiko stunting. Dalam rangka
mendukung hal tersebut, Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi berencana membuat buku saku
kesehatan reproduksi bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon perkenannya untuk dapat memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai berikut:

1. Monev KBPP dan KTD di Fasilitas Kesehatan


Hari / Tanggal : Kamis, 7 Desember 2023
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d Selesai

2. Uji Coba Buku Saku/Buku Bekal Kesehatan Reproduksi Bagi Tim Pendamping Keluarga
Hari / Tanggal : Jumat, 8 Desember 2023
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d Selesai

Berkenaan dengan kegiatan yang dimaksud kami lampirkan kerangka acuan kegiatan tersebut.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kesediaannya diucapkan terima kasih.

Direktur Bina Kesehatan Reproduksi,

Marianus Mau Kuru

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Jl. Permata No. 1, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur 13650 | PO. BOX: 296 JKT 13013
T: (+62-21) 8098018, 8009029-45-53-69-77-85 | F: (+62-21) 8008554
W: bkkbn.go.id | S: @BKKBNofficial
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Term of Reference (ToR)
FORUM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI

Forum Penguatan Program Kesehatan Reproduksi Bagi Tim Pendampingan


Keluarga Guna Menurunkan Stunting

I. Latar Belakang
Ruang lingkup pelayanan kesehatan Repoduksi menurut International Conference
Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu
dan anak; keluarga berencana; pencegahan dan penanganan infeksi menular
seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS); kesehatan reproduksi remaja; pencegahan dan
penanganan komplikasi aborsi; pencegahan dan penanganan infertilitas;
kesehatan reproduksi usia lanjut; deteksi dini kanker saluran reproduksi serta
kesehatan reproduksi lainnya seperti kekerasan seksual; sunat perempuan dan
sebagainya yang juga tercantum pada Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi.

Kesehatan reproduksi harus dipahami dan dijabarkan sebagai siklus kehidupan


(life cycle) mulai dari konsepsi sampai mengalami menopause dan menjadi tua.
Hal ini berarti menyangkut kesehatan balita, anak, remaja, pasangan usia subur,
ibu hamil dan menyusui, dan lansia menopause dan andropause. Setiap tahap
dalam siklus kehidupan memiliki keunikan permasalahan masing-masing, namun
juga saling terkait dengan tahap lainnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi dalam siklus tersebut, diantaranya kemiskinan, status sosial
yang rendah, diskriminasi, kurangnya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan,
pendidikan yang rendah, dan kehamilan usia muda. Setiap faktor akan membawa
dampak bagi kesehatan reproduksi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Saat ini persoalan tentang kesehatan reproduksi di Indonesia telah menjadi


perhatian khusus oleh pemerintah ditandai dengan keluarnya Undang-Undang No.
17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Namun keluarnya UU tersebut bukan serta merta menyelesaikan permasalahan
kesehatan reproduksi di Indonesia. Banyak faktor yang juga melengkapi penyebab
semua persoalan kespro ini. Sebagai contoh tingginya angka kehamilan remaja di
Indonesia berakibat kepada tingginya angka kematian Ibu yaitu 189/100.000
kelahiran hidup, berdasarkan Long Form SP tahun 2020. Di mana, target pada
SDGs adalah 70/100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan, Angka Kematian Bayi
pada tahun yang sama yaitu sebesar 16,8/1.000 Kelahiran Hidup.
Sedangkan kasus Unmet Need di Indonesia yaitu sebesar 14,7%. Sedangkan,
ASFR 15—19 tahun yaitu sebesar 22,8%. (Hasil Perhitungan IKU, 2022).
Semua permasalahan kesehatan reproduksi diatas menjadi akar penyebab tidak
langsung dari tingginya angka stunting di Indonesia.

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat


kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Penanganan
permasalahan stunting harus dilakukan secara paripurna, komprehensif, terpadu
dan bersifat multisektoral dengan mengintensifkan pendampingan terhadap
keluarga yang berisiko melahirkan bayi beresiko stunting sesuai dengan mandat
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan
Stunting. Pendampingan dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) dimulai
dari periode remaja serta calon pengantin, masa kehamilan dan masa
pascapersalinan, serta hingga anak berusia 0-59 bulan.

Tim Pendamping Keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari Bidan,
Kader TP PKK dan Kader KB Desa yang melaksanakan pendampingan melalui
serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan
fasilitasi bantuan sosial serta surveilans/pengawasan/pengamatan untuk
mendeteksi dini faktor risiko stunting yang bertujuan meningkatakan akses
informasi dan pelayanan keluarga dan/atau keluarga berisiko stunting dengan
sasaran prioritas calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu
pascapersalinan, dan balita usia 0-59 bulan.

Tim Pendamping Keluarga berperan sebagai ujung tombak percepatan penurunan


stunting. Mereka akan mengawal proses percepatan penurunan stunting dari hulu,
terutama dalam pencegahan, mulai dari proses inkubasi hingga melakukan
tindakan pencegahan lain dari faktor langsung penyebab stunting. Besarnya peran
pendamping keluarga berisiko stunting dalam mengawal percepatan penurunan
stunting, maka diperlukan sumber daya pendampingan yang berkualitas.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas Tim Pendamping Keluarga maka


diperlukan materi informasi terkait kesehatan reproduksi. Berdasarkan hal tersbut
diatas, Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi memfasilitasi Penyusunan Buku
Saku/Buku Bekal Kesehatan Reproduksi Bagi Tim Pendamping Keluarga dengan
topik sebagai berikut:
1. Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil dan Menyusui
2. Kesehatan Reproduksi Bayi dan Balita
3. Kesehatan Reproduksi Remaja,
dan berencana membuat kegiatan pertemuan pembahasan buku saku/ buku
bekal tersebut serta kegiatan uji coba buku saku/ buku bekal tersebut di provinsi.

II. Tujuan
1. Menyusun Draf Buku Saku/Buku Bekal bagi para pengelola Program,
khususnya bagi Kader TPK
2. Membahas Draf Buku Saku/Buku Bekal dalam rangka penyempurnaan
3. Menguji coba Buku Saku/Buku Bekal di 3 provinsi dengan karakter berbeda
dan sasaran para Kader TPK dalam rangka mendapatkan masukan
berdasarkan kebutuhan dan pengalaman empiris di lapangan dalam rangka
melengkapi Buku Saku/Buku Bekal yang telah disusun

III. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah:
a. Kementerian/lembaga
b. Pengelola Program Bangga Kencana
c. Tim Pendampingan Keluarga (TPK)

IV. Kegiatan
Kegiatan Forum Penguatan Program Kesehatan Reproduksi, berupa :

1. Forum Kesehatan Reproduksi membahas materi kesehatan reproduksi bagi


tim pendamping keluarga, dalam rangka menurunkan stunting, yang akan
dilaksanakan pada:
Tempat : Hotel Swiss Bell
Waktu : Senin-Selasa, 27-28 November 2023
2. Uji Coba buku saku/buku bekal kesehatan reproduksi bagi tim pendamping
keluarga dan kegiatan Monev kesehatan reproduksi pada fasilitas pelayanan
kesehatan dalam rangka menurunkan stunting di provinsi DI. Yogyakarta,
provinsi Bengkulu, dan Provinsi nusa Tenggara Timur pada tanggal 29
Nopember- 2 Desember 2023, 6-8 Desember 2023 dan 18-21 Desember 2023
3. Monitoring dan evaluasi KBPP dan KTD di Fasilitas Kesehatan yang mencakup
2 puskesmas dan 1 rumah sakit.

V. Penyelenggara Kegiatan
Kegiatan Forum Penguatan Program Kesehatan Reproduksi diselenggarakan
oleh Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi.
VI. Biaya
Adapun pembiayaan pelaksanaan kegiatan bersumber dari DIPA BKKBN Pusat
Tahun Anggaran 2023

VII. Jadwal Kegiatan (Tentatif)

1. Forum Kesehatan Reproduksi Membahas Materi Kesehatan Reproduksi Bagi


Tim Pendamping Keluarga, Dalam Rangka Menurunkan Stunting

Hari Pertama :
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 08.30—09.00 Pembukaan MC
2 09.00—09.20 Arahan sekaligus Dirkespro
membuka acara

3 09.20—10.00 Coffe Break Moderator


:4 10.00—11.00 Paparan materi Tim Penyusun Materi
Kesehatan Reproduksi
Remaja
11.00—12.30 Diskusi Peserta

5 12.30—13.30 ISHOMA
(Coffee Break)
6 13.30—14.30 Paparan materi Tim Penyusun Materi
Kesehatan Reproduksi
ibu hamil
7 14.30—16.00 Diskusi Peserta

8 16.00-selesai Penutup

Hari kedua
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 08.30—09.00 Pembukaan MC
2 09.00—09.20 Arahan sekaligus Dirkespro
membuka acara
3 09.20—10.00 Coffe Break Moderator
:4 10.00—11.00 Paparan materi Tim Penyusun Materi
Kesehatan Reproduksi
Ibu menyusui
11.00—12.30 Diskusi Peserta

5 12.30—13.30 ISHOMA
(Coffee Break)
6 13.30—14.30 Paparan materi Tim Penyusun Materi
Kesehatan Reproduksi
Balita
7 14.30—16.00 Diskusi Peserta

8 16.00-selesai Penutup

2. Uji Coba Buku Saku/Buku Bekal Kesehatan Reproduksi Bagi Tim Pendamping
Keluarga

No Waktu Kegiatan Keterangan


1 08.30—09.00 Pembukaan MC
2 09.00—09.20 Arahan sekaligus membuka acara Dirkespro

3 09.20—10.00 Coffe Break Moderator


:4 10.00—11.30 1. Paparan materi kesehatan Tim Kespro
Reproduksi Remaja
2. Paparan materi Kesehatan
Reproduksi ibu Hamil dan ibu
menyusui
3. Paparan materi Kesehatan
Reproduksi bayi dan Balita
11.30—13.30 Diskusi Peserta

6 13.30—14.30 Penutup
3. Monev KBPP dan KTD di Fasilitas Kesehatan

No Waktu Kegiatan Keterangan


1 08.00—09.00 Monev KBPP dan KTD di Lokus 1 Tim Kespro
Wawancara dan diskusi :
- Bidan
- Kader/PKK
- PKB/PLKB
2 09.00—11.00 Monev KBPP dan KTD di Lokus 2 Tim Kespro
Wawancara dan diskusi :
- Bidan
- Kader/PKK
- PKB/PLKB
3 11.00— selesai Monev KBPP dan KTD di Lokus 3 Tim Kespro
Wawancara dan diskusi :
- Bidan
- Kader/PKK
- PKB/PLKB

Anda mungkin juga menyukai